SKENARIO B BLOK 7
Disusun Oleh :
PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
Learning Issue (Asam Amino dan Protein)
1. ASAM AMINO
Meski bisa diproduksi oleh tubuh, asam amino nonesensial juga terdapat pada makanan,
seperti ikan, daging, kacang-kacangan, dan makanan laut.
Asam Amino Esensial dan Nonesensial Berdasarkan kemampuan tubuh mensintesis, asam
amino dibagi menjadi asam amino essensial, nonesensial dan kondisional.
a) Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga
harus diperoleh dari makanan yang dikonsumsi.
b) Asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh.
c) Asam amino esensial kondisional adalah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh
tubuh karena pada keadaan sakit atau kurangnya prekursor. Contohnya adalah bayi yang
lahir prematur enzim yang digunakan untuk mensintesis arginin belum berkembang dengan
baik.
Anabolisme Protein Protein dalam tubuh terdiri dari asam-asam amino yang jika
diklasifikan dapat dibagi menjadi 2 kelas. Asam amino yang dibutuhkan (esensial) secara
nutrisional dan tidak dibutuhkan (non-esensial) secara nutrisional. Hal tersebut tercipta
karena asam amino “non-esensial” secara nutrisional dapat disintesis dalam tubuh.
Sedangkan asam amino “esensial” secara nutrisional dibutuhkan dari luar (makanan) karena
tidak dapat disintesis dalam tubuh.
Asam amino esensial secara nutrisional seperti arginin, leusin, metionin, dkk. hanya
dapat disintesis oleh tumbuhan dan bakteri dan tidak dapat disintesis oleh tubuh manusia.
Namun, walaupun digolongkan sebagai asam amino esensial secara nutrisional, beberapa
asam amino esensial secara nutrisional juga dapat “disintesis” melalui reaski reversible.
Seperti contoh pada asam amino rantai cabang yaitu valin, leusin, dan isoleusin. Reaksi
transaminase menjadi asam keto adalah reaksi yang reversible, jadi asam-asam keto yang
ada pada tubuh dapat menggantikan asam-asam amino ini untuk sementara jika terdapat
kekurangan pada makanan (Rodwell, et al., 2015).
Sedangkan asam amino non-esensial secara nutrisional dapat disintesis pada tubuh
manusia dan akan dibahas di bawah ini.
a. Glutamat
Asam amino kelompok glutamat dapat disintesis baik melalui transaminase dengan
donor gugus amino dari ion ammonium maupun amidasi reduktif α-ketoglutarat yang
dikatalisis oleh enzim glutamate dehydrogenase (Rodwell, et al., 2015).
g. Glisin
Glisin dapat disintesis dari serin dengan bantuan enzim serin- hidroksimetil
transferase, dan dari degradasi treonin dengan bantuan konezim PLP atau pyridoxal
phosphate. Selain itu glisin juga dapat disintesis dari glioksilat dan glutamat atau alanin
dengan dikatalisis oleh enzim glisin aminotransferase (Rodwell, et al., 2015).
(Sumber: Biokimia Harper edisi ke-30)
h. Glisin
Glisin dapat disintesis dari serin dengan bantuan enzim serin- hidroksimetil
transferase, dan dari degradasi treonin dengan bantuan konezim PLP atau pyridoxal
phosphate. Selain itu glisin juga dapat disintesis dari glioksilat dan glutamat atau alanin
dengan dikatalisis oleh enzim glisin aminotransferase (Rodwell, et al., 2015).
(Sumber: Biokimia Harper edisi ke-30)
i. Prolin
Pada sintesis prolin, glutamat awalnya akan difosforilasi lalu direduksi menjadi
glutamat 5-semialdehid. Glutamat 5-semialdehid tadi akan mengalami pendauran spontan
dan membentuk pirolin-5- karboksilat yang nantinya akan direduksi menjadi L-Prolin
(Rodwell, et al., 2015).
dan membentuk pirolin-5- karboksilat yang nantinya akan direduksi menjadi L-Prolin
(Rodwell, et al., 2015).
F. Katabolisme Protein
Begitu sel diisi sampai batasnya dengan protein yang tersimpan, penambahan asam
amino tambahan di dalam cairan tubuh akan dipecah dan digunakan untuk energi
atau disimpan terutama sebagai lemak atau sebagai glikogen. Metabolisme Protein
sebagai energi dapat diringkas sebagai berikut:
a. Deaminasi asam amino
b. Pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh
c. Pembentukan protein plasma
d. Interkonversi beragam asam amino dan sintesis senyawa lain dari asam
amino
Deaminasi berarti pengeluaran gugus amino dari asam amino. Hal ini
terjadi terutama melalui transaminasi, yang berarti pemindahan gugus
amino ke beberapa zat akseptor, yang merupakan kebalikan dari proses
transaminasi yang dijelaskan sebelumnya dalam hubungannya dengan
sintesis asam amino. Untuk memulai proses tersebut, kelebihan asam amino
di dalam sel, terutama di hati, akan menginduksi aktivasi sejumlah besar
aminotransferase, yaitu enzim yang bertanggung jawab memulai sebagian
besar proses deaminasi.
1. Siklus Urea
2. Metabolisme Nitrogen
Nitrogen adalah komponen fundamental dari asam amino , yang
merupakan bahan penyusun molekul protein . Oleh karena itu, mengukur
masukan dan kehilangan nitrogen dapat digunakan untuk mempelajari
metabolisme protein.
Keseimbangan nitrogen adalah metode tradisional untuk
menentukan kebutuhan protein makanan. Menentukan kebutuhan protein
makanan menggunakan keseimbangan nitrogen mengharuskan semua
masukan dan kehilangan nitrogen dikumpulkan dengan hati-hati, untuk
memastikan bahwa semua pertukaran nitrogen diperhitungkan. Untuk
mengontrol masukan dan kehilangan nitrogen, penelitian keseimbangan
nitrogen biasanya mengharuskan peserta untuk makan makanan yang
sangat spesifik (sehingga total asupan nitrogen diketahui) dan tetap di
lokasi penelitian selama penelitian (untuk mengumpulkan semua
kehilangan nitrogen) . Karena kondisi ini, mungkin sulit untuk
mempelajari kebutuhan protein makanan dari populasi tertentu dengan
menggunakan teknik keseimbangan nitrogen (misalnya anak-anak).
Terdapat tiga keadaan yang dapat dijelaskan. Pada orang dewasa sehat,
keseimbangan nitrogen berada dalam ekuilibrium, yaitu asupan setara
dengan pengeluaran, dan tidak terjadi perubahan dalam kandungan protein
total tubuh. Pada anak yang sedang tumbuh, wanita hamil, dan orang yang
dalam masa penyembuhan dari kehilangan protein, ekskresi senyawa
bernitrogen lebih sedikit daripada asupan yang diperoleh dari makanan
dan terjadi retensi netto nitrogen di tubuh dalam bentuk protein
keseimbangan nitrogen positif. Jika terjadi respons terhadap trauma atau
infeksi, atau jika asupan protein kurang memadai untuk memenuhi
kebutuhan, terjadi kehilangan netto nitrogen protein dari tubuh
keseimbangan nitrogen negatif. Kecuali saat menggantikan kehilangan
protein, keseimbangan nitrogen dapat dipertahankan pada level asupan
protein tertentu di atas kebutuhan. Asupan protein yang tinggi tidak
menyebabkan keseimbangan nitrogen positif meskipun hal ini
meningkatkan laju katabolisme protein, tetapi laju katabolisme protein
juga meningkat sehingga keseimbangan nitrogen dipertahankan walaupun
dengan laju pertukaran protein yang lebih tinggi.
a. Keseimbangan Nitrogen
Setiap hari 20-30 gr protein dirombak secara irreversibel. Jumlah ini
adalah jumlah minimal yang harus masuk ke dalam tubuh, guna mencapai
keadaan metabolik yang seimbang. Keadaan ini disebut keseimbangan
nitrogen dengan metabolisme Anabolisme dan Katabolisme stabil.
Ksebeimbangan nitrogen terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Keseimbangan Nitrogen Postitif
Jumlah nitrogen yang diserap melebihi yang dibuang keluar oleh tubuh.
Jadi sejumlah nitrogen tertahan dalam tubuh untuk pembentukan jaringan
baru. Keseimbangan ini biasanya terjadi pada anak yang sedang tumbuh,
wanita hamil, wanita menyusui, stadium penyembuhan penyakit, dan
pembentukan jaringan baru
2. Keseimbangan Nitrogen Negatif
Keadaan ini terjadi jika (1) jumlah protein yang dibuang melebihi jumlah
yang dimakan atau (2) jumlah protein yang dimakan kurang dari
kebutuhan yang mengakibatkan tidak ada pembentukan jaringan baru fan
protein di bakar untuk kebutuhna energi.
2. Biosintesis alanin
Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh
otot. Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma,
kebalikan transaminasi yang terjadi di otot dan secara proporsional
meningkatkan produksi urea. Alanin dipindahkan dari otot ke hati bersamaan
dengan transportasi glukosa dari hati kembali ke otot. Proses ini dinamakan
siklus glukosa-alanin. Fitur kunci dari siklus ini adalah bahwa dalam 1
molekul, alanin, jaringan perifer mengekspor piruvat dan amonia ke hati, di
mana rangka karbon didaur ulang dan mayoritas nitrogen dieliminir.
Ada 2 jalur utama untuk memproduksi alanin otot yaitu:
a. Secara langsung melalui degradasi protein
b. Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase,
ALT (juga dikenal sebagai serum glutamat-piruvat transaminase, SGPT).
Glutamat + piruvat α-ketoglutarat + alanin
3. Biosintesis sistein
Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan
metionin dikatalisis oleh enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-
adenosilmetionin (SAM).
6. Biosintesis serin
Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-fosfogliserat.
NADH-linked dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat menjadi sebuah asam
keto yaitu 3-fosfopiruvat, sesuai untuk transaminasi subsekuen. Aktivitas
aminotransferase dengan glutamat sebagai donor menghasilkan 3-fosfoserin,
yang diubah menjadi serin oleh fosfoserin fosfatase.
7. Biosintesis glisin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin
hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil
dari serin untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N5 ,
N10 -metilen-THF.
ANALISIS MASALAH
1. Bagaimana metabolisme protein?
Sintesis Asam Amino:
Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam amino non
esensial, melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon
non asam amino menjadi asam amino dan turunan lain yang mengandung
nitrogen. Tetapi, hati merupakan tempat utama metabolisme nitrogen. Dalam
kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari asam amino dikeluarkan
melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea. Rangka karbon
umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau
menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal
ini, asam amino dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu asam amino
glukogenik, ketogenik serta glukogenik dan ketogenik.
Melalui 8 proses:
3. Biosintesis Sistein
4. Biosintesis Tirosin
5. Biosintesis Ornitin dan Prolin
6. Biosintesis Serin
7. Biosintesis Glisin
DAFTAR PUSTAKA