OLEH :
SILVESTER HATUR,S.Pd
NPM : 19241615710019
1.1.Latar Belakang
Siswa Indonesia diharapkan dapat memenuhi empat keterampilan bahasa, yaitu:
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Mereka terintegrasi dan terkait satu sama
lain. Oleh karena itu harus dipelajari dan diajarkan oleh siswa dan guru di sekolah. Dalam
penelitian ini, penulis akan fokus pada satu dari empat keterampilan, yaitu keterampilan
menulis.
Menulis dianggap sebagai keterampilan yang paling sulit bagi siswa. Hal ini sejalan
dengan pernyataan Jack C. Richard, "Menulis adalah keterampilan yang paling sulit bagi
pelajar bahasa kedua untuk menguasai menyusun string kalimat yang benar secara tata bahasa".
Hal ini dapat dilihat dari skor menulis yang tidak memuaskan dan beberapa masalah yang
dihadapi siswa dalam menulis.
Dalam pembelajran Bahasa Inggris di SMP Negeri 5 Kuwus, penulis menemukan
beberapa masalah terkait keterampilan menulis terkait teks genre. Dalam menulis bahasa
Inggris, ada beberapa jenis teks yang harus dipelajari oleh siswa, yang dikenal dengan genre
teks. Ada banyak kategori jenis teks (genre) misalnya, deskriptif, narasi, menceritakan, laporan,
prosedur, eksposisi, penjelasan, diskusi, dll. Para siswa sering mendapatkan masalah yang
sama ketika mereka mempelajarinya, seperti: mereka sering menemukan kesulitan untuk
memahami teks atau cerita meskipun mereka telah mencoba menerjemahkan kata-kata dengan
kamus. Kemudian, mereka sering tidak dapat mengingat dengan baik struktur skematik teks.
Masalah-masalah ini akan berdampak buruk pada tulisan mereka. Mereka tidak tahu apa teks
yang harus mereka tulis. Mereka tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk ditulis.
Selain itu, sulit bagi siswa untuk mendapatkan ide. Mereka tidak dapat menulis dengan lancar
karena mereka tidak tahu apa yang ingin mereka tulis atau untuk mengembangkan topik dan
mereka terjebak di tengah penulisan. Selain itu, mereka juga mengalami kesulitan dalam
bagaimana menyusun kalimat. Akibatnya, siswa tidak memiliki motivasi untuk menulis, dan
menulis menjadi kegiatan yang membosankan dan sulit bagi mereka.
Masalah ini menyebabkan penulis untuk menemukan solusi dari semua ini. Penulis
mencoba untuk menyelesaikan masalah ini dengan menggunakan urutan gambar sebagai alat
bantu visual untuk melihat urutan peristiwa dari teks recount, untuk memudahkan siswa dalam
menulis teks recount. Gambar adalah salah satu alat bantu visual yang digunakan untuk
membantu siswa memahami materi yang akan dipelajari. Seorang ahli mengatakan bahwa:
Jenis gambar yang sudah jadi dapat digunakan untuk mengembangkan dan mempertahankan
motivasi, untuk mengolah sikap positif terhadap bahasa Inggris dan untuk mengajar atau
memperkuat beberapa keterampilan belajar bahasa. Guru harus memberikan motivasi yang
diperlukan dan menebus kurangnya rangsangan alami, untuk mengembangkan antusiasme /
imajinasi murid-muridnya untuk membantunya. Tetapi kata-kata saja tidak cukup untuk
membawa siswa ke dalam situasi imajiner. Lebih dari apa pun, itu adalah alat bantu visual
dalam bentuk atau yang lain bahwa siswa memasuki pengalaman imajinatif di luar kelas.
Gambar adalah media yang berguna dalam kegiatan belajar-mengajar. Ini dapat
menciptakan pola pikir siswa, sehingga mereka akan mudah menangkap penjelasan guru
mereka. Selain itu, gambar-gambar sebagai media pembelajaran juga dapat menciptakan
suasana kegiatan belajar-mengajar yang menyenangkan. Selain itu, gambar dapat menarik
perhatian siswa, dan mereka dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk belajar
bahasa Inggris, terutama untuk teks bahasa Inggris.
Penelitian ini akan difokuskan pada peningkatan kemampuan menulis teks recount
siswa yang diajarkan di semester pertama kelas sembilan SMP. Berdasarkan standar
kompetensi SMP menyatakan bahwa:
Menyusun teks interaksi transaksional lisan dan tulis sangat pendek dan sederhana yang
melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait keadaan/ tindakan/kegiatan/
kejadian tanpa perlu menyebutkan pelakunya dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. (perhatikan unsur kebahasaan
passive voice)
Dalam PTK ini, penulis akan fokus pada urutan gambar sebagai alat bantu visual
dalam mengajar menulis teks recount. Seperti yang dikatakan Betty Morgan Bow, “Urutan
gambar adalah serangkaian gambar dari satu subjek. Fungsinya untuk menceritakan kisah atau
urutan kejadian ”. Hal ini sejalan dengan tujuan penghitungan ulang teks yang menceritakan
kembali beberapa peristiwa di masa lalu.
Menurut penjelasan di atas dan keinginan yang kuat untuk menyelesaikan masalah
ini, penulis memiliki motivasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis teks recount di kelas nyata dengan menggunakan urutan
gambar sebagai media pembelajaran. Diharapkan media dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis, terutama dalam menceritakan teks.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, topik yang akan dibahas oleh penulis
adalah "MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS TEKS
RECOUNT MELALUI URUTAN GAMBAR PADA SISWA KELAS IX/A SMP
NEGERI 5 KUWUS".
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang disajikan di atas, penulis berencana untuk
memecahkan masalah melalui picture and picture (urutan gambar) dalam meningkatkan
kemampuan menulis teks recount pada semester kedua siswa kelas IX/A SMP Negeri 5 Kuwus.
Pertanyaan umum dari penelitian ini adalah “Bagaimanakah urutan gambar (picture and
picture) meningkatkan secara efektif kemampuan siswa kelas IX/A dalam menulis teks recount
di SMP Negeri 5 Kuwus?”
1.3.Tujuan Penulisan
Sejalan dengan masalah penelitian di atas, tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk
mengetahui apakah urutan gambar dapat meningkatkan secara efektif kemampuan siswa kelas
IX/A dalam menulis teks recount di SMP Negeri 5 Kuwus.
1.4. Mannfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna tentang
pengajaran teks recount dengan menggunakan urutan gambar pada semester kedua kelas
sembilan di SMP Negeri 5 Kuwus. Diharapkan hasil ini dapat membantu para guru untuk
memecahkan masalah yang terjadi di kelas bahasa Inggris, terutama ketika belajar menulis teks
recount. Dan juga berkontribusi untuk semua orang yang terlibat dalam pengembangan kualitas
pendidikan bahasa Inggris, terutama bagi siswa.
Penulis berharap bahwa penelitian ini akan bermanfaat bagi guru bahasa Inggris yang
mungkin menggunakan teknik ini ketika mereka mengajar teks recount. Itu bisa menjadi
panduan bagi guru untuk mengajar dengan cara yang lebih baik. Dan bagi para siswa, semoga
ini dapat membantu mereka membangun pemahaman mereka tentang urutan peristiwa dalam
teks recount dengan memiliki gambar teks recount. Oleh karena itu, mereka dapat memperoleh
prestasi yang lebih baik dan minat yang lebih tinggi dalam belajar bahasa Inggris.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul “Meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis teks recount melalui urutan gambar (picture and picture) pada
siswa kelas IX/A di SMP Negeri 5 Kuwus”ada tiga konsep, yaitu menulis, teks recount dan
picture and picture (urutan gambar). Ketiga konsep tersebut dijelaskan seperti berikut ini.
2.1.1 Menulis
Menulis adalah menuturkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat
membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa gambar dan
grafik (Tarigan, 2000:21). Lebih lanjut Tarigan (1986:15) mengatakan bahwa menulis
merupakan kegiatan mengungkapkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa
tulis sebagai media penyampainya. Menurut Gie (2002:9), mengarang adalah segenap
rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis
untuk dibaca dan dimengerti oleh orang lain.
2.1.2 Teks Recount
Dalam teks recount siswa dituntut untuk membangun sebuah teks yang
terorganisasi atau terstruktur yang dirangkai untuk menceritakan kejadian-kejadian
pada masa lalu. Dengan kata lain, siswa menceritakan kejadian yang dialami kepada
orang lain yang dapat diungkapkan melalui bentuk tulisan yang di dalamnya dituliskan
kronologis peristiwa-peristiwa yang terjadi. Teks recount adalah jenis teks yang berisi
tentang pengalaman pribadi seseorang yang disampaikan secara terurut (Fadlun, 2011:
98). Menurut Anderson & Anderson, (1997:48) teks recount bertujuan untuk memberikan
gambaran kepada pembaca tentang sebuah peristiwa yang terjadi menurut waktu dan
tempat kejadiannya yang difokuskan adalah kejadian yang ditulis secara berurutan.
Terdapat tiga jenis teks recount, yaitu personal recount, factual recount dan imaginative
recount.
Teks recount memiliki tata bahasa dalam penulisannya seperti penggunaan past
tense, adverb of sequence time (kata keterangan urutan waktu)seperti: first, then, next,
finally, etc.; memakai personal pronoun (pronomina) seperti : he, we, they, etc. (Fadlun,
2011:98). Menurut Anderson & Anderson (1997) terdapat dua ciri teks recount, yaitu sebagai
berikut.
1. Menggunakan descriptive wordsuntuk menggambarkan detail mengenai siapa,
apa, kapan, dimana dan bagaimana.
2. Menggunakan proper noun untuk mengidentifikasi mereka yang terlibat didalam
recount.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memaparkan data-
data yang bersifat deskriptif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memaparkan data-data
yang mengandung unsur statistik, seperti hasil tes. Tes merupakan sebuah instrumen atau
prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sampel tingkah laku (Nurgiyantoro, 2010:105).