Anda di halaman 1dari 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VA

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA MATA PELAJARAN


BAHASA INDONESIA DI SDIT AD-DAMAWIYAH CIBITUNG

Rini Endah Sugiharti*


Mei Wulandari*
Email: riniendahsugiharti@gmail.com

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah sebagian besar siswa masih kurang
terampil dalam menulis karangan narasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan media
gambar seri pada siswa kelas V A SDIT Ad-Damawiyah Cibitung. Penelitian ini
dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, penilaian, dan refleksi. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan
kuantitatif untuk mengolah angka hasil keterampilan menulis karangan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh nilai rata-rata siswa pada siklus 1
sebesar 67,7 dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 53,8%. Pada siklus II nilai
rata-rata meningkat menjadi 77,4 dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai
76,9. Pada siklus III, nilai rata-rata meningkat menjadi 86,3 dengan ketuntasan
belajar klasikal sebesar 92,3%.

Kata kunci : Keterampilan Menulis, Karangan Narasi, Media Gambar Seri

I. PENDAHULUAN kemampuan berbahasa baik secara


A. Latar Belakang Masalah lisan maupun tulisan.
Susanto (2013: 245) Menurut Tarigan (2008: 3)
mengemukakan bahwa tujuan mengatakan bahwa, “keterampilan
pembelajaran Bahasa Indonesia di SD menulis merupakan salah satu
antara lain, agar siswa mampu komponen dalam keterampilan
menikmati dan memanfaatkan karya berbahasa selain menyimak,
sastra untuk mengembangkan berbicara dan membaca. Menulis
kepribadian, memperluas wawasan merupakan suatu keterampilan
kehidupan, serta meningkatkan berbahasa yang dipergunakan untuk
pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi secara tidak langsung,
berbahasa. Pembelajaran Bahasa tidak secara tatap muka dengan orang
Indonesia yang terdapat di sekolah lain. Dalam kegiatan menulis, penulis
dasar haruslah bermakna dan sesuai harus terampil memanfaatkan
dengan tujuan tersebut sehingga grafolegi, struktur bahasa, dan kosa
siswa dapat mengembangkan kata. Keterampilan menulis
PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 1
merupakan kegiatan yang tidak Menurut Suparno dan Yunus
terpisahkan dari proses dalam Dalman (2016: 107), indikator
pembelajaran. Dalam kegiatan dalam menulis karangan narasi adalah
menulis ini, siswa dituntut untuk aktif sebagai berikut: (1) alur (plot); (2)
dalam menuangkan ide yang ada pernokohan; (3) latar; (4) titik
dipikirannya. Kata-kata yang pandang. Sedangkan menurut Edy
dituangkan akan menjadi sebuah Sukardi, (2012: 62) indikator dalam
kalimat dan kalimat-kalimat itu akan menulis karangan narasi adalah
menjadi sebuah paragraf. Paragraf sebagai berikut: (1) pelaku; (2)
yang utuh akan menjadi sebuah tempat; (3) waktu; (4) tujuan pelaku;
karangan. Karangan yang dibuat (5) tindakan pelaku untuk mencapai
diharapkan dapat saling berhubungan tujuan; (6) konsekuensi tindakan; (7)
supaya dapat dibaca dan dipahami reaksi pelaku. Dari indikator penilaian
oleh pembaca. menulis karangan narasi yang para
Berdasarkan hasil observasi ahli kemukakan di atas, maka penulis
dalam pembelajaran menulis melakukan modifikasi penilaian
karangan narasi, siswa kelas V A SDIT karangan narasi untuk menyesuaikan
Ad-Damawiyah Cibitung. Peneliti bentuk penilaian dengan aspek-aspek
menemukan masalah dalam narasi yang telah ditentukan dan
keterampilan menulis karangan narasi disesuaikan dengan kemampuan
di kelas V. Sesuai dengan salah satu siswa kelas V SD diantaranya : 1)
Kompetensi Dasar (KD) kelas V yaitu, isi/gagasan; 2) kesesuaian isi dengan
“Menulis karangan berdasarkan judul; 3) diksi (pilihan kata); 4)
pengalaman dengan memperhatikan kerapian tulisan; 5) ejaan dan tanda
pilihan kata dan penggunaan ejaan”. baca; 6) menggambarkan tokoh; 7)
Hampir sebagian siswa mengalami penggambaran latar; 8) alur.
kesulitan jika diberi tugas untuk Menurut Arsyad (2011: 119)
menulis karangan narasi. Kesulitan mengemukakan bahwa, “gambar-
yang dihadapi siswa, jika dilihat gambar tersebut berkaitan satu
berdasarkan aspek kebahasaan yang dengan yang lain. Siswa berlatih
meliputi : isi/gagasan, kesesuaian isi mengungkapkan adegan dan kegiatan
dengan judul, diksi (pilihan kata), tersebut yang apabila dirangkaikan
kerapihan tulisan, ejaan dan tanda akan menjadi suatu cerita”.
baca, menggambarkan tokoh, Menurut Sadiman dkk (2010:
penggambaran latar, dan alur. Hampir 29) media gambar seri memiliki
sebagian siswa memiliki hambatan beberapa kelebihan antara lain : (1)
dalam menuangkan ide/gagasannya dapat menerjemahkan ide-ide abstrak
dan menuliskannya ke dalam kedalam bentuk yang lebih nyata; (2)
karangan. Oleh sebab itu karangan banyak tersedia dalam buku-buku; (3)
yang ditulisnya hanya seadanya. sangat mudah dipakai karena tidak
Karangan tidak disusun sesuai dengan membutuhkan peralatan; (4) relatif
tema dan tidak sistematis sehingga isi tidak mahal; (5) dapat digunakan
karangan sulit dipahami. berbagai tingkat pelajaran dan bidang
studi.

PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 2


Sadiman dkk, (2010: 31) 1. Hampir sebagian siswa kesulitan
mengemukakan bahwa kekurangan dalam menuangkan ide/ gagasan.
media gambar seri yaitu sebagai 2. Masih ada beberapa siswa belum
berikut: (1) kadang-kadang gambar dapat menentukan judul yang
terlampau kecil untuk ditunjukkan di sesuai dengan isi karangan.
kelas besar; (2) gambar seri adalah 3. Sebagian besar siswa belum dapat
gambar dua dimensi. Untuk menentukan pilihan kata yang
menunjukkan dimensi yang ketiga sesuai dengan tema dan situasi
(kedalaman benda) harus yang diceritakan.
menunjukkan satu gambar seri dari 4. Siswa kurang dapat menulis
objek yang sama tetapi dari sisi yang karangan dengan rapih, terbaca
berbeda; (3) tidak dapat menunjukkan dan bersih.
gerak; (4) belajar tidak selalu 5. Hampir sebagian siswa masih
mengetahui bagaimana membaca kesulitan dalam menggunakan
gambar. Penggunaan media gambar ejaan dan tanda baca.
seri dalam pembelajaran menulis 6. Masih ada sebagian siswa belum
karangan narasi ini diharapkan dapat menggambarkan dan
mampu merangsang siswa untuk mengembangkan tokoh secara
berpikir lebih kreatif memunculkan jelas.
ide-ide baru yang dapat dibentuk 7. Sebagian siswa belum dapat
menjadi sebuah narasi mengenai apa menggambarkan latar secara jelas,
yang ada didalam gambar dengan baik latar waktu maupun tempat.
mengaitkan kehidupan sehari-hari. 8. Masih ada beberapa siswa kurang
Sehingga materi dapat dapat mengembangkan alur dalam
dikonstruksikan sendiri oleh siswa membuat karangan
sesuai dengan pemahaman dan
temuan konsepnya sendiri. C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di Dari identifikasi masalah diatas
atas, maka penulis tertarik untuk perlu adanya batasan masalah agar
melakukan penelitian tindakan kelas penelitian berfokus dan dapat
mengenai keterampilan menulis mencapai sasaran yang diinginkan.
karangan narasi siswa sekolah dasar Masalah dalam penelitian ini dibatasi
dengan judul “Peningkatan pada pembahasan mengenai
Keterampilan Menulis Karangan “Peningkatan Keterampilan Menulis
Narasi Siswa Kelas V A Dengan Karangan Narasi Siswa kelas V A
Meggunakan Media Gambar Seri Pada Dengan Meggunakan Media Gambar
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Seri Pada Mata Pelajaran Bahasa
SDIT Ad-Damawiyah Cibitung”. Indonesia Di SDIT Ad-Damawiyah
Cibitung”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang D. Rumusan Masalah
masalah diatas, menimbulkan Berdasarkan batasan masalah,
berbagai masalah yang dapat maka dapat dirumuskan
diidentifikasi sebagai berikut : permasalahan yaitu sebagai berikut :

PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 3


Apakah dengan menggunakan media karangan narasi merupakan “suatu
gambar seri dapat meningkatkan bentuk karangan yang sasaran
keterampilan menulis karangan narasi utamanya adalah tindak tanduk yang
pada siswa kelas VA SDIT Ad- dijalin dan dirangkai menjadi sebuah
Damawiyah Cibitung? peristiwa yang terjadi dalam suatu
kesatuan waktu”.
Semi dalam Kusumaningsih, dkk
II. KAJIAN PUSTAKA (2013: 73) menerangkan bahwa,
1. Hakikat Keterampilan Menulis narasi adalah “bentuk percakapan
Karangan Narasi atau tulisan yang bertujuan
a. Pengertian Keterampilan menyampaikan atau menceritakan
Menulis Karangan Narasi rangkaian peristiwa atau pengalaman
Dalman (2016: 3) manusia berdasarkan perkembangan
mengemukakan bahwa, menulis dan waktu ke waktu”.
adalah “proses penyampaian pikiran, Berdasarkan uraian di atas
angan-angan, perasaan dalam bentuk dapat disimpulkan bahwa, karangan
lambang/ tanda/ tulisan yang narasi merupakan hasil tulisan berupa
bermakna”. cerita yang menggambarkan secara
Menurut Tarigan (2008: 3), sejelas-jelasnya tindak tanduk
mengatakan bahwa, menulis perbuatan manusia dalam sebuah
merupakan “suatu keterampilan kejadian/ peristiwa yang terdapat
berbahasa yang dipergunakan untuk tokoh, latar tempat, waktu atau
berkomunikasi secara tidak langsung, suasana yang disampaikan secara
tidak secara tatap muka dengan orang kronologis.
lain”. Dengan demikian, dapat
Menurut Dewi Kusumaningsih disimpulkan bahwa keterampilan
dkk (2013 :65), mengemukakan menulis karangan narasi adalah
bahwa menulis adalah “suatu alat keterampilan menuangkan ide,
yang sangat ampuh dalam belajar gagasan, pikiran, atau perasaan dan
yang dengan sendirinya memainkan pengalaman hidup seseorang ke
peran yang sangat penting dalam dalam bentuk karangan yang
dunia pendidikan”. menceritakan rangkaian peristiwa
Dalman (2016: 106) atau kejadian secara kronologis.
mengatakan bahwa, narasi b. Ciri-ciri Karangan Narasi
merupakan “cerita yang berusaha Menurut Atar, Semi (2007: 53-
menciptakan, mengisahkan, dan 54), yang menjadi ciri tulisan narasi
merangkaikan tindak tanduk manusia adalah sebagai berikut:
dalam sebuah peristiwa atau 1) Tulisan itu berisi cerita tentang
pengalaman manusia dari waktu ke kehidupan manusia
waktu, juga didalamnya terdapat 2) Peristiwa kehidupan manusia
tokoh yang menghadapi suatu konflik yang diceritakan itu boleh
yang disusun secara sistematis”. merupakan kehidupan nyata,
Menurut Keraf dalam Dalman imajinasi, dan boleh gabungan
(2016: 106) mengatakan bahwa, keduanya.

PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 4


3) Cerita itu memiliki nilai c. Prinsip-Prinsip Keterampilan
keindahan, baik keindahan Menulis Karangan Narasi
isinya maupun penyajiannya. Menurut Suparno dan Yunus
4) Didalam peristiwa itu ada dalam Dalman (2016: 107),
konflik, yaitu pertentangan menyatakan bahwa, dalam menulis
kepentingan, kemelut, atau sebuah karangan narasi perlu
kesenjangan antara harapan diperhatikan prinsip-prinsip dasar
dan kenyataan. narasi sebagai tumpuan berpikir bagi
5) Didalamnya sering kali terdapat terbentuknya karangan narasi,
dialog untuk menghidupkan prinsip-prinsip tersebut adalah
cerita. sebagai berikut:
6) Tulisan disajikan dengan 1) Alur (Plot)
menggunakan cara kronologis. Alur dalam narasi merupakan
Sedangkan menurut Keraf kerangka dasar yang penting
dalam Dalman (2016: 110) ciri-ciri untuk mengatur bagaimana
karangan narasi, yaitu: tindakan-tindakan harus bertalian
1) Menonjolkan unsur perbuatan satu sama lain dalam satu
atau tindakan. kesatuan waktu. Alur dalam
2) Dirangkai dalam urutan waktu. narasi bersembunyi dibalik
3) Berusaha menjawab jalannya cerita. Alur dan jalan
pertanyaan, apa yang terjadi? cerita sulit dipisahkan namun
4) Ada konflik. Narasi dibangun harus dibedakan. Jalan cerita
oleh sebuah alur cerita. Alur ini memuat kejadian. Suatu kejadian
tidak akan menarik jika tidak ada karena ada sebabnya, ada
ada konflik. Selain alur cerita, alasannya. Sesuatu yang
narasi dibangun oleh konflik dan menggerakkan kejadian cerita
susunan kronologis. itulah yang disebut alur. Dalam
Berdasarkan beberapa narasi terjadi perkembangan alur.
pendapat yang telah dikemukakan di Alur sering menjadi elemen-
atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri elemen berikut: (1) pengenalan,
karangan narasi itu berisi suatu cerita, (2) timbulnya konflik, (3) konflik
menekankan susunan kronologis dari memuncak, (4) klimaks, (5)
waktu ke waktu, dan memiliki konflik. pemecahan masalah.
Hal ini lah yang membedakan antara 2) Pernokohan
karangan narasi dan jenis karangan Salah satu ciri khas narasi ialah
lainnya. Selain itu, ciri-ciri karangan mengisahkan tokoh cerita
narasi terdapat isi/gagasan, bergerak dalam suatu rangkaian
kesesuaian isi dengan judul, diksi peristiwa dan kejadian. Tindakan,
(pilihan kata), kerapihan tulisan, ejaan peristiwa, kejadian, itu disusun
dan tanda baca, menggambarkan bersama-sama sehingga
tokoh, penggambaran latar, dan alur. mendapatkan kesan atau efek
Hal ini lah yang membedakan antara tunggal.
karangan narasi dan jenis karangan 3) Latar (Setting)
lainnya.

PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 5


Latar adalah tempat atau waktu cerita disajikan secara berurutan.
terjadinya pembuatan tokoh atau Gambar-gambar tersebut
peristiwa yang dialami tokoh. berhubungan dengan gambar satu
Dalam karangan narasi terkadang dengan gambar lain. Siswa dapat
tidak disebutkan jelas tempat berlatih mengungkapkan adegan dan
tokoh berbuat atau mengalami kegiatan-kegiatan tersebut yang
peristiwa tertentu. Sering kita apabila dirangkaikan akan menjadi
jumpai cerita hanya mengisahkan suatu cerita”.
latar secara umum. Menurut Nurgiyantoro (2014:
4) Titik pandang 404) menyatakan bahwa, gambar
Sebelum mengarang narasi sudut cerita adalah “rangkaian gambar yang
pandang yang paling efektif untuk membentuk sebuah cerita”. Proses
cerita kita harus tentukan pembelajaran dengan media gambar
terlebih dahulu. Sudut pandang seri mampu membantu siswa untuk
dalam narasi menjawab mengeluarkan ide, gagasan, dan daya
pertanyaan siapakah yang imajinasi. Media gambar seri
menceritakan kisah ini. Apapun merangsang siswa untuk menciptakan
sudut pandang yang dipilih kreatifitas mengungkapkan suatu
pengarang akan menentukan peristiwa. Media gambar seri sangat
sekali gaya dan corak cerita. penting dalam menghidupkan
Sebab, watak dan pribadi si suasana pembelajaran terutama
pencerita akan banyak menulis karangan narasi.
menentukan cerita yang Berdasarkan uraian di atas,
dituturkan pada pembaca. dapat dipahami bahwa media gambar
seri adalah media yang digunakan
2. Hakikat Media Gambar Seri dalam pembelajaran berupa gambar
a. Pengertian Media Pembelajaran datar yang saling berkaitan dari
Djamarah dan Aswan Zain gambar satu dengan gambar lainnya
(2013: 121) mengemukakan bahwa dan dirangkaikan menjadi urutan
media adalah “alat bantu apa saja cerita yang membentuk satu
yang dapat dijadikan sebagai penyalur kesatuan.
pesan guna mencapai tujuan
pengajaran”. b. Karakteristik Media Gambar Seri
Gerlach & Ely (dalam Arsyad Menurut Sadiman (2014: 27-28)
Azhar, 2011: 3) mengatakan bahwa menjelaskan bahwa “karakteristik
“media apabila dipahami secara garis atau ciri-ciri khas suatu media
besar adalah manusia, materi, atau berbeda menurut tujuan atau maksud
kejadian yang membangun kondisi pengelompokannya”.
yang membuat siswa mampu Menurut Nurgiyantoro (2014:
memperoleh pengetahuan, 404) mengatakan bahwa
keterampilan, atau sikap”. “karakteristik dalam gambar cerita,
Menurut Arsyad (2011: 119) “berisi suatu aktivitas, mencerminkan
gambar seri adalah “gambar yang maksud atau gagasan tertentu,
merupakan rangkaian kegiatan atau

PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 6


bermakna, dan menunjukkan situasi Penelitian tindakan kelas
konteks tertentu”. merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa
c. Kelebihan dan kekurangan Media sebuah tindakan, yang sengaja
Gambar Seri dimunculkan dan terjadi dalam
Sadiman (2014: 29-31) sebuah kelas secara bersamaan.
mengemukakan kelebihan dan Tindakan tersebut diberikan oleh guru
kelemahan media gambar. Beberapa atau dengan arahan dari guru yang
kelebihan media gambar adalah dilakukan oleh siswa. Dalam
sebagai berikut: penelitian ini, peneliti menggunakan 3
1) Sifatnya konkret; gambar lebih siklus masing-masing siklus terdiri dari
realistis menunjukkan pokok dua pertemuan. Media yang
masalah dibandingkan dengan digunakan dalam penelitian ini adalah
media verbal. Media Gambar Seri. Pada setiap siklus
2) Gambar dapat mengatasi batasan memiliki empat tahapan yaitu
ruang waktu. Tidak semua benda, perencanaan (planning), pelaksaan
objek/ peristiwa dapat dibawa ke tindakan (action), evaluasi
kelas, dan tidak selalu bisa anak- (evaluation), dan refleksi (reflection).
anak dibawa ke objek/ peristiwa
tersebut. A. Prosedur Penelitian
3) Media gambar dapat mengatasi Setiap siklus terdiri atas tahapan
keterbatasan pengamatan kita. dan langkah pengajaran. Pada tiap
4) Gambar dapat memperjelas akhir tahap dilakukan refleksi untuk
suatu masalah, dalam bidang apa mengetahui pengajaran dan
saja dan untuk tingkat usia menemukan hal-hal yang harus
berapa saja, sehingga dapat diperbaiki pada setiap tahap dan
mencegah atau membenarkan siklusnya, demikian dilakukan
kesalahpahaman. sehingga permasalahannya dapat
5) Gambar harganya relatif murah diatasi dan tujuan perbaikan dapat
dan gampang didapat serta dicapai. Ada 4 tahapan yang ada
digunakan tanpa memerlukan disetiap siklusnya. Tahap-tahap
alat khusus. tersebut yaitu :
Selain kelebihan-kelebihan
tersebut, gambar mempunyai a. Tahap Perencanaan (Planning)
beberapa kelemahan yaitu: Pada tahap perencanan ini
a) Gambar hanya menekankan kegiatan yang dilakukan adalah
persepsi indera mata; menyusun RPP, mengaplikasikan
b) Gambar benda yang terlalu skenario pembelajaran yang sudah
kompleks kurang efektif untuk direncanakan pada pembelajaran
kegiatan pembelajaran; kemampuan menulis karangan,
c) Ukurannya sangat terbatas untuk membuat tabel penilaian,
kelompok besar. mempersiapkan instrumen
pengumpulan data berupa tes tulis,
III. METODOLOGI PENELITIAN

PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 7


dan menyiapkan bahan ajar dan di SDIT Ad-Damawiyah Cibitung
media. dengan materi pokok menulis
karangan narasi. Setiap siklus
b. Tahap Tindakan (Action) dilakukan dengan dua kali pertemuan.
Tindakan dilaksanakan sesuai Pembahasan hasil penelitian ini
dengan RPP yang telah dipersiapkan. didasarkan pada hasil penelitian
Tindakan dalam penelitian ini adalah tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III.
menggunakan media gambar seri Pembahasan hasil tersebut meliputi
yaitu untuk meningkatkan hasil tes. Pembahasan hasil tes
keterampilan menulis karangan mengacu pada perolehan nilai yang
narasi, melakukan tahapan proses dicapai oleh siswa dalam menulis
pembelajaran sesuai dengan RPP yang karangan narasi dengan
telah disusun. menggunakan media gambar seri.
Kegiatan siklus I sebagai kegiatan
awal dalam penelitian menulis
c. Tahap Evaluasi (Evaluation) karangan narasi. Melalui kegiatan
Dalam tahapan ini peneliti siklus I, peneliti mendapatkan hasil
mengevaluasi hasil dari tindakan yang penelitian berupa hasil tes. Tes yang
dilaksanakan terhadap siswa. Penilaian digunakan berupa penugasan yang
ini dilakukan dengan menggunakan tes terdapat dalam lembar soal untuk
dalam bentuk soal uraian yang akan menyusun karangan dengan
dikerjakan oleh siswa. Soal uraian berisi menggunakan media gambar seri.
tentang perintah menulis karangan Melalui hasil tes pada siklus I, peneliti
narasi dengan menggunakan media berusaha membenahi kegiatan siklus
gambar seri yang sudah disediakan II agar lebih baik lagi begitu pun hasil
pada lembar tugas. refleksi dari siklus II dilaksanakan
untuk perbaikan agar lebih baik lagi di
d. Tahap Refleksi (Reflection) siklus III. Kegiatan yang dilakukan
Refleksi pada siklus 1 bertujuan disetiap siklus hampir sama yaitu
untuk mengetahui sejauh mana tetap dengan menggunakan media
efektivitas pelaksanaan tindakan. gambar seri.
Kekurangan dan kelebihan yang timbul Hasil menulis karangan narasi
pada pelaksanaan siklus 1 tersebut, siklus I, siklus II, dan siklus III
dipergunakan sebagai bahan mengalami peningkatan yang cukup
pertimbangan tindakan pada siklus memuaskan. Pada siklus I nilai rata-
berikutnya. rata sebanyak 67,7 dengan persentas
ketuntasan belajar secara klasikal
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN mencapai 53,8%. Peningkatan ini
Berdasarkan hasil penelitian di disebabkan pemberian tindakan siklus
atas, dapat disimpulkan bahwa I menyebabkan minat siswa terhadap
terdapat peningkatan hasil belajar materi menulis karangan narasi
yang signifikan dari tiga kali siklus meningkat dan lebih antusias dalam
penelitian dengan menggunakan mengikuti pembelajaran sehingga
media gambar seri pada mata hasil yang dicapai pun meningkat dari
pelajaran bahasa indonesia kelas V A

PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 8


indikator pencapaian target kesulitan pada siswa dan pemberian
ketuntasan yang ditetapkan yaitu waktu dalam menulis secara utuh
60%. Tetapi hasil yang didapat belum sehingga siswa tidak terburu-buru dan
terlalu signifikan karena masih dalam dapat mengoreksi hasil karangan
siklus I. Pada siklus I hampir sebagian siswa. Siswa pun sudah dapat
siswa masih kesulitan dalam aspek mengikuti pembelajaran dengan aktif
menulis karangan yaitu aspek melalui pertanyaan-pertanyaan yang
kesesuaian isi dengan judul, diksi diberikan oleh peneliti. Kemudian dari
(pilihan kata), alur dan penggunaan hasil tersebut, penelitian berhenti
ejaan dan tanda baca terutama pada pada siklus III. Hal ini dikarenakan
penggunaan huruf kapital, tanda baca dalam siklus III indikator keberhasilan
seperti tanda titik dan tanda koma penelitian sudah tercapai, sehingga
yang masih kurang tepat. penelitian tindakan kelas ini hanya
Pada siklus II nilai rata-rata dilakukan dalam tiga siklus.
meningkat sebanyak 9,7 menjadi 77,4 Bertolak dari hasil tersebut,
dari 67,7 dengan presentase peneliti berhenti cukup sampai di
ketuntasan belajar secara klasikal siklus III, hal ini membuktikan bahwa
meningkat sebanyak 23,1 menjadi media gambar seri dapat
76,9 dari sebelumnya 53,8% disiklus I. meningkatkan keterampilan menulis
Peningkatan ini disebabkan siswa karangan narasi SDIT Ad-Damawiyah
sudah dapat menyesuaikan diri Cibitung, dengan kata lain tujuan
dengan media yang diberikan oleh penelitian ini tercapai.
peneliti. Pada siklus II siswa lebih Peningkatan keterampilan
antusias dan serius dalam mengikuti menulis karangan narasi siswa
pembelajaran karena peneliti selalu ditunjukkan dari nilai setiap indikator
memberikan penguatan dan peneliti seperti pada tabel di bawah ini :
selalu mengarahkan serta membantu Data Nilai Setiap Indikator Menulis Karangan Narasi
Siklus I, Siklus II, Siklus III
siswa jika mengalami kesulitan Nilai
dibandingkan siklus I, sehingga hasil No.
Aspek Yang
yang dicapai pun meningkat. dinilai Siklus Siklus Siklus
I II III
Pada siklus III nilai rata-rata
meningkat sebanyak 8,9 menjadi 86,3 1. Isi/ gagasan 98,1
78,8 88,5
dari 76,9 dengan presentase
ketuntasan belajar secara klasikal 2. Kesesuaian isi 87,5
74,0 74,0
dengan judul
meningkat sebanyak 15,4% menjadi
3. Diksi (pilihan 89,4
92,3% dari sebelumnya 76,9% di siklus kata)
69,2 81,7
II. Peningkatan ini dipengaruhi oleh 4. Kerapihan tulisan 75,0
59,6 69,2
persiapan peneliti yang lebih matang
pada siklus III dan pemberian 5. Ejaan dan tanda
46,2 67,3
74,0
penguatan yang baik secara verbal baca
6. Menggambarkan 96,2
maupun nonverbal. Selain itu peneliti 77,9 86,5
tokoh
memberikan pengarahan dengan 7. Penggambaran 84,6
menjelaskan ulang mengenai 68,3 80,8
latar
indikator menulis yang dirasa masih

PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 9


8. Alur 85,6 sehingga dapat membantu guru
67,3 71,2
dalam memusatkan perhatian
Rata-rata 86,3
67,7 77,4 terhadap materi yang disampaikan.
Berdasarkan tabel di atas dapat Dari pendapat para ahli diatas,
dilihat bahwa nilai setiap indikator dapat disimpulkan bahwa media
mengalami peningkatan dari siklus I, gambar seri dapat meningkatkan
siklus II, dan siklus III. Nilai indikator keterampilan menulis anak sekolah
setiap siklusnya meningkat. dasar. Disamping itu, ilustrasi gambar
Peningkatan hasil di atas, dapat membantu siswa
membuktikan bahwa media gambar mempermudah menangkap pesan
seri dapat meningkatkan yang terdapat dalam cerita. Media
keterampilan menulis karangan narasi gambar seri merangsang siswa untuk
SDIT Ad-Damawiyah Cibitung, dengan menciptakan kreatifitas
kata lain tujuan penelitian ini tercapai. mengungkapkan suatu peristiwa.
Siswa dapat berlatih mengungkapkan Gambar seri dapat dirangkai menjadi
adegan dan kegiatan-kegiatan beberapa kalimat yang dapat
tersebut yang apabila dirangkaikan dikembangkan menjadi paragraf-
akan menjadi suatu cerita. Media paragraf dan siswa menjadi kreatif
gambar seri sesuai untuk mata dalam menulis. Proses pembelajaran
pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dengan media gambar seri mampu
dalam pembelajaran menulis membantu siswa untuk mengeluarkan
karangan. Menurut Soeparno (1988: ide, gagasan, dan daya imajinasi.
19), “peranan gambar seri dalam
pembelajaran menulis adalah V. KESIMPULAN
membantu siswa dalam memperoleh A. Kesimpulan
konsep tentang suatu topik tertentu Berdasarkan hasil Penelitian
dengan mengamati gambar seri yang Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
dibentangkan di depan kelas di SDIT Ad-Damawiyah Cibitung kelas
kemudian siswa diminta VA keterampilan menulis karangan
menuangkannya dalam bentuk narasi siswa pada mata pelajaran
tulisan”. Hal ini sejalan dengan Bahasa Indonesia dengan
pendapat Zen (2008) yang menggunakan media gambar seri
mengemukakan bahwa, “Ada dapat diperoleh hasil bahwa,
beberapa teknik bercerita yang dapat penggunaan media gambar seri dapat
dilakukan guru di kelas, salah satunya meningkatkan keterampilan menulis
yakni bercerita dengan ilustrasi karangan narasi siswa kelas VA di SDIT
gambar”. Penggunaan gambar seri Ad-Damawiyah Cibitung.
dapat pula menarik perhatian siswa

*Rini Endah Sugihartiadalah Dosen Univesitas Islam “45” Bekasi


*Mei Wulandariadalah Mahasiswa PGSD Univesitas Islam “45” Bekasi

DAFTAR PUSTAKA

PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 10


Akhadiah, Sabarti. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dalman. 2015. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Djamarah dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ekawarna. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi (GP Press Group).

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Jamaris, Martini. 2014. Kesulitan Belajar Perspektif, Asesmen, dan


Penanggulangannya Bagi Anak Usia Dini dan Usia Sekolah. Bogor: Ghalia
Indonesia.

Keraf, Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kusumaningsih, Dewi dkk. 2013. Terampil Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: C.V


Andi Offset

Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Edisi Kedua. Jakarta: Indeks.

Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.


Yogyakarta: BPFE.

Sadiman, Arief S dkk. 2014. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan


pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Semi, Atar. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Sukardi, Edy. 2012. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Uhamka Press

Sunarto dan Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka
Cipta.

Tarigan, Henry Guntur. 2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: CV Angkasa.

PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 11


Mustika, Meriza. 2014. Pengaruh Media Gambar Seri Terhadap Keterampilan
Menulis Karangan Narasi Pada Siswa Kelas IV SD Negari Duren Jaya I Bekasi
Timu

PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 12

Anda mungkin juga menyukai