Menurut Kohli dan Jaworski (1990:18), orientasi pasar merupakan budaya perusahaan
yang bisa membawa pada meningkatnya kinerja pemasaran. Slater dkk (1990:34)
mendefinisikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi yang paling efektif dan efisien
untuk menciptakan perilaku – perilaku yang dibutuhkan untuk menciptakan superior
value bagi pembeli dan menghasilkan superior performance bagi perusahaan.
Perusahaan yang telah menjadikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi akan
berdasar pada kebutuhan dasar eksternal, keinginan dan permintaan pasar sebagai
dasar dalam penyusunan strategi bagi masing masing unit bisnis dalam organisasi, dan
menentukan keberhasilan perusahaan. Orientasi pelanggan merupakan pemahaman
yang cukup mengenai pembeli yang ditargetkan oleh seorang penjual yang mampu
menciptakan nilai kemanfaatan terbaik terus menerus untuk barang yang dibeli pembeli
tersebut. Menurut Narver dalam Sunarki (2009:15), untuk menciptakan produk yang
disukai pembeli terus menerus, Orientasi pelanggan memerlukan pemahaman penjual
akan rangkaian nilai-nilai kemanfaatan untuk keseluruhan pembeli (Wensley, dalam
Sunarki, 2009:15).
Naver dkk dalam Supranoto (2009:11) menyatakan bahwa koordinasi antar fungsi
merupakan kegunaan dari sumber daya perusahaan yang terkoordinasi dalam
menciptakan nilai unggul bagi pelanggan yang ditargetkan. koordinasi antar bagian;
yakni koordinasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusaliaan dalam
menciptakan nilai kemanfaatan terbaik untuk konsumen yang ditargetkan (Suwarniki
2009:15). Dengan koordinasi antar fungsi maka perusahaan dapat mempertinggi
komunikasi dan pertukran antara semua fungsi organanisasi yang memeperhatikan
pelanggan dan pesaing, serta menginformasikan trend pasar yang terkini.
Hal ini membantu perkembangan baik kepercayaan maupun kemandirian diantara unit
fungsional yang terpisah, yang pada akhirnya menimbulkan lingkungan perusahaan
yang lebih mau menerima suatu produk yang benar-benar baru yang didasarkan dari
kebutuhan pelanggan. Penelitian terdahulu telah menemukan secara signifikan bahwa
perusahaan yang berorientasi pasar telah dapat meningkatkan kinerja. Hal ini terbukti
dari penelitian Hooley, at al dalam Halim (2011:473), budaya market oriented diperlukan
untuk membangun dan mempertahankan kemampuan inti untuk terus menciptakan
nilai pelanggan yang superior.
Slater dkk dalam Halim (2011:473) menemukan bahwa kemampuan pemasar dianggap
lebih penting daripada kemampuan operasional, sehingga ketika perusahaan yang up to
date dengan informasi tentang pelanggan dan peasing perusahaan ini mampu secara
efektif menangani aktivitas pemasaran di dalam organisasi mereka. Studi empiris yang
dilakukan Ellis (2006:7) menemukan bahwa market oriented berpengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan sejalan dengan penemuan Kumar dkk (1998:38). Selain dari
orientasi pasar yang telah dikemukakan diatas, salah satu faktor yang mendorong
pengembangan usaha adalah Networking (jaringan kerja).
Tidak bisa dipungkiri dalam kondisi Pandemi Covid-19 hanya industri yang memiliki
hubungan kerja sama yang baik yang mampu bertahan. Hal ini berdasarkan pendapat
dari beberapa ahli yang mengemukakan tingkat kepentingan Networking bisa lebih dari
60 persen. Terlihat dari seberapa besar sebuah usaha maka semakin luas pula jaringan
relasinya.
BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Market Orientation (Orientasi Pasar) Orientasi Pasar
adalah strategi pendekatan bisnis yang beriorientasi pada kebutuhan dan keinginan
pasar (konsumen).
Menurut Octavia (2012), Orientasi Pasar adalah budaya untuk mengumpulkan nilai
konsumen dan proses secara terus menerus untuk menciptakan nilai tertinggi bagi
pemebeli. Jadi Orientasi pasar merupakan suatu pandangan, perspektif atau budaya
yang terlihat dari proses dan aktivitas perusahaan dalam menciptakan nilai tertinggi
bagi kebutuhan dan keinginan pelanggan. sebagai inti dari proses pemasaran, yaitu
fokus pada kepuasan konsumen. Orientasi pasar juga merupakan alat ukur perilaku dan
aktivitas dari implementasi konsep pemasaran.
Menurut Tjiptono Dkk (2008), Orientasi Pasar adalah budaya bisnis yang mampu secara
efektif dan efisien menciptakan perilaku karyawan sedemikian rupa sehinnga
menunnjang upaya menciptakan nilai Superior bagi para pelanggan. Perusahaan yang
berorientasi pasar merupakan perusahaan yang mampu mengembangkan dan
memahami lebih baik mengenai apa yang dibutuhkan konsumen sehingga dapat
menciptakan customer value dan menciptakan strategi pasar dengan informasi
kekuatan serta kelemahan pesaing. Orientasi pasar merupakan budaya organisasi yang
menempatkan prioritas tertinggi pada Superior customer value. Dimana organisasi
mempunyai komitmen untuk terus berkreasi dalam menciptakan nilai unggul bagi
pelanggan.
Fungsi dan Manfaat Market Orientation (Orientasi Pasar) Menurut Hasan (2008),
Orientasi Pasar memiliki beberapa fungsi, yaitu : Mengarahkan perusahaan pada
diferensiasi dan efisiensi produk berdasarkan orientasi pasar. Mengarahkan para
manajer untuk mengurangi penekanan orientasi produk untuk merespon pasar.
Mengarahkan sistem organisatorial, seperti formalisasi dan sentralisasi, akan ditentukan
secara berurutan dan tidak akan berdiri sendiri. Adapun manfaat Market Orientation
(Orientasi Pasar) yaitu : Membantu perusahaan dalam memproduksi produk atau jasa
yang sesuai dengan yang dipersepsikan oleh pelanggan. Membantu memproduksi
secara lebih efisien dibandingkan para pesaing.
Sedangkan dalam jangka panjang perusahaan harus mengerti kapabilitas dan strategi
apa yang mereka gunakan. Melalui orientasi pasar ini perusahaan berusaha untuk
menjawab tiga pertanyaan, yaitu siapa saja pesaing perusahaan, teknologi seperti
apakah yang dipakai oleh pesaing, dan apakah pesaing mewakili sebuah alternatif yang
menarik dari sudut pandang target costumer.
Tingkat kemampuan organisasi dalam melakukan koordinasi antar fungsi secara efektif,
menggunakan utilitas sumber daya perusahaan secara efisien, mampu merespon
dengan cepat setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan persaingan, dan
mengantisipasi perubahan strategi yang digunakan. Koordinasi antar fungsi mengacu
pada tingkat koordinasi antar fungsi atau departemen berbeda dalam sebuah
perusahaan dan tingkat penyebarluasan informasi antar departemen. Pengukuran
koordinasi antar fungsi dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu : Aktivitas berbagai
departemen berbeda dikoordinasikan dengan baik. Staf pemasaran mendiskusikan
kebutuhan masa depan para pelanggan dengan departemen lainnya.
Data kepuasan pelanggan disebarluaskan kepada semua departemen secara rutin. Ada
pertemuan antar departemen setidaknya sekali setiap tiga bulan untuk mendiskusikan
trend dan perkembangan pasar. Pengukuran Market Orientation (Orientasi Pasar)
Perusahaan mempertahankan tingkat pertumbuhannya di dalam persaingan yang
semakin kompleks dengan cara pasar harus dikelola dengan upaya-upaya yang
sistematis dan menggali informasi kebutuhan pelanggan sehingga dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan. Utamanya pasar harus dilayani dengan baik jika
perusahaan bersifat responsif terhadap tuntutan pelanggan dan pesaing dalam pasar.
Menurut Tjiptono dkk (2008), dalam mengukur orientasi pasar terdapat dua perspektif
yaitu perspektif budaya dan perspektif behavioral. Perspektif Budaya Perspektif budaya
ini berfokus kepada nilai-nilai dan norma-norma organisasi yang mendorong perilaku
yang konsisten dengan orientasi pasar. Dalam perspektif budaya ini, orientasi pasar
diukur berdasarkan tiga hal yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi
antar fungsi.
Untuk menciptakan superior customer value hal yang harus dilakukan yaitu berorientasi
pasar dengan cara beriorientasi pada pelanggan, pesaing, dan berkoordinasi antar
fungsi. Orientasi pelanggan dilakukan dengan cara perusahaan harus lebih mengerti
siapa target yang dituju oleh perusahaan. Orientasi pesaing dilakukan dengan cara
memahami keunggulan dan kelemahan serta kapabilitas juga strategi jangka panjang
maupun jangka pendek para pesaing. Koordinasi antar fungsi dilakukan perusahaan
dalam pemanfaatan sumber daya.
Pengertian Networking (Jaringan) Pada dasarnya Networking dalam bisnis adalah proses
membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan pelaku bisnis lain, klien,
atau pelanggan potensial. Networking atau berjejaring merupakan kegiatan berinteraksi
dengan orang lain, membentuk koneksi, dan mengembangkan hubungan tersebut
menjadi lebih menguntungkan. Tidak hanya untuk mendapat keuntungan, Networking
dalam bisnis justru sebenarnya berfokus pada proses untuk menciptakan hubungan
saling percaya dan persahabatan dengan pebisnis lain.
INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
1% - lhaelyimma.blogspot.com › 2014 › 11
1% - lib.unnes.ac.id › 22590/1/7311409009-s
<1% - digilib.uinsby.ac.id › 4208 › 3
1% - download.garuda.ristekdikti.go.id › article
1% - jrem.iseisby.or.id › index › id
2% - text-id.123dok.com › document › wq2epdkrq-orientasi
2% - e-journal.unipma.ac.id › index › equilibrium
1% - konsultasiskripsi.com › 2022/04/30 › pengertian
1% - sinta.unud.ac.id › uploads › dokumen_dir
1% - text-id.123dok.com › document › rz3n2r18q-orientasi
1% - core.ac.uk › download › pdf
<1% - www.coursehero.com › file › p17qj80
1% - jurnaljam.ub.ac.id › index › jam
<1% - www.kompasiana.com › muflihakhaeranin › 5e00ae08097f
1% - ecoracingpreneur.com › 11-manfaat-networking-untuk
<1% - eprints.stainkudus.ac.id › 782 › 5
41% - www.kajianpustaka.com › 2020 › 06
1% - accurate.id › marketing-manajemen › market-orientation
2% - legalstudies71.blogspot.com › 2020 › 06
1% - apacode.com › pengertian-orientasi-pasar-menurut
1% - text-id.123dok.com › document › 7qvr4lpry-koordinasi
1% - www.coursehero.com › file › p6sg51h
1% - www.sirclo.com › blog › apa-itu-networking-dalam-bisnis
7% - pacmann.io › blog › pentingnya-networking-dalam-berkarir
1% - store.sirclo.com › apa-itu-networking-dalam-bisnis
<1% - twitter.com › pacmannai › status
1% - www.finansialku.com › manfaat-networking-dalam