Anda di halaman 1dari 21

KONSEP ASUHAN

KEPERAWATAN DIARE

Kelompok 1
Anggota kelompok

1. NI PUTU JOVANKA ANGELINA (P07220322001)


2. ARRIYA GADING (P07220322002)
3. RACHMA DYAH PURI OCTAVIANI (P07220322004)
4. MUHAMMAD RIQO PRASETYO (P07220322018)
5. EVITA MAHARANI (P07220322041)
6. APRILLYANA PRIHATINIRANI (P07220322043)
7. HAURA AFIFAH (P07220322045)

Presentation title 2
KONSEP DASAR DIARE
1. DEFINISI 2. ETIOLOGI
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang Etiologi pada diare menurut Yuliastati & Arnis
buang air besar dengan konsistensi lembek (2016) ialah :
atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan 1) Infeksi enteral yaitu adanya infeksi yang terjadi di
frekuensinya lebih sering ( biasanya tiga kali
saluran pencernaan dimana merupakan penyebab
atau lebih ) dalam satu hari (DEPKES 2011).
diare pada anak, kuman meliputi infeksi bakteri,
Menurut WHO diare adalah suatu penyakit
virus, parasite, protozoa, serta jamur dan bakteri.
yang ditandai dengan perubahan bentuk dan
2) Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh
konsistensi tinja yang lembek sampai mencair
lain diluar alat pencernaan seperti pada otitis
dan bertambahnya frekuensi buang air besar
yang lebih dari biasanya, 3 kali sehari atau media, tonsilitis, bronchopneumonia serta

lebih mungkin dapat disertai muntah atau tinja encephalitis dan biasanya banyak terjadi pada anak
yang berdarah ( simatupang 2004). di bawah usia 2 tahun.

3) Faktor malabsorpsi, dimana malabsorpsi ini biasa


terjadi terhadap karbohidrat seperti disakarida
(intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa)
Presentation title 3
3. Patofisiologi

Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya diare di antaranya karena faktor infeksi dimana proses ini
diawali dengan masuknya mikroorganisme ke dalam saluran pencernaan kemudian berkembang dalam usus
dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan usus. Berikutnya terjadi perubahan dalam kapasitas usus
sehingga menyebabkan gangguan fungsi usus dalam mengabsorpsi (penyerapan) cairan dan elektrolit. Dengan
adanya toksis bakteri maka akan menyebabkan gangguan sistem transpor aktif dalam usus akibatnya sel
mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit meningkat.
Faktor malaborpsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorpsi yang mengakibatkan
tekanan osmotic meningkat sehingga terjadi pergeseran cairan dan elektrolit ke dalam usus yang dapat
meningkatkan rongga usus sehingga terjadi diare. Pada factor makanan dapat terjadi apabila toksin yang ada
tidak diserap dengan baik sehingga terjadi peningkatan dan penurunan peristaltic yang mengakibatkan
penurunan penyerapan makanan yang kemudian terjadi diare.
PATHWAY DIARE

Presentation title 5
4. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis anak diare menurut Wijayaningsih Sedangkan manifestasi klinis menurut Elin (2009)
(2013) adalah sebagai berikut : dalam Nuraarif & Kusuma (2015) yaitu :
 Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin  Diare Akut
meningkat, nafsu makan berkurang. 1. Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset 2
 Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau 2. Onset yang tak terduga dari buang air besar
encer, kadang disertai wial dan wiata. encer, gas- gas dalam perut, rasa tidak enak,
 Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena nyeri perut
bercampur dengan empedu. 3. Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram
 Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan dan bunyi pada perut
tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat. 4. Demam

Presentation title 6
5. Klasifikasi 6. Tanda dan gejala
Menurut Dwienda (2014), klasifikasi diare dibedakan
menjadi 3 yaitu sebagai berikut: Penderita diare biasanya akan mengalami beberapa tanda
1. Diare akut : keluarnya tinja cair tanpa darah dan gejala seperti yang akan dijelaskan berikut ini:
selama 7-14 hari. b. 1. Feses cair atau lembek dan keluar dalam jumlah banyak.
2. Diare persisten atau diare kronis: keluarnya tinja 2. Mual dan muntah.
cair selama 14 hari atau lebih dan dapat disertai
3. Munculnya darah pada feses.
darah atau tidak. Diare persisten atau diare kronis
4. Lemas dan Pusing.
dalam waktu lama akan mengakibatkan dehidrasi.
5. Kesulitan untuk menahan keinginan buang air besar
c.
3. Diare disentri: keluarnya tinja sedikit-sedikit dan 6. Sakit perut atau bahkan kram.
sering dan mengeluh sakit perut saat BAB. Diare 7. Merasa haus terus-menerus atau dehidrasi.
disentri dapat mengakibatkan anoreksia, 8. Demam.
kehilangan berat badan yang cepat, dan kerusakan 9. Tidak nafsu makan.
mukosa usus karena bakteri.

Presentation title 7
Komplikasi dan Pemeriksaan penunjang
Menurut Dwienda (2014), komplikasi yang dapat Menurut Nuraarif & Kusuma (2015) pemeriksaan
diakibatkan oleh diare adalah sebagai berikut: penunjang pada diagnos medis diare adalah :
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, 1. Pemeriksaan tinja meliputi pemeriksaan makroskopis dan
hipertonik). mikroskopis, Ph dan kadar gula dalam tinja, dan resistensi
2. Hipokalemia (dengan gejala ineteorismus, lemah, bradikardi). feses (colok dubur).
3. Hipoglikemi. 2. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan
4. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik. keseimbangan asam basa.
5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim 3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui
laktase karena kerusakan visi mukosa usus halus. faal ginjal.
6. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, 4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na,K,kalsium dan
penderita juga mengalami kelaparan. Prosfat.

Presentation title 8
Penatalaksanaan
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan (2011) program lima langkah tuntaskan diare yaitu:

1. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah, Oralit 3. Pemberian Makan, Memberikan makanan selama diare kepada
balita (usia 6 bulan ke atas) penderita diare akan membantu anak
merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium klorida tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan.
(NaCl), kalium klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta Bila anak kurang gizi akan meningkatkan risiko anak terkena
diare kembali. Oleh karena perlu diperhatikan:
glukosa anhidrat. Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan
 Bagi ibu yang menyusui bayinya, dukung ibu agar tetap
elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. menyusui bahkan meningkatkan pemberian ASI selama diare
dan selama masa penyembuhan
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut, Zinc yang
 Dukung ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi
ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika berusia 0- 6 bulan
anak mengalami diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang  Anak berusia 6 bulan ke atas, tingkatkan pemberian makan.
selama diare, anak dapat diberikan zinc yang akan membantu  Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra diteruskan
selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan
penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap sehat.
anak.
9
Lanjutan…
4. Antibiotik Selektif, Antibiotik hanya 5. Nasihat kepada orang tua/pengasuh,
diberikan jika ada indikasi, seperti diare tanda-tanda untuk segera membawa
berdarah atau diare karena kolera, atau anaknya ke petugas kesehatan jika
diare dengan disertai penyakit lain. Efek anak:
samping dari penggunaan antibiotik yang  Buang air besar cair lebih sering

tidak rasional adalah timbulnya  Muntah berulang-ulang


 Mengalami rasa haus yang nyata
gangguan fungsi ginjal, hati dan diare
 Makan atau minum sedikit
yang disebabkan oleh antibiotik.
 Demam.
 Tinjanya berdarah.
 Tidak membaik dalam 3 hari.

Presentation title 10
Konsep Asuhan Keperawatan Diare
a. Pengkajian a) Keluhan Utama

Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses Biasanya pasien mengalamin buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali
sehari
keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai b) Riwayat Kesehatan Sekarang
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi Biasanya pasien mengalami :
 Bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin
status kesehatan klien. Adapun komponen-komponen
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, dan kemungkinan
dalam pengkajian yaitu :
timbul diare.
1. Anamnesis
 Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna
Pengkajian mengenai nama lengkap, jenis
tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur empedu.
kelamin, tanggal lahir, umur, tempat lahir, asal  Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan
suku bangsa, nama orang tua, pekerjaanorang tua, sifatnya makin lama makin asam.
dan penghasilan.  Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
 Apabila pasien telah banyak kehilangan cairan dan eletrolit, maka gejala
Presentation title dehidrasi mulai tampak 11
Lanjutan…
c) Riwayat Kesehatan Dahulu e) Riwayat Nutrisi
 Kemungkinan anak tidak dapat imunisasi campak Riwayat pemeberian makanan sebelum mengalami
Diare lebih sering terjadi pada anak-anak dengan diare, Meliputi :
campak atau yang baru menderita campak dalam
 Pemberian ASI penuh pada anak umur 4-6 bulan
4 minggu terakhir
sangat mengurangi resiko diare dan infeksi yang
 Adanya riwayat alergi terhadap makanan atau
serius.
obat-obatan (antibiotik),
 Riwayat air minum yang tercemar dengan bakteri  Pemberian susu formula.
tinja, menggunakan botol susu
 Perasaan haus. Anak yang diare tanpa dehidrasi
 Riwayat penyakit yang sering terjadi pada anak
tidak merasa haus (minum biasa).
berusia dibawah 2 tahun biasanya batuk, panas,
pilek, dan kejang yang terjadi sebelumnya, 2. Pemeriksaan fisik
selama, atau setelah diare. a) Kesadarannya composmentis, pada dehidrasi berat dapat
d) Riwayat Kesehatan Keluarga Adanya terjadi apatis, somnolen, dan kadang soporokomateus
Anggota keluarga yang menderita diare sebelumnya, b) Keadaan Umum
yang dapat menular ke anggota keluarga lainnya. Dan  Diare tanpa dehidrasi: baik, sadar.
juga makanan yang tidak dijamin kebersihannya yang  Diare dehidrasi ringan atau sedang: gelisah, rewel.
disajikan kepada anak. Riwayat keluarga melakukan  Diare dehidrasi berat: lesu, lunglai, atau tidak sadar.
perjalanan ke daerah tropis
Presentation title 12
Lanjutan… 5) Mulut dan lidah
 Diare tanpa dehidrasi: Mulut dan lidah basah.
 Diare dehidrasi ringan: Mulut dan lidah kering.
c) Tanda – tanda vital
Pada dehidrasi berat dapat terjadi renjatan  Diare dehidrasi berat: Mulut dan lidah sangat kering.
hipovolemik dengan tekanan darah menurun (misal
90/40 mmHg), nadi cepat sekali (tachikardi), suhu 6) Leher
terjadi peningkatan, respirasi cepat jika terjadi Tidak ada pembengkakan pada kelenjar getah bening, tidak ada
dehidrasi akut dan berat karena adanya kompensasi kelainan pada kelenjar tyroid
asam basa. 7) Thorax
d) Pemeriksaan Head to Toe Jantung
1) Inspeksi, Pada anak biasanya iktus kordis tampak
1) Kepala Anak berusia di bawah 2 tahun yang terlihat.
mengalami dehidrasi, ubun-ubunnya biasanya cekung. 2) Auskultasi, Pada diare tanpa dehidrasi denyut jantung
2) Mata Anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi, normal, diare dehidrasi ringan atau sedang denyut
bentuk kelopak matanya normal. pabila mengalami
jantung pasien normal hingga meningkat, diare dengan
dehidrasi ringan atau sedang kelopak matanya cekung.
edangkan apabila mengalami dehidrasi berat, kelopak
dehidrasi berat biasanya pasien mengalami takikardi
matanya sangat cekung. dan bradikardi.
3) HidungBiasanya tidak ada kelainan dan gangguan Paru – Paru
pada hidung, tidak sianosis, tidak ada pernapasan Inspeksi, Diare tanpa dehidrasi biasanya pernapasan
cuping hidung. normal, diare dehidrasi ringan pernapasan normal hingga
4) TelingaBiasanya tidak ada kelainan pada telinga. melemah, diare dengan dehidrasi berat pernapasannya
Presentation title 13
dalam.
8) Abdomen
1. Inpeksi
2. Palpasi
3. Aukultasi

9) Ekstremitas, Anak dengan diare tanpa dehidrasi Capillary refill (CRT) normal

10) Genetalia, Anak dengan diare akan sering BAB maka dilakukan pemeriksaan iritasi pada
anus.

3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
A. Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan AGD, elektrolit, kalium, kadat natrium.
 Pemeriksaan urin diperiksa berat jenis dan albuminurin.
 Pemeriksaan tinja
 Pemeriksaan pH, leukosit, glukosa.
Presentation title 14
4. Pemeriksaan Penunjang :
A) Endoskopi
 Endoskopi gastrointestinal bagian atas dan biopsi D2
 Sigmoidoskopi lentur
 Kolonoskopi

B) Radiologi
 CT kolonografi
 Ultrasonografi

C) Pemeriksaan Lanjutan
 Osmolalitas mengidentifikasi penyebab sekretorik dan osmotic dari diare
 Pemeriksaan laksatif pada pasien membutuhkan sampel fases dan serologi

Presentation title 15
B. Diagnosa Keperawatan
Adalah penilaian klinik mengenai respom individu, keluarga, dan komunitas terhadap
masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual/potensial merupakan dasar untuk memilih
intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat.
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kapiler
2. Diare berhubungan dengan fisiologis
3. Hipovolemi berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan ekskresi
5. Defisit nutridsi berhubungan dengan penurunan intake makanan
6. Risiko syok
7. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Presentation title 16
C. Intervensi Keperawatan

Presentation title 17
Presentation title 18
Presentation title 19
Lanjutan…
D. Implementasi Keperawatan E. Evaluasi Keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian
untuk mencapai tujuan yang spesifik. proses keperawatan yang berguna apakah tujuan dari
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan keperawatan tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau
antara lain : perlu pendekatan lain. Terdapat dua jenis evaluasi :
1. Kemampuan intelektual, teknikal, dan interpersonal. a) Evaluasi Formatif
2. Kemampuan menilai data baru.
3. Kreativitas dan inovasi dalam membuat modifikasi rencana Evaluasi formatif adalah aktivitas dari proses keperawatan
tindakan. dan hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi
4. Penyesuaian selama berinteraksi dengan klien. proses harus dilakukan segera setelah perencanaan
5. Kemampuan mengambil keputusan dalam memodifikasi keperawatan di implementasikan untuk menilai efektivitas
pelaksanaan. intervensi tersebut.
6. Kemampuan untuk menjamin kenyamanan dan keamanan b) Evaluasi Sumatif
serta efektivitas tindakan.
Evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang dilakukan setelah
semua aktivitas proses keperawatan selesai dilakukan. Tujuan
dari evaluasi sumatif ini yaitu menilai dan memonitor
kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan.

Presentation title 20
Kesimpulan
Diare dapat disimpulkan yaitu kondisi buang air besar yang tidak
nomal yaitu lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi tinja yang
encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai
akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus
(Titik lestari 2016).
Pengobatan utama diare adalah mencegah dehidrasi. Dehidrasi
adalah kondisi ketika cairan tubuh yang hilang lebih banyak
daripada yang dikonsumsi. Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh
tidak berfungsi secara normal. Untuk pencegahannya penderita
dapat minum cairan elektrolit, untuk mengganti cairan tubuh yang
hilang akibat diare. Selain itu, konsumsi makanan yang lunak, dan
suplemen probiotik.

Presentation title 21

Anda mungkin juga menyukai