Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

"HAKIKAT BERHARAP KEPADA ALLAH


SWT. (RAJA)"

Disusun Oleh :
X keperawatan
Kelompok 3
Adinda Tyara Nurlestari
Amelia Putri Kasanda
Indri Eka Putri
Neng Uni Haifa Putri
Novi Sasha Yuanita
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya serta berbagai
upaya, tugas makalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang membahas
tentang Hakikat Berharap Kepada Allah SWT dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat waktu. Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang
berkaitan
dengan LKS PAI, dan penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang
sempurna.
Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya.
Akhir kata,semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Purwakarta,11 Februari 2023


DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan

BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian dan firman Raja
2.2 Cara menumbuhkan sifat Raja
2.3 Manfaat sifat Raja

BAB III Penutup


Kesimpulan
Saran
BAB I Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Berharap kepada Allah SWT merupakan suatu sikap positif yang diperintahkan Allah kepada
hamba-hamba-Nya. Berharap, dengan kata dasar harapdan ditambah imbuhan beryang terbentuk
menjadi sebuah katakerja. Yakni kita bekerja dengan akal dan hati kita untuk menggantungkan
harapan yang kita miliki kepada Sang Pencipta agar apa yang kita harapkan dapat terwujud.
Selain itu ia menyakini bahwa ada Zat yang berkuasa atas apa yang kita harapkan yaitu Tuhan
Yang Maha Esa.
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai
harapan, misalnya Iskhaq mengharapkan lulus Ujian mengemudi, tetapi tidak ada
usaha dari seorang Iskhaq untuk belajar mengemudi, bagaimana mungkin Iskhaq
lulus dalam ujian mengemudi. Berharap kepada Allah merupakan pengakuan
kelemahan seorang hamba kepada Rabbnya. Berharap kepada Allah merupakan
bukti penyerahan diri, ketundukan, ketawadhu’an. Para pemiliknya adalah mereka
yang Allah hindarkan dari hati mereka rasa sombong akan kehebatan dan keakuan
diri. Para pemiliknya teguh, konsisten dan tak mengenal kata putus asa dalam
beragama.

1.2 Tujuan
Allah memerintahkan kita agar hanya kepada Allah saja hendaknya kita
berharap. Oleh karena itu Imam Baihaqi menyebutkan dalam kitab beliau
“Syu’ab Al Iman” bahwa berharap pada Allah merupakan cabang iman ke 12.
BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian dan firman Raja


A. Secara etimologis, Raja berarti mengharap sesuatu atau tidak putus asa hal
ini sesuai dengan firman Allah SWT. Dalam QS Al-'Ankabut [29]:5 sebagai
berikut:
‫ﻮ ﭐﻟﺴﻤﻴﻊُ ﭐﻟﻌﻠﻴ ُﻢ‬
‫ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻳﺮ ﻮﺍ ﻟﻘ ٓﺎﺀ ﭐﻪﻠﻟ ﻓﺈﻥ ﺃﺟﻞ ﭐﻪﻠﻟ ﻝﺀﺍﺕ‬
‫ﻭ‬

Artinya:
"Barang siapa mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu
(yang dijanjikan) Allah pasti datang. Dan dia yang Maha Mendengar, Maha
Mengetahui."
(QS Al-'Ankabut [29]:5)
B. Sedangkan kebalikan dari sifat Raja adalah putus asa dari rahmat
Allah. Allah berfirman dalam QS Al-Hijr [15]:55-56 berikut ini:
‫ﻦ ﻣﻦ‬ ‫ﻗﺍﻝ ﻭﻣﻦ ﻳﻘﻨﻂ ُ ﻣﻦ ﺭﺣﻤﺔ ﺭﺑﻪ‬
‫ﭐﻟﻘﻨﻄﻴﻦ‬
Artinya:
‫ﻗﺍ ُﻟﻮﺍ ﺑﺸﺮﻧﻚ ﺑﭑﻟﺤﻖ ﻓﺎﻠ ﺗ‬.‫ۦ ﺇﺎﻟ ﭐﻟﻀﺂﻟُﻮﻥ‬
"(Mereka) menjawab, 'Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan
benar, maka janganlah engkau termasuk orang yang berputus asa.' Dia
(Ibrahim) berkata 'Tdak ada yang berputus asa dari Rahmat Tuhannya kecuali
orang yang sesat.'"
Salah satu penyebab munculnya sifat putus asa dari rahmat Allah SWT.
adalah tidak memahami bahwa rahmat Allah SWT. sangat luas bagi hamba-
Nya. Sifat khauf dapat mencegah seseorang berbuat dosa sedangkan Raja
dapat mendorong untuk taat kepada Allah SWT.
Menurut Abu Ali Ar-Rawdzabari, antara khauf dan raja ibarat dua sayap
burung. Jika kedua sayap tersebut sama, burung tersebut akan mampu terbang
secara sempurna, jika kurang satu terbangnya juga kurang sempurna, jika salah
satu sayap hilang burung tidak akan bisa terbang. Apabila kedua sayapnya
hilang tak butuh waktu lama burung itu mati.
2.2 Cara menumbuhkan sifat Raja
A. Mempelajari dan memahami Al-Quran.
B. Muhasabah atas nikmat-nikmat Allah SWT.
C. Meyakini kesempurnaan karunia Allah SWT.

2.3 Manfaat sifat Raja


A. Semangat dalam Ketaatan Kepada Allah SWT. sifat Raja akan
menghadirkan optimisme dalam beribadah karena kita yakin bahwa Allah pasti
mengabulkan hajat atau keinginan kita jika taat kepada-Nya.
B. Tenang dalam Menghadapi Kesulitan Dalam menghadapi masalah, kita
akan bisa bersikap tenang karena yakin tidak ada masalah yang sulit jika Allah
menghendaki. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Kita hanya perlu meyakini
bahwa kekuasaan Allah meliputi segala yang ada di langit dan bumi.
C. Merasa Nikmat dalam Beribadah kepada Allah SWT. Ketika kita
bersungguh-sungguh dalam berhadap kepada Allah, kita akan merasakan
nikmatnya menjalankan ketaatan kepada-Nya. Hal itu akan berjalan beriringan.
Para salafus shaleh di zaman dahulu pun merasakan hal yang sama. Deraan dan
cobaan tidak membuat mereka menyerah akan keadaan, justru bertambah
beribadahnya karena yakin setelah masalah yang besar akan datang kebahagiaan
yang besar pula.
BAB III Penutup

Kesimpulan
Saran

Anda mungkin juga menyukai