Anda di halaman 1dari 10

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 73%

Date: Minggu, Agustus 21, 2022


Statistics: 1637 words Plagiarized / 2232 Total words
Remarks: High Plagiarism Detected - Your Document needs Critical Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH MARKET ORIENTATION DAN NETWORKING


TERHADAP KINERJA INDUSTRI MAKANAN OLEH-OLEH DI KOTA MAKASSAR / WAHYU
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) AMKOP
MAKASSAR 2022
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk
mewujudkan pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang. Dalam
era globalisasi yang ditandai dengan tingkat persaingan yang sangat ketat, perusahaan
dituntut memiliki kemampuan mengembangkan pilihan strategi dalam bidang
manajemen pemasaran sehingga mampu beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis.

Dengan memperhatikan keadaan tersebut, pasar harus dikelola dengan upaya-upaya


yang sistematis untuk menempatkan keuntungan dari kinerja pasar yang baik (Nerver
dkk dalam Halim 2011:475) Perusahaan dalam bertahan hidup di lingkungan yang
dinamis dengan tingkat persaingan yang tinggi sangat membutuhkan strategi dalam
bersaing. Hal ini berlaku juga untuk usaha kecil menengah yang semakin hari semakin
menghadapi persaingan yang ketat (Slater, 2000:12). Perubahan lingkungan yang cepat,
mekanisme pasar yang semakin terbuka, kompetitif, dan penguasaan pasar merupakan
tantangan yang harus dijawab dengan pendekatan orientasi pasar.

Kotler (2002:46) mengemukakan bahwa untuk memenangkan persaingan, perusahaan


harus menyusun strategi yang berorientasi pada proses manajerial dalam
mengembangkan dan mempertahankan kesesuaian antara tujuan usaha, skill,
sumberdaya dan perubahan tantangan pasar. Pemasaran selalu berhubungan dengan
mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat, pemasaran juga
dapat didefinisikan sebagai pemenuh kebutuhan secara menguntungkan. Namun dalam
kenyataan setiap perusahaan kurang maksimal dalam memahami kebutuhan
kunsumennya. Orientasi pasar pada akhirnya menjadi salah satu prasyarat bagi
kesuksesan dan kemampuan untuk menghasilkan keuntungan bagi kebanyakan
perusahaan.

Menurut Kohli dan Jaworski (1990:18), orientasi pasar merupakan budaya perusahaan
yang bisa membawa pada meningkatnya kinerja pemasaran. Slater dkk (1990:34)
mendefinisikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi yang paling efektif dan efisien
untuk menciptakan perilaku – perilaku yang dibutuhkan untuk menciptakan superior
value bagi pembeli dan menghasilkan superior performance bagi perusahaan.

Perusahaan yang telah menjadikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi akan
berdasar pada kebutuhan dasar eksternal, keinginan dan permintaan pasar sebagai
dasar dalam penyusunan strategi bagi masing masing unit bisnis dalam organisasi, dan
menentukan keberhasilan perusahaan. Orientasi pelanggan merupakan pemahaman
yang cukup mengenai pembeli yang ditargetkan oleh seorang penjual yang mampu
menciptakan nilai kemanfaatan terbaik terus menerus untuk barang yang dibeli pembeli
tersebut. Menurut Narver dalam Sunarki (2009:15), untuk menciptakan produk yang
disukai pembeli terus menerus, Orientasi pelanggan memerlukan pemahaman penjual
akan rangkaian nilai-nilai kemanfaatan untuk keseluruhan pembeli (Wensley, dalam
Sunarki, 2009:15).

Orientasi pesaing berarti perusahaan memahami kekuatan jangka pendek, kelemahan,


kemampuan, jangka panjang dan strategi para peasaing potensialnya (Narver dkk dalam
Suprapnoto, 2009:10). Perusahaan yang berorintasi pesaing sering dilihat sebagai
perusahaan yang mempunyai strategi dan memahami bagaimana cara memperoleh dan
membagikan informasi mengenai pesaing, bagaimana merespon tindakan pesaing dan
juga bagaimana manajeman puncak menanggapi strategi peasing (Jaworski dkk dalam
Supranoto, 2009:11).

Naver dkk dalam Supranoto (2009:11) menyatakan bahwa koordinasi antar fungsi
merupakan kegunaan dari sumber daya perusahaan yang terkoordinasi dalam
menciptakan nilai unggul bagi pelanggan yang ditargetkan. koordinasi antar bagian;
yakni koordinasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusaliaan dalam
menciptakan nilai kemanfaatan terbaik untuk konsumen yang ditargetkan (Suwarniki
2009:15). Dengan koordinasi antar fungsi maka perusahaan dapat mempertinggi
komunikasi dan pertukran antara semua fungsi organanisasi yang memeperhatikan
pelanggan dan pesaing, serta menginformasikan trend pasar yang terkini.

Hal ini membantu perkembangan baik kepercayaan maupun kemandirian diantara unit
fungsional yang terpisah, yang pada akhirnya menimbulkan lingkungan perusahaan
yang lebih mau menerima suatu produk yang benar-benar baru yang didasarkan dari
kebutuhan pelanggan. Penelitian terdahulu telah menemukan secara signifikan bahwa
perusahaan yang berorientasi pasar telah dapat meningkatkan kinerja. Hal ini terbukti
dari penelitian Hooley, at al dalam Halim (2011:473), budaya market oriented diperlukan
untuk membangun dan mempertahankan kemampuan inti untuk terus menciptakan
nilai pelanggan yang superior.

Slater dkk dalam Halim (2011:473) menemukan bahwa kemampuan pemasar dianggap
lebih penting daripada kemampuan operasional, sehingga ketika perusahaan yang up to
date dengan informasi tentang pelanggan dan peasing perusahaan ini mampu secara
efektif menangani aktivitas pemasaran di dalam organisasi mereka. Studi empiris yang
dilakukan Ellis (2006:7) menemukan bahwa market oriented berpengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan sejalan dengan penemuan Kumar dkk (1998:38). Selain dari
orientasi pasar yang telah dikemukakan diatas, salah satu faktor yang mendorong
pengembangan usaha adalah Networking (jaringan kerja).

Networking dalam dunia bisnis menunjuk pada kemampuan pemilik untuk


mendapatkan akses ke sumber daya tidak dibawah kendali mereka (Zhao and Aram,
1995). Networking memberikan nilai kepada anggotanya dengan memungkinkan
mereka untuk mengakses ke sumber daya sosisal yang melekat dalam jaringan, yaitu
jaringan kerja yang dapat menyediakan sarana kepada kelompok bisnis pemula.
Disamping itu untuk mampu bertahan dalam persaingan yang kompetitif, membangun
hubungan kerja sama yang baik dengan orang ataupun dengan industri-industri lain
menjadi faktor penting yang akan menunjang keberhasilan dan tercapainya tujuan dari
usaha yang telah ditetapkan, hal ini juga bertujuan untuk mengetahui prilaku konsumen,
permintaan pasar serta trend bisnis yang berkembang.

Tidak bisa dipungkiri dalam kondisi Pandemi Covid-19 hanya industri yang memiliki
hubungan kerja sama yang baik yang mampu bertahan. Hal ini berdasarkan pendapat
dari beberapa ahli yang mengemukakan tingkat kepentingan Networking bisa lebih dari
60 persen. Terlihat dari seberapa besar sebuah usaha maka semakin luas pula jaringan
relasinya.
BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Market Orientation (Orientasi Pasar) Orientasi Pasar
adalah strategi pendekatan bisnis yang beriorientasi pada kebutuhan dan keinginan
pasar (konsumen).

Menurut Octavia (2012), Orientasi Pasar adalah budaya untuk mengumpulkan nilai
konsumen dan proses secara terus menerus untuk menciptakan nilai tertinggi bagi
pemebeli. Jadi Orientasi pasar merupakan suatu pandangan, perspektif atau budaya
yang terlihat dari proses dan aktivitas perusahaan dalam menciptakan nilai tertinggi
bagi kebutuhan dan keinginan pelanggan. sebagai inti dari proses pemasaran, yaitu
fokus pada kepuasan konsumen. Orientasi pasar juga merupakan alat ukur perilaku dan
aktivitas dari implementasi konsep pemasaran.

Menurut Tjiptono Dkk (2008), Orientasi Pasar adalah budaya bisnis yang mampu secara
efektif dan efisien menciptakan perilaku karyawan sedemikian rupa sehinnga
menunnjang upaya menciptakan nilai Superior bagi para pelanggan. Perusahaan yang
berorientasi pasar merupakan perusahaan yang mampu mengembangkan dan
memahami lebih baik mengenai apa yang dibutuhkan konsumen sehingga dapat
menciptakan customer value dan menciptakan strategi pasar dengan informasi
kekuatan serta kelemahan pesaing. Orientasi pasar merupakan budaya organisasi yang
menempatkan prioritas tertinggi pada Superior customer value. Dimana organisasi
mempunyai komitmen untuk terus berkreasi dalam menciptakan nilai unggul bagi
pelanggan.

Orientasi pasar secara signifikan menjadi faktor penting yang memungkinkan


perusahaan memahami pasar dan mengembangkan strategi produk dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dan kebutuhan pasar. Menurut Uncles (2000),
Orientasi Pasar adalah suatu proses dan aktivitas yang berhubungan dengan penciptaan
dan pemuasan pelanngan dengan cara terus menilai kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Orientasi pasar juga berfokus pada penciptaan citra organisasi yang akan
berujung pada penciptaan simpati dari para pelanggan karena dengan adanya orientasi
pasar mampu memberikan pelayanan yang sangat baik sehingga konsumen merasa
sangat puas.

Fungsi dan Manfaat Market Orientation (Orientasi Pasar) Menurut Hasan (2008),
Orientasi Pasar memiliki beberapa fungsi, yaitu : Mengarahkan perusahaan pada
diferensiasi dan efisiensi produk berdasarkan orientasi pasar. Mengarahkan para
manajer untuk mengurangi penekanan orientasi produk untuk merespon pasar.
Mengarahkan sistem organisatorial, seperti formalisasi dan sentralisasi, akan ditentukan
secara berurutan dan tidak akan berdiri sendiri. Adapun manfaat Market Orientation
(Orientasi Pasar) yaitu : Membantu perusahaan dalam memproduksi produk atau jasa
yang sesuai dengan yang dipersepsikan oleh pelanggan. Membantu memproduksi
secara lebih efisien dibandingkan para pesaing.

Menjelaskan perbedaan-perbedaan kinerja yang dicapai oleh perusahaan. Komponen


Market Orientation (Orientasi Pasar) Menurut Narver dan Slater (1990), orientasi pasar
terdiri dari tiga komponen perilaku yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan
koordinasi antar fungsional. Orientasi Pelanggan Orientasi pelanggan adalah
pemahaman perusahaan terhadap target buyer sehingga dapat menciptakan superior
value kepada mereka secara terus menerus.

Orientasi pelanggan mengharuskan seorang penjual mampu memahami mata rantai


nilai secara keseluruhan seorang pembeli. Melalui orientasi pelanggan, akan
membentuk orientasi dan persepsi pelanggan atas nilai-nilai yang dibangunnya dan
dirasakan, yang pada gilirannya akan menghasilkan kepuasan pelanggan. Orientasi
pelanggan mencakup semua aktivitas yang berkontribusi pada pemahaman perusahaan
terhadap kebutuhan dan preferensi para pelanggan sasarannya dan pada kemampuan
perusahaan untuk merancang produk dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan dan
preferensi tersebut. Pengukuran orientasi pelanggan dapat dilihat dari beberapa
indikator, yaitu : Manajer puncak mendiskusikan kebutuhan dan preferensi pelanggan.
Berkomitmen pada penyediaan layanan bagi para pelanggan sekalipun transaksi
penjualan telah selesai.

Perusahaan memiliki database pelanggan rinci. Secara rutin mengkaji kemungkinan


dampak perubahan lingkungan bisnis (seperti peraturan pemerintah) terhadap
pelanggan. Kadangkala perusahaan bermaksud mengabaikan perubahan-perubahan
kebutuhan produk atau jasa pelanggan. Orientasi Pesaing Orientasi pesaing adalah
pemahaman akan kekuatan dan kelemahan jangka pendek, serta kapabilitas dan strategi
jangka panjang dari para pesaing yang saat ini ada sebagai pesaing potensial yang akan
muncul.

Orientasi pasar dapat dinyatakan melalui tingkat monitoring informasi dan


menyebarluaskan informasi tersebut pada semua fungsi yang ada di dalam organisasi
seperti divisi riset dan pengembangan produk, mendiskusikan dengan pimpinan
perusahaan, bagaimana kekuatan pesaing dan strategi yang mereka kembangkan saat
ini atau strategi yang akan dikembangkan dimasa depan. Penerapan orientasi pesaing
mempunyai dua tujuan, yaitu dalam jangka pendek perusahaan berusaha memahami
kekuatan dan kelemahan baik dari pesaing sekarang atau pesaing yang potensial
dimasa mendatang.

Sedangkan dalam jangka panjang perusahaan harus mengerti kapabilitas dan strategi
apa yang mereka gunakan. Melalui orientasi pasar ini perusahaan berusaha untuk
menjawab tiga pertanyaan, yaitu siapa saja pesaing perusahaan, teknologi seperti
apakah yang dipakai oleh pesaing, dan apakah pesaing mewakili sebuah alternatif yang
menarik dari sudut pandang target costumer.

Orientasi pesaing mencerminkan pemahaman terhadap kekuatan dan kelemahan jangka


pendek dan kapabilitas dan strategi jangka panjang para pesaing utama saat ini dan
pesaing potensial utama perusahaan, serta kemampuan merespon aktivitas dan strategi
pesaing. Pengukuran orientasi pesaing dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu:
Merespon secara cepat tindakan-tindakan pesaing berkenaan dengan strategi
penetapan harga mereka. Manajer puncak mendiskusikan strategi dan perilaku pesaing.
Secara rutin memantau aktivitas para pesaing.

Koordinasi antar fungsi Koordinasi antar fungsi adalah merefleksikan pendayagunaan


secara terkoordinasi dari seluruh sumber daya yang ada dalam perusahaan dalam
rangka menciptakan superior costumer value bagi pembeli sasaran. Untuk memberikan
respon yang tepat kepada pelanggan dibutuhkan adanya koordinasi pemanfaatan
sumber daya dalam perusahaan antar berbagai departemen, koordinasi dalam rangka
integrasi sumber daya tersebut terkait erat dengan orientasi pelanggan dan pesaing.
Koordinasi antar fungsi dalam organisasi perlu dilakukan agar semua sumber daya yang
dimiliki perusahaan dapat digunakan secara maksimal untuk menciptakan nilai dan
kepuasan konsumen serta menjaga setiap langkah pesaing yang dapat menghambat
strategi-strategi yang sedang dikembangkan oleh perusahaan.

Tingkat kemampuan organisasi dalam melakukan koordinasi antar fungsi secara efektif,
menggunakan utilitas sumber daya perusahaan secara efisien, mampu merespon
dengan cepat setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan persaingan, dan
mengantisipasi perubahan strategi yang digunakan. Koordinasi antar fungsi mengacu
pada tingkat koordinasi antar fungsi atau departemen berbeda dalam sebuah
perusahaan dan tingkat penyebarluasan informasi antar departemen. Pengukuran
koordinasi antar fungsi dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu : Aktivitas berbagai
departemen berbeda dikoordinasikan dengan baik. Staf pemasaran mendiskusikan
kebutuhan masa depan para pelanggan dengan departemen lainnya.

Data kepuasan pelanggan disebarluaskan kepada semua departemen secara rutin. Ada
pertemuan antar departemen setidaknya sekali setiap tiga bulan untuk mendiskusikan
trend dan perkembangan pasar. Pengukuran Market Orientation (Orientasi Pasar)
Perusahaan mempertahankan tingkat pertumbuhannya di dalam persaingan yang
semakin kompleks dengan cara pasar harus dikelola dengan upaya-upaya yang
sistematis dan menggali informasi kebutuhan pelanggan sehingga dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan. Utamanya pasar harus dilayani dengan baik jika
perusahaan bersifat responsif terhadap tuntutan pelanggan dan pesaing dalam pasar.

Menurut Tjiptono dkk (2008), dalam mengukur orientasi pasar terdapat dua perspektif
yaitu perspektif budaya dan perspektif behavioral. Perspektif Budaya Perspektif budaya
ini berfokus kepada nilai-nilai dan norma-norma organisasi yang mendorong perilaku
yang konsisten dengan orientasi pasar. Dalam perspektif budaya ini, orientasi pasar
diukur berdasarkan tiga hal yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi
antar fungsi.

Untuk menciptakan superior customer value hal yang harus dilakukan yaitu berorientasi
pasar dengan cara beriorientasi pada pelanggan, pesaing, dan berkoordinasi antar
fungsi. Orientasi pelanggan dilakukan dengan cara perusahaan harus lebih mengerti
siapa target yang dituju oleh perusahaan. Orientasi pesaing dilakukan dengan cara
memahami keunggulan dan kelemahan serta kapabilitas juga strategi jangka panjang
maupun jangka pendek para pesaing. Koordinasi antar fungsi dilakukan perusahaan
dalam pemanfaatan sumber daya.

Perspektif Behavioral Perspektif behavioral merupakan proses atau perilaku organisasi


yang terdiri atas pengumpulan inteligensi pasar secara sistematik menyangkut
kebutuhan pelanggan, penyebarluasan inteligensi pasar kepada seluruh unit organisasi,
dan merancang juga pengimplementasian respon organisasi terhadap inteligensi pasar
secara terkoordinasi dan menyeluruh. Inteligensi pasar digunakan untuk upaya-upaya
dalam memahami kebutuhan pasar. Selain itu, inteligensi pasar mencakup sebuah
analisis menangani bagaimana kebutuhan itu dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.

Pengertian Networking (Jaringan) Pada dasarnya Networking dalam bisnis adalah proses
membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan pelaku bisnis lain, klien,
atau pelanggan potensial. Networking atau berjejaring merupakan kegiatan berinteraksi
dengan orang lain, membentuk koneksi, dan mengembangkan hubungan tersebut
menjadi lebih menguntungkan. Tidak hanya untuk mendapat keuntungan, Networking
dalam bisnis justru sebenarnya berfokus pada proses untuk menciptakan hubungan
saling percaya dan persahabatan dengan pebisnis lain.

Networking dapat dilakukan dengan berbagai tujuan, contohnya membangun


kemitraan, hubungan bisnis, koalisi, joint venture, atau hal-hal yang lebih mendasar
seperti branding dan transfer pengetahuan. Dalam prosesnya, pelaku Networking
menerima berbagai kesan, pengetahuan, dan pengalaman hidup. Hal ini yang akan
memberikan pengaruh pada seseorang, baik secara pribadi maupun profesional.
Layaknya aspek bisnis dan manajemen lainnya, kegiatan Networking perlu diperkuat
sejalan dengan pengembangan karier dan kinerja bisnis.

Networking saat ini digunakan untuk menggambarkan bentuk-bentuk baru dari


interaksi kompleks yang sebelumnya masih kabur, menjadi potensi yang bermanfaat
untuk menguatkan karier dan bisnis. Menurut Harvard Business Review, Networking
dibagi menjadi tiga bentuk : Operatinal Networking mengarah pada Networking untuk
melancarkan tugas-tugas operasional bisnis secara lebih efektif, khususnya membangun
hubungan kuat dengan rekan-rekan kerja. Personal Networking melibatkan semangat
individu untuk belajar dan meningkatkan kemampuan diri, baik itu berjejaring dengan
orang dari dalam organisasi/perusahan, maupun dari luar organisasi/perusahaan.

Strategic Networking menempatkan fungsi Networking dalam menangkap dan


memanfaatkan peluang baru untuk pencapaian tujuan bisnis. Manfaat Networking
Dalam Dunia Bisnis

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
1% - lhaelyimma.blogspot.com › 2014 › 11
1% - lib.unnes.ac.id › 22590/1/7311409009-s
<1% - digilib.uinsby.ac.id › 4208 › 3
1% - download.garuda.ristekdikti.go.id › article
1% - jrem.iseisby.or.id › index › id
2% - text-id.123dok.com › document › wq2epdkrq-orientasi
2% - e-journal.unipma.ac.id › index › equilibrium
1% - konsultasiskripsi.com › 2022/04/30 › pengertian
1% - sinta.unud.ac.id › uploads › dokumen_dir
1% - text-id.123dok.com › document › rz3n2r18q-orientasi
1% - core.ac.uk › download › pdf
<1% - www.coursehero.com › file › p17qj80
1% - jurnaljam.ub.ac.id › index › jam
<1% - www.kompasiana.com › muflihakhaeranin › 5e00ae08097f
1% - ecoracingpreneur.com › 11-manfaat-networking-untuk
<1% - eprints.stainkudus.ac.id › 782 › 5
41% - www.kajianpustaka.com › 2020 › 06
1% - accurate.id › marketing-manajemen › market-orientation
2% - legalstudies71.blogspot.com › 2020 › 06
1% - apacode.com › pengertian-orientasi-pasar-menurut
1% - text-id.123dok.com › document › 7qvr4lpry-koordinasi
1% - www.coursehero.com › file › p6sg51h
1% - www.sirclo.com › blog › apa-itu-networking-dalam-bisnis
7% - pacmann.io › blog › pentingnya-networking-dalam-berkarir
1% - store.sirclo.com › apa-itu-networking-dalam-bisnis
<1% - twitter.com › pacmannai › status
1% - www.finansialku.com › manfaat-networking-dalam

Anda mungkin juga menyukai