KEANEKARAGAMAN HAYATI
OLEH :
DHONY ERMANTO NURDIANSYAH, M.Pd.
A. UPAYA PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN
HAYATI DI INDONESIA
1. Pelestarian In-situ
Pelestarian makhluk hidup dalam habitat aslinya
Contoh : Pelestarian Badak Jawa, Owa Jawa, Surili, dan Macan Tutul
di Ujung Kulon
2. Pelestarian Ex-situ
Pelestarian makhluk hidup di luar habitat aslinya, tetapi lingkungan
dibuat mirip aslinya
Contoh : Harimau, Singa, Macan Tutul, Orang Utan, dan Burung
Pelikan di Kebun Binatang
B. MEMANFAATKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
DENGAN MENERAPKAN PRINSIP - PRINSIP
1. Prinsip daya toleransi, artinya keanekaragaman memiliki batas
toleransi tertentu sehingga tidak boleh dilanggar
2. In optimum, artinya semua kekayaan alam tidak boleh
dimanfaatkan sampai optimum sehingga pemanfaatannya harus di
bawah optimum
3. Faktor pengontrol, artinya kita harus menjaga, mengontrol, atau
mengendalikan keseimbangan lingkungan
4. Prinsip ketahanbalikan, artinya kita harus selalu menjaga kelestarian
plasma nutfah karena jika plasma nutfah hilang atau punah,
organisme tersebut akan punah
C. PENANGKARAN
Upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan dan pembesaran
tumbuhan dan satwa liar dengan tetap mempertahankan kemurnian
jenisnya.
a. Pengembangbiakan satwa, merupakan penangkaran berupa
perbanyakan individu melalui cara reproduksi kawin (seksual)
maupun tidak kawin (aseksual) dalam lingkungan buatan atau semi
alam serta terkontrol dengan tetap mempertahankan kemurnian
jenisnya.
b. Pembesaran satwa, merupakan kegiatan penangkaran yang
dilakukan dengan pemeliharaan dan pembesaran anakan atau
penetasan telur satwa liar dari alam di lingkungan terkontrol
dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya.
C. PENANGKARAN
Upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan dan pembesaran
tumbuhan dan satwa liar dengan tetap mempertahankan kemurnian
jenisnya.
c. Perbanyakan tumbuhan (artificial propragation), merupakan kegiatan
penangkaran yang dilakukan dengan cara memperbanyak dan
menumbuhkan tumbuhan di dalam kondisi yang terkontrol dari
material seperti biji, potongan (stek), kultur jaringan, dan spora
dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya.
D. TUJUAN PENANGKARAN
a. Mendapatkan spesimen tumbuhan dan satwa liar dalam jumlah,
mutu, kemurnian jenis, dan keanekaragaman genetik yang terjamin,
untuk kepentingan pemanfaatan sehingga mengurangi tekanan
langsung terhadap populasi alam.
b. Mendapatkan kepastian secara administratif maupun secara fisik
bahwa pemanfaatan spesimen tumbuhan atau satwa liar yang
dinyatakan berasal dari kegiatan penangkaran adalah benar-benar
berasal dari kegiatan penangkaran.
E. CONTOH PENANGKARAN TUMBUHAN
DAN HEWAN DI INDONESIA
a. Penangkaran buaya asam kumbang di Medan, Sumatera Utara
b. Penangkaran rusa di Kabupaten Bandung
c. Penangkaran penyu di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
d. Penangkaran Merak di Dusun Suko, Desa Tawangrejo, Kecamatan
Gemarang, Kabupaten Madiun
e. Penangkaran bunga bangkai di Kebun Raya Bogor
F. TAMAN NASIONAL
Merupakan Kawasan konservasi dengan ciri khas tertentu yang
dikembangkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, dan rekreasi
alam.
Contoh :
a. Taman Nasional Gunung Leuser Sumatra Utara dan Aceh :
Tumbuhan : Meranti, keruing, durian hutan, menteng, dan Rafflesia
arnoldii
Hewan : Gajah, beruang madu, harimau sumatera, badak
sumatera, orang utan sumatera, kambing sumatera, itik
liar, dan tapir
F. TAMAN NASIONAL
b. Taman Nasional Kerinci Provinsi Jambi, Sumatra Barat, Sumatra
Selatan, dan Bengkulu
Tumbuhan : Bunga bangkai, palem, anggrek, dan kismis
Hewan : Tapir, kelinci hutan, landak, berang-berang, badak
Sumatra, harimau sumatera, siamang, dan kera ekor
Panjang
c. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Provinsi Bengkulu dan
Lampung
Tumbuhan : Meranti, keruing, damar, kemiri, mengkudu, dan bunga
bangkai.
Hewan : Gajah, tapir, badak Sumatra, landak, trenggiling, ular
sanca hijau, bangau putih, dan rangkong.
F. TAMAN NASIONAL
d. Taman Nasional Ujungkulon Provinsi Banten
Hewan : Badak bercula satu, banteng, harimau loreng, dan surili