Disusun oleh:
Dra. Ida Nurmayanti, M.Si
Purwoko Agung Nugroho, S.Hut, M.Si.
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara megabiodiversity nomor dua di dunia,
telah dikenal memiliki kekayaan alam, flora dan fauna yang
sangat tinggi. Para explorer dari dunia barat maupun timur jauh
telah mengunjungi Indonesia pada abad ke lima belas vang lalu.
Perjalanan eksplorasi yang ingin mengetahui keadaan di bagian
benua lain telah dilakukan oleh Marcopollo, Washington,
Wallacea, Weber, Junghuhn dan Van Steines dan masih banyak
yang lain merupakan awal perjalanan antar pulau dan antar
benua yang penuh dengan tantangan. Para adventnrer ini
melakukan perjalanan ke alam yang merupakan awal dari
perjalanan ekowisata. Sebagian perjalanan ini tidak memberikan
keuntungan konservasi daerah alami, kebudayaan asli dan atau
spesies langka (Lascurain, 1993 dalam Fandeli, 2000).
Paradigma pembangunan pariwisata masa lalu telah mewarnai
pola kebijaksanaan pengembangan hutan untuk tujuan wisata
alam. Orientasi kepada mendukung peningkatan devisa negara
menjadi alasan optimalisasi pemanfaatan hutan untuk tujuan
tersebut. Beberapa peraturan pemerintah terkait pemanfaatan
sumberdaya hutan untuk tujuan pariwisata alam ditetapkan
dengan kerangka konservasi, akan tetapi hasil yang dicapai
belum menggembirakan (Ridwan, 2000).
Sejalan dengan perkembangan jaman, pengelola wisata alam
dituntut untuk lebih adaptif terhadap kebutuhan pasar global.
Dalam bidang pariwisata alam, keberadaan Indonesia akan
ditentukan oleh kemampuan pengelola dalam memberikan
pelayanan atas komponen-komponen pariwisata, yaitu atraksi,
transportasi, akomodasi, informasi dan promosi secara kompetitif.
B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini mempelajari tentang Kebijakan KLHK tentang
pemanduan wisata alam. Mata pelatihan ini hanya membahas
kebijakan dan peraturan perundangan tentang pemanduan
wisata alam.
Dengan adanya Modul ini diharapkan peserta memiliki bahan
pembelajaran yang sistematis dan terstruktur sehingga dapat
memahami subtansi materi secara komprehensif, yaitu
pemahaman tentang kebijakan KLHK dan peraturan yang berlaku
tentang Pemandu Wisata Alam.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat memahami
kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
tentang pemandu wisata lam.
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat:
a. Menjelaskan kebijkan Kementerian LHK tentang pemandu
wisata alam;
b. Menjelaskan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
A. Uraian Materi
B. Latihan
Untuk membantu Anda memahami uraian informasi tentang
kebijakan KLHK tentang pemanduan wisata alam secara efektif,
cobalah Anda kerjakan soal-soal di bawah ini. Soal-soal di bawah
ini dapat Anda jawab :
1. Sebutkan aspek yang harus dicakup dalam pemanfaatan
kawasan hutan dengan pendekatan sustainability !
2. Sebutkan 4 strategi terpadu untuk memastikan konservasi hutan
dan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan di
Indonesia !
Rumus
Tingkat Penguasaan =
A. Uraian Materi
Undang Undang No. 5 Tahun 1990, tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati
Pasal 17
1. Di dalam cagar alam dapat dilakukan kegiatan untuk
kepentingan penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan,
pendidikan, dan kegiatan lainnya yang menunjang budidaya.
2. Di dalam suaka margasatwa dapat dilakukan kegiatan untuk
kepentingan penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan,
pendidikan, wisata terbatas, dan kegiatan lainnya yang
menunjang budidaya.
Pasal 31
1. Di dalam taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata
alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian,
ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya,
dan wisata alam.
2. Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus
dilakukan tanpa mengurangi fungsi pokok masing-masing
kawasan.
Pasal 34
1. Pengelolaan taman nasional, taman hutan raya, dan taman
wisata alam dilaksanakan oleh Pemerintah.
C. Rangkuman
1. Berdasarkan UU no. 5 tahun 1990, Kawasan Cagar Alam
pemanfaatan hanya dapat dilakukan terkait dengan
pengetahuan, pendidikan dan penelitian. Kawasan Suaka
Margasatwa hanya dapat dilakukan pemanfaatan terkait
pengetahuan, Pendidikan, wisata terbatas dan penelitian. Pada
Di dalam taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata
alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian,
ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya,
dan wisata alam.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2010 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam Di Suaka
Margasatwa, Taman Nasional,Taman Hutan Raya, dan Taman
Wisata Alam.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2011 Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor : P.31/MenLHK/SETJEN/KUM.1/3/2016
Rumus
Tingkat Penguasaan =
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Tindak lanjut
A. Materi Pokok 1
1. Perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan.
2. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka penyebarluasan
Pendidikan konservasi, pengamanan hutan partisipatif dan
utamanya peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.
3. Wisata alam merupakan kegiatan rekreasi alam di luar domisili
untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari
suasana lain. Wisata alam saat ini berkembang tidak hanya
untuk memenuhi kesenangan saja akan tetapi kepada
bagaimana memperoleh pengalaman baru (expansion of life).
4. Environmental Sound (berwawasan lingkungan), Community
empowerment (pemberdayaan masyarakat), Prosperity
Approach(ditujukan untuk keseluruhan pengelola, masyarakat
dan pemerintah), Culturally Stengthening (memperkuat dan
memperkaya budaya setempat/ kearifan lokal).
5. Pengelolaan Kawasan, rencana pemanfaatan lahan
berkelanjutan, reformasi sektor dan pendanaan berkelanjutan.
B. Materi Pokok 2
1. Cagar Alam
2. Suaka Margasatwa
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor : P.31/MenLHK/SETJEN/KUM.1/3/2016
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2010
5. Zona/blok pemanfaatan