Anda di halaman 1dari 7

KEBESARAN TUHAN YANG ADA PADA DIRI MANUSIA

Otak Manusia Seperti Orang Sujud Dalam Sholat


Bentuk otak manusia pun jika diperhatikan dengan teliti akan
kelihatan seperti orang yang sedang sujud. Otak berada di bagian
paling atas manusia, tetapi apabila kita sujud, ia berada di tempat
paling rendah, menandakan pengabdian manusia pada Allah SWT.
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri,
sehingga jelaslah bagi mereka bahawa Al-Quran itu benar, dan
apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahawa sesungguhnya
Dia menyaksikan segala sesuatu? (Surat Fusshilat : Ayat 53).

Saluran Udara Pada Paru-paru Membentuk Kalimat Tauhid


Ahli sains telah menemukan bahwa saluran-saluran udara di
dalam paru-paru manusia membentuk kalimah La ilaha illallah
(Tiada Tuhan melainkan Allah) dalam tulisan Arab.

Nama Allah Pada 5 Jari Tangan


Sesungguhnya Allah, Tuhan yang Maha Agung lagi Maha Bijaksana,
Dia telah menunjukkan keagungan-Nya melalui penciptaan lima jari
manusia, yang melambangkan huruf-huruf : Alif, Lam, Lam dan Ha
yang membentuk kalimah Allah dalam perkataan dan tulisan Arab.

Jumlah Asmaul Husnah Pada Telapak Tangan


Jika kita balikkan pula tangan, dan melihat ke telapaknya, maka di situ kita akan lihat urat-urat
yang akan membentuk tulisan nomor dalam bahasa Arab. Nomornya adalah 81 di telapak tangan
kiri dan 18 di telapak tangan kanan. Jika dicampur kedua nomor tersebut, jumlahnya ialah 99.
Dan nomor 99 itu adalah simbolik kepada 99 nama Allah, yang dipanggil sebagai Asma-ul
Husna (nama-nama yang baik).

Gerakan Dalam Sholat Cerminkan Simbol Nama Nabi


Berdiri lurus dalam salat melambangkan huruf Alif (), ruku melambangkan huruf Ha (), sujud
melambangkan huruf Mim (), dan duduk melambangkan huruf Dal (). Ia akhirnya membentuk
perkataan Ahmad dalam tulisan Arab, nama Nabi Terakhir yang membawa Perjanjian Terakhir.
+ + + = = Ahmad.

Ketahuilah bahwa Ahmad adalah salah satu nama lain bagi Nabi Muhammad SAW dan mengikut
sejarah, ibunya Aminah menginginkn anaknya itu dinamai dengan nama Ahmad, tetapi kemudian
datuknya Abdul Mutalib memberikannya nama Muhammad.

Ahmad dan Muhammad di dalam bahasa Arab maksudnya sama yaitu Yang Terpuji.

Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: Hai bani Israil, sesungguhnya aku adalah
utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar
gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad) (Surat As-Shaaf : Ayat 6).
Saat Jari Telunjuk Diangkat Pada Tasyahud Dalam Sholat Melambangkan Nama Allah
Pada duduk tahiyyat akhir dalam salat, suatu sunnah bagi kita untuk mengangkat jari telunjuk
ketika membaca kalimah syahadah. Jari telunjuk diangkat menandakan Tuhan yang Esa. Dan
perhatikan, pada urat-urat jari itu akan membentuk kalimat Allah dalam Bahasa Arab.
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu
Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan
menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia
menyusun tubuhmu. (Surat Al Infithaar : Ayat 6-8).

Berbeda bagi kebudayaan Cina Kuno, tanda-tanda pada telapak kaki dan tangan telah dikenal
menjadi titik refleksi, karena setiap titik ada makna dan dipercaya mampu mengobati penyakit.

Sedangkan pada punggung di kenal dengan pengobatan akupuntur dan


bekam atau hijamah yang banyak dilakukan umat Islam.

Apakah ini Cok gali cok atau dipas-paskan sesuai selera kita? Wallahu
alam.

Karena terlepas dari benar atau tidaknya, tetap menjadi rahasia Allah. Toh
meskipun tanpa tanda-tanda tersebut diatas pun manusia tetap harus
beribadah kepada Allah.

Satu kata saja, dengan satu tarikan nafas saja untuk mengucapkannya, yang kita butuhkan untuk
menjawab sejumlah pertanyaan di atas. Yaitu: Al Ibaadah. Ya, semua itu Allah lakukan agar kita
beribadah kepada-Nya. Dengan tegas Allah menyatakan,


Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-
Ku. (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)
Allah pun menyindir kita dengan pertanyaan,


Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main
(saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (QS. Al Mukminun [23]: 115)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, Firman Allah, Maka apakah kamu mengira,
bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja)? Apakah kaling
menyangka bahwa kalian diciptakan tanpa maksud, tujuan dan hikmah? Firman
Allah, bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Tidak dikembalikan ke negeri
akhirat? (Tafsir Al Qur`an Al Adzim: 5/500)
Jika muncul dalam benak kita pertanyaan, lalu, mengapa Allah memerintahkan kita untuk
beribadah? Alasan-alasan berikut mudah-mudahan semakin dapat meyakinkan kita mengapa
kita harus beribadah kepada Sang Pencipta kita, Allah subhaanahu wa taaala.
KEBESARAN TUHAN PADA HEWAN

Sebagai makhluk berakal dan berpikir, wajar jika manusia mempunyai bahasa paling indah,
paling rumit, dan paling lengkap jika dibandingkan dengan bahasa makhluk lainnya. Kelebihan
akal dan kemampuan berpikir membuat manusia mampu menciptakan banyak jenis bahasa untuk
berkomunikasi sesamanya, meski dari Suku dan Negara yang berbeda.
Seperti halnya manusia, hewan juga mempunyai kemampuan berbahasa yang dipahami
sesamanya, sebagai sarana komunikasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan menjaga
kelestariannya. Namun bahasa tersebut, bukan karena hasil olahan akal dan pemikiran, tetapi
berdasar pada insting yang diberikan Allah disesuaikan dengan struktur tubuh dan habitatnya.
Indera hewan dengan segala perbedaan bentuk dan strukturnya mempunyai fungsi yang sama
dengan indera manusia. Bentuk dan struktur mata lalat, berbeda dengan mata manusia atau mata
kelinci, tetapi semua berfungsi sama yaitu untuk melihat sesuatu. Telinga manusia berbeda
dengan telinga katak atau ikan, tetapi semua berfungsi sama yaitu untuk mendengar suara.
Menurut penelitian, cara kerja indera hewan, seperti penglihatan, penciuman, dan
pendengarannya berbeda dengan cara kerja indera manusia, bahkan sebagian hewan memiliki
indera lain yang dibutuhkan untuk kehidupannya dan tidak dimiliki manusia. Hasil penelitian
juga membuktikan bahwa cara kerja otak hewan berbeda dengan cara kerja otak manusia. Oleh
karena itu, dapat dipastikan bahwa dunia ini dalam pandangan hewan berbeda pula dengan dunia
dalam pandangan manusia.

Karena hewan tidak mampu menggunakan kalimat-kalimat berangkai seperti manusia, maka cara
komunikasinya jadi berbeda dengan cara komunikasi manusia. Ada hewan yang berkomunikasi
dengan suara, gerakan atau kedua-duanya, seperti monyet yang mampu mengeluarkan macam-
macam suara, gerakan dan mimik muka berbeda, sebagai ungkapan takut, lapar, marah, atau
sedang bermesraan. Anjing juga demikian, menggonggong dan mengerang dengan intonasi suara
berbeda yang disempurnakan dengan gerakan ekor. Masing-masing suara dan gerakan tersebut
mempunyai arti khusus yang hanya dimengerti oleh jenisnya sendiri.
Layaknya manusia memiliki bahasa isyarat, hewan pun demikian. Ada yang menggunakan
isyarat gerak, penciuman, sentuhan, cahaya, dan warna atau mungkin dengan cara-cara lainnya.
Para ilmuwan yang mendalami dan meneliti kehidupan berbagai spesis hewan, telah membagi
bahasa komunikasi mereka dalam beberapa jenis.
Ada jenis serangga lain yang mengeluarkan suara berirama, mirip nada lagu, seperti burung
kenari jantan atau jangkrik jantan dan serangga lainnya. Masing-masing jenis mampu
mengeluarkan macam-macam alunan nada yang berbeda satu sama lainnya, dan betina dari
masing-masing jenis memiliki kemampuan menangkap getaran-getaran suara itu dan
memahaminya. Serangga betina akan menanggapi lantunan irama serangga jantan jika tiba masa
pembuahan, dan diluar masa itu betina akan mengacuhkan walau jantan meneriakkan irama
ajakan berjam-jam sekalipun. Kemampuan melantunkan dan memahami irama ini tidak
dipelajari serangga, tapi dikuasai secara insting tanpa tahu mengapa dan kenapa dilakukan.
Isyarat ini dapat disebut sebagai bahasa musik.
Ajaibnya, jika dua jenis serangga yang mempunyai getaran suara hampir bersamaan, mereka
dengan sendirinya akan berjauhan. Secara insting mereka tidak akan berdekatan untuk
menghindari salah paham antara keduanya.
Biasanya tiap jenis mempunyai paling sedikit tiga irama berbeda masing-masing irama untuk
kondisi tertentu, termasuk irama sesama jantan yang dilakukan untuk bersaing dalam mencari
pasangan.
Agak berbeda dengan bahasa hewan darat dan udara, bahasa komunikasi untuk sebagian besar
hewan air, baik tawar atau asin, adalah gerakan, suara, dan penglihatan atau isyarat mata.
Jika warna, bentuk, gerakan, dan isyarat mata dianggap sebagai sarana komunikasi bagi
kebanyakan hewan yang hidup di tempat terang, maka cara komunikasi seperti itu, tidak berlaku
bagi hewan yang hidup di tempat gelap. Seperti serangga yang muncul di malam hari.
Hewan yang hidup di kegelapan akan menggunakan isyarat sinar atau cahaya sebagai ganti
pendengaran. Sinar ini bukan pantulan dari sinar matahari, tapi memang berasal dari tubuhnya
sendiri. Ada bagian tubuh yang mengeluarkan cahaya dan ada bagian tubuh lain yang
menangkap isyarat cahaya itu.
Hewan-hewan yang hidup di tempat gelap mempunyai dua cara untuk menghasilkan cahaya.
Pertama, bergantung pada sumber-sumber luar, disebut cahaya pinjaman. Contohnya, ikan yang
hidup di dasar laut atau dasar samudra, mengeluarkan cahaya karena ketumpangan jenis bakteri
bercahaya. Kedua, cahaya yang dikeluarkan oleh bagian tubuh hewan itu sendiri, disebut cahaya
asli. Contohnya, kunang-kunang, hewan laut tak bertulang punggung, dan ikan.

Cahaya yang keluar dari tubuh hewan ini, berbeda warna kekuatan dari satu jenis ke jenis
lainnya. Semua berfungsi sama, yaitu sebagai sarana komunikasi, tujuannya antara lain untuk,
menarik umpan, menakut-nakuti musuh, penerangan atau mencari pasangan.
Semua hewan yang ribuan jenisnya dan ribuan bahasa komunikasinya adalah komunitas yang
tidak berbeda dengan manusia. Mereka adalah makhluk yang tunduk pada kebesaran dan
kekuasaan-Nya.
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada
satupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih
mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS.Al israa:44)
KEBESARAN TUHAN PADA TUMBUHAN / ALAM SEMESTA

Pohon kurma yang besar sesungguhnya berawal dari sebiji kurma yang kecil. Ini
adalah tanda kebesaran Allah.

Dalam Alqur'an dinyatakan bahwa orang yang tidak beriman adalah mereka yang tidak
mengenali atau tidak menaruh kepedulian akan ayat atau tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan
Allah di alam semesta ciptaan-Nya
Sebaliknya, ciri menonjol pada orang yang beriman adalah kemampuan memahami tanda-tanda
dan bukti-bukti kekuasaan sang Pencipta tersebut. Ia mengetahui bahwa semua ini diciptakan
tidak dengan sia-sia, dan ia mampu memahami kekuasaan dan kesempurnaan ciptaan Allah di
segala penjuru manapun. Pemahaman ini pada akhirnya menghantarkannya pada penyerahan
diri, ketundukan dan rasa takut kepada-Nya. Ia adalah termasuk golongan yang berakal,
yaitu "orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Aali 'Imraan, 3:190-191)

Di banyak ayat dalam Alqur'an, pernyataan seperti, "Maka mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran?", "terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang-orang yang berakal," memberikan
penegasan tentang pentingnya memikirkan secara mendalam tentang tanda-tanda kekuasaan
Allah. Allah telah menciptakan beragam ciptaan yang tak terhitung jumlahnya untuk
direnungkan. Segala sesuatu yang kita saksikan dan rasakan di langit, di bumi dan segala sesuatu
di antara keduanya adalah perwujudan dari kesempurnaan penciptaan oleh Allah, dan oleh
karenanya menjadi bahan yang patut untuk direnungkan. Satu ayat berikut memberikan contoh
akan nikmat Allah ini:
"Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan
segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. An-Nahl, 16:11)
Marilah kita berpikir sejenak tentang satu saja dari beberapa ciptaan Allah yang disebutkan
dalam ayat di atas, yakni kurma. Sebagaimana diketahui, pohon kurma tumbuh dari sebutir biji
di dalam tanah. Berawal dari biji mungil ini, yang berukuran kurang dari satu sentimeter kubik,
muncul sebuah pohon besar berukuran panjang 4-5 meter dengan berat ratusan kilogram. Satu-
satunya sumber bahan baku yang dapat digunakan oleh biji ini ketika tumbuh dan berkembang
membentuk wujud pohon besar ini adalah tanah tempat biji tersebut berada.

Bagaimanakah sebutir biji mengetahui cara membentuk sebatang pohon? Bagaimana ia dapat
berpikir untuk menguraikan dan memanfaatkan zat-zat di dalam tanah yang diperlukan untuk
pembentukan kayu? Bagaimana ia dapat memperkirakan bentuk dan struktur yang diperlukan
dalam membentuk pohon? Pertanyaan yang terakhir ini sangatlah penting, sebab pohon yang
pada akhirnya muncul dari biji tersebut bukanlah sekedar kayu gelondongan. Ia adalah makhluk
hidup yang kompleks yang memiliki akar untuk menyerap zat-zat dari dalam tanah. Akar ini
memiliki pembuluh yang mengangkut zat-zat ini dan yang memiliki cabang-cabang yang
tersusun rapi sempurna. Seorang manusia akan mengalami kesulitan hanya untuk sekedar
menggambar sebatang pohon. Sebaliknya sebutir biji yang tampak sederhana ini mampu
membuat wujud yang sungguh sangat kompleks hanya dengan menggunakan zat-zat yang ada di
dalam tanah.

Kebesaran Tuhan Pada Alam Semesta


Awal Penciptaan Alam Semesta
Alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat.
Dimana teori awal penciptaan alam semesta adalah terjadinya ledakan satu titik tunggal yang
disebut Big Bang. Menurut pengetahuan ilmuwan fisika Big Bang terjadi kira-kira 15 miliar
tahun yang lalu. Bukti dari teori Big Bang ini ialah adanya gelombang mikrokosmik di angkasa
dan juga meteorit.

Teori fisika ini menjelaskan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu
wujud dan kemudian terpisah-pisah. Artinya keseluruhan materi diciptakan melalui ledakan
raksasa dari satu titik tunggal dan membentuk alam semesta ini dengan cara pemisahan satu dari
yang lain. Dimana kalangan ilmuwan fisika modern menyetujui bahwa Big Bang sebagai satu-
satunya penjelasan yang masuk akal yang dapat di buktikan secara ilmiah.
Sebelum Big Bang tak ada yang disebut sebagai materi, juga energi dan waktu, dimana ini
adalah suatu kondisi ketiadaan. Fakta ini ditemukan oleh ahli fisika modern dengan
menggunakan alat yang canggih, sedangkan Al Quran sudah menjelaskannya terlebih dahulu
sejak Al Quran diturunkan 1400 tahun yang lalu.
Siapa yang dapat menciptakan Big Bang kecuali Allah Swt Sang Maha Pencipta yang begitu
sempurna penciptaannya. Di dalam ayat Al Quran di jelaskan tentang Awal Penciptaan Alam
Semesta. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan
dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman? (QS.Al Anbiyaa[21]:30)

Anda mungkin juga menyukai