net/publication/342434978
CITATIONS
READS
3
515
1 author:
Haerana Haerana
Universitas Muhammadiyah Makassar
8 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Kinerja Pegawai Outsourcing Di Pt. Telkom Divre Vii Kota Makassar View project
All content following this page was uploaded by Haerana Haerana on 25 June 2020.
D
alam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I Pasal 1 Ayat 6 bahwa
Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk men- capai
standar kompetensi lulusan. Dan untuk mencapai standar proses tersebut maka
seluruh satuan pendidikan wajib mengupayakan pe- laksanaan pembelajaran yang
berdasarkan standar proses pendidikan sebagaimana tertuang dalam Permendiknas
No. 41 Tahun 2007. Permendiknas ini mengatur tentang proses pembelajaran
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan, yang meliputi:
1. Perencanaan proses pembelajaran,
2. Pelaksanaan proses pembelajaran,
3. Penilaian hasil pembelajaran, dan
4. Pengawasan pembelajaran.
Buku ini mencoba menyajikan pembahasan mengenai tiga hal yang
terkandung dalam Permendiknas tersebut di atas, yaitu: perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran.
Dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dijelaskan bahwa Perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pe-
v Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
Penulis
viii Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
Pendidikan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
BAB 1 HAKIKAT MANAJEMEN 1
1.1 Pendahuluan 1
1.2 Pengertian Manajemen 1
1.3 Fungsi-fungsi Manajemen 3
BAB 2 IMPLEMENTASI MANAJEMEN DI DUNIA PENDIDIKAN 9
2.1 Pendahuluan 9
2.2 Manajemen Pendidikan 9
2.3 Manajemen Berbasis Sekolah 12
BAB 3 MANAJEMEN PEMBELAJARAN 17
3.1 Pendahuluan 17
3.2 Pengertian Pembelajaran 17
3.3 Aplikasi Pembelajaran dalam Konteks Manajemen 22
3.4 Manajemen Pembelajaran Sebelum dan Sesudah 24
Berbasis Standar Proses
BAB 4 STANDAR PROSES PENDIDIKAN 29
4.1 Pendahuluan 29
4.2 Pengertian Standar Proses Pendidikan 30
4.3 Kedudukan Standar Proses Pendidikan Diantara 31
Standar Lainnya
x Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan
-oo0oo-
DAFTAR TABEL
-oo0oo-
xii Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
Pendidikan
HAKIKAT MANAJEMEN
1.1 PENDAHULUAN
B
ertolak dari judul buku ini yaitu Manajemen Pembelajaran Berbasis
Standar Proses Pendidikan, maka penting kiranya pada bab pertama ini
diuraikan terlebih dahulu tentang hakikat manajemen yang
kemudian penulis petakan dalam dua pembahasan yakni pengertian dan fungsi-
fungsi manajemen.
Tidak bisa dipungkiri bahwa hampir setiap sektor dalam kehidupan ini baik
dalam skala kecil maupun besar, semuanya dikemas dalam rangkaian kegiatan
yang mengikuti alur dari konsep manajemen. Dengan penerapan kegiatan yang
didasarkan pada sejumlah fungsi manajemen tersebut maka diharapkan tujuan dari
organisasi tersebut dapat tercapai.
berdasar pada pemanfaatan sejumlah sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya (unsur-unsur manajemen—6 M) dalam upaya pencapaian tujuan yang
diinginkan.
2. Menjaring Informasi
a. Pemantau (monitor) ditugaskan untuk mencari dan menerima
informasi internal dan eksternal.
b. Penyebab (disseminator) ditugaskan untuk meneruskan informasi yang
didapatkan kepada anggota/karyawan organisasi.
c. Juru bicara (spokesman) secara formal memberi informasi kepada orang-orang
di luar organisasi.
keputusan yang tepat di setiap aspek pengelolaan organisasi agar tercipta kestabilan
kinerja organisasi yang dipimpinnya dapat dipertahankan di masa kini dan masa
depan.
-oo0oo-
8 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
Pendidikan
IMPLEMENTASI MANAJEMEN
DI DUNIA PENDIDIKAN
2.1 PENDAHULUAN
P
eningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dipengaruhi kuat oleh
peningkatan pendidikan. Pendidikan akan membentuk anak didik untuk
tumbuh menjadi warga negara yang bertanggung jawab
dan menjadi manusia berakhlak mulia, untuk itu pemerintah telah me- ngupayakan
segala cara untuk menciptakan suatu sistem pendidikan yang baik demi
terwujudnya masa depan yang lebih baik.
Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan yang terstruktur dan diikuti oleh
setiap individu secara sadar yang menginginkan suatu pe- rubahan pengetahuan
dan keterampilan serta diselenggarakan berdasarkan peraturan yang mengikat
pendidik dan pebelajar. Dalam proses pe- nyelenggaraan pendidikan tersebut
terdapat indikator-indikator capaian yang akan menjadi tolak ukur keefektifan dari
proses belajar mengajar yang dilaksanakan.
pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan standar proses pendidikan yang
telah ditentukan oleh pemerintah.
Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan menurut Usman
(2011: 13) adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, menyenangkan dan bermakna (PAKEMB).
2. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
3. Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan
(tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer).
4. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
5. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas
administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan
manajemen pendidikan).
6. Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80 % masalah mutu disebabkan
oleh manajemennya.
7. Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan dan
akuntabel.
8. Meningkatnya citra positif pendidikan.
Penerapan manajemen di sektor pendidikan sangat bermanfaat untuk setiap
individu yang terlibat dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Manfaat bagi
guru selaku kreator kegiatan belajar mengajar maka akan memudahkan mereka
dalam merancang setiap langkah- langkah pembelajaran yang dilakukannya. Setiap
rancangan pem- belajarannya akan terstruktur dengan baik dan dengan demikian
akan menciptakan proses pembelajaran yang sistematik dan pada akhirnya me-
mudahkan pebelajar dalam mengikuti materi yang diajarkan oleh para pendidik.
1 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
-oo0oo-
16 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
Pendidikan
MANAJEMEN PEMBELAJARAN
3.1 PENDAHULUAN
P
embelajaran merupakan kegiatan yang sangat kompleks, di mana
kesuksesan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang
mendukungnya, hal ini sejalan dengan pendapat Uno (2006:
15) yang menyatakan bahwa, ”pembelajaran tidak dapat disamakan dengan
pengajaran yang merupakan proses secara sepihak, melainkan lebih bermakna
sebagai suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi
dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa,
karakteristik bidang studi, serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian,
pengelolaan, maupun peng- organisasian. Dalam hal ini pembelajaran dipandang
sebagai upaya maksimal yang dilakukan oleh guru dalam memengaruhi peserta
didik agar mau meningkatkan kegiatan belajarnya demi mencapai tujuan pem-
belajaran dengan efektif dan efisien.
3. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pembelajaran yang dapat atau
sebaliknya disajikan dalam setiap jam pelajaran.
4. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat.
Artinya, peletakan masing-masing materi pelajaran akan me- mudahkan siswa
dalam mempelajari isi pelajaran.
5. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi
pembelajaran yang paling cocok dan menarik.
6. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan per- alatan
maupun bahan dalam keperluan belajar
7. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar.
8. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan
dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.
Perancangan tujuan pembelajaran merupakan strategi yang harus dilakukan
oleh guru selaku kreator kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Dengan strategi
tersebut maka persiapan guru dalam mengajar akan lebih sistematis dan terukur,
mulai dari penentuan bahan/materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran,
media pembelajaran dan sistem penilaian.
Pendapat mengenai tujuan pembelajaran ini telah banyak dikemukakan oleh
beberapa ahli, diantaranya sebagaimana dikutip dalam Uno (2008: 35), berikut:
Tabel 3.1 Arti Tujuan Pembelajaran
Pengembangan Silabus
selalu diadakan di sekolah
Manajemen 2
-oo0oo-
STANDAR PROSES PENDIDIKAN
4.1 PENDAHULUAN
K
eefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah
pelaksanaan proses belajar mengajar. Dan pembelajaran efektif tersebut
dapat dicapai dengan penerapan standar proses
pendidikan dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga
pada akhirnya akan mengarah pada upaya ketercapaian Standar Kompetensi
Lulusan (SKL).
Standar proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan pem- belajaran,
yang berarti dalam standar proses pendidikan berisi tentang bagaimana seharusnya
proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian standar proses pendidikan
dimaksud dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam pengelolaan pembelajaran.
Dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 standar proses meliputi pe-
rencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, pe- nilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada bab bab berikutnya.
3 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
mana sama sekali tidak melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik,
misalnya metode pembelajarannya lebih pasif dengan meninggalkan buku di kelas
dan meminta salah satu siswa mencatat di papan dan siswa lainnya mencatatnya di
buku mereka sedangkan guru pengampu me- ninggalkan kelas. Kejadian tersebut
tentu tidak akan meninggalkan kesan bagi siswa sebab tidak terdapat proses
transfer ilmu dengan baik.
SI
SKL
PENGELOLAAN
PENDIDI PENILAI PEMBIAYAAN
K A
SPP
-oo0oo-
PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN
5.1 PENDAHULUAN
A
da beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusannya berbeda-
beda satu dengan yang lain. Menurut Terry dan Rue (2003: 9),
“perencanaan adalah menentukan tujuan-tujuan yang
hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat
agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.” Sedangkan menurut Winardi (2000: 229),
“perencanaan adalah karya mental serta intelektual yang diperlukan sebelum upaya
dan aktivitas fisikal dilaksanakan. Dari kedua definisi tersebut maka diketahui
bahwa penekanan pengertiannya diarahkan pada penentuan langkah awal yang
harus dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan lainnya dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan.”
Dari rumusan perencanaan tersebut maka dapatlah disimpulkan bahwa
perencanaan adalah suatu cara pemilihan dan penentuan langkah- langkah atau
cara-cara yang dapat dilakukan dengan didasarkan pada kemampuan intelektual
yang dimiliki sehingga menghasilkan suatu rancangan kerja di masa depan untuk
mewujudkan pencapaian tujuan yang diinginkan.
Menurut Torang (2014:168), ada enam pertanyaan mendasar yang harus
diajukan dalam mengefektifkan perencanaan, yaitu:
3 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
1. What action will be done? pertanyaan ini diindikasikan pada tipe-tipe aktivitas
yang akan dilakukan.
2. Why has the action to be done? pertanyaan ini diindikasikan pada aktivitas
yang mendesak (necessary activities) untuk dilakukan.
3. Where will the action be done? pertanyaan ini diindikasikan pada tempat
pelaksanaan aktivitas serta fasilitas pendukung.
4. When will the action be done? pertanyaan ini diindikasikan pada pertimbangan
penetapan waktu (awal dan akhir) pelaksanaan aktivitas.
5. Who will do the action? pertanyaan ini diindikasikan pada manusia (person)
yang ditugaskan dan bertanggung jawab melaksanakan aktivitas.
6. How will the action be done? pertanyaan ini diindikasikan pada ragam cara
menyelesaikan aktivitas. Pertanyaan ini sebenarnya ditujukan untuk mengecek
seluruh perencanaan untuk maksud penyempurnaan dan petunjuk untuk
mencapai tujuan.
Di samping enam pertanyaan dasar yang harus diajukan dalam me-
ngefektifkan perencanaan, ada juga delapan langkah dasar dalam mem- buat
perencanaan. Kedelapan langkah tersebut menurut Terry dalam Torang (2014:
169), sebagai berikut:
1. Clarify the problem (menjelaskan masalah); langkah ini dimaksudkan agar
masalah betul-betul dipahami. Oleh sebab itu, agar masalah mudah dipahami,
maka masalah harus: a). Divisualisasi dengan jelas, 2). Disederhanakan
(diringkas), 3) diamati dengan cermat (siapa tau masih membutuhkan
perbaikan), dan 4) membatasi masalah (apabila masalah dapat dibatasi maka
dapat dikatakan bahwa sudah 50 % masalah tersebut dapat dipecahkan atau
diselesaikan). Jangan mem- formulasikan perencanaan sebelum melakukan
keempat tahapan diatas.
2. Obtain complete information about the activities involved (memperoleh
informasi yang lengkap tentang aktivitas/pekerjaan yang akan dilakukan).
Pengenalan dan pengetahuan kita terhadap aktivitas/ pekerjaan yang akan
dilakukan sangat esensi dalam menetapkan
Perencanaan Proses 3
Sehingga kesalahan tersebut harus diperbaiki sebab kesalahan pada pe- rencanaan
pembelajaran akan berdampak pada pelaksanaan pembelajaran atau dengan kata
lain kesalahan tersebut akan memengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran.
Sejalan dengan pendapat di atas, Hakiim (2008:9) mengemukakan bahwa
“perencanaan pembelajaran dirumuskan lalu dilaksanakan oleh guru maupun siswa
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan
pembelajaran merupakan perencanaan terhadap apa yang hendak dicapai.”
Pembelajaran yang baik akan terjadi apabila dilaksanakan sesuai standar
proses pendidikan. Standar proses pendidikan harus menjadi patokan guru dalam
merancang perencanaan pembelajarannya agar tercipta perencanaan pembelajaran
yang baik dan tepat. Perencanaan pem- belajaran menjadi unsur utama yang
menentukan kualitas pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Menurut Kunandar (2009: 243) Silabus merupakan uraian yang lebih rinci
mengenai kompetensi dasar, materi standar dan hasil belajar yang harus dimiliki
oleh peserta didik sehubungan dengan suatu mata pelajaran.”
Perumusan silabus menjadi sangat penting karena merupakan awal
penentuan arah pelaksanaan pembelajaran. Setiap guru wajib melakukan
pengembangan silabus pada setiap mata pelajarannya agar kompetensi yang akan
diajarkan jelas, kegiatan pembelajarannya juga terarah dan pe- ngukuran tingkat
pencapaian kompetensi siswa juga jelas.
dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester
pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan pe- nyusunan indikator
kompetensi dalam suatu pelajaran.
4. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi
untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi
acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja opera- sional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
5. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi Ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi.
7. Alokasi Waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar.
8. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi
dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode
pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta
karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada
setiap mata pelajaran.
4 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
9. Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu
pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi
dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk ber- partisipasi aktif
dalam proses pembelajaran.
b. Inti. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk men- capai KD.
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan
sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c. Penutup. Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk me- ngakhiri
aktifitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman
atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.
d. Penilaian Hasil Belajar. Prosedur dan instrumen penilaian proses dan
hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kom- petensi dan
mengacu kepada Standar Penilaian.
e. Sumber Belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran,
dan indikator pencapaiankompetensi.
Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP
1. Memperhatikan Perbedaan Individu Peserta Didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, ke- mampuan
awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
2. Mendorong Partisipasi Aktif Peserta Didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk
mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan
semangat belajar.
Perencanaan Proses 4
metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada
dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Perlunya perencanaan
pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya
perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut (Rivai dan
Murni, 2009: 107):
a. Untuk memperbaiki mutu pembelajaran perlu diawali dengan pe- rencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
b. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
c. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seorang belajar.
d. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada murid secara
perorangan.
e. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan
pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran dan tujuan
pengiring dari pembelajaran
f. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya murid
untuk belajar.
g. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pem- belajaran.
h. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode
pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai ujung tombak dalam
pelaksanaan proses pembelajaran harus disusun sebaik mungkin dan tanpa ada
kesalahan. Hal tersebut dikarenakan rencana pelaksanaan pem- belajaran dapat
pula dijadikan pengukuran tingkat efektifitas pelaksanaan proses pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan
kelambatan cara kerja guru.
-oo0oo-
PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN
6.1 PENDAHULUAN
D
alam kamus Bahasa Indonesia oleh Poerwadarminta (1986: 553)
mengemukakan bahwa Pelaksana adalah orang yang me- ngerjakan
atau melakukan rencana yang telah disusun.
Sedangkan pelaksanaan adalah perihal (perbuatan, usaha), melaksanakan
rancangan.
Berdasarkan batasan yang dikemukakan oleh Poerwadarminta diatas maka
dapat dibedakan antara pengertian pelaksana yaitu orang yang melaksanakan
dengan pelaksanaan yaitu perbuatan yang dilakukan oleh pelaksana. Selanjutnya
menurut Sastropoerto (1982: 193) yang me- ngemukakan pengertian pelaksanaan
sebagai suatu usaha atau kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mewujudkan
rencana atau program dalam kenyataannya.
Menurut Mulyasa (2008: 180), pada umumnya pelaksanaan pembelajaran
mencakup tiga kegiatan, yakni pembukaan, pembentukan kompetensi dan penutup.
Sedangkan Pelaksanaan pembelajaran berbasis standar proses pendidikan terdiri
atas tiga elemen yang selanjutnya dijelaskan berikut ini.
4 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
1. Rombongan Belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:
a. SD/MI : 28 peserta didik
b. SMP/MT : 32 peserta didik
c. SMA/MA : 32 peserta didik
d. SMK/MAK : 32 peserta didik
Kelas yang jumlah peserta didiknya banyak sulit untuk dikelola. Jumlah peserta
dalam satu kelas di SLTA yang mencapai rata-rata 40 orang peserta didik dan
perguruan tinggi yang kadang-kadang mencapai 45 orang peserta didik merupakan
masalah tersendiri dalam pengelolaan kelas (Yamin & Maisah, 2009: 74)
Kelas dengan jumlah peserta didik yang melebihi standar proses akan
menyulitkan guru dalam memberikan perhatian dan bimbingan pada siswa.
Sehingga pada akhirnya kondisi kelas tidak dapat dikontrol dan pencapaian
kompetensi siswa akan berada jauh di bawah standar kriteria ketuntasan minimal.
tersebut terlihat dari masih ada guru yang jam kerjanya kurang dari 24 jam
seminggu.
Guru harus mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten,
atas kesadaran profesional, karena mereka bertugas untuk men- disiplinkan para
peserta didik di sekolah, terutama dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dalam
menanamkan disiplin guru harus memulai dari dirinya sendiri, dalam berbagai
tindakan dan perilakunya (Yamin & Maisah, 2009: 105).
Menurut Djamarah (2002: 73), secara keseluruhan guru adalah figur yang
menarik perhatian semua orang, entah dalam keluarga, dalam masyarakat atau di
sekolah. Tidak ada seorangpun yang tidak mengenal guru, hal ini dikarenakan figur
guru itu bermacam-macam seperti guru silat, guru mengaji, guru mata pelajaran
dan lain-lain. Menurut Yamin dan Maisah (2009: 103), guru harus mampu
memaknai pembelajaran serta menjadikan pembelajaran sebagai ajaran
pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas peserta didik, untuk itu dalam diri
guru terdapat sejumlah peran yang melekat padanya, yaitu:
a. Guru sebagai sumber belajar
Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya guru
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Sebaiknya guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan
dengan siswa. Hal ini untuk menjaga agar guru memiliki pemahaman
yang lebih baik tentang materi yang akan dikaji bersama siswa. Dalam
perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat, bisa bisa terjadi
siswa lebih “pintar” dibandingkan guru dalam hal penguasaan informasi.
Oleh sebab itu, untuk menjaga agar guru tidak ketinggalan informasi,
sebaiknya guru memiliki bahan-bahan referensi yang lebih banyak
dibandingkan siswa.
2) Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa
yang biasanya memiliki kecepatan belajar diatas rata- rata siswa lain.
Siswa yang demikian perlu diberikan perlakukan
4 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
Peran guru sebagai pembimbing diartikan sebagai penunjuk arah bagi peserta
didik. Guru adalah sosok yang dapat memberitahukan jalan mana yang terbaik
bagi masa depan peserta didiknya, dengan pe- ngalaman dan pengetahuan
yang dimiliki seorang Guru maka men- jadikan dirinya sebagai navigator yang
terbaik dalam menentukan langkah yang harus ditempuh siswanya agar
mereka memiliki kompetensi yang bermanfaat bagi diri siswanya di masa
depan.
e. Guru sebagai pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan ke- terampilan baik
intelektual maupun motorik sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai
pelatih. Pelatihan yang dilakukan, di samping
Pelaksanaan Proses 5
kekhwatiran siswa tidak akan mampu mengingat kembali apa yang telah diajarkan.
4. Pengelolaan Kelas
Menurut Saud (2009: 69), pengelolaan kelas adalah keterampilan guru
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan me-
ngembalikannya apabila terjadi gangguan proses belajar mengajar. Tujuan dan
prinsip-prinsip keterampilan mengelola kelas, yaitu:
Tabel 6.2 Tujuan dan Prinsip Mengelola Kelas
b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat
didengar dengan baikoleh peserta didik;
Proses transfer ilmu yang dilakukan oleh seorang guru dalam kelas
seyogyanya harus didukung oleh kemampuan tenaga pengajar dalam mengatur
volume dan intonasi suaranya sehingga dapat didengar dengan baik oleh
peserta didik.
Sanjaya (2010: 39), mengatakan bahwa ”dalam suatu proses pem- belajaran
bisa terjadi kurangnya perhatian siswa disebabkan oleh suara guru, mungkin
terlalu lemah sehingga suaranya tak bisa ditangkap oleh seluruh siswa; atau
pengucapan kalimat yang kurang jelas.” Lebih lanjut Sanjaya (2010: 188),
mengatakan bahwa: “intonasi suara adalah pengaturan suara sesuai dengan
pesan yang ingin disampaikan. Guru yang baik akan memahami kapan ia harus
menaikkan nada suaranya, dan kapan ia harus melemahkan suaranya.”
Pengaturan volume dan intonasi suara pada saat proses belajar me- ngajar
hendaknya disesuaikan dengan isi pesan yang ingin di- sampaikan. Guru yang
memahami kapan saatnya melemahkan dan meninggikan suara maka dia akan
mampu mengontrol situasi pem- belajaran agar tetap fokus pada tujuan
pembelajaran.
c. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik; Menurut
Djamarah & Zain (2006: 188) “pernyataan guru terhadap sesuatu yang
dikemukakan oleh anak didik sangat diperlukan, baik berupa tanggapan,
komentar ataupun yang lain. Akan tetapi, haruslah dihindari hal-hal yang
menunjukkan dominasi guru”.
Tutur kata guru dalam menyajikan materi maupun dalam menanggapi
pertanyaan dan pernyataan siswa harus santun dan dapat dimengerti peserta
didik. Tutur kata guru tersebut harus jauh dari unsur ancaman, melecehkan
ataupun menghina siswa.
Pelaksanaan Proses 5
kembali tingkah laku tersebut. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
tabel 6.3, tentang tujuan dan komponen-komponen keterampilan penguatan,
yaitu:
Tabel 6.3 Tujuan dan Komponen Keterampilan
Tujuan Komponen-komponen
Keterampilan Penguatan Keterampilan Penguatan
1. Meningkatkan perhatian 1. Penguatan verbal, biasanya
siswa pada pelajaran. diutarakan dengan menggunakan
2. Meningkatkan motivasi kata-kata pujian, penghargaan,
belajar siswa. persetujuan dan sebagainya.
3. Memudahkan siswa untuk 2. Penguatan non verbal, hal ini
belajar. meliputi :
4. Mengeliminir tingkah laku siswa a. Penguatan berupa gerakan
yang negatif dan membina tingkah mimik dan badan, misalnya :
laku positif siswa acungan jempol, senyuman dan
sebagainya.
b. Penguatan dengan cara
mendekati, misalnya guru
duduk sekat siswa, berdiri
disamping siswa.
c. Penguatan dengan kegiatan
menyenangkan. Dalam hal ini
guru dapat menggunakan
kegiatan-kegiatan yang
disenangi siswa sebagai
penguatan.
d. Penguatan berupa simbol dan
benda, misalnya kartu bergambar
lencana, binatang dan plastik.
e. Penguatan tak penuh, yang
diberikan apabila siswa memberi
jawabannya sebagian yang
benar. Dalam hal ini guru tidak
boleh langsung menyalahkan
siswa. Tetapi sebaiknya
memberikan penguatan tak
penuh.
Pelaksanaan Proses 6
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisikuntuk mengikuti proses
pembelajaran;
Pelaksanaan Proses 6
adalah tujuan yang bersifat operasional. Tujuan dalam waktu yang singkat
dapat tercapai, yakni selesai jam pelajaran tertentu, tujuan mengajar senantiasa
merupakan tujuan khusus, yang dirumuskan dalam rencana mengajar harian
atau lesson plan.
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
siswa di awal pembelajaran akan membangkitkan motivasi belajar siswa.
Siswa yang memiliki motivasi belajar secara tidak langsung pula memiliki
tingkat kesiapan belajar yang tinggi, sehingga apa yang diajarkan oleh guru
akan mudah dimengerti dan dipahami dengan baik.
d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasanuraian kegiatan sesuai silabus.
Harjanto (2006:222) mengatakan bahwa: “materi pelajaran berada dalam ruang
lingkup isi kurikulum. Karena itu, pemilihan materi pelajaran tentu saja harus
sejalan dengan ukuran-ukuran (kriteria) yang digunakan untuk memilih isi
kurikulum bidang studi ber- sangkutan.”
Silabus mencakup rangkaian materi secara umum yang akan dipelajari oleh
siswa, untuk itu sangat penting bagi guru untuk menyampaikan cakupan materi
dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus pada siswa, agar siswa lebih
memahami dan mengerti lebih awal mengenai gambaran mata pelajaran yang
akan dipelajarinya.
2. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD
yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, me- nantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Pelaksanaan Proses 6
c. Konfirmasi
Kegiatan konfirmasi dalam pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru
bersama-sama dengan siswa dalam rangka penegasan, pengesahan, atau
pembenaran hasil eksplorasi dan elaborasi.
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupunhadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk mem- peroleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
5) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan pesertadidik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
6) Bembantu menyelesaikan masalah;
7) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pe- ngecekan hasil
eksplorasi;
8) Memberi informasi untuk bereksplorasi Iebih jauh;
9) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
Berbagai pilihan kegiatan konfirmasi lainnya:
1) Penyimpulan
2) Memberikan balikan apa yang dikerjakan siswa
3) Penjelasan mengapa salah
4) Penjelasan mana yang benar dan yang salah
5) Meluruskan yang salah
6) Menegaskan yang benar
7) Melanjutkan/menambahkan yang kurang
Pelaksanaan Proses 6
dicatat siswa. Kesimpulan dapat pula dibuat guru bersama-sama siswa, bahkan
kalau mungkin diserahkan sepenuhnya kepada siswa.”
Sedangkan menurut Sanjaya (2006:189), mengatakan bahwa: “menyimpulkan
adalah tahapan untuk memhami inti (core) dari materi pelajaran yang telah
disajikan. Melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti
sari dari proses penyajian”.
Kesimpulan materi pelajaran ini tidak lain adalah bentuk penegasan kembali
atas apa yang telah dipelajari dan dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai. Dengan cara menyimpulkan akan memudahkan siswa untuk
mengingat kembali keseluruhan dari materi yang dibahas.
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
Menilai adalah mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa,
tentang apa yang sudah dikuasai siswa. Informasi tersebut diperlukan agar
guru dapat menentukan tugas/kegiatan atau bantuan apa yang harus diberikan
berikutnya kepada siswa agar pengetahuan, kemampuan dan sikap mereka
lebih berkembang (Yamin & Maisah, 2009: 178).
Penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung merupakan
penilaian berbasis kelas. Guru yang menerapkan penilaian berbasis kelas akan
mampu memberikan nilai yang akurat berdasarkan kemampuan siswa
sehingga pengukuran kompetensi siswa terlihat jelas dan hal tersebut menjadi
bahan bagi guru dalam menentukan tindak lanjut yang akan digunakan.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; Dalam
mengelola kegiatan pembelajaran, guru perlu merencanakan tugas dan alat
belajar yang menantang, pemberian umpan balik, belajar kelompok dan
penyediaan program penilaian yang memungkinkan semua siswa mampu
unjuk kemampuan/mendemonstrasikan kinerja (performance) sebagai hasil
belajar (Yamin & Maisah, 2009: 172).
Pelaksanaan Proses 7
-oo0oo-
72 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
Pendidikan
PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
7.1 PENDAHULUAN
P
enilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan
menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan
kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil
karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan
Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
Menurut Haling (2007: 108), “penilaian adalah usaha yang bertujuan untuk
mengetahui keberhasilan belajar dalam penguasaan kompetensi. Selain itu,
penilaian bertujuan pula untuk mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan
pembelajaran”. Sudijono (2009: 4), menurutnya penilaian berarti menilai sesuatu.
Sedangkan menilai itu mengandung arti mengambil keputusan terhadap sesuatu
dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau
sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Jadi pemilaian itu sifatnya adalah
kualitatif. Akhirnya dalam rangka lebih mempertegas perbedaan antara pengukuran
(measurement) dengan penilaian (evaluation) Wandt dan Brown mengatakan
bahwa: “measurement means the act or process of axestaining the extent or
quantity of something”. Pengukuran adalah suatu tindakan atau proses untuk
menentukan luas atau kuantitas dari sesuatu; ia kan memberikan jawab atas
pertanyaan; How much?. Adapun penilaian atau evaluasi
7 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
didefinisikan sebagai tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu, itu
akan memberikan jawaban atas pertanyaan: What value ?.
Sedangkan menurut Yamin dan Maisah (2009: 204), mengatakan bahwa
“tujuan penilaian adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama
dan setelah proses pembelajaran berlangsung, untuk memberikan umpan balik bagi
peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses
pencapaian kompetensi, untuk me- mantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan
belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan
remedial, untuk memberikan umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode,
pendekatan, kegiatan dan sumber belajar yang digunakan, untuk mem- berikan
pilihan alternatif penilaian kepada guru dan untuk memberikan informasi kepada
orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.
Proses Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
Penilaian
Hasil Belajar
rangka penilaian atas suatu kegiatan untuk memperoleh data tentang tingkat
ketercapaian kegiatan tersebut. Secara umum, penilaian sebagai suatu tindakan atau
proses setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok, yaitu (1) mengukur
kemajuan, (2) menunjang penyusunan rencana,
(3) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.
Penilaian hasil pembelajaran merupakan kegiatan akhir yang dilakukan oleh
guru terkait dengan proses belajar mengajar yang telah dilakukannya. Untuk itu,
dalam rangka memperjelas keterkaitan atau hubungan antara kegiatan penilaian
dengan kegiatan proses belajar mengajar, berikut ini akan dapat dilihat pada
gambar 7.1.
Dari gambaran siklus pada Gambar 7.1, maka dapat diketahui bahwa siklus
pertama selalu diawali dengan perencanaan pembelajaran, dalam kegiatan
perencanaan ini dituntut kesiapan Guru dengan baik dalam segala hal yaitu
kesiapan media pembelajaran, pemilihan metode pem- belajaran yang akan
digunakan dan yang terpenting kesiapan mental serta materi yang akan diajarkan.
Selanjutnya setelah perencanaan disiapkan dengan baik maka langkah Guru
selanjutnya adalah memulai proses belajar mengajar di kelas, proses ini akan
berjalan dengan sukses dalam artian bahwa siswa berhasil menguasai kompetensi
yang diajarkan Guru dan Guru berhasil melakukan transfer of knowledge dengan
baik apabila dilaksanakan berdasarkan konsep perencanaan pembelajarannya. Dan
pada akhirnya setelah semua rangkaian kegiatan proses belajar mengajar selesai
dilaksanakan maka Guru kemudian melakukan kegiatan Penilaian untuk peserta
didiknya. penilaian hasil belajar merupakan kegiatan wajib yang dilakukan oleh
seorang Guru sebagai penentuan dalam meng- klasifikasikan tingkat pencapaian
anak didiknya, apakah masuk kategori tuntas atau tidak tuntas. Dan dari hasil
penilaian tersebut akan ditentukan tindakan yang akan dilakukan apakah siswa
akan mengikuti remedial ataukah pengayaan, terlepas dari pada tujuan tersebut
penilaian itu pula akan memudahkan Guru dalam menganalisis tingkat kesuksesan
proses belajar mengajar yang telah dilaksanakannya dan hal itu menjadi referensi
untuk memperbaiki perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dimasa
datang.
7 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
dengan teknik tes atau teknik non tes. Menurut Nurkancana dalam Haling
(2007: 109), tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk
suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh pebelajar,
sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi pebelajar
tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh pebelajar
lain atau dengan standar nilai yang ditetapkan. Sedangkan pengertian non tes
menurut Haling (2007: 113), merupakan penilaian yang menyangkut aspek-
aspek tingkah laku dan alat penilaiannya yaitu observasi, wawancara, studi
kasus, skala penilaian, chek list dan inventori.
d. Menyusun alat-alat pengukur yang akan digunakan dalam pengukuran dan
penilaian hasil belajar peserta didik.
e. Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan
atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
f. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan
dan seberapa kali evaluasi hasil belajar itu akan dilaksanakan).
2. Menghimpun Data
Wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran
misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil belajar (apabila evaluasi hasil belajar
itu menggunakan teknik tes atau menggunakan teknik non tes.
diajarkan?. Dan berdasar dari pertanyaan itu maka strategi pembelajaran dapat
diatur dengan baik untuk lebih memotivasi belajar siswa.
1. Fungsi Administratif
Secara administratif pemberian nilai akhir oleh seorang pendidik terhadap peserta
didiknya itu memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Menentukan, apakah seorang peserta didik dapat dinaikkan ke tingkatan yang
lebih tinggi, dapat dinyatakan lulus, dapat dinyatakan tamat belajar ataukah
tidak.
b. Memindahkan atau menempatkan peserta didik pada kelompok atau bidang
yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
c. Menentukan, apakah seorang peserta didik layak atau dipandang telah
memenuhi persyaratan-persyaratan tertentuk untuk diberikan beasiswa,
pembebasan SPP ataukah tidak.
8 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
2. Fungsi Informatif
Pemberian nilai akhir oleh pendidik kepada para peserta didik juga memiliki fungsi
informatif. Hal ini mengandung pengertian bahwa pemberian nilai akhir itu
berfungsi untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait, seperti: para
orangtua atau wali murid, wali kelas, penasehat akademik dan lain-lain, tentang
prestasi belajar murid, siswa atau mahasiswa yang berada dalam asuhannya atau
menjadi tanggung jawabnya.
Dengan memperhatikan nilai-nilai yang dicapai oleh peserta didik itu, pihak-
pihak terkait tadi akan memperoleh informasi yang amat berharga guna mengambil
langkah-langkah, ikhtiar atau upaya yang dipandang perlu agar para peserta didik
memperoleh hasil-hasil yang lebih optimal dalam mengikuti program pendidikan
selanjutnya.
3. Fungsi Bimbingan
Dengan memperhatikan nilai-nilai akhir yang dicapai oleh peserta didik maka guru
yang diserahi menangani kegiatan bimbingan dan penyuluhan akan dapat bekerja
dengan lebih terarah dalam rangka memberikan bimbingan dan bantuan psikologis
kepada para peserta didik yang memang menghajatkannya.
4. Fungsi Instruksional
Tidak ada tujuan yang lebih penting dalam proses pembelajaran kecuali
mengusahakan agar perkembangan dan kegiatan belajar para peserta didik dapat
mencapai tingkat yang optimal. Dalam hubungan ini secara instruksional
pemberian nilai akhir berfungsi memberikan umpan balik (feed back) yang
mencerminkan seberapa jauh peserta didik telah mencapai tujuan yang telah
ditentukan dalam program pengajaran atau dalam sistem
Penilaian Hasil 8
instruksional. Jika pemberian nilai akhir itu dapat dilaksanakan dengan tepat dan
obyektif, maka akan dapat diketahui pula keberhasilan atau ketidakberhasilan
peserta didik pada setiap bagian dari tujuan pengajaran tersebut.
Laporan kemajuan hasil belajar pada dasarnya mencakup semua pencapaian
peserta didik dalam hal penguasaanya terhadap setiap indikator kompetensi yang
telah dipelajarinya, sehingga dengan data tersebut setiap peserta didik akan dapat
diukur tingkat keberhasilannya ataupun juga tingkat kegagalannya. Dan informasi
tentang pencapaian hasil belajar itu akan mengarahkan strategi pembelajaran apa
yang harus dilakukan oleh guru untuk dapat memberikan kesempatan kembali
kepada peserta didik agar bisa memperbaiki nilai yang diperolehnya.
Menurut Arikunto (2008:285), secra garis besar laporan atau catatan tentang
siswa dapat dibuat dengan 2 macam cara, yakni sebagai berikut:
a. Catatan lengkap
Catatan lengkap adalah catatan tengtang siswa yang berisi baik prestasi
maupun aspek-aspek pribadi yang lain, misalnya kejujuran, kebersihan
kerajinan, sikap sosial, kebiasaan bekerja, kepercayaan terhadap diri sendiri,
disiplin, ketelitian dan sebagainya. Tentang isi catatannya, ada yang hanya
dinyatakan ddengan singkatseperti: “Baik”, “Sedang”, “Kurang” atau dengan
keterangan yang lebih terperinci.
b. Catatan tidak lengkap
Catatan tdak lengkap adalah catatan siswa yang hanya berisi gambaran
tentang prestasi siswa dan hanya sedikit saja menyinggung tentang
kepribadian.
Tentang catatan prestasi belajar siswa itu sendiri dapat dibedakan atas dua
cara, yaitu :
a. Dengan pernyataan lulus-belum lulus
Penilaian atas prestasi belajar dalam sistem pengajaran yang menganut prinsip
belajar tuntas didasarkan atas sudah berhasil atau belumnya seorang siswa
dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini bahan pelajaran
8 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
dibagi atas unit-unit kecil yang masing-masing unit sudah disertai dengan
tujuan yang dirumuskan secara terperinci. Apabila seorang siswa telah
mencapai tujuan (paling sedikit 75 % tujuan), maka pada unit tersebut diberi
tanda (misalnya tanda silang) untuk mem- bedakannya dari unit yang belum
diselesaikan. Dengan demikian maka tergambar banyak sedikitnya unit yang
telah diselesaikan per bidang studi.
b. Dengan nilai siswa
Pencatatan dengan nilai dilakukan apabila seluruh siswa dalam satu kelompok
berjalan bersama-sama secara klasikal. Dengan demikian maka prinsip belajar
tuntas sangat sukar dilaksanakan dan pencatatan nilai didasarkan atas nilai-
nilai ulangan yang telah diikuti.
1. Korektif
Artinya dalam fungsi ini pengajaran remedial diadakan pembetulan atau perbaikan
antara lain: perumusan tujuan, penggunaan metode, cara-cara belajar, Materi dan
alat pelajaran, evaluasi, segi pribadi dan lain-lain.
2. Pemahaman
Artinya dari pihak guru, siswa atau pihak lain dapat memahami siswa.
3. Penyesuaian
Penyesuaian pengajaran perbaikan terjadi antara siswa dengan tuntutan dalam
proses belajarnya. Artinya siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya
sehingga peluang untuk mencapai hasil baik lebih besar. Tuntutan disesuaikan
dengan jenis, sifat, dan latar belakang kesulitan sehingga mendorong untuk lebih
belajar.
4. Pengayaan
Maksudnya pengajaran perbaikan itu dapat memperkaya proses belajar mengajar.
Pengayaan dapat melalui atau terletak dalam segi metode yang dipergunakan dalam
pengajaran perbaikan sehingga hasil yang diperoleh lebih banyak, lebih dalam atau
dengan singkatnya prestasi belajar lebih kaya.
Dalam Depdiknas 2008 (Sistem Penilaian KTSP), Ada tiga jenis
pembelajaran pengayaan, yaitu:
a. Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan
kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh
masyarakat, dsb, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.
b. Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam
melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam
bentuk pembelajaran mandiri.
c. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki
kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau
8 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah
(lebih) dari peserta didik yang normal.
5. Akselerasi
Maksudnya pengajaran perbaikan dapat mempercepat proses belajar baik dari segi
waktu maupun materi.
6. Terapeutik
Secara langsung ataupun tidak pengajaran perbaikan dapat memperbaiki atau
menyembuhkan kondisi pribadi yang menyimpang. Penyembuhan ini dapat
menunjang pencapaian prestasi belajar dan pencapaian prestasi yang baik dapat
mempengaruhi pribadi (timbal balik).
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dari pembelajaran remedialseperti
yang dijelaskan Depdiknas tentang penyelenggaraan pembelajaran remedial tahun
2008, adalah:
a. Adaptif
Program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik
untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-
masing. Hal ini di sebabkan oleh karena peserta didik memiliki keunikan
sendiri-sendiri sehingga pembelajaran remdial harus mampu mengakomodasi
semua perbedaan tersebut.
b. Interaktif
Pembelajaran remdial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara
intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar yang merupakan
perbaikan perlu selalu mandapatkan monitoring dan pengawasan agar
diketahui kemajuan belajarnya.
c. Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian
Metode pengajaran dan metode penilaian yang digunakan dalam pembelajaran
remedial haruslah bervarisi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik
individu yang dimiliki oleh peserta didik.
8 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
Konsep yang sukar dipahami akan lebih mudah dipelajari dan menjadi menarik
jika disajikan dengan menggunakan media.
3. Kegiatan Kelompok
Diskusi ataupun kerja kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa
yang mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang dituntut. Yang
perlu diperhatikan guru dalam menerapkan kerja kelompok dalam kegitan
remidial adalah menentukan anggota kelompok. Kegiatan kelompok dapat
efektif dalam membantu siswa memahami pelajaran apabila diantara anggota
kelompok ada siswa yang benar-benar menguasai materi dan mampu
menjelaskannya dengan cukup baik kepada siswa lainnya. Kegiatan kelompok
sebagai upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan akan sia-sia apabila
tidak dibimbing oleh anggota kelompok yang menguasai materi yang sedang
dibahas.
4. Tutorial
Kegiatan tutorial juga dapat diterapkan guru dalam melaksanakan kegiatan
remidial. Dalam kegiatan ini guru meminta bantuan siswa lain yang lebih
pandai untuk membantu siswa yang menghadapi kesulitan dalam menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan atau guru dapat juga meminta siswa dari
kelas yang lebih tinggi untuk membantu adik kelasnya.
5. Sumber Belajar yang Relevan
Selain dengan mengajarkan kembali, kegiatan kelompok dan tutorial guru juga
dapat menggunakan sumber belajar lain dalam membantu siswa menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan. Guru juga dapat meminta siswa
mengunjungi suatu instansi tertentu yang berkaitan dengan materi yang belum
dikuasainya. Atau guru juga dapat mendatangkan anggota masyarakat yang
mempunyai keahlian dalam hal materi yang belum dikuasai siswa.
-oo0oo-
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
MANAJEMEN PEMBELAJARAN
8.1 PENDAHULUAN
D
alam pelaksanaan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
faktor pendukung maupun faktor penghambat, antara lain:
1. Faktor Pendukung
Menurut Sanjaya (2008: 52), terdapat beberapa faktor yang dapat me- mengaruhi
kegiatan proses sistem pembelajaran, diantaranya:
a. Faktor guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu
strategi pembelajaran. Tanpa, guru bagaimanapun bagus dan idealnya suatu
strategi, maka strategi itu tidak mungkin diaplikasikan. Keberhasilan
implementasi suatu strategi pembelajaran akan ter- gantung pada kepiawaian
guru dalam menggunakan metode, teknik dan taktik pembelajaran.
Guru dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Dalam
proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan
bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran
(manager of learning). Dengan demikian efektivitas proses pembelajaran
terletak di pundak guru. Oleh
9 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
4) Persyaratan fisik
Persyaratan ini meliputi: berbadan sehat, tidak memiliki cacat tubuh yang
mungkin mengganggu pekerjaannya, tidak memiliki gejala-gejala
penyakit yang menular. Dalam persyaratan fisik ini juga menyangkut
kerapian dan kebersihan termasuk bagaimana cara berpakaian. Sebab
bagaimanapun juga guru akan selalu dilihat/diamatidan bahkan dinilai
oleh para siswa/anak didiknya.
b. Faktor Siswa
Siswa adalah organism yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek
kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama per- kembangan masing-masing
anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat
dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, disamping
karakteristik lain yang melekat pada diri anak.
Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat memengaruhi proses
pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi aspek latar belakang siswa.
Yaitu jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat tinggal siswa, tingkat
sosial ekonomi siswa, dari keluarga yang bagaimana siswa berasal, dan lain-
lain. Sedangkan dilihat dari sifat yang dimiliki siswa meliputi kemampuan
dasar, pengetahuan dan sikap.
c. Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap
kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pem- belajaran, alat-alat
pelajaran, perlengakapan sekolah, dan lain sebagainya, sedangkan prasarana
adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung
keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan
sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan prasarana
akan membantu guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, dengan
demikian sarana dan prasarana merupakan merupakan komponen penting yang
dapat memengaruhi proses pembelajaran.
9 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
2. Faktor Penghambat
Menurut Sudjana (2004: 43), terdapat beberapa faktor yang dapat meng- hambat
kegiatan proses pembelajaran, di antaranya:
a. Faktor Guru
Agar guru dapat menyajikan bahan pelajaran dengan menarik dan berhasil,
maka perlu menguasai beberapa teknik sistem penyajian. Juga dapat memilih
sistem penyajian yang tepat untuk setiap materi tertentu yang akan disajikan
ataupun dapat membuat variasi dalam menyajikan bahan tersebut, namun
demikian dalam pengamatan pe- laksanaan pengajaran itu para guru
menemukan masalah-masalah seperti berikut:
Guru kurang menguasai beberapa sistem penyajian yang menarik dan efektif
1) Pemilihan metode kurang relevan dengan tujuan pelajaran dan
materi pelajaran.
2) Kurang trampil dalam menggunakan metode
3) Kurang bervariasi dalam menggunakan metode.
4) Cara menyajikan kurang membangkitkan motivasi.
5) Sangat terikat pada satu metode saja.
Guru tidak memberikan feed back pada tugas yang dikerjakan siswa. Menurut
Sudjana (2004: 84), dalam pelaksanaan pengajaran guru kadang-kadang
menemui banyak hambatan, diantaranya ialah:
1) Banyak guru kurang menggunakan perpustakaan sebagai sumber belajar.
2) Guru kurang membimbing bagaimana seharusnya cata belajar efektif itu.
3) Guru kurang kompeten.
4) Guru kurang memperhatikan dan memanfaatkan assessment siswa.
5) Guru belum menggunakan media dengan tepat.
6) Guru kurang mempertimbangkan latar belakang siswa yang tidak sama.
7. Guru kurang mengerti kemampuan dasar siswa yang kurang
9 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
cukup, guru yang kompeten karena rata-rata jenjang pendidikannya S1, adanya
komitmen semua guru untuk melaksanakan pembelajaran yang berkualitas.
Sedangkan faktor yang menghambat dalam pelaksanaan pembelajaran adalah tidak
adanya dana yang cukup untuk membiayai penyediaan sarana dan prasaran yang
sesuai standar atau untuk mengganti peralatan yang rusak, kekurangan dana
tersebut sering terjadi pada sekolah gratis dan tidak adanya buku teks pelajaran
siswa yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Pentingnya penyediaan sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran
sejalan dengan pendapat Sanjaya (2010: 55), yang mengatakan bahwa:
“kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru dalam penyelenggaraan
proses pembelajaran, dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen
penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.”
Untuk mengatasi faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran,
antara lain dapat dilakukan dengan penyediaan dana yang cukup untuk membiayai
proses pembelajaran seperti misalnya membeli peralatan musikyang baru (bagi
SMK) atau untuk membiayai ongkos perbaikan komputer yang rusak, sekolah
menyediakan buku teks pelajaran untuk semua siswa. Dan pihak sekolah
menyelenggarakan pembinaan pada guru yang sering menghindari tanggung
jawabnya dalam mengajar serta pembinaan pada siswa yang melanggar tata tertib
sekolah.
dalam hal memberikan penilaian sedangkan siswa kurang atau tidak termotivasi
untuk mendapatkan nilai terbaik.
Pendapat diatas sejalan dengan Sudjana (2004:40), yang mengatakan bahwa:
“rendahnya kemampuan yang dimiliki siswa sebagai faktor penghambat, juga ada
faktor lain seperti rendahnya motivasi belajar, kurangnya minat dan perhatian,
sikap dan kebiasaan belajar, kurangnya ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan
psikis.
Untuk mengatasi hambatan dalam penilaian pembelajaran, anatara lain dapat
dilakukan dengan cara sebaiknya guru mengatur waktu dengan sebaik mungkin
dalam penyusunan soal dan pemeriksaan lembar jawaban, dan pihak sekolah
sebaiknya memberikan pelatihan pada guru tentang tata cara penyusunan soal serta
guru dan komponen sekolah lainnya ber- komitmen untuk terus memotivasi siswa
untuk belajar melalui bimbingan khusus dan kegiatan lainnya.
-oo0oo-
102 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
-oo0oo-
106 Manajemen Pembelajaran Berbasis Standar Proses
Pendidikan