Disusun oleh:
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROGRAM STUDI FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS
Disusun oleh:
Mengetahui,
Menyetujui ;
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang mana telah
memberikan Rahmat beserta Karunia-Nya sehingga memudahkan penyusun
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan di Apotek UPT puskesmas
Leuwigoong dengan baik dan lancar.
Praktek Kerja Lapangan di Apotek UPT Leuwigoong merupakan salah
saru program studi Farmasi Klinik dan Komunitas di SMK Kesehatan Bhakti
Kencana Balubur Limbangan. Selain itu juga terdapat suatu laporan yang harus
dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Praktik Kerja Lapangan, yang
dimana laporan tersebut harus disusun serta ditulis berdasarkan pengalaman dan
informasi yang didapatkan ketika melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di
Apotek UPT Puskesmas Leuwigoong. Sehingga dapat dikatakan bahwa Praktik
Kerja Lapangan ini merupakan salah satu syarat, seseorang dikatakan kompeten
dalam bidang kejuruannya.
Penulisan laporan ini dapat diselesaikan atas bimbingan, nasehat dan
bantuan dari semua pihak beserta sumber yang ada. Untuk itu, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung ikut terlibat dalam penulisan laporan ini. Adapun pihak yang dimaksud,
meliputi beberapa hal sebagai berikut.
1. Bapak dr. H. Eli Karliman, selaku Kepala UPT Puskesmas Leuwigoong,
2. Bapak Bagja Samsudyana, S. Pd, selaku Kepala SMK Kesehatan Bhakti
Kencana Balubur Limbangan,
3. Bapak Apt. Agytesa Ficri Septian, S. Farm, selaku pembimbing dari pihak
Apotek UPT Puskesmas Leuwigoong,
4. Bapak Apt. Dadan Ramdani, S. Si, selaku pembimbing dari pihak SMK
Kesehatan Bhakti Kencana Balubur Limbangan,
5. Seluruh karyawan dan staff di UPT Puskesmas Leuwigoong,
6. Seluruh staff dan Guru di SMK Kesehatan Bhakti Kencana Balubur
Limbangan,
7. Rekan-rekan siswa/siswi kelas XI Farmasi 1.
iii
Penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilakukan, berada
dalam situasi dan kondisi banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saran dan juga kritik sangat diperlukan sebagai landasan dalam
perbaikan sekaligus penyempurnaan laporan ini. Sehingga, diharapkan Laporan
Praktik Kerja Lapangan ini dapat memberikan manfaat yang signifikan terhadap
Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Lewigoong sekaligus memberikan manfaat
yang mendalam bagi siswa/i SMK Kesehatan Bhakti Kencana Balubur
Limbangan.
iv
DAFTAR ISI
v
BAB III TINJAUAN UMUM KEFARMASIAN ........................................................ 31
3.1 Kegiatan Teknis Kefarmasian .................................................................................. 31
3.1.1 pengelolaan Sediaan Kefarmasian dan Bahan Medis Habis Pakai ................ 31
3.1.2 Pelayanan Kefarmasian ................................................................................... 31
4.12.1 Pengelolaan sediaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai ............................... 45
vi
BAB V TUGAS KHUSUS ........................................................................................... 66
5.1 Penggolongan obat Ibu Hamil dan Menyusui .......................................................... 66
vii
LAMPIRAN
TABEL
viii
LAMPIRAN
GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari prakerin adalah :
1. Mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja.
2. Memahami pengelolaan perbekalan farmasi dan proses pelayanan
kefarmasian di puskesmas.
3. Mengetahui tugas pokok dan fungsi sebagai Asisten Tenaga Kesehatan
khususnya Farmasi.
BAB II
4
2.2. Fungsi dan Tujuan Puskesmas
2.2.1. Fungsi pokok puskesmas
Fungsi puskesmas, Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.128/Menkes/SK/II/2004 adalah :
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan oleh sektor lain, masyarakat dan dunia
usaha di wilayah kerjanya, serta secara aktif melaporkan dampak dari
penyelenggaraan pembangunan di wilayah kerjanya terhadap kesehatan.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan
Puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan, keluarga dan
masyarakat termasuk dunia usaha untuk memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi
dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama.
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan, meliputi beberapa hal sebagai berikut.
a. Upaya Kesehatan Perorangan/UKP (Private Goods)
Pelayanan yang bersifat pribadi, dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan kesehatan perorangan mencakup rawat jalan dan rawat inap.
b. Upaya Kesehatan Masyarakat/UKM (Public Goods)
Pelayanan bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan publik, mencegah penyakit tanpa mengabaikan
upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Contoh pelayanan publik
adalah Promosi Kesehatan, Pemberantasan Penyakit, Penyehatan
Lingkungan, Perbaikan Gizi, Peningkatan Kesehatan Keluarga, Keluarga
Berencana, Kesehatan Jiwa Masyarakat serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.
3. Penyimpanan obat
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan
cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak obat.
Tujuan penyimpanan obat-obatan adalah untuk:
a. Memelihara mutu obat
b. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
c. Menjaga kelangsungan persediaan
d. Memudahkan pencarian dan pengawasan.
a) Persyaratan Gudang
Luas ruangan minimal 3 x 4 m2
Ruangan kering dan tidak lembab
Memiliki ventilasi agar sirkulasi udara lancar dan tidak panas
Memiliki pencahayaan yang cukup, namun jendela harus
mempunyai pelindung untuk menghindari adanya cahaya
langsung ke obat dan bertralis.
Lantai terbuat dari tegel/semen untuk mencegah bertumpuknya
debu dan kotoran lain, bila perlu beralas papan (palet).
Dinding ruang mudah dibersihkan
Gudang digunakan khusus untuk menyimpan obat dan alkes.
Mempunyai pintu yang dilengkapi dengan kunci ganda.
Tersedia lemari/laci khusus untuk narkotika dan psikotropika
yang selalu terkunci.
Sebaiknya ada pengukur suhu ruangan.
b) Tata Cara Menyimpan dan Menyusun Obat
Pengaturan Penyimpanan Obat
Pengaturan obat dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan dan
disusun secara alfabetis berdasarkan nama generiknya. Contoh
kelompok sediaan tablet, kelompok sediaan sirup dan lain-lain.
Penerapan sistem FIFO dan FEFO
Penyusunan dilakukan dengan sistem First in First Out (FIFO)
untuk masing-masing obat, artinya obat yang datang pertama kali
harus dikeluarkan lebih dahulu dan First Expired First Out
(FEFO) untuk masing-masing obat, artinya obat yang lebih awal
kadaluwarsa harus dikeluarkan lebih dahulu
Obat yang sudah diterima, disusun sesuai dengan
pengelompokkan untuk memudahkan pencarian, pengawasan dan
pengendalian stok obat.
Pemindahan harus hati-hati agar obat tidak pecah dan rusak.
Golongan antibiotik harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,
terhindar dari cahaya matahari dan disimpan ditempat kering.
Vaksin dan serum harus disimpan dalam wadah yang tertutup
rapat, terlindung dari cahaya dan disimpan dalam lemari es. Kartu
temperatur yang terdapat dalam lemari es harus selalu di isi.
Obat injeksi disimpan dalam tempat terhindar dari cahaya
matahari.
Bentuk dragee (tablet salut) disimpan dalam wadah tertutup rapat
dan pengambilannya menggunakan sendok.
Untuk obat yang mempunyai waktu kadaluarsa, harus menuliskan
waktu kadaluarsanya pada dus atau box dengan menggunakan
spidol.
Penyimpanan tempat untuk obat dengan kondisi khusus, seperti
lemari tertutup rapat, lemari pendingin, kotak kedap udara dan
lain sebagainya.
Cairan diletakan di rak bagian bawah.
c) Kondisi penyimpanan beberapa obat :
Beri tanda/kode pada wadah obat
Beri tanda khusus untuk obat yang akan habis masa pakainya
pada tahun tersebut.
d) Susunan Obat
Susun obat yang berjumlah besar di atas papan atau diganjal
dengan kayu rapi dan teratur.
Digunakan lemari khusus untuk menyimpan narkotika dan obat-
obatan yang berjumlah sedikit tetapi harganya mahal.
Susunan obat dalam rak dapat dipengaruhi oleh temperatur, udara,
cahaya dan kontaminasi bakteri pada tempat yang sesuai.
Obat disusun dirak dan diberikan nomor kode.
Pisahkan obat dalam dengan obat luar
Cantumkan nama masing-masing obat pada rak dengan rapi,
letakan bagian etiket yang diberi nama obat yang jelas tebaca.
Barang yang mempunyai volume besar seperti kapas, disimpan
dalam dus
Letakan kartu stok di dekat obatnya.
e) Kondisi Penyimpanan Obat
Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut :
1. Kelembaban
Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan yang tidak
bertutup sehingga mempercepat kerusakan. Untuk
menghindari udara lembab tersebut maka perlu dilakukan
upaya-upaya berikut :
Ventilasi harus baik, jendela dibuka
Simpan obat di tempat kering
Wadah harus selalu tertutup rapat
Bila memungkinkan pasang kipas angin atau AC. Karena
makin panas udara di dalam ruangan maka udara
semakin lembab.
2. Sinar Matahari
Kebanyakan cairan, larutan dan injeksi cepat rusak karena
pengaruh sinar matahari. Cara mencegah kerusakan karena
sinar matahari :
Gunakan wadah botol atau vial yang berwarna gelap
(coklat)
Jangan letakan botol atau vial di udara terbuka.
Obat yang penting dapat disimpan di dalam lemari.
Jendela-jendela diberi gorden.
Kaca jendela dicat putih.
f) Temperature/Panas
Obat seperti salep, krim dan suppositoria sangat sensitive terhadap
pengaruh panas, dapat meleleh. Ruangan obat harus sejuk, beberapa
jenis obat harus disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 4-
8oC, seperti vaksin, dan produk
darah, antioksidan, insulin, injeksi antibiotika yang sudah dipakai
(sisa), injeksi oksitosin. Untuk DPT, DT, TT, vaksin jangan
dibekukan karena akan menjadi rusak.
Cara mencegah kerusakan karena panas yaitu pasang ventilasi udara,
atap gedung jangan dibuat dari bahan metal, buak jendela sehingga
terjadi sirkulasi. Penyimpanan kecuali dinyatakan lain, vaksin cair
disimpan pada suhu 2 hingga 10oC, hindarkan terjadinya
pembekuan, Vaksin kering disimpan pada suhu tidak lebih dari 20 oC,
terlindung dari cahaya.
1. Kerusakan Fisik
Untuk menghindari kerusakan fisik :
Dus obat jangan ditumpuk terlalu tinggi
Penumpukan dus obat sesuai dengan petunjuk pada karton
Hindari kontak dengan benda-benda yang tajam.
2. Kontaminasi Bakteri
Wadah obat harus selalu tertutup rapat. Apabila wadah terbuka,
maka obat mudah tercemar bakteri atau jamur.
3. Pengotoran
Ruangan yang kotor dapat mengundang tikus dan serangga lain
yang kemudian merusak obat. Etiket dapat menjadi kotor dan
sulit terbaca. Oleh karena itu, bersihkan ruangan paling sedikit
satu minggu sekali. Lantai disapu dan dipel, dinding rak
dibersihkan.
g) Pemberian Tanda/Kode Pada Obat
1. Beri tanda semua wadah obat dengan jelas. Apabila ditemukan
obat dengan wadah tanpa etiket, jangan digunakan.
2. Apabila obat disimpan di dalam dus besar maka pada dus harus
tercantum
3. Jumlah isi dus, misalnya : 20 kaleng @ 1000 tablet
4. Kode lokasi
5. Tanggal diterima
6. Tanggal kadaluarsa (bila ada)
7. Nama produk obat
h) Penyimpanan Obat Narkotika
Pada pasal 5 yang menyebutkan bahwa apotek harus mempunyai
tempat khusus untuk penyimpanan narkotika yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat
2. Harus mempunyai kunci yang kuat
3. Lemari dibagi menjadi 2 masing-masing dengan kunci yang
berlainan, bagian pertama dipergunakan untuk menyimpan
morfin, petidin, dan garam-
garamnya, serta persediaan narkotika. Bagian kedua
dipergunakan untuk menyimpan narkotika lainnya yang dipakai
sehari-hari.
4. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari ukuran kurang
dari 40 x 80 x 100 cm, maka lemari tersebut harus dibautkan
pada tembok atau lantai.
Pada pasal 6, dinyatakan sebagai berikut :
1. Apoteker dan rumah sakit harus menyimpan narkotika pada
tempat khusus sebagaimana yang dimaksud pada pasal 5, dan
harus dikunci dengan baik.
2. Lemari khusus tidak boleh digunakan untuk menyimpan barang
lain selain narkotika.
3. Anak kunci lemari khusus harus dikuasai oleh penanggung
jawab/asisten apoteker atau pegawai lain yang dikuasai
4. Lemari khusus harus ditaruh pada tempat yang aman dan tidak
boleh terlihat oleh umum.
i) Pengamatan Mutu
Setiap petugas yang melakukan penyimpanan obat, perlu melakukan
pengamatan mutu obat secara berkala, paling tidak setiap awal bulan.
Tanda-tanda perubahan mutu obat:
a) Tablet
Terjadi perubahan warna, bau dan rasa serta lembab
Kerusakan fisik seperti pecah, retak, gripis, dan rapuh
Kaleng atau botol rusak sehingga dapat mempengaruhi
mutu obat
Untuk tablet salut, disamping informasi di atas juga basah
dengan lengket satu dengan lainnya, bentuknya sudah
berbeda
Wadah yang rusak.
b) Tablet salut
Pecah-pecah, terjadi perubahan warna
Basah dan lengket satu dengan yang lainnya
Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan.
c) Kapsul
Terjadi perubahan warna baik cangkang ataupun lainnya.
Cangkangnya terbuka, kosong rusak atau melekat satu
dengan yang lainnya.
d) Injeksi
Kebocoran wadah (vial, ampul)
Terdapat partikel untuk sediaan injeksi yang seharusnya
jernih sehingga keruh atau partikel asing dalam serbuk
untuk injeksi
Wadah larutan berubah.
e) Cairan
Menjadi keruh atau timbul endapan
Konsisten berubah
Warna atau bau berubah
Botol-botol plastik rusak atau bocor.
f) Salep
Konsisten, warana dan bau berubah
Pot/tube rusak atau bocor.
5. Pendistribusian Obat
Penyaluran atau distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan
obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit
pelayanan kesehatan antara lain:
1) Sub unit pelayanan kesehatan di lingkungan kesehatan
2) Puskesmas pembantu
3) Puskesmas keliling
4) Posyandu
5) Pondok bersalin desa (polindes)
6. Pengendalian Obat
Pengendalian persediaan obat adalah suatu kegiatan memastikan
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program
yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan atau
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Tujuananya adalah
agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat pelayanan keseharan
pengendalian obat terdiri dari:
1) Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program
yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Untuk
melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok
kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk
mencapai kebutuhan. Perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya
ada pada waktu kedatangan obat dalam persediaan maka perlu
diperhatikan hal-hal berikut :
2) Pengendalian Penggunaan
Tujuan pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi presentase pengunaan antibiotik,
presentase penggunaan injeksi, presentase rata-rata jumlah presentase
penggunaan obat generik kesesuaian dengan pedoman.
Penanganan obat hilang
Sebagai bukti penanggung jawaban Kepala Puskesmas
sehingga diketahui persediaan obat saat itu. Kejadian obat
hilang dapat terjadi karena adanya peristiwa pencurian obat
dan tempat penyimpanannya oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab. Obat juga dinyatakan hilang apabila
jumlah obat dalam tempat penyimpanannya ditemukan
kurang dan catatan sisa stok pada Kartu Stok yang
bersangkutan. Pengujian silang antara jumlah obat dalam
tempat penyimpanannya dengan catatan sisa stok pada
Kartu Stok perlu dilakukan secara berkala, paling tidak 3
bulan sekali. Pengujian semacam ini harus dilakukan oleh
Kepala Puskesmas.
Penanganan obat rusak/kadaluarsa
Tujuannya adalah untuk melindungi pasien dari efek
samping penggunaan obat rusak/kadaluarsa.
2.5.2. Pelayanan Kefarmasian
Agar pasien mendapatkan obat sesuai dengan resep dokter dan mendapat
informasi bagaimana menggunakannya. Pelayanan obat adalah proses kegiatan
yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan mulai dari
menerima resep dokter sampai penyerahan obat kepada pasien. Kegiatan
pelayanan obat meliputi :
- Penataan ruang pelayanan obat
- Penyiapan obat
- Penyerahan obat
- Informasi obat
- Etika pelayanan
- Daftar perlengkapan peracikan obat
1. Penataan Ruang Pelayanan :
a) Ruang pelayanan adalah tempat dimana di laksanakan kegiatan
penerimaan resep, penyimpanan obat, pencampuran, pengemasan,
pemberian etiket dan penyerahan obat.
b) Luas ruang pelayanan berukuran kurang lebih 3x4 m dan
mempunyai penerangan yang cukup
c) Tempat penyerahan obat harus mempunyai loket yang memadai
untuk berkomunikasi dengan pasien
d) Ruangan pelayanan harus terkunci bila di tinggalkan bila perlu setiap
jendela di lengkapi dengan teralis
e) Tempat penyimpanan obat
Obat di simpan di dalam lemari rak atau kotak kotak tertentu.
Untuk obat narkotik, psikotropika hendaknya di tempatkan dalam
lemari terkunci. Tempatkan obat secara terpisah berdasarkan
bentuk seperti kapsul, tablet, sirop, salep injeksi dan lain-lain
Vaksin dan serum di tempatkan dalam lemari pendingin
Susun obat berdasarkan alfabetis dan terapkan sistem FIFO
f) Tempat peracikan
Ruangan harus selalu bersih, rapi dan teratur.
Sediakan meja untuk peracikan obat
Obat obatan tidak boleh berserakan dimana mana
Wadah obat harus selalu tertutup rapat dengan baik untuk
menghindari udara lembab
Wadah obat harus di beri label sesuai dengan obat yang ada di
dalamnya.
2. Perlengkapan Peralatan Peracikan
a. Mortir dengan alu, kecil dan sedang
b. Sepatel atau sudip untuk membantu mencampur dan membersihkan atau
c. Spatel atau sendok untuk menghitung tablet atau kapsul
d. Baki atau wadah lain tempat menghitung tablet atau kapsul
e. Lap atau serbet yang bersih masing masing untuk salep dan serbuk
f. Kertas pembungkus, kantong plastik dan etiket.
3. Penyiapan Obat
a. Memahami isi resep
b. Baca resep dengan cermat meliputi :
- Nama obat
- Jenis dan bentuk sediaan obat
- Nama dan umur pasien
- Dosis
- Cara pemakaian,aturan pakai
c. Apabila tulisan resep tidak jelas tanyakan kepada pembuat resep
d. Perhatikan dosis obat
e. Kalau obat di minta tidak ada, konsultasikan obat alternatif atau penganti
kepada pembuat resep.
4. Tata Cara Penyiapan Obat
a. Periksa dan baca sekali lagi informasi pada wadah obat
b. Pakai spatula atau sendok untuk menghitung tablet atau kapsul
c. Setelah selesai menghitung, kembalikan sisa nya kedalam waah semula
d. Periksa kembali etiket pada wadah
e. Yakinkan sisa obat di simpan kembali kedalam wadah semula
f. Bersihkan kembali meja dimana anda bekerja.
5. Membuat Dan Membagi Sediaan Dalam Bentuk Serbuk
a. Hitung tablet atau kapsul atau timbang sejumlah bahan obat sesuai
dengan tercantum dalam resep
b. Gerus dalam mortir sampai halus dan homogen
c. Siapkan kertas perkamen sebanyak yang di minta dalam resep
d. Cara membagi serbuk adalah sebagai berikut :
Apabila di minta 12 bungkus maka :
- Serbuk di bagi 2 sama banyak
- Lalu masing masing di bagi 3 sama banyak
- Terakhir masing masing di bagi 2 sama banyak
Apabila di minta 15 bungkus maka
- Serbuk di bagi 3 sama banyak
- Lalu masing masing di bagi 5 sama banyak
6. Pengukur Cairan :
a. Bersihkan gelas ukur yang akan di pakai
b. Baca kembali etiket pada botol cairan apakah botol yang di ambil sudah
benar
c. Pegang botol dengan etiket menghadap kekanan
d. Tuangkan kedalam gelas ukur
e. Tutup kembali botol dan periksa etiket sekali lagi
7. Melarutkan Dan Mengencerkan Obat
a. Obat obatan yang tidak stabil dalam air, di larutkan apabila akan di
lakukan (amoksisilin, benzyl penisilin).
b. Pelarutnya adalah air matang atau air yang sudah di masak .
8. Mengemas Dan Memberi Etiket
a. Untuk tablet dan kapsul
Kemasan yang dapat gunakan adalah kantong plastik, kantong kertas,
botol obat vial.
b. Cairan
Kemasan yang dapat gunakan adalah botol kaca, botol plastik.
c. Salep atau krim
Kemasan yang dapat di gunakan adalah wadah gelas kaca atau plastik
bermulut besar atau tube plastik atau metal yang stabil.
d. Setelah di kemas perlu di tempeli etiket pada masing masing wadah obat
yang perlu di tulis pada etiket:
- Nama pasien
- Aturan pakai obat
- Waktu pakai contoh malam hari, sebelum makan, dan sesudah makan.
9. Penyerahan Obat
a. Sebelum obat diserahkan, lakukan pengecekan terakhir tentang nama
pasien, jenis obat, jumlah obat, aturan pakai obat, kemasan, dan
sebagainya
b. Obat diberikan melalui loket
c. Menerima obat di pastikan ada pasien atau keluarga pasien.
10. Informasi
Sebab utama mengapa penerita tiak menggunakan obat dengan tepat adalah
karena pasien tidak mendapatkan penjelasan yamg cukup dan yang
memberikan pengobatan atau yang menyerahkan obat. Oleh karena itu
sangatlah penting menyediakan waktu untuk memberikan penyuluhan
kepada pasien tentang obat yang di berikan Informasi yang perlu di berikan
kepada pasien :
a) Kapan obat di gunakan dan berapa banyak
Beberapa pasien berpendapat bahwa makin banyak obat di minum,
semakin cepat sembuh. Pendapat ini tentu saja tidak benar dan sangat
berbahaya. Oleh karena itu perlu di jelaskan :
Pemakaian obat
- kali sehari
- 2 kali sehari
- 1 kali sehari
Waktu pemakaian obat
- Pagi, siang, malam.
- Jumlah sekali pakai
- Lama pemakaian obat.
Beberapa pasien yang menggunakan obat sampai badan terasa sembuh.
Hal ini tidak menjadi masalah apabila penyakit yang di obati ringan
misalnya alergi atau sakit kepala. Masalah serius akan timbul apabila
penyakit yang di obati misalnya infeksi. Oleh karena itu beri tahukan
kepada pasien berapa hari atau minggu obat harus di minum atau di
makan misalnya antibiotik, harus di minum sampai obat yang di berikan
habis sesuai dengan aturan pakai.
a) Cara penggunaan obat
Obat dapat di makan atau di minum dengan bantuan air putih biasa,
teh manis, pisang, susu dan lain lain. Namun demikian untuk
tetrasiklin tidak boleh di minum bersama sama dengan susu,,
karena khasiat tetrasiklin akan berkurang dengan adanya susu
dalam lambung. Beberapa obat, baru bekerja dengan maksimal bila
lambung dalam keaadaan kosong (satu jam sebelum makan). Obat
antasida (campuran magnesium trisilikat) bekerja maksimal apabila
di makan satu atau dua jam setelah makan dan waktu tidur tablet
asetosal dan besi dapat menyebabkan iritasi lambung oleh karena
itu harus di gunakan setelah makan terlebih dahulu.
11. Pencatatan dan Pelaporan
Tujuan pencatatan dan pelaporan :
a) Bukti bahwa suatu kegiatan yang telah di lakukan
b) Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian
c) Sumber data pembuatan laporan
Pencatatan dan pelaporan data obat di puskesmas merupakan rangkaian
kegiatan dalam rangka penatalaksanakan obat obatan secara tertib, baik
obat obatan yang di terima, di simpan, didistribusikan dan di gunakan di
puskesmas dan atau unit pelayanan lainnya.
Di Puskesmas bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan
pelaporan obat yang tertib dan lengkap serta tepat waktu untuk mendukung
pelaksanaan seluruh pengobatan.
12. Sarana Pencatatan Dan Pelaporan:
Sarana yang di gunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat di puskesmas
adalah LPLPO dan kartu stok. LPLPO yang dibuat oleh petugas juga di
manfaatkan untuk analisis penggunaan, perencanaan kebutuhan obat,
pengendalian persediaan dan pembuatan laporan pengelolaan chat.
1. Di Gudang Obat Puskesmas:
- Kartu stok obat
- LPLPO
2. Di Kamar Obat Puskesmas
- Catatan penggunaan obat
- LPLPO
3. Di Puskesmas Pembantu
- Catatan penggunaaan obat
- LPLPO sub unit
4. Di Kamar Suntik
- LPLPO sub unit
- Catatan harian penggunaan obat suntik
5. Di Pelayanan Kesehatan Atau Pengobatan:
- Catatan obat obat yang diberikan kepada pasien pada kartu berobat atau
status
6. Di Tempat Pelayanan P3K Dan Tempat Rawat Inap :
- Catatan harian penggunaan obat
- LPLPO sub unit
7. Di Puskesmas Keliling:
- Laporan pemakaian obat dan sisa stok
9. Di posyandu atau polindes atau bidan desa :
- Laporan pemakaian obat dan sisa stok.
13. Penyelenggaraan Pencatatan
a). Di Gudang Puskesmas:
1. Setiap obat yang dibterima dan di keluarkan dari gudang di catat di
kartu stok
2. Laporan dan lembar permintaan obat di buat berdasarkan:
Kartu stok obat
Catatan harian penggunaan obat
b). Di Kamar Obat
Setiap hari jumlah obat yang di keluarkan kepada pasien di catat pada
buku catatan pemakaian obat harian
Laporan pemakaian dan permintaan obat kegudang obat di buat
berdasarkan catatan pemakaian harian dan sisa stok.
c). Di Kamar Suntik:
Setiap hari obat yang akan di gunakan di mintakan ke kamar obat.
Pemakaian obat di catat pada buku penggunaan obat suntik dan menjadi
sumber data untuk permintaan tambahan obat.
d) Di puskesmas keliling
Puskesmas pembantu dan tempat perawatan serta di ruang
pertolongan gawat darurat, pencatatan di selenggarakan seperti kamar
obat.
14. Alur Pelaporan
Data LPLPO merupakan kompilasi data LPLPO sub unit dan Puskesmas
induk, LPLPO di buat 3 rangkap yakni :
a) Dua rangkap di berikan ke dinkes kabupaten atau kota melalui
UPOPPK, untuk di isi jumlah yang di serahkan. Setelah di tanda
tangani di sertai 1 rangkap LPLPO dan 1 rangkap lainnya di
simpan UPOPPK.
b) Satu rangkap untuk arsip Puskesmas.
15. Periode Pelaporan
Periode di lakukan secara periodik, setiap awal bulan. Untuk Puskesmas
yang mendaoatkan distribusi setiap bulan LPLPO di kirim setiap awal
bulan begitu juga untuk puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap
triwul
31
BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG KEFARMASIAN
a. Metode Konsumsi
31
b. Metode Epidemiologi
a.Permintaan Rutin
b.Permintaan Khusus
1. Kebutuhan meningkat
2. Menghindari Kekosongan
3. Penanganan Kejadian luar biasa (KLB), obat rusak dan
kadaluwarsa
a. Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan formulir laporan
pemakaian dan lembaran permintaan Obat (LPLPO)
b. Permintaan obat ditunjukan kepada kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota dan
Tujuan penyimpanan obat adalah agar obat yang tersedia di unit pelayanan
kesehatan mutunya dapat di pertahankan. Penyimpanan adalah suatu kegiatan
pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang),
terhindar kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
3.4.1. Persyaratan Gudang dan Pengaturan penyimpanan Obat
a) Persyaratan gudang
Obat dan alat bantu kesehatan yang di distribusikan ke sub unit pelayanan
kesehatan perlu di cek mutu dan kadaluwarsa
1.Pengendalian persediaan
2.Pengendalian Penggunaan
Tujuan pelayanan obat adalah agar pasien mendapat obat sesuai dengan
resep dokter dan mendapat informasi bagaimana menggunakannya
Pelayanan obat adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non
teknis yang harus di kerjakan mulai dari menerima resep dokter sampai
penyerahan obat kepada pasien. Kegiatan pelayanan obat meliputi :
BAB IV
PUSKESMAS LEUWIGOONG
41
4.5. Tinjauan Umum Puskesmas Leuwigoong
Pusat kesehatan masyarakat, disingkat puskesmas adalah organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat,
dengan peran serta aktif masyarakat dengan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya
yang dapat dipikul oleh pemerintah/masyarakat.
Upaya kesehatan tersebut dilaksanakan dengan pendekatan
pemeliharaan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh terpadu dan
berkesinambungan.
Apel pagi dilaksanakan pada hari senin, selasa, rabu, kamis dan sabtu
dimulai pukul 07.30.
Hari dan jam kerja:
- Senin-kamis : Jam 07.30-14.00 WIB
- Jum’at: : Jam 07.30- 14.30 WIB
- Sabtu : Jam 07.30- 14.00 WIB
( Untuk Pelayanan tanpa jeda waktu istirahat pelayanan dilaksakan secara
bergiir).
4.11. Pelayanan Puskesmas
Ada 2 jenis pelayanan puskesmas yaitu :
1. UKP (Upaya Kesehatan perorangan)
Poskesdes (Pos Kesehatan Desa)
2. UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)
Penyuluhan
Pelayanan Posyandu
Pelayanan Gigi
Kesehatan Lingkungan
Dll.
1. Perencanaan
Puskesmas membuat data pemakaian obat dengan menggunakan
laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO) sesuai dengan
perencanaan kebutuhan puskesmas. Perhitungan perencanaan dibuat berdasarkan
data pemakaian obat pada bulan sebelumnya di seluruh unit kerja (Puskesmas
Induk, Puskesmas Pembantu, puskesmas keliling dan Posyandu). Pemilihan jenis
obat dalam proses perencanaan mengacu Proses seleksi Sediaan Farmasi dan
BMHP juga mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan
Formularium Nasional.
LPLPO yang sudah dibuat dilaporkan ke IFK (Instalasi Farmasi
Kesehatan). Formulir LPLPO berisi nomor, nama obat, stok awal, penerimaan,
pemakaian, persediaan, sisa stok, permintaan, dan keterangan.
2. Permintaan
Permintaan dibuat dengan membuat laporan pemakaian dan lembar
permintaan obat (LPLPO). Tujuan permintaan obat adalah memenuhi kebutuhan
obat dan bahan medis habis pakai di puskesmas, sesuai dengan perencanaan
kebutuhan yang telah dibuat (Depkes RI, 2014). LPLPO dilaporkan oleh
Puskesmas Leuwigoong sebelum tanggal 3 setiap bulannya, digunakan untuk
melakukan permintaan obat dan alat kesehatan pada bulan selanjutnya dan sebagai
dokumentasi untuk pengambilan obat dan alat kesehatan ke IFK. Bila terjadi
permintaan khusus, dapat dilakukan dengan menulis bon yang dapat diajukan ke
IFK.
3. Penerimaan
Penerimaan dari IFK menjadi tugas apoteker penanggung jawab dan
dibantu dengan asisten apoteker. Dalam proses penerimaan harus diteliti dan
disesuaikan dengan lembar LPLPO yang sudah dibuat, apakah sudah sesuai atau
belum. Pengecekan obat yang dilakukan, meliputi :
a. Nama obat yang diterima,
b. bentuk sediaan,
c. Jumlah obat,
d. Kondisi fisik perbekalan kesehatan (bentuk, warna, keutuhkan,
kekentalan),
e. Tanggal kadaluwarsa.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2014 bahwa
Penerimaan Sediaan Farmasi dan BMHP adalah suatu kegiatan dalam menerima
Sediaan Farmasi dan BMHP dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil
pengadaan Puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan yang telah
diajukan. Tujuannya adalah agar Sediaan Farmasi yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan memenuhi
persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.
Pihak Puskesmas Leuwigoong ketika mendapati adanya kekurangan obat
atau terjadi kesalahan jenis obat, langsung mengkonfirmasi dan memberitahu ke
pihak IFK Kabupaten Garut untuk dicek ulang. Pihak IFK Kabupaten Garut
langsung menyiapkan obat yang kurang, dan menghubungi pihak puskesmas
untuk mengambil obat yang kurang. Masuknya barang dicatat dalam buku
pemasukan barang dan kartu stok masing-masing barang.
Maksimal penerimaan/pengambilan obat dilakukan setelah 1 minggu
pengiriman LPLPO ke IFK.
4. Penyimpanan
Penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas Leuwigoong
dilakukan dengan tata cara penyusunan dengan cara berikut ini:
Obat yang sudah diterima dari IFK akan disimpan digudang obat.
Penyimpanan di gudang obat disusun berdasarkan abjad untuk mempermudah saat
pengambilan. Penyimpanan juga menerapkan FEFO agar obat yang waktu
kadaluarsanya lebih dekat dapat dipakai terlebih dahulu. Untuk obat LASA
diberikan penanda khusus, untuk meminimalkan kesalahan saat pengambilan obat.
Penyimpanan dilakukan menggunakan lemari. Pada ruang pengambilan obat,
penempatan obat rak di bedakan antara obat solid, semisolid, dan cair. Kunci
gudang obat selalu dibawa oleh apoteker penanggung jawab. Obat psikotropika
disimpan khusus di rak khusus tertutup dan terkunci, dan selalu menjadi tanggung
jawab apoteker. Obat yang harus disimpan di suhu dingin akan disimpan dikulkas,
seperti : Vaksin. Di Puskesmas Leuwigoong, vaksin dimasukkan di kulkas yang
ditempatkan di ruang KIA. Gudang penyimpanan dilengkapi dengan air
conditioner (AC) dengan suhu yang selalu dikontrol oleh petugas gudang/apoteker
penanggung jawab. Kondisi ruang penyimpanan di gudang obat yang ada di
Puskesmas Leuwigoong memiliki ventilasi yang cukup, terdapat jendela dengan
penutup serta menghindari terpaparnya obat dan alat kesehatan terhadap sinar
matahari yang dapat merusak kualitas obat dan alat kesehatan.
Obat yang masuk digudang selalu dicatat di buku stok yang meliputi nama
obat, asal/sumber obat, nomor batch, tanggal kadaluwarsa, tanggal masuk dan
keluar, jumlah masuk dan keluar, serta jumlah sisa stok. Obat yang sudah
memasuki masa kadaluwarsa, dibuatkan berita acara ke dinas agar dapat
dilakukan pemusnahan. Pemusnahan obat akan dilakukan oleh pihak puskesmas
Leuwigoong yang disaksikan oleh kepala puskesmas dan kepala tata usaha
sedangkan pemusnahan narkotik dan psikotropika dilaksanakan di Puskesmas
Leuwigoong yang disaksikan oleh Dinkes Kabupaten Garut.
5. Distribusi Sediaan Farmasi
Distribusi/penyaluran adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat
secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan
kesehatan. Unit pelayanan yang ada di Puskesmas antara lain : Ruang tindakan,
Klinik Ibu dan Anak (KIA), BP Gigi, laboratorium, Puskesmas keliling,
Posyandu, Puskesmas pembantu (Pustu). Obat didistribusikan ke setiap unit
berdasarkan kebutuhan yang dibuat. Pendistribusian ke setiap unit pelayanan
disesuaikan dengan LPLPO yang telah dibuat masing-masing unit pelayanan,
distribusi dilakukan sebulan sekali. Jumlah yang didistribusikan dihitung oleh
Asisten Apoteker secara manual sesuai dengan jumlah pemakaian dan jumlah
permintaan tiap-tiap unit. Pengambilan obat dan alat medis dilakukan oleh asisten
apoteker/apoteker penanggung jawab untuk mengantisipasi pengambilan berlebih
atau kesalahan dalam pengisian kartu stok. Sisa obat yang belum digunakan
akan disimpan di gudang obat jika sewaktu-waktu stok obat kurang pada
masing-masing sub unit maka dilakukan pengambilan obat di gudang tersebut.
Secara umum pemberian obat di Puskesmas Leuwigoong dilakukan
dengan sistem individual prescribing yaitu dengan menebus obat ke unit instalasi
farmasi yang ada, dengan membawa resep yang didapatkan dari dokter. Alur
distribusi sediaan farmasi ke pasien dimulai dengan diterimanya resep oleh
Asisten Apoteker kemudian dilakukan peracikan obat sesuai dengan yang tertulis
di resep. Bila terdapat ketidakjelasan pada resep, dikonfirmasikan dahulu ke
dokter penulis resep. Setelah itu, obat diberikan ke pasien dengan etiket yang
jelas serta diberikan pio/konseling terkait penggunaan obat. Obat yang diberikan
kepada pasien tidak dipungut biaya. Distribusi obat psikotropika ke pasien
diserahkan dengan menanyakan terlebih dahulu alamat lengkap dari pasien dan
ditulis dalam lembar resep. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan
obat psikotropika.
6. Pemeriksaan dan Pencatatan Obat Masuk dan Keluar
Pencatatan dan pelaporan dilakukan pada kartu stok pada setiap obat.
Pencatatan obat masuk dilakukan ketika Puskesmas menerima obat dari IFK
setiap bulan, sedangkan pencatatan obat keluar dilakukan setiap pengambilan
obat oleh Asisten Apoteker atau apoteker penanggung jawab.
Pencatatan dan Pemeriksaan obat masuk dilakukan dengan mencocokan
barang yang diterima dari IFK dengan LPLPO yang sudah dirancang. Barang
yang masuk kemudian dimasukkan kedalam kartu stok masing-masing obat. Kartu
stok berisi: tanggal stok masuk/pengambilan, jumlah masuk/keluar, sisa stok
yang tersedia, dan keterangan tentang asal penerimaan dan tujuan pengambilan
obat. Puskesmas Leuwigoong, setiap sebulan sekali melakukan stock opname.
Stock opname dilakukan dengan cara melihat jumlah masing-masing obat
dan alkes yang ada dikartu stok dan dilihat dengan kondisi fisik yang ada didalam
gudang apakah sesuai atau belum. Selain itu juga melakukan pengecekan tanggal
kadaluwarsa obat dan kerusakan fisik obat, agar bila terdapat obat yang
kadaluwarsa atau mengalami kerusakan dapat dilakukan prosedur pemusnahan
secepatnya agar tidak terjadi penyalahgunaan. Bila pada saat stock opname
terdapat obat yang akan habis, maka dapat dilakukan permintaan bon
melalui penanggung jawab obat yang akan diajukan ke IFK.
Setiap pengambilan obat digudang harus selalu dicatat jumlah obat yang
diambil pada masing-masing kartu stok obat. Setiap pengambilan dari gudang
obat, selalu dicatat ke dalam buku penerimaan obat yang ada di ruang
pengambilan obat. Informasi yang perlu dicatat dalam buku ini adalah tanggal
obat dibawa ke ruang farmasi, nama obat, dan jumlah obat. Setiap pengeluaran
obat psikotropika harus sesuai dengan catatan pengeluaran obat (kartu stok).
Setiap pengeluaran psikotropika dicatat yang teridentifikasi no urut, tanggal
pengeluaran, nama dan alamat pasien, dan nama dan jumlah obat yang keluar.
Pencatatan dan pelaporan obat keluar dilakukan 1 bulan sekali, dilakukan
dengan cara membuat memasukkan data pemakaian kamar obat per bulan di
komputer, lalu disalin ke buku bantu LPLPO yang berisi pemakaian dan sisa stok
dari seluruh sub unit puskesmas, kemudian data jumlah penggunaan obat dan
sisa stok kumulatif dimasukkan kedalam LPLPO. Pada pengendalian persediaan
di ruang pengambilan obat, pengelola unit instalasi farmasi melakukan register
harian yang dilakukan setelah pelayanan obat. Register dilakukan dengan cara
memasukkan jumlah obat yang ada dalam resep ke dalam catatan harian. Register
ini bertujuan untuk melihat pemakaian obat dan bahan medis yang digunakan
setiap harinya serta untuk memantau persediaan obat yang ada di gudang obat
untuk mengantisipasi kekurangan/kekosongan persediaan. Data dari register
harian ini kemudian akan diakumulasikan selama satu bulan dan akan dijadikan
data untuk LPLPO. Register harian ini berisi identitas pasien, kode dan nama
obat yang diresepkan, jumlah setiap obat yang diresepkan, dan jenis pasien
(bayar/umum, atau BPJS). Data tersebut akan diakumulasikan dalam periode 1
bulan. Pelaporan bulanan ini digunakan untuk acuan perencanaan pengadaan pada
bulan selanjutnya.
Penanganan obat kadaluwarsa dan rusak dilakukan untuk mencegah adanya
efek samping yang tidak diinginkan dan melindungi pasien dari efek tersebut.
Penanganan obat kadaluwarsa dilakukan dengan memisahkan obat yang sudah
kadaluwarsa dengan cara memisahkan obat ke rak karantina dan terpisah dari
obat lain hingga menunggu pemusnahan. Obat yang dikumpulkan dicatat dalam
buku bantu obat rusak dan kadaluwarsa. Obat tersebut dibuatkan berita acara yang
diketahui oleh kepala puskesmas. Setelah itu dilaporkan kepada IFK untuk
mendapatkan izin pemusnahan dari Dinas kesehatan. Proses pemusnahan
dilakukan dengan mendatangkan saksi dari Dinas kesehatan. Proses pemusnahan
ini Dapat dilakukan oleh pihak ke 3 yang sudah bekerjasama dengan puskesmas
Limbangan.
Langkah terakhir adalah membuat berita acara pemusnahan obat yang
diketahui Kepala Puskesmas.
7. Survei Kepuasan Konsumen
Survei kepuasan pelanggan dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan
memberikan kuesioner kepada pasien di setiap unit pelayanan puskesmas induk.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengukur kepuasan pelanggan akan
pelayanan obat. Kuesionar diperoleh dari Bagian Organisasi Pemerintah Daerah
Kabupaten Garut. Responden diperoleh dari beberapa unit di puskesmas induk
seperti pengobatan umum, KIA, TB, ruang obat, KB, sanitasi, laboratorium dan
gizi. Survei kepuasan konsumen ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja
personil puskesmas disetiap unit, penilaiannya antara lain seperti keramahan,
kecepatan pelayanan, kondisi lingkungan puskesmas, biaya dan lain-lain.
TUGAS KHUSUS
Berikut adalah beberapa kategori untuk penggolongan obat yang digunakan bagi
ibu hamil, diantaranya adalah sebagai berikut :
X. Jangan gunakan pada kehamilan. Risiko yang terlibat lebih besar daripada
manfaat potensial. Ada alternatif yang lebih aman.
Betametason,
Klorpromazin,
Ciprofloxasin, Klozapin,
Deksametason, Furosemid,
Bisakodil tablet Haloperidol,
23 B Tereksresi Drugs.com
5mg Hidrokortison,
Ketokonazol,
Metilprednisolon,
Oksitosin, Resperidon.
Aminofilin, Amitriptilin,
Amlodipin,
Attapulgit, Betametason,
Kalsium laktat,
Klorpromazin,
Dexametason, Diazepam,
24 Bisoprolol tablet C/D Tereksresi Diklofenak, Digoxin, Drugs.com
5mg Furosemid, Haloperidol,
Ibuprofen, Asam
mefenamat, Metildopa,
Resperidon, THF.
Bromhexin tablet
25 - - - Drugs.com
5mg
Albendazol, Antasida,
Aminofilin, Amlodipin,
Karbamazepin, Captopril,
Diazepam, Diklofenak,
Dexametason tab Ergotamin, Eritromisin,
26 C/D NA Drugs.com
0,5 mg Furosemid, Ibuprofen,
Ketokonazol, Lidokain,
Asam mefenamat,
Metformin, Metildopa,
Natrium bikarbonat.
Captopril, Karbamazepin,
Cetirizin, CTM, Digoxin,
Furosemid, Haloperidol,
27 Diazepam tab 2 mg D NA Drugs.com
Ketokonazol, Lidokain,
Omeprazole, Resperidon,
THF.
Captopril, Karbamazepin,
Cetirizin, CTM, Digoksin,
28 Diazepam tab 5mg D NA Furosemid, Haloperidol, Drugs.com
Ketokonazol, Lidokain,
Omeprazoel, Resperidon,
THF.
Antasida, Betametason,
Kalsium laktat,
Deksametason, Diazepam,
Furosemid, Gentamisin,
Digoxin tab 0,25 Ibuprofen, Ketokonazol,
29 C Tereksresi Drugs.com
mg Asam mefenamat,
Metformin,
Metilprednisolon,
Nifedifin, Omeprazole,
Prednison, THF.
Amlodipin, Amitriptilin,
Captopril, Klorpromazin,
CTM, Klozapin,
Dimenhidrinat tab
30 B Tereksresi Diazepam, Furosemid, Drugs.com
50mg
Haloperidol, Isosorbid,
Metildopa, Nifedipin,
Risperidon, THF.
Antasida, Aminofilin,
Amoxicillin, Attapulgit,
Doxicilin tab
31 D Tereksresi Kalk, Karbamazepin, Drugs.com
100mg
Furosemid, Isosorbid,
Natrium bikarbonat.
Domperidone Susp
32 NA NA - Drugs.com
5mg/5ml
-
Domperidone
33 NA NA Drugs.com
tablet 10mg
Amlodipin, Amoxicillin,
Eritromisin kapsul Betametason,
34 B Tereksresi Drugs.com
250mg Karbamazepin,
Klorpromazin,
Deksametasone,
Diazepam, Digoxin,
Haloperidol,
Hidrokortison, Loratadin,
Ondansetron, Prednisolon,
Prednison, Resperidon,
Simvastatin, Natrium
bikarbonat.
Amlodipin, Amoxicillin,
Betametason,
Karbamazepin,
Klorpromazin,
Deksametason, Diazepam,
Eritromisin kapsul
35 B Tereksresi Digoxin, Haloperidol, Drugs.com
500mg
Hidrokortison, Loratadin,
Ondansetron, Prednisolon,
Prednison, Resperidon,
Simvastatin, Natrium
bikarbonat.
Amlodipin, Amoxicillin,
Betametason,
Karbamazepin,
Klorpromazin,
Deksametason, Diazepam,
Eritromisin sirup
36 B Tereksresi Digoxin, Haloperidol, Drugs.com
200mg/5ml
Hidrokortison, Loratadin,
Ondansetron, Prednisolon,
Prednison, Resperidon,
Simvastatin, Natrium
bikabonat.
Aminofilin, Amitripilin,
Betametason,
Karbamazepin, Cefixim,
Klorpromazin,
Klonazepam, Klozapin,
Deksametason, Diazepam,
Diklofenak, Digoxin,
43 Furosemid 40mg C/D Terekresi Drugs.com
Gentamisin, Haloperidol,
Hidrokortison, Ibuprofen,
Asam mefenamat,
Metformin,
Metilprednisolon,
Omeprazole, Fenobarbital,
Prednison.
Garam oralit
44 NA NA - Drugs.com
Serbuk
Glibenklamid tab
45 NA NA - Drugs.com
5mg
Gliseril Guaiakolat
46 NA NA - Drugs.com
tab 100mg
Griseofllvin tab Karbamazepin, Ergotamin,
47 X NA Drugs.com
125mg miconized Ketokonazol, Lidokain.
Amitriptilin, Amlodipin,
Karbamazepin, Captopril,
Cetirizin, CTM,
Haloperidol tab Klorpromazin, Klozapin,
48 C Tereksresi Drugs.com
1,5mg Diazepam, Eritromisin,
Furosemid, Isosorbid,
Ketokonazol, Oksitosin,
Resperidon.
Hyosin Amitriptilin, CTM,
49 butilbromida tab C Tereksresi Klorpromazin, Klozapin, Drugs.com
10mg Digoksin, Haloperidol.
Amlodipin, Captopril,
Dexametason, Digoxin,
Ibuprofen tab Gentamisin,
50 B/D Tereksresi Drugs.com
400mg Hidrokortison, Asam
mefenamat, Prednisolon,
Prednison, Ranitidin.
Parasetamol, Aminofilin,
Attapulgit, Betametason,
Karbamazepin,
Kloramphenikol,
Isoniazid tab
51 C Tereksresi Dexametason, Diazepam, Drugs.com
100mg
Ergotamin, Haloperidol,
Hidrokortison,
Ketokonazol, Prednisolon,
Prednison.
Parasetamol, Aminofilin,
Attapulgit, Betametason,
Isoniazid tab Karbamazepin,
52 C Tereksresi Drugs.com
300mg Kloramphenikol,
Dexametason, Diazepam,
Ergotamin, Haloperidol,
Hidrokortison,
Ketokonazol, Prednisolon,
Prednison.
Captopril, Klorpromazin,
Klozapin, Diazepam,
Isosorbid dinitrat
53 C NA Ergotamin, Haloperidol, Drugs.com
tab sublingual 5 mg
Lidokain, Omeprazole,
Fenobarbital, Resperidon.
Kalium klorida
54 NA NA - Drugs.com
600mg
Furosemid, Parasetamol,
55 Kaptopril tab 25mg D Tereksresi Drugs.com
Vit B6,Vit C, Vit K.
Retinol (VIT A)
97 NA Tereksresi - Drugs.com
kapsul 100.000 IU
Retinol (VIT A)
98 NA Tereksresi - Drugs.com
kapsul 200.000 IU
Amitriptilin, Amlodipin,
Captopril, Karbamazepin,
Klorpromazin, Klozapin,
Diazepam, Furosemid,
Resperidon tablet
99 C Tereksresi Haloperidol, Drugs.com
2mg
Hidrokortison,
Ketokonazol, Metformin,
Metildopa, Metronidazol,
Ondansetron, Ranitidin.
Aminofilin, Amitriptilin,
Betametason,
Klorpromazin, Klozapin,
Kortison, Digoxin,
Salbutamol tablet
100 C NA Efedrin, Eritromisin, Drugs.com
4mg
Hidrokortison,
Ketokonazol, Metildopa,
Ondansetron, Prednisolon,
Prednison, Resperidon.
Sefadroxil sirup
101 B Tereksresi Kloramphenikol Drugs.com
125mg/5ml
Sefadroxil kapsul
102 B Tereksresi Kloramphenikol Drugs.com
500mg
Amitriptilin,
Setirizin sirup 5mg Karbamazepin,
103 NA Tereksresi Drugs.com
/5l Klorpromazin, Klozapin,
Diazepam, Haloperidol,
Resperidon.
Amitriptilin,
Karbamazepin,
Setirizin tablet
104 NA Tereksresi Klorpromazin, Klozapin, Drugs.com
10mg
Diazepam, Haloperidol,
Resperidon.
Amlodipin,
Karbamazepin,
Kloramfenikol,
Simvastatin tablet Eritromisin, Ketokonazole.
105 X NA Drugs.com
10mg
Aminofilin, Amitriptilin,
Amlodipin, Attapulgit,
Betametason, Kafein,
Klorpromazin, Klozapin,
Kortison, Deksametason,
Siprofloksasin Diazepam, Diklofenak,
106 (HCL) tablet C Tereksresi Eritromisin, Haloperidol, Drugs.com
500mg Hidrokortison, Ibuprofen,
Ketokonazol, Metformin,
Omeprazole, Prednisolon,
Prednison, Resperidon,
Simvastatin, Natrium
bikarbonat.
Aminofilin, Amoxisilin,
Tetrasiklin kapsul
107 D NA Attapulgit, Kalsium laktat, Drugs.com
500mg
Digoxin.
Tiamin HCL (VIT Kloramphenikol,
108 C Tereksresi Drugs.com
B1) tablet 50mg Omeprazole
Amlodipin, Amitriptilin,
Captoril, Karbamazepin,
Cetirizin, Klorpromazin,
Klozapin, Kortison,
Trifluoperazine Diazepam, Furosemid
109 NA NA Drugs.com
tablet HCL 5mg ,Haloperidol,
Hidrokortison, Isosorbid,
Ketokonazole, Metformin,
Metildopa, Metronidazol,
Ondansetron, Resperidon.
Parasetamol, Amitriptilin,
Karbamazepin,
Klorpromazin, Klozapin,
110 Triheksifenidil C NA Drugs.com
Diazepam, Digoxin,
Haloperidol,
Ketokonazole, Resperidon.
111 Zinc tablet 20mg NA NA - Drugs.com
9. Penanganan obat hilang, apabila ada obat yang hilang maka petugas
pengelola obat yang mengetahui kejadian obat hilang segera menyusun
daftar jenis dan jumlah obat yang hilang, kemudian memeriksa dan
memastikan kejadian tersebut.
Permintaan obat dilakukan dengan cara permintaan rutin yang dilakukan sesuai
dengan jadwal yang disusun oleh dinas kesehatan kabupaten biasanya pada
pertengahan bulan, permintaan khusus dilakukan diluar jadwal distribusi rutin
apabila kebutuhan meningkat, menghindari kekosongan, dan penanganan
Kejadian Luar Biasa (KLB), obat rusak dan kadaluwarsa, yang terakhir
menentukan jumlah permintaan obat. Permintaan obat dilakukan oleh petugas
obat yang ditujukan berdasarkan surat tugas.
BAB VII
7.1 Kesimpulan
1. Praktek Kerja Lapangan ini merupakan wujud untuk para siswa berlatih
dan memiliki bekal sebelum memasuki dunia kerja yang sebenarnya dan
kegiatan yang membuat siswa menjadi lebih dekat dengan dunia
kefarmasian khususnya di Puskesmas.
2. Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan siswa dituntut untuk
melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan dunia kerja, yaitu
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari sekolah dan dunia kerja
dalam melakukan kegiatan khususnya dalam bidang kefarmasian.
3. Mendapatkan pengetahuan tantang tugas dan fungsi Asisten Tenaga
Farmasi adalah membantu Apoteker dan TTK dalam menjalankan
pengelolaan dan pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan, serta
menjalankan tugas lainnya sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
4. Mendapatkan pemahaman tentang pengelolaan perbekalan farmasi di
Puskesmas mulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pelayanan, pelaporan, sampai pemusnahan resep dan obat.
5. Mendapatkan pengalaman kerja secara nyata serta menyimpulkan bahwa
dalam bekerja selain pengetahuan dan keterampilan yang baik, juga
dibutuhkan sikap yang baik pula serta sikap mental yang kuat.
6. Mempraktekkan teori atau keterampilan peracikan yang didapat di sekolah
ke dalam dunia kerja, tetapi pada kenyataan ada proses yang dipersingkat
guna tercapai pelayanan yang efektif dan efisien.
69
5.2 Saran
7. Ruang pemeriksaan
8. Ruang KIA/KB
11. Kasir
12. Ruang Farmasi