Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SANTUN BERBAHASA : DIKSI DAN PERISTILAHAN

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Dra.Hazma, M.Hum

Disusun oleh :

Aqsal Daffa Taffarel 231311034

Mochamad Fadly Arrasyd 231311044

Reyhan Muhamad Fadli 231311054

Syahrul Gian 231311055

Zeni Alesandro Sipayung 231311061

PROGRAM STUDI D3 – TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2023

1. Santun Berbahasa
Kesantunan, kesopansantunan, atau etiket adalah tatacara, adat, atau kebiasaan
yang berlaku dalam masyarakat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
kesantunan atau santun adalah halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya); sabar
dan tenang; sopan. Kesantunan berbahasa tercermin dalam tatacara berkomunikasi
lewat tanda verbal atau tatacara berbahasa. Ketika berkomunikasi, kita tunduk pada
norma-norma budaya, tidak hanya sekadar menyampaikan ide yang kita pikirkan. Tata
cara berbahasa harus sesuai dengan unsur-unsur budaya yang ada dalam masyarakat
tempat hidup dan dipergunakannya suatu bahasa dalam berkomunikasi. Apabila tata
cara berbahasa seseorang tidak sopan dan tidak sesuai dengan norma-norma budaya,
maka ia akan mendapatkan nilai negatif, misalnya dituduh sebagai orang yang sombong,
angkuh, tak acuh, egois, tidak beradat, bahkan tidak berbudaya. Kesantunan berbahasa
seseorang mencermikan sikap kepribadiannya.
Bahasa Indonesia sudah memiliki kaidah bahasa yang baik dan benar.
Dokumentasi bahasa Indonesia secara baik dan benar baru pada tataran kaidah bahasa
yang baik dan benar dalam bentuk tata bahasa, pedoman pembentukan istilah, dan
pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disem-purnakan. Hal itu tentunya belumlah
cukup un-tuk memben-tuk kepribadian bangsa yang berbu-daya, bera-dab, dan
ber-martabat. Berbahasa Indonesia dengan santun tentunya menjadi dambaan setiap
orang agar seseorang mampu menjaga harkat, martabat, jatidiri, dan menghor-mati
orang lain sehingga menjadi bangsa yang berbudaya dan beradab. Seseorang yang
senantiasa menja-ga harkat, martabat, dan jatidirinya adalah subtansi dari kesantunan,
sedangkan menghormati orang lain adalah sifat beradab (berbudi halus dan berpe-kerti
luhur).
Berbahasa Indonesia dengan santun adalah menggunakan bahasa Indonesia
dengan budi bahasa yang halus, nilai rasa yang baik, dan penuh kesopanan, serta
berusaha menghindari konflik antara pembicara dengan lawan berbicaranya di dalam
proses berkomunikasi.
Berbahasa Indonesia dengan santun memungkinkan kita disenangi banyak
orang, disegani, dan dihormati. Sebaliknya, berbahasa Indonesia tidak dengan santun
dapat menyebabkan kita dibenci, dicibir, direndahkan, dan tidak disenangi banyak
orang.
Kesantuan berbahasa mengacu pada unsur-unsur bahasa, seperti pilihan kata,
nada kalimat, ungkapan, dan gaya.Pilihan kata merupakan salah satu penentu
kesantunan berbahasa, misalnya menggunakan kata-kata perintah yang kurang sopan,
“Dungu”, “Bebal”, “Bodoh!”, dan kata-kata yang bernilai rasa kasar, jorok, negatif,
menyakitkan, menjijikan, dan hal-hal yang dianggap kurang sopan, jelas harus
dihindari. Apabila kata-kata itu tetap digunakan, biasanya didahului dengan kata
“maaf”, “tolong”, “mohon”, “sudilah kiranya”, dan “hendaklah berkenan”.
Nada kalimat juga menentukan seseorang dapat berbahasa dengan santun atau
tidak. Nada kalimat yang kasar, keras, dan menghardik, jelas berbeda nilai kesantuan
berbahasanya dengan nada berbahasa yang dilakukan secara halus, sabar, dan penuh
kehati-hatian atau kearifan.
Terdapat beberapa hal yang harus dihindari oleh pemakai bahasa dalam
berkomunikasi agar tuturan yang disampaikan santun dan tidak melanggar norma.
a. jangan mempermalukan lawan tutur. Hindari kata bernada mengejek,
menyepelekan, menghina, dan merendahkan lawan tutur.

b. Jangan menyombongkan diri, membanggakan diri, atau memuji diri di


hadapan lawan tutur.
c. Jangan menghina atau menjelek-jelekkan milik orang lain sehingga orang
tersebut merasa tidak senang dan marah.
d. Jangan menunjukkan perasaan senang terhadap kemalangan yang dialami
orang lain.
e. Jangan menyatakan ketidaksetujuan atau ketidaksepakatan dengan lawan
tutur.

f. Jangan gunakan kalimat langsung untuk menyuruh atau menolak suatu


permintaan dari lawan tutur.
g. Jangan memaksa lawan tutur Anda untuk melakukan sesuatu.
Selain beberapa hal yang perlu dihindari dalam bertutur, ada juga beberapa hal
yang harus dilakukan oleh petutur agar tuturan santun dan tidak melanggar norma.

a. Membuat lawan tutur merasa senang.


b. Memberi pujian kepada lawan tutur.
c. Menunjukkan persetujuan kepada lawan tutur.
d. sebagai penutur kita harus bersikap rendah terhadap lawan tutur.

e. Penutur harus memberi simpati pada lawan tutur.


f. Menggunakan kosakata yang secara sosial budaya terasa lebih santun dan
sopan.
g. Menggunakan kata sapaan dan kata ganti yang sesuai dengan identitas sosial
penutur dan lawan tutur.
h. Menggunakan kalimat tidak langsung dalam menyuruh.
i. Menggunakan kalimat “berputar”
j. Dalam meminta maaf gunakan kata “maaf” yang disertai dengan penjelasan
dan akan lebih santun lagi kalau diawali dengan kata “mohon”
k. Gunakan kata” mohon” untuk meminta batuan,
2. Diksi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diksi adalah pilihan kata yang
tepat serta selaras dalam penggunaannya. Diksi digunakan oleh penulis untuk
mengungkapkan suatu gagasan sehingga mendapatkan efek tertentu, sesuai yang
diharapkan oleh penulis.
Dari pengertian diksi menurut KBBI tersebut, dapat dipahami bahwa diksi adalah
pemilihan kata yang sesuai dan dipakai untuk memilih kata sehingga dapat
mengungkapkan gagasan tertentu.
Mengutip SPADA Kemdikbud, diksi yang didukung dengan tanda baca yang tepat
akan menghasilkan nada kebahasaan. Nada kebahasaan merupakan sugesti (pendapat)
yang terekspresi melalui rangkaian kata dan menghasilkan daya persuasi.
Dalam puisi, diksi digunakan oleh penyair untuk memperoleh makna tertentu.
Sehingga, diksi tidak hanya pilihan kata saja akan tetapi juga digunakan untuk
menggambarkan suatu cerita dan bahkan memberi makna. Diksi juga meliputi ungkapan
dan gaya bahasa.
Untuk mencapai tujuan dari penggunaan diksi inilah, maka penulis harus mampu
memilih diksi yang tepat dan lazim. Diksi yang tidak tepat dapat menyebabkan
perbedaan pesan dan makna dalam tulisan.
Dalam karya tulis, diksi termasuk dalam pembahasan aspek kata dalam sajak yang
meliputi konotasi, denotasi, semantik, morfologi dan etimologi. Penerapan diksi yang
paling dasar merupakan pengungkapan gagasan penulis.
Selain itu, penggunaan diksi yang tepat juga dapat diterapkan ketika berbicara di
depan publik serta berbagai macam karya tulis.
Ketepatan diksi dapat dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang
berkaitan dengan kemampuan untuk menguasai, memahami, mengetahui dan
menggunakan sejumlah kosakata.
Diksi sendiri memiliki jenis-jenisnya yaitu :
• Diksi berdasarkan makna
- Makna Denotatif
Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya dari sebuah kata. Makna ini
didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu (bersifat objektif). Contoh
kalimatnya “Sapi suka makan rumput”
- Makna Konotatif
Makna konotatif mengandung arti bukan sebenarnya. Biasanya, makna konotatif
ini mengandung nilai-nilai emosional. Contoh kalimat “Ayah membeli buah
tangan dari Bali untuk adik (makna dari buah tangan berarti oleh-oleh”
• Diksi berdasarkan konteks
Jenis diksi ini merupakan bentuk bahasa yang mempunyai hubungan
(relasi) di dunia nyata.
- Konteks Ligustik
Jenis diksi ini mencakup konteks hubungan antara kata dengan kata dalam frasa
atau kalimat. Perpaduan antara dua buah kata dalam konteks linguistik bisa
memunculkan pengertian tertentu.
Contoh: Rumah tante, bisa mengandung pengertian "milik". Artinya, rumah
tersebut milik tante.
- Konteks Non lingustik
Konteks non linguistik akan mencakup dua hal, yakni hubungan antara kata dan
suatu barang atau hal, serta hubungan antara bahasa dan masyarakat (konteks
sosial).
Contoh: Buaya darat itu telah memakan semua harta benda pacarnya, dan orang
itu telah memakan semua harta benda pacarnya (kalimat digunakan berdasarkan
konteks sosial atau situasi yang sedang dihadapi).
• Diksi berdasarkan struktur leksial
Struktur leksikal merupakan berbagai hubungan semantik yang terdapat pada
suatu kata. Beberapa jenis diksi di dalamnya antara lain:
- Sinonim
Sinonim merupakan kata yang memiliki persamaan makna. Contoh: laki-laki
dan pria, perempuan dan Wanita.
- Antonim
Antonim adalah kata yang maknanya berlawanan. Contoh: kaya dan miskin,
besar dan kecil.
- Hiponimi
Hiponimi yaitu suatu makna yang terkandung dari sejumlah komponen yang
lain. Contoh: burung, insek (serangga), ikan, mamalia (binatang menyusui).
- Polisemi dan Homonimi
Polisemi yaitu bentuk kata mempunyai beberapa makna. Sementara, homonimi
berarti dua kata atau lebih namun memiliki bentuk yang sama. Perbedaan dari
polisemi dan homonim yaitu, polisemi maknanya masih saling berhubungan
(berdekatan), sedangkan homonim maknanya tidak berhubungan.
Contoh homonim:
Bulan (yang ada kalender atau bulan yang merupakan satelit bumi).
Contoh polisemi:
Dia adalah darah dagingnya. (darah daging bisa punya makna keturunan).

Serta Diksi memiliki ciri yaitu :


Dikutip dari e-book berjudul Apresiasi Puisi (teori dan aplikasi) oleh Zherry Putria
Yanti, M.Pd dan Atika Gusriani, M.Pd, adapun ciri-ciri diksi adalah sebagai berikut:
• Digunakan untuk membedakan makna yang sesuai dengan gagasan, situasi
maupun nilai pendengar atau pembaca.
• Pemilihan katanya tepat, agar bisa mengungkapkan gagasan atau hal yang
diamanatkan.
• Memakai kata-kata yang ada di masyarakat, sehingga katanya bisa dimengerti.

Terdapat juga fungsi diksi diantaranya adalah :


• Mengungkapkan wujud gagasan yang tepat, sehingga bisa menyenangkan
pendengar atau pembaca
• Melambangkan gagasan atau ide yang diungkapkan secara lisan maupun
tulisan
• Mewujudkan komunikasi yang efektif
• Menciptakan atmosfir yang kondusif
• Untuk mencegah perbedaan persepsi (tanggapan) atau interpretasi (penafsiran).

Diksi mencakup tiga hal


1. Penguasaan kosa kata
Semakin banyak kata yang dikuasai, semakin banyak pula ide yang dikuasai dan
sanggup diungkapkan dalam tulisan.

2. Pilihan kata dan kesaksamaan


Ketapatan memilih kata yang digunakan untuk menyampaikan gagasan, membentuk
kata menjadi kelompok kata bermakna, dan menentukan gaya yang tepat digunakan.
Proses ini menuntut kesaksamaan sebab kata-kata yang digunakan harus benar
maknanya dan sesuai dengan ide.

3. Ketepatan dan kelaziman


Kemampuan membedakan secara tepat perbedaan sebuah kata serta kemampuan
menemukan dan menentukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa.
Dengan kemampuan ini, salah tafsir makna atau makna ganda dapat dihindari
sehingga terdapat umpan balik dari pembaca.
3. Peristilahan
Istilah adalah kata atau penggabugan kata yang dengan cermat mengungakpkan
konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam.
Ketepatan dalam memilih kata dalam tulisan/tuturan sangat ditentukan oleh
penguasaan kosa kata dan pemahaman tentang beragam istilah. Istilah berbeda dengan
kata. Istilah adalah kata atau gabungan kata yang secara cermat mengungkapkan makna
konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu tertentu. Dalam
penggunaan istilah. terjadi proses berikut ini
1) Proses adopsi, yaitu penggunaan kata asing yang diambil langsung dan dijadikan
bahasa Indonesia (contoh: bank, helm, unit, radio);
2) Proses adaptasi, yaitu penyesuaian kata dalam bahasa asing ke dalam ejaan dan
kaidah bahasa Indonesia (contoh: sistem, idealis, kolera, kubik); dan
3) Proses terjemahan, yaitu penggunaan padanan kata bahasa asing (Inggris) dalam
bahasa Indonesia (contoh: segitiga - letriang, terpadu - integrated, jajak pendapat
- polling, memantau - monitor)

Jenis – jenis Peristilahan

- Istilah Khusus
Istilah khusus adalah istilah yang pemakaiannya dan/ atau maknanya
terbatas pada suatu bidang tertentu.
Contoh: diagnosis, pidana
- Istilah Umum
Istilah umum adalah istilah yang menjadi unsur bahasa yang di gunakan
secara umum.
Contoh: daya, penilaian

• Persyaratan Istilah yang Baik


Dalam pembentukan istilah (Pedoman Pembentukan Istilah: 2008), perlu
diperhatikan persyaratan dalam pemanfaatan kosa kata bahasa Indonesia.
Persyaratanyang dimaksud adalah
istilah yang dipilih adalah kata atau frase yang paling tepat untuk
mengungkapkankonsep termaksud dan tidak menyimpang dari makna itu.
1. istilah yang dipilih adalah kata atau frase yang paling singkat di antara pilihan
yang tersedia yang mempunyai rujukan sama.
2. istilah yang dipilih adalah kata atau frase yang bernilai rasa (konotasi) baik.

3. istilah yang dipilih adalah kata atau frase yang yang sedap didengar (eufonik).

4. istilah yang dipilih adalah kata atau frase yang bentuknya seturut kaidah
bahasa Indonesia.

Dalam sebuah tulisan, pengunaan istilah merupakan hal penting sebagai kunci
dan penanda asal atau sumber bidang tulisan tersebut. Melaalui penggunaan
istilah tertentu, pembaca akan menyesuaikan diri dengan materi yang tersaji.
Berikut ini tabel penggunaan istilah/kata yang mubazir dan ekonomis, ragam
tidak formal dan formal, salah dan benar, tidak lugas dan lugas, serta kata umum
dan kata khusus.

1. Kata Mubazir dan Kata Ekonomis


MUBAZIR EKONOMIS
sangat perlu sekali sangat perlu atau perlu sekali
disebabkan karena disebabkan atau karena
adalah merupakan adalah atau merupakan
sejak dari tadi sejak tadi atau dari tadi
berdasarkan pada berdasarkan atau berdasar pada

2. Kata Tidak Formal dan Kata Formal


TIDAK FORMAL FORMAL
cuman, cuma hanya
bilang katakan
ketimbang dibandingkan
mendingan lebih baik
banget sangat
3. Kata Salah dan Kata Benar
SALAH BENAR
terdiri dari terdiri atas
tergantung dari bergantung pada
teringat pada teringat akan
berbeda dengan berbeda dari
sesuai sesuai dengan

4. Kata Tidak Lugas dan Kata Lugas


TIDAK LUGAS LUGAS
memberikan penjelasan menjelaskan
sepanjang pengetahuan saya setahu saya
mengadakan pendekatan mendekati
mengambil keputusan memutuskan

5. Kata Umum dan Kata Khusus


KATA UMUM KATA KHUSUS
sebentar sejenak, sepintas, sekejap, sesaat, sekilas, sejurus
memegang menggenggam, mencengkram, menyentuh, meraba
melihat memandang, melirik, menonton, menatap, melotot

Berikut ini contoh kata serapan yang tidak baku dan yang baku.
TIDAK BAKU BAKU
aktipitas aktivitas
analisa analisis
azas asas
azasi asasi
atmosfir atmosfer
difinisi definisi
differensial diferensial
eksport ekspor
esei esai
photo foto
frekwensi frekuensi
hakekat hakikat
hirarki hierarki
hipotesa hipotesis
ijin izin
jadual jadwal
kaedah kaidah
karir karier
katagori kategori
kondite konduite
konperensi konferensi
konkrit konkret
koordinir, kordinir koordinasi
kreatifitas kreativitas
kwota kuota
menganalisa menganalisis
metoda metode
motifasi motivasi
nasehat nasihat
nopember november
obyek objek

• Istilah yang Perlu Diketahui

Untuk pengayaan istilah Indonesia dilakukan upaya mencari atau


merekayasa padanan Indonesia untuk istilah asing. Berikut ini beberapa
istilah dikutip dari Buku Praktis Bahasa Indonesia, Jilid 1 dan 2, yang
disunting Dendi Sugono, diterbitkan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional.

ASING INDONESIA
break ieven impas
brainstorming sumbang saran
brand merek
best seller pelaris
customer pelanggan
endurance ketahanan
established mapan
franchise waralaba; francis
general rehearsal geladi bersih
gap kesenjangan
Instiution pranata
land lahan
layout atak
list senarai
masterpiece adikarya
master plan rencana induk
output keluaran
performance (1) kinerja, (2) penampilan
random acak
ranking pemeringkatan
reasoning penalaran
replay saji ulang
slagorde jajaran
supervisor penyelia

• Istilah Bidang Ilmu

Perkembangan informasi dan teknologi yang demikian pesat membuat


bahasa Indonesia harus menyesuaikan berbagai istilah-baru yang muncul akibat
perkembangan tersebut.
Padanan berbagai istilah dalam bidang ilmu ke dalam bahasa
Indonesia perlu diupayakan. Mencari padanan dalam bahasa Indonesia untuk
istilah asing bukanhanya tanggung jawab ahli bahasa, melainkan para ahli dalam
berbagai bidang ilmu.

1. Istilah Komputer

ASING INDONESIA
background tampilan belakang, latar belakang
bug kutu
case / casing tempat
cookie remah(-remah), kue
desktop tampilan/layar utama
disc cakram
drive penggerak
file berkas
floppy disk disket liuk
folder pelipat
freeware perangkat gratis
graphic card kartu grafis
hacker peretas
hard disc cakram keras
hard drive penggerak keras
hardware perangkat keras
image citra, gambar
install pasang
media player sarana penggelar
memory memori
messenger penyeranta
motherboard papan induk
mouse tetikus
operating system (OS) sistem operasi
printer pencetak
processor pemroses
recycle bin kotak sampah
router penerus
scanner pemindai
shareware perangkat bersama, perangkat uji coba
shortcut pemintas
software perangkat lunak
speaker penyuara
spreadsheet lembar sebar
virus virus

2. Istilah Internet
Istilah internet berikut ini diambil dari Bahasa Inggris. Karena perkembangan
informasi dan teknologi, istilah internet ini pun menjadi istilah yang sering
digunakan. Berikut ini istilah-istilah yang akrab dan sering dijumpai dalam berbagai
tulisan

ISTILAH ASING ISTILAH INDONESIA


attachment lampiran
bandwidth lebar pita
browser peramban, penjelajah
chat obrol, obrolan, rumpi
crash bertabrakan (perangkat lunak/keras)
bermasalah
copy salin, kopi
cut potong
cyberspace dunia maya
database pangkalan data, basis data
domain ranah
download unduh.
edit sunting, ubah
e-mail surel (surat elektronik), surat-e
forward/fwd (e-mail) terusan
homepage laman
install instalasi
interface antarmuka
keyword kata kunci
lag lambat
link tautan, pautan, pranala
load muat
login / log in / log on / logon log masuk, masuk log
logout / log out / log off / logoff log keluar, keluar log
mailing list milis, senarai, forum ratel
network jaringan
networking jejaring
off line luring, tidak terhubung,
online / on line daring, terhubung,
password kata sandi, kata kunci
paste tempel
preview pratayang, pratilik,
provider (internet service) penyelenggara jasa internet
scan pindai
server peladen
update pemutakhiran, pembaruan
upload unggah,
username nama pengguna
virtual reality realitas maya
webpage halaman web
website situs web
wireless nirkabel

Anda mungkin juga menyukai