Mengenal Sosok Imam Mahdi Bagaimana Seorang Muslim Menyikapi Adat Istiadat ?
Salah satu isu yang muncul dikalangan “Tidak hancur dunia (kiamat) sampai Adat Istiadat adalah kebiasaan yang menikah dengan saudara sepupu, mas kawin
umat Islam akhir-akhir ini adalah tentang orang Arab menguasai seorang laki-laki berlaku di masyarakat yang diwarisi oleh yang mahal, prosesi pernikahan yang rumit
sosok yang disebut Al Mahdi atau Imam dari keturunanku yang namanya sama generasi-generasi sebelumnya dari dan memakan banyak biaya dan lain-lain.
Mahdi. Siapakah sosok ini dan bagaimana dengan namaku.” (HR. At-Tirmidzi). masyarakat tersebut. Seperti buwuh Karena itulah, dalam menyikapi adat di
perannya dalam masyarakat Islam ? Yang ketiga adalah bahwa Al Mahdi (mbecek), upacara bersih desa, peringatan 1 masyarakat, kita dapat memilah sebagai
Al Mahdi adalah sosok manusia pilihan Suro dan lain-lain. berikut,
adalah keturunan Rosulullah SAW
diakhir zaman yang akan memimpin umat Adat dalam masyarakat dibagi menjadi Pertama, untuk adat yang bertentangan
Islam menuju puncak kejayaan. Hal ini
lewat jalur Sayyidina Hasan bin Ali bin dengan syariat Islam, seorang da’i
lima, yaitu,
berdasarkan hadist dibawah ini Rasulullah Abi Tholib. Hal ini sesuai dengan sabda Pertama, adat yang bertentangan dengan hendaknya berupaya dengan sungguh-
SAW bersabda: “Akan muncul di masa Rosulullah SAW, “Ali berkata syariat Islam dan tidak mungkin sungguh agar adat tersebut sesegera mungkin
akhir umatku seorang yang diberikan sementara ia sedang memandang wajah dikompromikan dengan syariat Islam. terhapus dari masyarakat.
petunjuk (al-Mahdi), (yang pada masa itu) anaknya Hasan. Ia berkata, “Sungguh Seperti tradisi gemblak, yaitu seorang warok Kedua, untuk adat yang tidak sesuai
Allah SWT memberikan hujan kebaikan, anakku ini adalah seorang penghulu (laki-laki) mengambil laki-laki muda untuk dengan syariat Islam namun masih mungkin
bumi mengeluarkan tanaman-tanamannya, sebagaimana Nabi Menjulukinya. Dari menjadi pasangan dan menjalankan tugas- untuk dikompromikan dengan syariat Islam.
harta akan dibagikan secara merata, sulbinya akan keluar seorang laki-laki tugas biologis istrinya. Tujuannya adalah Adat seperti ini hendaknya diisi dengan
binatang ternak melimpah dan umat yang dinamai sama dengan nama nabi untuk menjaga kesaktian. ajaran Islam. Seperti mengubah tradisi
menjadi mulia, dia akan hidup selama tujuh kalian. Menyerupainya (Nabi Saw) Kedua adalah adat yang tidak sesuai dengan sesajen yang ditujukan kepada jin penunggu
atau delapan,” yaitu musim haji. (Hadits ini syariat Islam namun masih mungkin untuk desa (danyang ) menjadi sedekah/ genduri
dalam perangai tapi tidak dalam rupa.
sahih sanadnya, namun tidak diriwayatkan dikompromikan dengan syariat Islam. yang dimakan bersama-sama.
oleh Imam Bukhari dan Muslim).
Kemudian ia menyebutkan cerita di Ketiga, untuk adat yang tidak
Seperti adat persembahan sesajen, berbagai
Yang kedua adalah bahwa Al Mahdi mana ia akan memenuhi bumi dengan macam mantera dan lain-lain. bertentangan dengan syariat Islam dan tidak
memiliki nama seperti nama Rosulullah keadilan.” Ketiga adalah adat yang sesuai dengan mempersulit kehidupan, seorang dai
Hal ini berdasarkan riwayat dari Syariat Islam dan tidak mempersulit hendaknya terlibat aktif di dalamnya agar
SAW dan nama orang tuanya seperti
Sayyidina Ali dalam Sunan Abu Dawud kehidupan. Seperti kebiasaan tolong adat tersebut terus hidup dan lestari
nama orangtua Rosulullah SAW. Jadi
hal: 468, kitab al-Mahdi, bab: 12, no: menolong, kebiasaan menjaga kebersihan, Keempat, untuk adat yang tidak
Imam Al Mahdi adalah Muhammad bin
4290. Wallahu a’lam bish showaab. kebiasaan belajar bela diri (pencak silat), bertentangan dengan syariat Islam dan tidak
Abdullah hal ini sesuai dengan hadist mempersulit kehidupan, seorang dai
melantunkan tembang-tembang dan lain-lain.
dibawah ini bahwa Rosulullah SAW Keempat adalah dat yang tidak bertentangan hendaknya merubah adat tersebut dengan
bersabda : dengan syariat Islam, namun mempersulit bertahap dan bijaksana. Wallahu a’lam.
kehidupan manusia. Seperti larangan untuk
TELADAN UMAT
Sunan Pakubuwono IV, Raja Jawa Yang Cinta Oktober 1790, Jan Greeve berada di musuh Kasunanan Surakarta Hadiningrat
Pada Syari’at Islam Surakarta untuk memaksakan tuntutan VOC tersebut.
kepada Pakubuwono IV. Dengan alasan demi keselamatan
Tuntutan Jan Greeve hanya satu, yakni kerajaan, pada 26 November 1790, dia
Pakubuwono IV harus menyerahkan kelima menuruti VOC dengan menyerahkan Raden
Sri Susuhunan Pakubuwana IV (sering perpindahan kraton membawa serta batu- orang abdi dalem kepercayaannya karena Santri, Pangeran Panengah, Raden
disingkat sebagai PB IV; 2 September batu pasalatan, padasan, mimbar, dan beduk mereka dianggap sebagai biang keladi Wiradigda, Raden Kandhuruan, Kyai
1768 – 2 Oktober 1820) adalah susuhunan Masjid Besar Kyai Rembeg dari Kraton perubahan di Kraton Solo. Berbeda dengan Bahman, dan Kyai Nursaleh ke loji
ketiga Surakarta yang memerintah tahun Kartasura ke Kraton Solo yang berarti juga Babad Pakepung koleksi Museum Belanda. VOC, sebagaimana dicatat Babad
1788–1820. Ia dijuluki sebagai Sunan masjid telah dibangun sejak Kraton Solo Sanapustaka Keraton Solo, Babad Panambangan lalu membawa mereka ke
Bagus, karena naik takhta dalam usia muda digunakan, namun Masjid Agung Solo kala
Panambangan menyebut ada enam orang Semarang dan selanjutnya ke Betawi.
dan berwajah tampan. itu belum sebenar-benarnya agung.
Nama aslinya adalah Raden Mas Pembangunan Masjid Kerajaan yang benar- yang menjadi target Tuwan Deler Yan Dengan demikian, maka pengepungan
Subadya, putra Pakubuwana III yang lahir benar menunjukkan kemegahan dimulai Krope, mereka adalah Raden Santri, Kraton Solo pun berakhir.
dari permaisuri GKR. Kencana, keturunan oleh Sunan Pakubuwono IV ini. Pangeran Panengah, Raden Wiradigda, Sepeninggal para alim ulama abdi
Sultan Demak. Ia dilahirkan tanggal 2 Bukan hanya membangun fisik Raden Kandhuruan, Kyai Bahman, dan kinasihnya, Pakubuwono IV tidak
September 1768 dan naik takhta tanggal 29 bangunannya, Pakubuwono IV setiap hari Kyai Nursaleh. menanggalkan penerapan syariat Islam di
September 1788, dalam usia 20 tahun. Jumat juga pergi ke Masjid Agung itu untuk Sumber kolonial menyebut para Kraton Solo. Dia juga menuangkan buah
Pakubuwono IV adalah salah seorang melaksanakan salat Jumat, bahkan sering
raja Kasunanan Surakarta yang memiliki kali pula ia tampil langsung sebagai khatib penasihat baru Pakubuwono IV itu sebagai pikirnya dalam sejumlah karya sastra Jawa.
ksesetiaan tinggi terhadap Islam dan atau penyampai khotbah Jumat. panepen yang berarti alim ulama. Melalui Serat Wulangreh misalnya,
penegakkan Syariat Islam. Karena itulah, Pakubuwono IV juga secara tegas Sedangkan, sumber berbahasa Jawa, seperti Pakubuwono IV menuturkan ajaran moral
beliau mengangkat para alim ulama itu menindak, menggeser, atau bahkan Babad Pakepung dan Serat Wicara Keras, bagi generasi muda, antara lain ajaran
sebagai abdi dalem, bahkan Babad memecat abdi dalem yang tidak patuh menyebut mereka sebagai abdi dalem santri. dalam memilih guru, baik itu guru ilmu
Pakepung menyebut mereka sebagai abdi kepada syariat Islam, seperti yang dialami Sedangkan Babad Panambangan menyebut pengetahuan maupun ilmu kebatinan. Guru
dalem kinasih atau abdi dalem terpercaya. Tumenggung Pringgoloyo dan
kalangan itu sebagai santri ngulama. yang tepat menurut Pakubuwono IV adalah
Pengaruh kelima alim ulama itu kepada Tumenggung Mangkuyudo. Pakubuwono
Pakubuwono IV terbilang besar. Sehingga IV juga memberlakukan peraturan yang Apabila para pemuka agama itu tidak guru yang memiliki perhatian besar dan
banyak keputusan politik didasarkan raja mengharamkan minuman keras dan madat diserahkan Pakubuwono IV untuk berpegang teguh pada dasar-dasar hukum
kepada nasihat-nasihat mereka. atau mengisap candu sebagaimana ajaran selanjutnya dibuang oleh VOC , Jan Greeve Islam.
Pakubuwono IV mulai menerapkan syariat agama Islam. mengancam akan membiarkan Kraton Solo Hingga akhir hayatnya, 1 Oktober 1820,
Islam di Kraton Solo. Pakubuwono juga Menanggapi perubahan di Kraton Solo dikepung pasukan VOC, Kasultanan beliau tetap istiqomah menegakkan Syariat
menjadi giat meningkatkan usaha untuk itu, kompeni kemudian mengirim utusan Yogyakarta, dan Kadipaten Mangkunegara. Islam di Kerajaan Surakarta..
meramaikan Masjid Ageng atau Masjid yang dipimpin langsung oleh Gubernur dan Sunan Bagus perintis penerapan syariat Semoga Allah SWT mengampuni beliau
Agung kerajaan dengan kegiatan
Direktur Java’s Noorden Ooskust yang Islam di Kraton Solo itu pun ditekan para dan menempatkan beliau pada tempat yang
keagamaan.
Kendati di era kakek Beliau, yaitu berpusat di Semarang, yaitu Jan Greeve. kerabat istana untuk memprioritaskan mulia di sisi-Nya..Amiin.
Pakubuwono - II dalam kirab agung - Dari tanggal 16 September hingga 6 keselamatan kerajaan dari ancaman musuh-