pixabay.com
|v
B. Ketepatan Pemilihan Kata .................................... 69
C. Kesesuaian Pilihan Kata ........................................ 85
vi | Keterampilan Menulis
C. Penulisan Daftar Pustaka .................................... 167
| vii
Tabel 1.1. Hubungan Keterampilan 185
Berbahasa………………………………………
A. Pengertian Menulis
Menulis adalah aktivitas berbahasa yang produktif,
ekspresif, dan tidak langsung atau tidak tatap muka.
Berdasarkan KBBI, menulis adalah mengungkap gaga-
san, opini dan ide dalam rangkaian kalimat. Selain itu,
menulis juga membuat huruf dengan pena atau pensil,
menyampaikan pikiran atau pandangan, mengarang
cerita dan menggambarkannya. Nurgiyantoro (2001:
298) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas
mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Menu-
lis dapat dipandang sebagai proses. Waluyo (2000: 23)
bahwa, menulis adalah penggambaran visual tentang
pikiran, perasaan, dan ide dengan menggunakan baha-
sa tulis untuk keperluan komunikasi atau menyampai-
kan pesan tertentu. Ahmadi (1990:24) mengatakan
bahwa menulis atau mengarang adalah suatu proses
menyusun, mencatat, dan mengomunikasikan makna
|1
dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan
suatu sistem tanda konvensional yang dapat dilihat
(dibaca).
Selain itu, menulis dapat juga dipandang sebagai
aktivitas berkomunikasi dengan menggunakan lam-
bang. Tarigan (1986:21) menulis adalah menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang meng-
gambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh sese-
orang sehingga orang-orang dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut. Nurgiyantoro (2001: 296)
Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat
aktif dan produktif merupakan kegiatan yang me-
nuntut adanya kegiatan encoding, yaitu kegiatan untuk
menghasilkan atau me-nyampaikan bahasa kepada
pihak lain melalui bahasa. Kegiatan berbahasa yang
produktif adalah kegiatan menyampaikan gagasan,
pikiran, atau perasaan oleh pihak penutur, dalam hal
ini adalah penulis, dalam kegiatan menulis, penulis
harus memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan
kosakata melalui latihan dan praktik yang banyak dan
teratur. Aktivitas menulis merupakan salah satu
manisfestasi keterampilan berbahasa paling akhir yang
dikuasai pembelajar bahasa setelah mendengarkan,
membaca dan berbicara.
2 | Keterampilan Menulis
Selanjutnya, Nurgiyantoro juga menyatakan jika
dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang
lain, keterampilan menulis lebih sulit dikuasai oleh
pembelajar bahasa. Hal tersebut karena, keterampilan
berbahasa menghendaki penguasaan berbagai aspek
lain diluar bahasa untuk menghasilkan karangan yang
padu dan utuh. Memiliki kemampuan menulis tentu
saja memungkinkan manusia mengkomunikasikan ide,
penghayatan dan pengalaman kepada orang lain. Ke-
mampuan menulis ini dimiliki melalui latihan dan
bimbingan yang intensif sebab menulis adalah aktivitas
menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan
sebagai medianya.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa menu-
lis adalah kegiatan berkomunikasi dengan mengguna-
kan bahasa tulis. Menulis merupakan rangkaian ke-
giatan mengungkapkan dan menyampaikan gagasan
atau pikiran kepada masyarakat pembaca agar masya-
rakat pembaca dapat memahaminya. Dalam hal ini,
orang yang melakukan perbuatan menulis disebut pe-
nulis, hasil perbuatan itu disebut tulisan, lalu yang
memahami tulisan itu disebut pembaca. Untuk men-
capai kesusksesan berkimunikasi melalui menulis,
penulis harus mampu mengungkapkan dan me-
Menulis | 3
nyampaikan gagasannya dengan menggunakan bahasa
secara efisien dan efektif.
B. Unsur-Unsur Menulis
Menulis sebagai kegiatan mengungkapkan gagasan
atau pikiran melalui bahasa tulis meliputi empat unsur
berikut ini:
1. Gagasan
Gagasan dapat berupa opini pengalaman atau pe-
ngetahuan yang ada dalam pikiran penulis.
2. Ekspresi
Ekspresi adalah pengungkapan gagasan yang di-
lakukan sedemikian rupa, sehingga gagasan dapat
dipahami dengan baik oleh pembaca. Pengung-
kapan gagasan dapat dibedakan atas empat
bentuk, yakni sebagai berikut:
a. Pemaparan, yaitu bentuk pengungkapan yang
menyajikan fakta-fakta secara teratur, logis,
dan terpadu, sehingga pembaca memahami su-
atu ide, persoalan, proses, atau peralatan.
b. Pemerian, yaitu bentuk pengungkapan yang
menggambarkan suatu objek dengan berbagai
hasil pengamatan penulis yang diperolehnya
melalui alat-alat indera. Objek yang dimaksdu
4 | Keterampilan Menulis
adalah benda-benda seperti orang, tempat
pemandangan, lagu merdu, bunga, sejenis
hewan, tumbuhan, suasana dan sebagainya.
c. Penceritaan, yaitu bentuk pengungkapan yang
menyampaian suatu peristiwa atau penga-
laman dalam kerangka urutan waktu kepada
pembaca dengan maksud untuk meninggalkan
pesan tentang perubahan atau gerak sesuatu
dari awal hingga akhir cerita.
d. Perbincangan, yaitu bentuk pengungkapan
yang membericarakan sesuatu dengan meng-
gunakan fakta-fakta sehingga pembaca dapat
mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya
sesuai dengan yang diharapkan penulis.
3. Tatanan
Tatanan adalah tata tertib pengembangan dan
penyusun gagasan dengan mempedomani berbagai
asas, aturan, dan teknik sampai merencanakan
kerangka dan langkah.
4. Wahana
Wahana adalah sarana penyampai gagasan dalam
hal ini yang berfungsi sebagai sarana penyampai
gagasan adalah bahasa tulis yang terutama
meyangkut kosa kata, dramatika, retorika (seni
Menulis | 5
memakai bahasa secara efektif), dan ejaan. Bahasa
tulis merupakan kendaraan pengangkut dan
penyampai gagasan penulis kepada pembaca utnuk
dapat menyampaikan gagasan dengan bahsa tulis,
penulis perlu memiliki kosa kata yang memadai.
Keterampilan menyusun kata-kata menjadi aneka
kalimat yang efektif, kemahiran memakai bahasa
secara efektif, dan keterampilan mengaplikasikan
kaidah-kaidah ejaan bahsa yang bersangkutan.
C. Tujuan Menulis
Menulis harus memiliki tujuan yang jelas dari tulisan
yang akan ditulisnya. Kristiantari (2004:101) meng-
ungkapkan bahwa tujuan yang jelas akan membimbing
seseorang dalam usahanya membuat tulisan yang baik.
Menulis untuk sekedar menyelesaikan tugas atau
memenuhi kewajiban tidak dapat dikatakan sebagai
tujuan menulis yang nyata. Tujuan menulis secara
umum adalah menginformasikan, meyakinkan, meng-
ekspresikan diri, dan menghibur. Suparno dan Yunus
(2004: 37) mengungkapkan bahwa tujuan yang ingin
dicapai seorang penulis adalah menjadikan pembaca
ikut berpikir dan bernalar, membuat pembaca tahu
tentang hal yang diberitakan, menjadikan pembaca
beropini, menjadikan pembaca mengerti, membuat
6 | Keterampilan Menulis
pembaca terpersuasi oleh isi karangan, dan membuat
pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang
dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai
pendidikan, nilai sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan
dan nilai estetika.
Pada umumnya menulis bertujuan mengungkap-
kan gagasan dan fakta-fakta secara jelas dan efektif
kepada pembaca. Dalam hal ini, tentunya penulis
mempunyai suatu topik yang hendak dibicarakannya.
Waluyo (2000: 223) menyatakan bahwa “tujuan
menulis siswa di sekolah dasar untuk menyalin, men-
catat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-tugas
yang diberikan di sekolah dengan harapan melatih
keterampilan berbahasa dengan baik”. Graves (dalam
Akhadiah, 1998: 14-15) menyatakan bahwa, dengan
menguasai keterampilan menulis siswa dapat: (1)
meningkatkan kecerdasannya, (2) mengembangkan
daya inisiatif dan kreatif, (3) menumbuhkan kebe-
ranian dan (4) dapat mendorong motivasi anak untuk
mencari dan menemukan informasi.
Selain tujuan menulis yang bersifat umum itu,
tentunya menulis tujuan yang bersifat khusus. Sesuai
dengan bentuk-bentuk ekspresi atau pengungkapan
yang telah dikemukakan pada pembicaraan terdahulu,
Menulis | 7
tujuan khusus menulis dapat dibagi menjadi empat
macam, yakni:
(1) Menjelaskan atau menerangkan.
(2) Menimbulkan citra yang sama dengan yang diamati
oleh penulis tentang suatu objek.
(3) Meninggalkan kesan tentang perubahan atau gerak
sesuatu dari awal sampai akhir cerita.
(4) Meyakinkan atau mendesak pembaca.
8 | Keterampilan Menulis
kalimat topik, kalimat penjelas sampai pada kalimat
penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
Karto (2019:172) menyatakan paragraf merupakan
miniatur dari suatu karangan yang berarti bahwa
paragraf berperan sebagai dasar bagi kegiatan karang-
mengarang Suladi (2104:2). Paragraf memiliki fungsi
memadukan pengertian dan pemahaman dengan
memisahkan satu topik atau tema dengan topik atau
tema yang lainnya, karena setiap paragraf hanya boleh
mengandung satu unit pikiran atau ide pokok. Ide
pokok tersebut berfungsi sebagai pengolah informasi
yang diungkapkan memalui sejumlah kalimat.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut, terlihat
pada dasarnya mereka mempunyai pandangan yang
sama mengenai paragraf. Bahwa paragraf selalu
mempunyai ide pokok/gagasan utama yang digunakan
untuk membangun kesatuan kalimat dalam suatu
paragraf. Dalam hierarki kebahasaan, paragraf
merupakan satuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari
kalimat. Paragraf berguna untuk menandai pembukaan
topik baru, memisahkan gagasan pokok yang satu
dengan yang lainnya. Dengan demikian, pembaca
mudah memahami isi paragraf secara utuh. Dalam
penulisannya, paragraf dimulai dengan spasi
94 | Keterampilan Menulis
BAB VIII TATA TULIS
KARYA ILMIAH
A. Tata Ketik
1. Format
Karya ilmiah diketik (dengan komputer) pada kertas
HVS (70 – 80 gram) berukuran A4 (21 cm x 29,7 cm)
dan menggunakan warna huruf hitam yang jelas
dengan ketebalan yang sama dari halaman awal
sampai dengan halaman akhir.
2. Pengetikan
a. Karya Ilmiah diketik 2 spasi dengan mengguna-
kan kalimat efektif.
b. Huruf yang digunakan adalah Times New Roman
12 atau persamaannya.
c. Pengetikan naskah harus menggunakan font
(bentuk) huruf yang sama pada keseluruhan teks.
3. Jarak Tepi
a. Batas atas 4 cm (dari tepi atas kertas).
b. Batas bawah 3 cm (dari tepi bawah kertas).
c. Batas kiri 4 cm (dari tepi kiri kertas).
| 143
d. Batas kanan 3 cm (dari tepi kanan kertas).
e. Setiap paragraf/alinea baru, dimulai pada jarak
1,5 cm dari margin kiri.
4. Nomor Halaman
a. Mulai dari Bab I hingga akhir laporan penelitian
diberi nomor halaman urut dengan angka Arab
dimulai dengan angka 1.
b. Nomor halaman pada lampiran, meskipun
merupakan kelanjutan dari nomor halaman
sebelumnya, tetapi halaman asli (jika ada)
naskah yang dilampirkan tidak boleh dihilang-
kan.
c. Semua nomor halaman diketik di sebelah kanan
atas, dengan jarak 3 cm dari tepi kanan maupun
tepi atas kertas (kecuali untuk halaman judul
bab ditulis di tengah bawah 2 cm dari tepi
bawah kertas).
d. Hal-hal yang bersifat pengantar pada halaman
depan (sebelum Bab I) diberi nomor dengan
angka Romawi berupa huruf kecil, seperti i, ii,
iii, dan seterusnya.
6. Penyajian Tabel
Penyajian data dalam tabel dapat dipandang sebagai
salah satu cara untuk mempermudah pemahaman
pembaca terhadap informasi yang bersifat
kuantitatif. Dengan disajikan dalam tabel pembaca
dapat menginterpretasikan (menafsirkan) data
secara lebih cepat, juga dalam menemukan
hubungan-hubungannya. Oleh karena itu,
7. Penyajian Gambar
Istilah gambar mengacu pada grafik, diagram, bagan,
foto, peta, chart, denah, dan gambar lainnya. Melalui
gambar, dapat disajikan data secara visual yang dapat
dengan mudah dipahami dan menarik perhatian
pembaca.
Penyajian gambar dalam skripsi hendaknya
mengikuti beberapa pedoman sebagai berikut:
a. Semua gambar dinomori dengan angka Arab seperti
pada tabel
b. Judul gambar ditulis di bawah gambar, tidak di
atasnya. Cara penulisan judul gambar sama dengan
judul tabel.
c. Gambar hendaknya yang sederhana sehingga dapat
menyampaikan ide dengan jelas dan mudah
dipahami meskipun tanpa penjelasan secara
2. Jenis Kutipan
a. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung adalah salinan dari
ide/konsep/temuan orang lain yang disampaikan
dengan kata-kata penulis sendiri. Sumber yang
dikutip tidak langsung misalnya pendapat pakar
atau temuan hasil penelitian yang memungkin-
kan untuk diambil inti sarinya.
b. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah Salinan ide/konsep/
temuan orang lain persis kata per kata, termasuk
tanda bacanya seperti teks aslinya. Sumber yang
dikutip misalnya pendapat pakar atau temuan
5. Memotong kutipan
Jika kutipan langsung tidak disalin satu kalimat
secara utuh, penulisan harus diberi tiga titik.
Contoh:
Saka (2010) menyatakan, “Kerja sama dalam
kelompok dan antarkelompok dapat meningkatkan
prestasi siswa” (hlm. 41).
Atau
Moleong (2000) menuliskan, “…triangulasi metode
adalah menguji kebenaran data dengan
menggunakan beberapa metode pengumpulan data,
misalnya informasi tentang minat siswa selain
diperoleh melalui pengamatan juga dengan
melakukan wawancara pada guru.”