Anda di halaman 1dari 18

RESUME HASIL UJIAN TAHAP 1

Nama Mahasiswa : Deasy Aditya Damayanti


NIM : 1402540
Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia
Judul Disertasi : Pengembangan Model Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Sinektik-Drill Berbantuan Augmented Reality
Penguji Sidang : 1. Prof. Dr. Syihabuddin, M.Pd
2. Prof. Dr. Munir, M.IT
3. Dr.Isah Cahyani, M.Pd
4. Dr. Sumiyadi, M.Hum
5. Dr. Kastam Syamsi, M.Ed

No. Komentar dan Catatan Revisi Paraf


1. Dr. Kastam Syamsi, M.Ed
 Judul sebaiknya menonjolkan pembelajaran menulis cerita pendek  Judul telah diperbaiki sesuai dengan saran tim komisi
sehingga berubah menjadi “Pengembangan Model Pembelajaran Menulis menjadi “Pengembangan Model Pembelajaran Menulis
Cerita Pendek Sinektik Berbantuan Augmented Reality” Cerita Pendek Sinektik Berbantuan Augmented Reality”
 Latar belakang masalah direviu kembali dari segi bahan bacaan, pendapat  Latar belakang masalah penelitian ini dilatarbelakangi
otoritas, angket, dan pengalaman peneliti oleh kondisi awal pembelajaran menulis cerita pendek
dari berbagai hasil penelitian baik secara empiris
maupun praktis untuk dapat mengidentifikasi,
mengklasifikasi, sekaligus merumuskan masalah.
“Tulisan adalah miniatur kumpulan ide dalam
kehidupan. Karena merupakan miniatur,maka ide dalam
tulisan menentukan hidup atau matinya sebuah tulisan.
Sayuti (2006: hlm.2) menyatakan ide adalah nyawa
sebuah tulisan. Rosenthal dan Yarmon (dalam Gie,
1992: hlm.8) menyatakan ide adalah syarat sebuah
tulisan, lainnya adalah penulis dan sarana. Hal senada
pula disampaikan Brooks dann Warren (dalam Gie,
1992: hlm.8) penulis harus memperhatikan sarana
(medium), pokok soal (subject), dan keadaan
(occasion). Sarana meliputi bahasa dengan kriteria-
kriteria penulisan sesuai kaidah. Pokok soal adalah ide/
isi sebuah tulisan. Keadaan mengacu pada faktor
eksternal, seperti dorongan batin pengarang, keadaan
pembaca, dan hubungan pengarang dengan pembaca.
 Identifikasi masalah harus empiris, mengklasifikasi masalah yang muncul  Identifikasi masalah pada penelitian R & D ini adalah:
dari latar belakang 1) Menulis cerita pendek memungkinkan mahasiswa
mempunyai wawasan yang luas karena mahasiswa
terlatih meningkatkan pemahamannya terhadap
kesenjangan pengetahuan dan menerapkan masalah
spesifik kepengetahuan lainnya (Reeves, 2002). Dengan
demikian, pendekatan menulis cerita pendek yang
inovatif seperti model sinektik berbantuan Augmented
Reality diperlukan untuk memfasilitasi peningkatan
kemampuan menulis mahasiswa.
2) Faktor penghambat pembelajaran menulis cerita
pendek adalah dalam menuangkan ide-ide ke dalam
tulisan. Hal ini selaras dengan pendapat Stenberg
(1995) bahwa faktor penghambat perkembangan
kreativitas mahasiswa adalah mahasiswa kurang berani
dalam menuangkan gagasan dan mengeksplorasi
imajinasi ke dalam tulisan. Sehingga diperlukan
pembelajaran sinektik untuk meningkatkan kreativitas
menulis cerita pendek mahasiswa.
3) Faktor kendala dalam menggunakan pembelajaran
sinektik adalah kesulitan dalam memahami fase-fase
sinektik khususnya saat melakukan analogi-analogi
pada setiap tahapan pembelajaran. Penggunaan
Augmented Reality diasumsikan dapat menjembatani
kendala pembelajaran sinektik ini.
4) Diperlukan model pembelajaran menulis cerita
pendek sinektik berbantuan Augmented Reality yang
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
5) Diperlukan respon positif terhadap model
pembelajaran menulis cerita pendek sinektik berbantuan
Augmented Reality untuk mengukur keberhasilan
belajar. Sebagaimana teori Thorndike (1930) bahwa
belajar adalah suatu proses interaksi antara stimulus dan
respon. Stimulus berupa model sinektik berdasarkan
penelitian terdahulu baik di dalam maupun di luar
negeri seperti Agustin dkk. (2017); Bandirma (2016);
Fatemipour (2014); Sauer dkk. (2016); Siddiqui (2013);
Wahida (2010).
 Rumusan masalah dipetakan dalam pembahasan sehingga pembaca  Rumusan masalah 1 terdapat pada sub bab 4.1.1
mampu memahami isi dengan tepat halaman 126-131 mengenai deskripsi profil menulis
cerita pendek saat ini. Rumusan masalah 2 rancangan
awal model pembelajaran menulis cerita pendek
sinektik drill berbantuan Augmented Reality terdapat
pada sub bab 4.1.7 halaman 150. Rumusan masalah 3
mengenai efektivitas pelaksanaan model terdapat pada
sub bab 4.2.3 halaman 156. Rumusan masalah 4
mengenai respon mahasiswa terdapat pada sub bab
4.1.5 dan 4.1.6. Rumusan masalah 5 mengenai uji
efektivitas hasil revisi model ada pada sub bab 6.1.
 Kutipan harus diperluas dengan sumber primer  Kutipan mengenai sinektik hasil penelitian dalam dan
luar negeri sudah diperbaiki menggunakan sumber
primer.
 Novelty penelitian dilatarbelakangi oleh faktor kendala menulis cerpen  Faktor kendala dalam menggunakan pembelajaran
sinektik adalah kesulitan dalam memahami materi
khususnya saat melakukan analogi-analogi pada setiap
tahapan pembelajaran. Penggunaan Augmented Reality
diasumsikan dapat menjembatani kendala pembelajaran
sinektik. Augmented Reality diasumsikan mampu
menjadi solusi alternatif dari kendala-kendala yang
disebutkan diatas. Augmented Reality mampu
mengatasi: 1) kedangkalan ide dan pengolahan cerita
dengan penggabungan dua sifat gambar karakter tokoh
dan ikon latar negara serta setting waktu pagi, siang,
sore dan malam. Lalu, 2) Kendala ketidakmampuan
penulis menangkap hal-hal menarik yang dapat
diangkat menjadi ide tulisan tertanggulangi oleh model
Sinektik yang terdiri atas empat fase yaitu analogi
langsung, analogi personal, konflik padat dan analogi
langsung. Kemudian, 3) Kendala mengembangkan ide
juga tertanggulangi oleh model Sinektik dan media
Augmented Reality.
 Model ini seharusnya mampu menonjolkan dehumanisasi, bahwa model  Mengajar merupakan proses negosiasi makna. Dosen
sehebat apapun tidak dapat menggantikan peran guru dalam mendidik tetap menjalankan fungsinya sebagai fasilitator
dan mengajar juga sebagai fasilitator pembelajaran pembelajaran.
 Model Sinektik berlandaskan filsafat pembelajaran konstruktivisme dan  Konfirmasi, inti drill dalam model adalah jika
model pembelajaran drill berlandaskan filsafat pembelajaran mahasiswa dibimbing secara terus menerus dengan
behaviorisme program model pembelajaran sinektik-drill melalui
aplikasi petualangansepatu diharapkan dapat membawa
perubahan pada peserta didik yang menjadikan dia bisa
menulis cerita pendek. Dalam model pembelajaran
sinektik-drill, dosen lebih banyak memberikan contoh-
contoh cara menulis teknik sinektik analogi langsung,
analogi personal, konflik padat, dan analogi langsung.
Adapun model sinektik berlandaskan filsafat
kosntruktivisme, menekankan bahwa mahasiswa harus
lebih aktif ketika belajar. Drill yang bersifat
behaviorisme menekankan mahasiswa untuk terus
berlatih membangun fase-fase sinektik. Eksplanasi
teoretik yang dilakukan peneliti dalam
mengkombinasikan sinektik (konstruktivisme) dan drill
(behaviorisme) adalah drill yang pola pemikirannya
penjiplak pengetahuan dapat disubtitusi peranannya
dengan sinektik yang pola pemikirannya
menginterpretasi makna, sebaliknya ketidaksempurnaan
teori konstruktivisme yang sifat pengetahuannya non
objektif, temporer, dan selalu berubah dapat tertutupi
oleh teori drill yang berasakan silsafat behaviorisme
sehingga sifat objektif pengetahuan yang bersifat pasti,
tetap, terstruktur, dan rapi dapat dinikmati manfaatnya
oleh mahasiswa dan dosen. Konsep konstruktivisme di
lapangan sering mengalami kendala dalam hal
terbatasnya waktu belajar sehingga diperlukan upaya
lebih seperti penambahan metode drill.
 Penilaian menulis cerpen harus mencantumkan rujukan  Penilaian menulis cerpen Sumiyadi 2010 kriteria
penulisan menulis cerpen tersedia:
file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN
_SASTRA_INDONESIA/196603201991031-
SUMIYADI/SUMIYADI/
KRITERIA_PENILAIAN_MENULIS_CERPEN.pdf
 Nama sampel perguruan tinggi sebaiknya ditampilkan kemudian  Nama siswa berikut nama institusi sudah Pseudonym
digambarkan alasan pemilihan sampel dan latar belakang karakteristik
siswanya
 Metode R & D Sugiyono terdiri atas empat tahapan: Define, Design,  Metode Research and Development (R&D)
Development, dan Diseminasi. penelitian yang dilakukan peneliti hanya dilaksanakan untuk mengembangkan dan memvalidasi
sampai tahap ketiga dan Model Pembelajaran yang diteliti tidak sampai Pengembangan Model Pembelajaran Menulis Cerita
dalam tahap diseminasi model Pendek Sinektik Berbantuan Augmented Reality.
Pemilihan model ini didasarkan atas adanya penahapan
proses perancangan, pengembangan, uji lapangan, dan
revisi berdasarkan data uji lapangan untuk
menghasilkan produk berupa model pembelajaran
berikut perangkatnya. Dengan mengikuti proses
penelitian ini, model atau produk yang dihasilkan
merupakan model atau produk yang teruji yang siap un-
tuk diterapkan.
 Hasil penelitian Bandirma (Jurnal penelitian yang relevan mengenai  Jurnal hasil penelitian yang relevan di antaranya
Augmented Reality) lebih banyak dimunculkan lagi. dilakukan :
1) Bandirma, O. (2016) mengenai The Effect of the
Synectics Model on Vocabulary Learning, Attitude,
and Desire to Learn English.
2) Fatemipour, H. (2014). The Effect of Synectics and
Journal Creative Writing Techniques on EFL
Students Creativity. International Journal of
Language Learning and Applied Linguistics World
(IJLLALW). Vol.7.
3) Juan, M.C., Giacomo Toffetti, & Fransisco Abad.
(2010). Tangible Cubes Used as the User Interface
in an Augmented Reality Game for Edutainment.
Conference: ICALT 2010, 10th IEEE International
Conference on Advanced Learning Technologies,
Sousse, Tunesia, 5-7 July 2010. Tersedia:
https://www.researchgate.net/publication/22142313
8_Tangible_Cubes_Used_as_the_User_Interface_in
_an_Augmented_Reality_Game_for_Edutainment
4) Sauer, F., Sebastian Vogt and Ali Kamen. (2006).
Augmented Reality Visualization for Thoracoscopic
Spine Surgery. Proceedings of SPIE - The
International Society for Optical Engineering. DOI:
10.1117/12.654305. Tersedia:
https://www.researchgate.net/publication/25307948
3_Augmented_reality_visualization_for_thoracosco
pic_spine_surgery.
5) Siddiqui, Mujibul Hasan. (2013). Synetics Model of
Teaching: Developing Creativity Skills of
Individuals and Groups of Society. INDIAN
JOURNAL OF APPLIED RESEARCH, 3 (4), 132-
134.
6) Wahida, H., Fauziah Baharom, and Harryizman
Harun. (2010). Using Augmented Reality for
Supporting Learning Human Anatomy in Science
Subject for Malaysian Primary School. Regional
Conference on Knowledge Integration in ICT 2010
Selangor. Tersedia:
https://www.researchgate.net/publication/30898283
3_Using_Augmented_Reality_for_Supporting_Lear
ning_Human_Anatomy_in_Science_Subject_for_M
alaysian_Primary_School
2. Dr. Sumiyadi, M.Hum
 Model sinektik pertama kali muncul pada tahun 1961 mengapa masih  Model sinektik konvensional terkesan usang,
digunakan saat ini di era revolusi industri 4.0 membosankan dan rumit namun fase- fase sinektik
membuat mahasiswa lebih mudah dalam menulis cerita
pendek. Mengajar merupakan proses negosiasi makna.
Dosen tetap menjalankan fungsinya sebagai fasilitator
pembelajaran meski ada bantuan Augmented Reality
yang merupakan teknologi di era revolusi 4.0.
 Cerita naratif diganti dengan cerita pendek  Diperbaiki sesuai saran. Namun sebelumnya, peneliti
akan menjelaskan secara metodologis dan epistemologis
sehingga istilah ini bisa diterima sebagai salah satu
genre cerita dalam objek intelektual ilmu humaniora.
Istilah cerita naratif adalah hasil buah pemikiran penulis
berdasarkan kalimat-kalimat yang dihasilkan sebagai
dampak hasil fase sinektik berupa analogi langsung,
analogi personal, konflik padat, dan analogi langsung.
Hasilnya berupa kalimat-kalimat metafora yang mampu
membuat ide menulis mengalir sehingga proses
pembuatan menulis cerita pendek jauh lebih mudah.
 Genre naratif teks berdasarkan genre teks dan teori poetica dalam teori  Diperbaiki sesuai saran.
poetica, narrative of text dikenal dengan nama short story
 Kutipan genre Martin and Rose tidak ada dalam daftar pustaka  Daftar pustaka telah ditambahkan.
 Teori poetica Robert Stanton munculkan dalam teori  Teori fiksi Robert Stanton (2007) menyatakan bahwa
setiap orang harus belajar membaca cerita, khususnya
cerita pendek. Fiksi populer dilandaskan pada karakter -
karakter dan situasi yang tidak lazim. Fiksi jenis ini
biasanya menyodorkan fakta-fakta dan isu-isu yang
relevan pada pembaca, sehingga peneliti berasumsi
bahwa Model Pembelajaran Menulis Cerita Pendek
Sinektik berbantuan Augmented Reality dapat mudah
diterapkan baik pada jurusan mahasiswa bahasa
maupun jurusan nonbahasa dan manfaatnya dapat
dirasakan secara nyata untuk pengembangan diri dan
karir. Maksud utama sebuah karya fiksi serius adalah
memungkinkan pembaca membayangkan sekaligus
memahami satu pengalaman manusia. Sarana-sarana
sastra seperti konflik, sudut pandang, simbolisme, dan
ironi adalah sarana-sarana sastra yang dilebur menjadi
fakta dan tema untuk menyusun detail cerita. Detail
cerita akhirnya mewujud menjadi pola yang
mengandung tema. Tema memberi kekuatan pada
cerita. Teori fiksi Stanton (2017) mengambil kehidupan
sebagai model dan menciptakan satu tipe melalui
seorang manusia. Fakta cerita adalah salah satu aspek
cerita yang disorot dari satu sudut pandang. Realitas
situasi karakter dan latar terkadang unik. Karakter, alur
dan latar berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif
dari sebuah cerita. Ketiganya merupakan elemen
struktur factual yang membentuk satu sudut pandang.
Sudut pandang digambarkan dengan cara subjektif yaitu
pengarang langsung menilai atau menafsirkan karakter
seperti Vanity Fair karya Thackeray atau penggambaran
secara objektif tanpa campur tangan pengarang. Terma
karakter mengacu pada individu yang muncul dalam
cerita dan percampuran berbagai kepentingan,
keinginan, emosi, dan prinsip moral individu. Karakter
utama adalah karakter yang terkait dengan semua
peristiwa yang berlangsung dalam cerita. Latar adalah
lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam
cerita atau semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-
peristiwa yang sedang berlangsung. Tema adalah aspek
cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman
manusia dan biasanya relevan dengan setiap peristiwa
dan detail sebuah cerita. Judul fiksi banyak yang
mengandung alusi atau majas perbandingan yang
merujuk secara tidak langsung seorang tokoh atau
peristiwa pada karya sastra. Gaya adalah cara
pengarang menggunakan bahasa. Simbol berwujud
detail-detail konkrit dan faktual dan memiliki
kemampuan untuk memunculkan gagasan dan emosi
dalam pikiran pembaca. Dalam fiksi ada tiga efek yang
dihasilkan sebagai dampak adanya simbol. Pertama,
simbol yang muncul pada suatu kejadian penting dalam
cerita menunjukan makna peristiwa tersebut. Misalnya
simbol paus putih adalah makna peristiwa dalam novel
Moby Dick. Kedua simbol yang ditampilkan berulang-
ulang dalam beberapa elemen semesta cerita. Dalam
novel Moby Dick warna putih diperlihatkan pada bekas
luka Ahab, ayat-ayat, dan sebagainya. Cerita pendek
dalam teori Stanton (2017) adalah kategorisasi formal
tipe fiksi yang berbentuk padat. Terminologi teknik
penulisan karya dapat berbentuk romantisme dan
realisme. Ragam cerita pendek antara lain: a) fiksi
Gotik yaitu cerita horor; b) fiksi Naturalisme adalah
karya deterministik. Deterministik adalah karya
filosofis bahwa tidak ada individu yang memegang
kendali atas hidupnya karena yang lebih berperan
adalah faktor psikologis, fisiologis, ekonomi, dan
sosial ; c) Fiksi Proletarian yang berusaha memotret
ketidakadilan dan menawarkan suatu solusi yang
berwujud sosialisme; d) Fiksi Didaktis yang menyorot
pada prilaku sosial atau pekerti yang dapat diandalkan,
penting, dan menjadi sandaran bagi setiap karakternya;
e) Fiksi Psikologis (teknik arus kesadaran William
James (1890) menggambarkan pembentukan kesadaran
manusia lewat impresi, gagasan, kenangan, dan sensasi;
f) Fiksi Otobiografis yang berpusat pada persoalan
kedewasaan intelektual, moral, spiritual, maupun
artistik tokoh utama; g) Fiksi Episodis dan Pikaresk
(petualangan) disandangkan pada tokoh hero
berkarakter cerdik dan berasal dari kelas sosial rendah;
h) Fiksi Eksistensialis memandang bahwa eksistensi
mendahului esensi yaitu keterisolasian, ketidakjelasan
identitas, dan kegagalan individu membangun
hubungan interpersonal yang memuaskan juga
memotret kesuraman dan absurditas dunianya.
 Rubrik kriteria penilaian menulis cerpen sebaiknya dimodifikasi ulang  Karena keterbatasan sumber daya (terutama dana dan
misalnya alur itu menggunakan teori Kenny dan Burhanurgiyantoro, tokoh waktu), rubrik penilaian menulis cerpen (Sumiyadi,
menggunakan pengembangan drama teori Harimawan 2010) (tersedia:
file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN
_SASTRA_INDONESIA/196603201991031-
SUMIYADI/SUMIYADI/
KRITERIA_PENILAIAN_MENULIS_CERPEN.pdf)
adalah sebagaimana adanya.
 Penilaian keterampilan menulis cerpen menggunakan buku induk Tomkin  Masukan akan ditambahkan pada bab akhir pada subbab
dan Hoskinson saran untuk peneliti lain atau penelitian pasca doktoral.
3. Dr. Isah Cahyani, M.Pd  “Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai sig=0,00
 Pembahasan lebih menonjolkan lagi keyakinan kita tentang keberhasilan <0,05 maka Ho ditolak artinya kemampuan menulis
model itu mahasiswa yang mendapatkan model sinektik
berbantuan AR lebih baik dari kemampuan menulis
mahasiswa yang mendapatkan model sinektik
konvensional. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
Thorndike (1930) bahwa belajar adalah suatu proses
interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus berupa
model sinektik mampu direspon secara positif oleh
siswa yang menghasilkan peningkatan aktivitas siswa.
Mahasiswa juga senang menggunakan model sinektik
karena mereka bisa berimajinasi. Hal ini senada dengan
Joyce, Weil dan Calhoun (2009) yaitu sinektik pada
dasarnya dirancang untuk membimbing individu masuk
ke dalam dunia imajinatif untuk memunculkan cara
pandang dan cara berpikir yang baru dalam memandang
sesuatu, mengekspresikan diri, dan mendekati
permasalahan. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat
disimpulkan faktor pendukung pembelajaran
menggunakan model sinektik di antaranya dapat dilihat
dari hasil pembelajaran dan respon positif mahasiswa
(Bab IV, Hal. 165).
 Sumber buku induk dimunculkan, jurnal dikutip dengan kutipan primer  Buku induk Teori Belajar Hergenhahn, Olson (2010,
sehingga kedudukan penelitian yang dilakukan peneliti jelas cet.7) telah ditambahkan. Yaitu pengutipan teori
Thorndike (1930) bahwa belajar adalah suatu proses
interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus berupa
model sinektik mampu direspon secara positif oleh
siswa yang menghasilkan peningkatan aktivitas siswa.
Sebagian besar siswa memberikan respon positif
terhadap pembelajaran dengan menggunakan model
sinektik. Selain itu, kinerja guru yang dilakukan secara
optimal mendukung jalannya proses pembelajaran
sinektik karena dapat menimbulkan dampak yang
positif pada aktivitas siswa.
 Penelitian terdahulu yang relevan diperlukan untuk konfirmasi dalam  Hasil uji efektivitas Model Pembelajaran Menulis
pembahasan Cerita Pendek Sinektik berbantuan Augmented Reality
dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, dan
memiliki tingkat keefektifan yang signifikan dalam
membantu mahasiswa menulis cerita pendek. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Bandirma (2016);
Fatemipour (2014); Juan, M.C., Giacomo Toffetti, &
Fransisco Abad (2010); Sauer, F., Sebastian Vogt and
Ali Kamen (2006); Siddiqui, Mujibul Hasan (2013);
Wahida, H., Fauziah Baharom, and Harryizman Harun
(2010) tentang keefektifan model sinektik dan
keberhasilan penggunaan media Augmented Reality
dalam pembelajaran.
 Pembahasan adalah pemaknaan terkait dengan data sebagai konfirmasi dari  “Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai sig=0,00
keselarasan teori dengan data dan didukung oleh hasil penelitian yang <0,05 maka Ho ditolak artinya kemampuan menulis
relevan sebagai teori yang menjelaskan posisi keberadaan peneliti mahasiswa yang mendapatkan model sinektik
berbantuan Augmented Reality lebih baik dari
kemampuan menulis mahasiswa yang mendapatkan
model sinektik konvensional. Hasil penelitian ini sesuai
dengan teori Thorndike (1930) bahwa belajar adalah
suatu proses interaksi antara stimulus dan respon.
Stimulus berupa model sinektik mampu direspon secara
positif oleh siswa yang menghasilkan peningkatan
aktivitas siswa. Mahasiswa juga senang menggunakan
model sinektik karena mereka bisa berimajinasi. Hal ini
senada dengan Joyce, Weil dan Calhoun (2009) yaitu
sinektik pada dasarnya dirancang untuk membimbing
individu masuk ke dalam dunia imajinatif untuk
memunculkan cara pandang dan cara berpikir yang baru
dalam memandang sesuatu, mengekspresikan diri, dan
mendekati permasalahan. Berdasarkan pembahasan di
atas, dapat disimpulkan faktor pendukung pembelajaran
menggunakan model sinektik di antaranya dapat dilihat
dari hasil pembelajaran dan respon positif mahasiswa
(Bab IV, Hal. 165).Temuan hasil penelitian antara lain:
a) Profil kegiatan menulis cerita pendek saat ini
mahasiswa masih kesulitan dalam menulis cerita
pendek. Sebanyak 56,20% mahasiswa memerlukan
waktu yang lama dalam menyelesaikan sebuah
cerita pendek. Faktor lainnya adalah kesulitan
merangkaikan peristiwa, kesulitan mendeskripsikan
tokoh, kesulitan mendeskripsikan latar, kesulitan
mengelola konflik pada alur cerita, dan kesulitan
mengakhiri cerita.pendek.
b) Rancangan awal penelitian ini merupakan model
pembelajaran menulis cerita pendek sinektik
berbantuan Augmented Reality bagi peningkatan
kemampuan menulis cerita pendek..Bagian dari
rancangan awal penelitian ini adalah: (a) rasional;
(b) tujuan; (c) prinsip dasar; (d) dampak
instruksional dan pengiring; serta (e) sintaks.
c) Terkait efektivitas pelaksanaan model
memperlihatkan peningkatan kemampuan menulis
cerita pendek. Kegiatan diawali dengan ujicoba
terbatas untuk mengetahui efektivitas model serta
dilanjutkan dengan melakukan ujicoba skala luas di
sejumlah perguruan tinggi swasta di Garut.
d) Mahasiswa menunjukkan respon positif terhadap
Model Pembelajaran Menulis Cerita Pendek
Sinektik berbantuan Augmented Reality. Model ini
membantu mahasiswa menulis cerita pendek
melalui fase-fase sinektik yang menjadikan tingkat
keberhasilan menulis cerita pendek tinggi. Model
sinektik konvensional terkesan usang,
membosankan dan rumit namun bantuan media
Augmented Reality (yang merupakan novelty dalam
penelitian ini) membuat konsep pengetahuan cerita
pendek menjadi lebih mudah dipahami sehingga
memudahkan ketercapaian tujuan pembelajaran.
e) Hasil uji efektivitas Model Pembelajaran Menulis
Cerita Pendek Sinektik berbantuan Augmented
Reality dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran, dan memiliki tingkat keefektifan
yang signifikan dalam membantu mahasiswa
menulis cerita pendek.
f) Hasil revisi produk akhir Model Pembelajaran
Menulis Cerita Pendek Sinektik berbantuan
Augmented Reality dalam penelitian ini memenuhi .
dua fungsi penelitian R & D, yaitu : (1) fungsi
pengembangan, yakni mengembangkan produk baru
atau menyempurnakan produk yang sudah ada.
Dalam penelitian ini produk yang dihasilkan berupa
Model Pembelajaran Menulis Cerita Pendek
Sinektik berbantuan Augmented Reality ; (2) fungsi
validasi, yakni melakukan pengujian keefektifan
suatu produk melalui perbandingan dengan produk
atau model lain yang sudah ada. Peneliti
membandingkan Model Pembelajaran Menulis
Cerita Pendek Sinektik berbantuan Augmented
Reality dengan model Jigsaw yang dilakukan di
Institut Pendidikan Indonesia. Setelah melalui
serangkaian tahapan, maka dihasilkanlah Model
Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Sinektik
berbantuan Augmented Reality. Dengan kedua
fungsi tersebut, maka R & D akan menghasilkan
suatu produk atau model pendidikan yang siap
pakai, dan telah teruji keefektifannya di lapangan.
 Pembahasan lebih dinarasikan lagi  Masukan telah peneliti lakukan.
4. Prof. Dr. Munir, M. IT
 Gaya menulis diperbaiki terutama di pembahasan kutip teori dan penelitian  Masukan telah peneliti perbaiki. Posisi penelitian yang
terdahulu serta posisi penelitian sehingga terlihat jelas novelty-nya menjadi perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah
model ini membantu mahasiswa menulis cerita pendek
melalui fase-fase sinektik yang menjadikan tingkat
keberhasilan menulis cerita pendek tinggi. Model
sinektik konvensional terkesan usang, membosankan
dan rumit namun bantuan media Augmented Reality
(yang merupakan novelty dalam penelitian ini)
membuat konsep pengetahuan cerita pendek menjadi
lebih mudah dipahami sehingga memudahkan
ketercapaian tujuan pembelajaran.
 Tata tulis belum mengikuti pedoman penulisan karya tulis ilmiah UPI  Telah diperbaiki sesuai dengan pedoman karya tulis
terbaru ilmiah UPI terbaru diantaranya adalah lampiran
merupakan lanjutan dari isi disertasi.
 Pembahasan lebih menonjolkan lagi keyakinan kita tentang keberhasilan  Pembahasan telah ditambahkan sehingga lebih
model itu meyakinkan keberhasilan model tersebut.
 Pengembangan media Augmented Reality sudah selesai dalam model  Masukan telah disesuaikan terutama dalam revisi hasil
pembelajaran sehingga revisi media tidak diperlukan model pembelajaran sebagai fungsi pengembangan
dalam model R & D.
 Drill berarti pengulangan sehingga sebaiknya muncul dalam produk model  Masukan telah dilaksanakan.
baik itu sintaks, sistem sosial, dan sistem pendukung
 Cerita pendek lebih disorot lagi dalam kaitannya dengan teori kreativitas 
Teori fiksi Robert Stanton (2007) menyatakan bahwa
dalam menulis cerita pendek setiap orang harus belajar membaca cerita, khususnya
cerita pendek. Fiksi populer dilandaskan pada karakter -
karakter dan situasi yang tidak lazim. Fiksi jenis ini
biasanya menyodorkan fakta-fakta dan isu-isu yang
relevan pada pembaca, sehingga peneliti berasumsi
bahwa Model Pembelajaran Menulis Cerita Pendek
Sinektik berbantuan Augmented Reality dapat mudah
diterapkan baik pada jurusan mahasiswa bahasa
maupun jurusan nonbahasa dan manfaatnya dapat
dirasakan secara nyata untuk pengembangan diri dan
karir.
 Studi pendahuluan kondisi pembelajaran menulis cerita pendek sebaiknya  Studi pendahuluan diambil dari data teoretis hasil
jangan hanya di satu lokasi penelitian Sayuti di Yogyakarta, juga data empiris di
berbagai pergutuan tinggi swasta di Garut seperti
Institut Pendidikan Indonesia, STTG1, STTG2, dan
Uniga.
 Sumber utama model sinektik ditinjau kembali baik dari dalam maupun  Sumber utama sinektik antara lain: buku Gordon,
luar negeri William J.J. (1961), Gordon, W. (1971), Gordon, W.J.J.
& Poze, T. (1978), Gordon, J.J. William. (1980),
kemudian jurnal Alrosyid (2014), Bandirma (2016);
Fatemipour (2014); Siddiqui, Mujibul Hasan (2013);
tentang keberhasilan sinektik.
 Kesulitan menulis cerita pendek diungkapkan kembali dari segi data-data  Telah ditambahkan pada awal bab I paragraf pertama.
dan dasar-dasarnya
 Teori teknik menulis cerita pendek porsinya harus lebih besar  Telah ditambahkan teori Stanton (2017).
5. Prof. Dr. Syihabuddin, M.Pd  Diagram alur pikir penelitian telah diperbaiki, tanda
 Pola pikir penelitian sebaiknya diubah menjadi alur pikir penelitian panah yang tidak sesuai sudah dihilangkan.
 Alur berpikirnya harus jelas model pembelajaran sebagai produk fungsinya  Kendala menulis cerita pendek serta kondisi awal
adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek pembelajaran menulis cerita pendek dari hasil
penelitian, otoritas pakar, angket, serta pengalaman
peneliti membuat peneliti mencari model pembelajaran
menulis cerita pendek yang tepat guna menangani
permasalahan tersebut. Tingkat keberhasilan yang
tinggi dari penggunaan model sinektik juga peran
Augmented Reality dalam upaya peningkatan
kemampuan menulis cerita pendek menjadi novelty dari
penelitian ini.
 Identifikasi masalah sebagai keberadaan kondisi fisik, lingkungan, batas,  Identifikasi masalah pada penelitian R & D ini adalah:
dan potensi harus tertuang dalam rumusan masalah 1) Menulis cerita pendek memungkinkan mahasiswa
mempunyai wawasan yang luas karena mahasiswa
terlatih meningkatkan pemahamannya terhadap
kesenjangan pengetahuan dan menerapkan masalah
spesifik kepengetahuan lainnya (Reeves, 2002). Dengan
demikian, pendekatan menulis cerita pendek yang
inovatif seperti model sinektik berbantuan Augmented
Reality diperlukan untuk memfasilitasi peningkatan
kemampuan menulis mahasiswa.
2) Faktor penghambat pembelajaran menulis cerita
pendek adalah dalam menuangkan ide-ide ke dalam
tulisan. Hal ini selaras dengan pendapat Stenberg
(1995) bahwa faktor penghambat perkembangan
kreativitas mahasiswa adalah mahasiswa kurang berani
dalam menuangkan gagasan dan mengeksplorasi
imajinasi ke dalam tulisan. Sehingga diperlukan
pembelajaran sinektik untuk meningkatkan kreativitas
menulis cerita pendek mahasiswa.
3) Faktor kendala dalam menggunakan pembelajaran
sinektik adalah kesulitan dalam memahami fase-fase
sinektik khususnya saat melakukan analogi-analogi
pada setiap tahapan pembelajaran. Penggunaan
Augmented Reality diasumsikan dapat menjembatani
kendala pembelajaran sinektik ini.
4) Diperlukan model pembelajaran menulis cerita
pendek sinektik berbantuan Augmented Reality yang
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
5) Diperlukan respon positif terhadap model
pembelajaran menulis cerita pendek sinektik berbantuan
Augmented Reality untuk mengukur keberhasilan
belajar. Sebagaimana teori Thorndike (1930) bahwa
belajar adalah suatu proses interaksi antara stimulus dan
respon. Stimulus berupa model sinektik berdasarkan
penelitian terdahulu baik di dalam maupun di luar
negeri seperti Agustin dkk. (2017); Bandirma (2016);
Fatemipour (2014); Sauer dkk. (2016); Siddiqui (2013);
Wahida (2010).
 Pembuatan alur pikir penelitian masih belum sesuai  Alur pikir penelitian telah direvisi. Tidak ada tanda
panah dari diagram validasi ahli dan validasi konteks,
juga panah dua arah dari validasi produk ke diagram
kemampuan menulis cerita pendek.

Diketahui
Promotor

Prof. Dr. H. Syihabuddin, M.Pd


NIP. 196001201987031001

Anda mungkin juga menyukai