1 Inovasi Pranikah (21.07)
1 Inovasi Pranikah (21.07)
Disusun Oleh
Iin Darwati (JBX02200100)
Lia Mauliyanti (JBX0220104)
Sri Mulyani (JBX 0220111)
Sri Ratna Juita (JBX1220114)
Yosa Ery Nuraeni ( JBX0220118)
Mala Tri Marliana, SST., M.kes Bdn. Hj. Tuti Witarsih, S.ST
BAB I
PENDAHULUAN
Kejadian KTD dapat terjadi pada perempuan yang sudah menikah maupun
yang belum menikah hal ini disebabkan karena adanya hubungan seksual
antara lelaki dan perempuan, apabila dilakukan oleh remaja yang belum
menikah maka hal ini disebut sebagai hubungan seksual pranikah (Santoso,
kejadian setiap tahun dan hal ini umumnya terjadi pada negara berkembang.
Menurut laporan hasil SDKI tahun 2017, prevalensi kejadian KTD pada
remaja usia 15-19 tahun sebesar 46%. Setiap tahun terdapat sekitar 1,7 juta
Remaja hamil juga sering mengekpresikan sikap yang tidak realistik yang
laki. Sikap sosial terhadap remaja laki-laki cenderung fleksibel dan hak
dari definisi ideal dan menyalahi struktur normatif keluarga dari sudut
stress, rasa malu, rasa bersalah, dan bahkan depresi. Mereka akan lebih
cenderung mencari layanan yang aman secara sosial daripada aman secara
2018).
Tindakan pencegahan yang dicanangkan akan berpotensi mengurangi
angka kejadian KTD pada remaja, akan tetapi jika tidak diterapkan dengan
maksimal oleh pemberi layanan dan juga kesadaran remaja serta ada pula
faktor lain seperti remaja yang mengalami pelecehan seksual tentunya akan
tetap melahirkan angka KTD remaja yang kian meningkat hal ini akan
al., 2018). Dampak yang merugikan bagi diri remaja, yaitu merasa tertekan,
dengan baik. Ada individu yang mampu bertahan dan pulih dari situasi
negatif secara efektif sedangkan individu lain gagal karena tidak berhasil
dengan istilah “Resiliensi” (Tugade & Fredrikson, 2004). Menurut Wolin &
Wolin (dalam Bautista, Roldan &Bascal, 2001) Resiliensi disebut juga
kapasitas individu untuk tetap “sehat” (wellness) dan terus memperbaiki diri
(self repair).
ini adalah "Bagaimana asuhan kebidanan pada Ny. N usia 20 tahun dengan
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
mengurangi stress
bahan referensi bagi pihak lain yang melakukan penelitian dengan kasus
yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak dengan masa
dewasa. Pada masa ini terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri sekskunder,
pubertas, yaitu perubahan morfologis dan fisiologis yang pesat dari masa
stress). Hal tersebut disebabkan pada masa tersebut seorang individu sedang
hati. Pada masa tersebut pula seorang remaja telah memliki keinginan bebas
dan menentukan nasib diri sendiri. Pada masa ini seorang individu
psikis, dan psikososial. Secara kronolis penduduk yang tergolong remaja ini
diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orang tua bayi tersebut.
negatif baik dari segi fisik, psikologi, sosial, dan spiritual. Dampak dari segi
fisik akan membahayakan ibu maupun janin yang dikandungnya atau ibu
Dampak sisi psikologi, ibu akan berusaha melarikan diri dari tanggung
2.2 Stres
Stres menurut Hans Selye dalam Sary (2015) menyatakan bahwa stres
pada satu atau lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi
negatif, cukup banyak yang bersifat positif, hal tersebut dikatakan eustres.
stres adalah suatu kondisi atau situasi internal atau lingkungan yang
tetapi dalam waktu yang lama akan melemahkan pertahanan individu dan
suatu metode perawatan psikis yang dilakukan dengan cara berdialog antara
konselor dan klien. Teori Client Centered Therapy dikembangkan oleh Dr.
Carl Rogers pada tahun 1940. Pada awal perkembangannya Carl Rogers
berikut:
2011
intelektual.
4. Tujuan konseling adalah menyesuaikan antara ideal self dan actual self
1. Mendengar aktif
2. Mengulang kembali
3. Memperjelas
4. Menyimpulkan
5. Bertanya
6. Memberi dukungan
7. Berempati
8. Mengevaluasi
centered lebih menekankan aspek sikap dari pada teknik konseling, sehingga
yang lebih diutamakan dalam konseling adalah sikap konselor. Sikap konselor
inilah yang memfasilitasi perubahan dalam diri klien. Sikap konselor inilah
diri klien untuk mengeksplorasi masalahnya. Hal terpenting yang harus ada
tinggi.
Jadi terapi client-centered adalah terapi yang berpusat pada diri klien,
yang mana seorang konselor hanya memberikan terapi serta mengawasi klien
pada saat mendapatkan pemberian terapi tersebut agar klien dapat berkembang
yang kondusif yang membantu klien menjadi pribadi yang dapat berfungsi
secara utuh dan positif. Titik berat dari tujuan client-centered adalah
menjadikan tingkah laku klien kongruen atau autentik (klien tidak lagi
menghilangkan sikap dan perilaku yang kaku dan bersikap lebih matang dan
defensinya.
baru.
klien diharuskan untuk dapat membangun kerja sama yang baik. Sikap
dapat membangun kerja sama yang baik. Sikap dan keterampilan konselor
adalah yang utama untuk menciptakan peran serta klien secara aktif terlibat
sebagai berikut:
netral.
yaitu jauh lebih aman dibanding dengan model terapi lain yang
centered memberi jaminan yang lebih realitas bahwa para calon klien tidak
Barat, istilah remaja dikenal dengan “adolesscence” yang berasal dari kata
definisi yang memadai tentang remaja tidaklah mudah, sebab kapan masa
remaja berakhir dan kapan anak remaja tumbuh menjadi seorang dewasa
2. Remaja madya, pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman yang
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya, dan pada anak laki-
yang adaptif yang menciptakan kondisi yang nyaman untuk bertanya dan
banyak.
melemahkan kontraksi otot rahim, dan lain-lain. Dampak tersebut juga dapat
dan perkembangan janin. Kelebihan hormon stress yang terjadi pada ibu
TINAJAUN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal : 26-06-2023
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.N
Umur : 20 thn
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : -
Alamat : Sukarame
I. Data Subjektif
1. Alasan Datang
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit
yang diturunkan
hipertensi.
A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan pokok 2 X/hari
Komposisi
Nasi 2 x 1 piring (sedang )
Lauk 2 x 1 potong (sedang), jenisnya
Ikan, tempe, tahu
Sayuran 1 x 1 mangkuk sayur ; jenis sayuran
Wortel, bayam, brokoli dll
Buah 2 x seminggu; jenis jeruk dan pepaya
Camilan Tidak menentuk
Pantangan: -
Keluhan: Tidak ada
Perubahan selama
Hamil
2) Minum
Jumlah total 8 gelas perhari; jenis air putih
Susu
Keluhan: Tidak ada keluhan
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi perhari Tidak menentu
Warna Kuning jernih
Keluhan Tidak ada keluhan
Konsistensi
2) BAB
Frekuensi perhari 1x
Warna Kuning khas
Konsistensi Lembek
Keluhan Tidak ada keluhan
C. Personal Hygine
Mandi 2 x sehari
Keramas 3 x seminggu
Gosok Gigi 2 x sehari
Ganti Pakaian 2 x sehari
celana dalam 2 x sehari
Keluhan Tidak ada keluhan
d. Hubungan sexsual
Frekuensi 3x
Contact bleeding Tidak ada
Keluhan lain Tidak ada keluhan
Perubahan selama hamil 4.1
ini
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam 7 -8 jam
Tidur siang ½ jam (jarang)
Keluhan/masalah Tidak ada keluhan
Perubahan selama hamil Tidak ada
ini
f. Aktivitas fisik dan
olah raga
Aktivitas fisik (beban Beres –beres rumah
pekerjaan)
Olah raga Tidak pernah
Frekuensi -
Perubahan selama hamil
ini
g. Kebiasaan yang
merugikan kesehatan
Merokok aktif Tidak
Lingkungan perokok Ya
Minuman beralkohol Tidak
Obat-obatan Tidak
Napza Tidak
Aktifitas yang Tidak
merugikan
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
TB : 155 CM RR : 36,6
IMT : 31
b. Status Present
1) Kepala
Inspeksi : Bersih, rambut ikal, warna rambut hitam,
penyebaran rambut merata, tidak ada benjolan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
2) Mata
Inspeksi : Letak simetris, kojungtiva tidak anemis dan
merah muda, skela berwarna putih, fungsi
penglihatan baik
3) Muka
Inspeksi : Bentuk simentris, bersih.
4) Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada sekret dan polip
5) Mulut
Inspeksi : Simetris, bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada
pendarahan gusi
6) Telinga
Inspeksi : Letak dan bentuk simetris, bersih tidak ada
kotoran, fungsi pendengaran baik.
7) Ketiak
Inspeksi : Bersih
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
8) Dada
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada retaksi dinding dada
Palpasi : Tidak ada nyeri
9) Payudara
Inspeksi : Bentuk simetris, bersih, kedua putting menonjol,
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
10) Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris,
III. Analisa
kehamilannya.
IV. Penatalaksaan
Tanggal : 26—6-2023
Jam : 11.00
menikah
dan memahami
keadaan.
diharapkan.
CATATAN PERKEMBANGAN
P :
1. Mengobservasi TTV
seperti memasak, menjahit diharapkan klien tidak putus asa dan merasa
dirinya berharga
Hasil : Klien memahami dan sedikit lebih berpikir kritis dan koopertif
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
tidak diinginkan. Dengan hasil pengakuan Nn. N berusia 20 tahun yang akan
keputusan yang akan diambilnya. Klien merasa putus asa karena malu,
ibunya didapatkan bahwa klien mengurung diri tidak mau keluar kamar,
menit. Kepala Bersih, rambut ikal, warna rambut hitam, penyebaran rambut
merata, tidak ada benjolan. Mata Simetris, kojungtiva tidak anemis dan
Simetris, tidak ada sekret dan polip. Mulut Simetris, bersih, mukosa bibir
lembab, tidak ada pendarahan gusi. Telinga Simetris, bersih tidak ada
kelenjar limfe DadaSimetris, tidak ada retaksi dinding dada Tidak ada nyeri.
Payudara Simetris, bersih, kedua putting menonjol, Tidak ada nyeri tekan,
kesehatan bahwa janin yang dikandungnya memiliki hak untuk hidup, bahaya
jika stres. Membangun rasa kepercayaan klien kepada bidan sehingga klien
centered dimana terapi ini berfokus pada klien. Pendekatan client centered
adalah cabang khusus dari terapi humanistik yang menggaris bawahi tindakan
kembali tingkah stres yang dialami oleh klien. Klien mengalami rasa cemas
berlebih gejala kecemasan didapatkan hasil tanda stress Ibu adalah pada
perasaan cemas yaitu dengan nilai rata – rata 2,1% dari tanda-tanda
tidak diinginkan dengan perasaan stres dan takut dengan pikiran sendiri
tentang hal yang akan dialami, seperti omongan negatif dari lingkungan,
kesiapan menjadi ibu dan keadaan bayinya, hal ini mengakibatkan klien
negatif. Hal ini berarti bahwa bidan memberikan respon kepada perasaan-
mengambil keputusan yang baik dengan pikiran klien yang tenang. Setelah
dilakukan konseling dengan pendekatan klien centered rasa cemas dan setres
positif pada diri Ny. N yang bertujuan untuk menjalani kehidupan yang
tingkat kecemasan klien, adanya perubahan perilaku klien ke arah yang lebih
positif, sehat dan dinamis, adanya rencana hidup di masa mendatang dengan
program yang jelas, klient sudah mampu berfikir realistis dan percaya diri.
psychological wellbeing yang amat baik karena dapat dilihat dari beberapa
aspek yang ada, apa yang diharapkan dapat terpenuhi oleh subjek, sedangkan
satu tidak menunjukkan psychological wellbeing yang baik sampai saat ini
untuk menyelesaikan masalah remaja yang hamil di luar nikah adalah dengan
yang irasional. (2) Teknik memeriksa alternatif digunakan untuk memilih dan
dialami sekarang. (3) Teknik self talk, digunakan untuk mensugesti diri agar
berubah menjadi lebih baik. (4) Teknik afirmasi yaitu teknik memudahkan
untuk memberikan diri umpan balik negatif dan mengajak untuk berpikir
positif. Hasil akhir dari penelitian ini, didapatkan hasil penilaian akhir sebesar
75% yang masuk dalam kategori. cukup efektif. yang mana hasil tersebut
di luar nikah adalah dengan berbagai teknik. Seperti dalam hasil penelitian
untuk mencapai respon emosional yang lebih baik dengan mengubah pikiran
dan tindakan negatif ke positif Sehingga teknik ini cukup efektif dalam
teknik lain yang bisa konselor gunakan untuk membantu remaja yang hamil
teknik client centered seperti hasil penelitian. Konsep pokok teknik client
berbagai masalah lain yang dihadapi remaja hamil diluar nikah seperti:
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Telah diberikan asuhan kebidanan pada Ny. N usia 20 tahun dengan stress
tidak diinginkan. Dengan hasil pengakuan Nn. N berusia 20 tahun yang akan
hidup, bahaya jika stres. Membangun rasa kepercayaan klien kepada bidan
rasa cemas dan setres klien dapat diatasi dan didapatkan pemecahan masalah
5.2 Saran
1. Bagi Remaja
Klien pada usia remaja harus mampu mendeteksi dini kehamilan,
masalah.
2. Bagi Poned
dalam pelayanan.
Dapat menjadi bahan referensi untuk menggali suatu masalah pada klien,
DAFTAR PUSTAKA
Ismarwati, I., & Utami, I. 2017. Faktor faktor yang mempengaruhi kejadian kehamilan
tidak diinginkan pada remaja. JHeS (Journal of Health Studies), 1(2), 168-174
Yuni Rahyani, N. K., Utarini, A., Agus Wilopo, S, & Hakimi, M. (2012). Perilaku seks
pranikah remaja. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Kesmas, 7(4), 180-185.
Herlina, Rini. 2017. Konseling Dengan Pendekatan Client-Centered Untuk Mengatasi
Stres Pada Remaja Yang Hamil Di Luar Nikah (Studi Kasus Di Kelurahan
Taktakan, Kecamatan Taktakan Kota Serang-Banten). Diploma Atau S1 Thesis,
Uin Sultan Maulana Hasanudin Banten.
Mauluddiana, S., & Albaar, R. 2014. Bimbingan dan Konseling Islam Sebagai Upaya
Pencegahan Pada Married By Accident. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam,
3(1), 36-49.
Mulyadi, M. 2016. Penerapan Client centered therafy terhdap klien yang mengalani
grievig disekolah luar biasa. Pekerjaan Sosial. 15, 1 (Jul. 2016).
DOI:https://doi.org/10.31595/peksos.v15i1.67.
Saam, Zulfan dan Sri Wahyuni. 2014. Psikologi Keperawatan. Jakarta: Rajawali Pers
Sifva Fauziah1*, Ermiati2, Eka Afrima Sari3 2021 Jenis Dukungan Sosial Pada Remaja
dengan Kehamilan Tidak Diinginkan. Jurnal Ilmu Keperawatan : Journal of
Nursing Science
LAMPIRAN