Anda di halaman 1dari 6

Mode Data Buka Gratis

9+ 1 3

Wildan Sapyarudin menerbitkan sebuah catatan.


18 April 2014 pukul 14.42 ·

Apakah QOLBU itu ? Hati, Jantung atau Otak ?


Postingan kali ini kita bahas ulang mengenai Qolbu, dan semoga sekaligus menjadi jawaban atas beberapa inbox,
email dan SMS yang bertanya tentang Qolbu. Dan bagaimana hubungan Qolbu dengan Otak dan Pikiran, Qolbu
menurut Al-Qur'an dan As-Sunah dan pertanyaan lain yang berkaitan dengan Qolbu.

Baiklah kita coba menelaah kembali mengenai otak manusia. Seperti kita ketahui bahwa otak merupakan pusat
koordinasi yang mengendalikan dan mempengaruhi seluruh organ tubuh manusia. Boleh dikatakan Otak adalah inti
pokoknya manusia. Otak manusia terdiri dari tiga bagian (meskipun merupakan satu kesatuan), yaitu (1) Kortek
(Cerebrum) sering disebut sebagai otak besar atau otak depan atau otak manusia, (2)Cerebelum yang sering
disebut sebagai otak kecil atau otak belakang atau otak reptilia, (3) Lymbic System yang sering di sebut sebagai
otak mamalia. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda (lihat artikel mengenai Otak yang Luar Biasa pada
postingan yang lalu).
Di samping itu kita juga mengenal istilah Otak Kiri, Otak Kanan dan Otak Tengah. Kita mengenal pula istilah
Kecerdasan Intelegensia (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ), sehingga ketiganya
dikenal dengan istilah IESQ. Di dalam Teknologi Pikiran (MindTech) kita mengenal Pikiran Sadar (conscious mind),
Pikiran Tidak Sadar (unconscious mind) dan Pikiran Bawah Sadar (subconscious mind). Masing-masing istilah
tersebut berhubungan dengan Otak dengan bahasan dari sudut pandang keilmuan yang berbeda.

Kembali ke pengertian Qolbu (bahasa Arab) yang sering kita maknai sebagai Hati atau bahkan Qolbu di-Indonesia-
kan dengan kata Kalbu. Padahal Kalbu (dengan Kaf) dalam bahasa arab berarti Anjing (binatang). Beberapa ahli
bahasa pernah menganjurkan untuk tidak lagi menggunakan kata Kalbu melainkan tetap menggunakan kata
aslinya yaitu Qolbu. Tetapi kebanyakan dari kita menterjemahkan kata Qolbu dengan Hati. Demikian juga kata 'Hati'
kita pergunakan untuk padanan kata Liver (salah satu anatomi tubuh).

Di dalam sebagian besar Al-Qur'an terjemahan bahasa Indonesia kata 'Hati' dipergunakan sebagai terjemahan
beberapa kata yang berbeda. Baiklah kita tinjau penggunaan kata Hati dalam menterjemahkan beberapa ayat
dalam Al-Qur'an.QS Al-Mu’minun [23] ayat 78 :
َ ُ‫اﻷﻓﺌِﺪَ َة َﻗﻠِﻴﻼ َﻣﺎ َﺗ ْﺸﻜُﺮ‬
‫ون‬ َ ‫َو ُﻫ َﻮ اﻟﺬِ ي ا ْﻧ َﺸﺎ ﻟَﻜُ ُﻢ اﻟﺴ ْﻤﻊَ َواﻷﺑ‬
ْ ‫ْﺼﺎ َر َو‬
diterjemahkan sebagai berikut :

dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu
bersyukur.

QS Al-Ahqaaf [46] ayat 26 :

‫ﺎت‬
ِ َ‫ون ِﺑﺂﻳ‬َ ُ‫ْﺼﺎرُ ُﻫ ْﻢ َوﻻ ا ْﻓﺌِﺪَ ُﺗﻬُ ْﻢ ِﻣ ْﻦ َﺷ ْﻲ ٍء ا ْذ ﻛَﺎ ُﻧﻮا ﻳَ ْﺠ َﺤﺪ‬ َ ‫ﻴﻪ َو َﺟﻌَ ْﻠﻨَﺎ ﻟَﻬُ ْﻢ َﺳ ْﻤﻌً ﺎ َواﺑ‬
َ ‫ْﺼﺎ ًرا َوا ْﻓﺌِﺪَ ًة َﻓ َﻤﺎ ا ْﻏﻨَﻰ ﻋَ ﻨْﻬُ ْﻢ َﺳ ْﻤﻌُ ﻬُ ْﻢ َوﻻ اﺑ‬ ِ ِ‫ﻴﻤﺎ ا ْن َﻣﻜﻨﺎﻛُ ْﻢ ﻓ‬ ُ ‫َوﻟَ َﻘﺪْ َﻣﻜ‬
َ ِ‫ﻨﺎﻫ ْﻢ ﻓ‬
‫ﻮن‬ ُ
َ ‫ﺎق ِﺑ ِﻬ ْﻢ َﻣﺎ ﻛَﺎ ُﻧﻮا ِﺑ ِﻪ ﻳَ ْﺴﺘَ ﻬْ ِﺰﺋ‬
َ ‫ا ِ َو َﺣ‬
diterjemahkan sebagai berikut :

Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan
kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi
pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit jua pun bagi mereka, karena mereka selalu
mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya

Dari kedua ayat di atas, maka kata af-ida diterjemahkan sebagai hati. Dalam kontek bahasa sehari-hari hal tersebut
tidaklah salah. Jika ayat di atas kita maknai bahwa Allah telah menganugerahkan kepada manusia alat untuk
menerima (menyerap/mempelajari) sesuatu (informasi/stimulan) dari lingkungan luar, maka ayat tersebut sesuai
dengan penelitian ilmiah bahwa manusia dalam menyerap/menerima informasi dalam proses pembelajaran dengan
tiga 'cara/alat' yaitu Pendengaran (telinga atau Auditory), Penglhatan (mata atau Visual) dan Perasaan
(rasa/sentuhan/gerakan atau Kinestetik). Sehingga jika kata af-ida di atas diterjemahkan sebagai 'Perasaan' akan
lebih tepat, meskipun dalam bahasa sehari-hari perasaan itu dikatakan juga berada di dalam hati.

Namun jika ayat tersebut kita terjemahkan dalam kontek manusia dalam memahami dan merespon sesuatu
(termasuk dalam memahami ilmu dan pengetahuan), makaaf-ida lebih tepat diterjemahkan
sebagai Intelegensia (pikiran). Sehingga kita selayaknya bersyukur dan mempergunakan Pendengaran (telinga),
Penglihatan (mata) dan Intelegensia (otak) dalam memahami seluruh petunjuk Allah dan RasulNya. Dan seperti kita
sudah bahas mengenai otak manusia, bahwa Otak Besar (Cerebrum) di dalamnya terdapat Lobus Temporal yang
berfungsi sebagai pusat pengendali pendengaran. Lobus Oksipital, merupakan lobus terkecil sebagai pusat
penglihatan dan area asosiasi penglihatan. Berfungsi juga menginterpretasi dan memproses rangsang penglihatan
dari nervus optikus dan mengasosiasikan rangsang ini dengan informasi saraf lain dan memori. Lobus Frontal, pusat
fungsi intelektual yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir abstrak dan nalar, motorik bicara (area
broca di hemisfer kiri), pusat penghirup. Pusat pengontrolan gerakan volunter di gyrus presentralis (area motorik
primer). Didalamnya terdapat area asosiasi motorik (area premotor).

QS Al-Mulk [67] ayat 13 :

ِ ُ‫ات اﻟﺼﺪ‬
‫ور‬ ْ ‫َوا ِﺳﺮوا َﻗ ْﻮﻟَﻜُ ْﻢ ا ِو‬
ِ ‫اﺟﻬَ ﺮُ وا ِﺑ ِﻪ اﻧﻪُ ﻋَ ﻠِﻴﻢٌ ِﺑ َﺬ‬
diterjemahkan sebagai berikut :

Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.

Pada ayat di atas kata Shudur diterjemahkan sebagai hati, namun jika kita pahami dalam konteknya ayat tersebut
maka akan lebih tepat jika kita terjemahkan katashudur sebagai pikiran, sehingga ayat tersebut di atas bisa
diterjemahkan sebagai berikut, dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui
segala isi pikiran (yang terdalam). Namun diterjemahkan dengan hati juga tidak salah (tetapi baca/pahami sebagai
hati kecil atau nurani atau perasaan dan bukan hati sebagai organ tubuh), karena Shudur ini bukan sekedar pikiran
logis (pikiran sadar) saja, tetapi pikiran yang lebih dalam lagi, yang melibatkan nurani dan perasaan atau pikiran
dalam makna hati kecil. Kata Shudurjuga dipergunakan di ayat lain dan diterjemahkan sebagai kata dada.

QS Thaha [20] ayat 25 - 28 :


‫ ﻳَ ْﻔ َﻘﻬُ ﻮا َﻗ ْﻮﻟِﻲ‬-‫اﺣ ُﻠ ْﻞ ﻋُ ْﻘﺪَ ًة ِﻣ ْﻦ ﻟ َِﺴﺎﻧِﻲ‬ َ ‫َﻗ‬
ْ ‫ﺎل َرب‬
ْ ‫ َو‬- ‫ َوﻳَ ﺴ ْﺮ ﻟِﻲ ا ْﻣ ِﺮي‬- ‫اﺷ َﺮ ْح ﻟِﻲ َﺻﺪْ ِري‬

diterjemahkan sebagai berikut :


Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku,- dan mudahkanlah untukku urusanku, - dan lepaskanlah
kekakuan dari lidahku, - supaya mereka mengerti perkataanku,

QS Asy- Syu'araa [26] ayat 13 :

َ ُ‫ﻴﻖ َﺻﺪْ ِري َوﻻ ﻳَ ﻨ َْﻄﻠ ُِﻖ ﻟ َِﺴﺎﻧِﻲ َﻓﺎ ْر ِﺳ ْﻞ اﻟَﻰ َﻫﺎر‬
‫ون‬ ُ ‫َوﻳَ ِﻀ‬

diterjemahkan sebagai berikut :

Dan (karenanya) sempitlah dadaku, tidak lancar lidahku, maka utuslah (Jibril) kepada Harun.

QS An-Naas [114] ayat 5 :


‫اﻟﻨﺎس‬
ِ ِ ُ‫اﻟﺬِ ي ﻳُ َﻮ ْﺳ ِﻮ ُس ﻓِ ﻲ ُﺻﺪ‬
‫ور‬
diterjemahkan sebagai berikut :
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.

di ketiga ayat di atas shudur diterjemahkan dengan dada. Namun jika kita pahami kontek ayat tersebut maka akan
lebih tepat jika shudur kita terjemahkan sebagai pikiran. Maka ketika pikiran kita sempit, lidah kita jadi kelu/kaku,
maka Musa as. memohon untuk dilapangkan pikirannya agar urusan jadi lancar dan lidah juga lancar serta orang
lain (Fir'aun CS) bisa memahami apa yang akan disampaikan oleh Musa as. Namun kata shudur ini sebenarnya
sudah diadopsi dalam bahasa Indonesia menjadi 'sadar' atau 'kesadaran' (Consciousness). Sehingga akan lebih
tepat lagi jika shudur ini terjemahkan sebagai 'kesadaran' (secara fisik dan psikologis). Sedangkan kesadaran (dan
keseimbangan) secara fisiologis diatur oleh otak kecil (Cerebelum).

QS Al-'Araaf [7] ayat 205 :

َ ‫ﺎل َوﻻ َﺗﻜُ ْﻦ ِﻣ َﻦ ْاﻟ َﻐﺎﻓِ ﻠ‬


‫ِﻴﻦ‬ َ ‫ون ْاﻟ َﺠﻬْ ِﺮ ِﻣ َﻦ ْاﻟ َﻘ ْﻮ ِل ِﺑ ْﺎﻟ ُﻐﺪُ و َو‬
ِ ‫اﻵﺻ‬ َ ُ‫ﻴﻔ ًﺔ َود‬
َ ‫ﺑﻚ ﻓِ ﻲ َﻧ ْﻔ ِﺴ َﻚ َﺗ َﻀﺮﻋً ﺎ َو ِﺧ‬ ْ ‫َو‬
َ ‫اذﻛُ ْﺮ َر‬

diterjemahkan sebagai berikut :

Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak
mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.

QS Qaaf [50] ayat 16 :

ِ‫ﺎن َو َﻧﻌْ ﻠَ ُﻢ َﻣﺎ ُﺗ َﻮ ْﺳ ِﻮ ُس ِﺑ ِﻪ َﻧ ْﻔ ُﺴﻪُ َو َﻧ ْﺤ ُﻦ ا ْﻗ َﺮ ُب اﻟَ ْﻴ ِﻪ ِﻣ ْﻦ َﺣ ْﺒ ِﻞ ْاﻟ َﻮ ِرﻳﺪ‬


َ ‫َوﻟَ َﻘﺪْ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ اﻹ ْﻧ َﺴ‬

yang diterjemahkan sebagai berikut :


Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami
lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya,

Untuk ke dua ayat di atas maka kata Nafs juga diterjemahkan dengan hati. Tapi kadang kataNafs juga di
terjemahkan sebagai Nafsu, seperti ayat di bawah ini.
QS Yusuf [12] ayat 53 :

ِ ‫اﻟﻨﻔ َﺲ ﻷﻣﺎ َر ٌة ِﺑﺎﻟﺴ‬


ٌ‫ﻮء اﻻ َﻣﺎ َر ِﺣ َﻢ َرﺑﻲ ان َرﺑﻲ َﻏ ُﻔﻮ ٌر َر ِﺣﻴﻢ‬ ْ ‫َو َﻣﺎ اﺑَﺮئُ َﻧ ْﻔ ِﺴﻲ ان‬

yang diterjemahkan sebagai berikut :


Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.

Dari QS Qaaf [50] ayat 16 jika pemahaman kita dihubungkan dengan ayat selanjutnya (ayat 17) maka bisikan Nafs
bisa dipahami sebagai 'kehendak pikiran' untuk melakukan sesuatu (bertindak), hal tersebut dapat dipahami karena
ayat 17 mengatakan, (yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya...... Sedangkan pada QS Yusuf [12] ayat
53, kata Nafs bisa dipahami sebagai 'kehendak dasar pikiran' atau sering orang menyebutnya 'kebutuhan dasar'
(Basic needed). Lalu apa saja 'kehendak dasar pikiran' manusia yang cenderung mendorong ke amal perbuatan
jahat ? yaitu rasa haus/lapar, dan kebutuhan seksual, serta emosi atau perasaan seperti sedih,marah, takut dsb. Dan
kalau kita runut maka kejahatan itu pasti berawal atau disebabkan oleh rasa haus/lapar atau seksual atau karena
emosi (takut, marah, sedih dsb) yang mengaktifkan respon fight or flight. Dan semua itu merupakan fungsi utama
dari Sistem Limbik atau otak mamalia. (baca artikelOtak yang Luar Biasa dalam postingan terdahulu).

Demikian beberapa kata dalam Al-Qur'an yang diterjemahkan sebagai 'Hati' dalam bahasa Indonesia.

Apakah QOLBU itu ? ( Ciri-ciri menurut Al Qur'an )

Dalam postingan terdahulu kita sudah membahas mengenai kata 'hati' di dalam kitab terjemahan Al Qur'an bahasa
Indonesia. Kata 'hati' dipakai untuk menterjemahkan kata af-'ida (fu-'ada),shudur, dan juga untuk kata nafs. Namun
kata-kata tersebut di dalam ayat lain juga diterjemahan dengan kata yang berbeda. Hal tersebut bukanlah suatu
kesalahan karena terjemahan (lebih tepatnya tafsir) tergantung dari kontek ayat yang dimaksud (baca "Apakah
QOLBU itu ? Hati, Jantung atau Otak ?")

Seperti sudah kita ketahui bahwa pengertian Qolbu ada dua yakni, Qolbu jasmaniah (phisik) dan Qolbu
Ruhaniah/Latifah (Psikis). Tapi tentu saja kedua pengertian tersebut bukannya tidak ada hubungannya sama sekali,
justru sangat erat kaitannya. Seperti pengertian antara pikiran dan otak, keduanya berbeda namun sangat erat
hubungannya. Namun di dalam Al-Qur'an memang arti/makna Qolbu lebih pada pengertian Qolbu Latifah.
(baca "Apakah QOLBU (HATI) itu ? Pikiran Bawah Sadar kah ?")
Dalam postingan kali ini kita tidak akan mempermasalahkan terjemahan dari kata Qolbu ke dalam bahasa
Indonesia, namun lebih pada memahami apa yang dimaksud dengan Qolbu di dalam Al-Qur'an. Kita akan coba
telaah apa dan bagaimana Qolbu menurut Al-Qur'an. Pada postingan mengenai Qolbu yang pertama, kita telah
kutip Ayat Al-Qur'an Surat Al Hajj [22] ayat 46 :
ُ ‫ْﺼﺎرُ وَ ﻟَ ِﻜ ْﻦ َﺗﻌْ ﻤَ ﻰ ْاﻟ ُﻘ ُﻠ‬
ِ ‫ﻮب اﻟ ِﺘﻲ ِﻓﻲ اﻟﺼ ُﺪ‬
‫ور‬ َ ‫َﺴﻤَ ﻌُ ﻮنَ ِﺑ َﻬﺎ َﻓﺎﻧ َﻬﺎ ﻻ َﺗﻌْ ﻤَ ﻰ اﻷﺑ‬ َ ‫ﻮب ﻳَﻌْ ِﻘ ُﻠﻮنَ ِﺑ َﻬﺎ ا ْو‬
ْ ‫آذانٌ ﻳ‬ ٌ ‫َﺴﻴﺮُ وا ِﻓﻲ اﻷرْ ِض َﻓ َﺘﻜُﻮنَ ﻟَ ُﻬ ْﻢ ُﻗ ُﻠ‬
ِ ‫ا َﻓﻠَ ْﻢ ﻳ‬

diterjemahkan sebagai berikut :


maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati (qolbu) yang dengan itu mereka
dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya
bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati (qolbu) yang di dalam dada (shudur/kesadaran).
Dari ayat di atas kita dapat ketahui bahwa Qolbu memiliki ciri (potensi) untuk dapat memahami sesuatu. Ciri-ciri
Qolbu yang lain yang disebutkan dalam Al-Qur'an antara lain adalah :
Qolbu dapat tertutup dan terkunci rapat (mati dan tidak berfungsi), terdapat dalam Surat Al Baqarah [2] ayat 7 :
ٌ ‫ﺎو ٌة َوﻟَﻬُ ْﻢ ﻋَ َﺬ‬
ٌ‫اب ﻋَ ِ ﻴﻢ‬
‫ﻈ‬ َ ‫ﺎر ِﻫ ْﻢ ِﻏ َﺸ‬
ِ ‫ْﺼ‬ ِ ‫َﺧﺘَ َﻢ ا ُ ﻋَ ﻠَﻰ ُﻗ ُﻠ‬
َ ‫ﻮﺑ ِﻬ ْﻢ َوﻋَ ﻠَﻰ َﺳ ْﻤﻌِ ِﻬ ْﻢ َوﻋَ ﻠَﻰ اﺑ‬
yang diterjemahkan sebagai berikut :

Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka
siksa yang amat berat.

Qolbu dapat menolak/membenci sesuatu, terdapat dalam Surat At Taubah [9] ayat 8, yang diterjemahkan
sebagai berikut :
Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrikin), padahal jika
mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap
kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya,
sedang hatinya menolak. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian).

Qolbu dapat berpaling (dari kebenaran), terdapat dalam Surat At Taubah [9] ayat 117, yang diterjemahkan
sebagai berikut :

Sesungguhnya Allah telah menerima tobat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang Anshor, yang mengikuti
Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima
tobat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka.

Qolbu dapat ingkar (terhadap Allah SWT), terdapat dalam Surat An Nahl [16] ayat 22, yang diterjemahkan sebagai
berikut :

Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka
mengingkari (ke-Esa-an Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong.

Qolbu dapat tunduk/ditundukkan, terdapat dalam Surat Al Hajj [22] ayat 54, yang diterjemahkan sebagai berikut
:

dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Qur'an itulah yang hak dari Tuhanmu lalu
mereka beriman dan tundukhati mereka kepadanya, dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi
orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.

Qolbu dapat niat/sengaja/memutuskan untuk melakukan/berbuat sesuatu, terdapat dalam Surat Aa Ahzab [33]
ayat 5, yang diterjemahkan sebagai berikut :

............ Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang
disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Qolbu dapat kecewa/kesal, terdapat dalam Surat Az Zumar [39] ayat 45, yang diterjemahkan sebagai berikut :

Dan apabila hanya nama Allah saja yang disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada
kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang
hati.
Qolbu dapat berprasangka buruk, terdapat dalam Surat Al Fath [48] ayat 12, yang diterjemahkan sebagai berikut :
Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga
mereka selama-lamanya dan setan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimupersangkaan itu, dan
kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa.

Qolbu dapat diuji, terdapat dalam Surat Al Hujarat [49] ayat 3, yang diterjemahkan sebagai berikut :

Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah
diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.

Demikian ciri-ciri Qolbu yang terdapat beberapa Ayat di dalam Al-Qur'an. Insya Allah pada postingan yang akan
datang kita telaah ciri-ciri Qolbu berdasarkan apa yang ada (isi/kandungan) di dalam Qolbu seperti yang disebutkan
dalam beberapa ayat dalam Al-Qur'an.

by cerminrefleksi.blogspot.com

Suka Bagikan

2 Kali Dibagikan

Anda mungkin juga menyukai