Anda di halaman 1dari 11

NIM : 41122120102

NAMA : Gumanda ABD Latif Siagian

Jurusan : Teknik

Prodi : Teknik sipil

SOAL:

Carilah referensi dari al-Qur'an dan hadits yang berhubungan dengan penyakit menular. Apakah ada
doa-doa khusus untuk menanggulangi penyakit tersebut? jika ada berikan referensi detilnya.
1. Para ulama berselisih pendapat mengenai ibadah berjamaah bila terdapat penyakit menular. carilah
referensi dari al-Qur'an dan Sunnah Rasul terkait dalil yang pro dan dalil yang kontra terhadap
pendapat ini. Bagaimana analisa dan pendapat anda dalam menyikapi hal ini?
2. Carilah referensi dari al-Qur'an dan Hadits terkait dengan tanda-tanda akhir jaman? apakah ada
doa-doa yang diajarkan nabi Muhammad untuk menghadapi akhir jaman tersebut? jika ada,
sebutkan doa-doa tersebut disertai referensi dalilnya. Berikan analisa dan pendapat anda mengenai
prediksi Islam mengenai akhir jaman.
3. Jelaskan secara komprehensif disertai dengan satu dalil Qur’an dan satu dalil hadits mengenai
perbedaan serta persamaan mengenai: Akhlak, Moral dan Etika.
4. Jelaskan secara komprehensif mengenai kedudukan, fungsi, dan macam-macam sunnah/ hadis dan
kedudukan Ijtihad setelah hadis. Terangkan pula tahapan-tahapan sejarah pembukuan hadits?

JAWAB:

1. Kita Merujuk ke beberapa kasus yang global khususnya Indonesia.


Kita tahu bahwa Corona Virus dari tahun 2019 yang lalu smpai akhir 2022 sudah sangat membuat kita
kewalahan menangani problem ini dan berdampak bagi ummat beragama khususnya agama yg palaing
dominan di negara kita Indonesia.
Dalam fatwa Nomor 14 tahun 2020 itu, MUI menyebut bahwa orang yang telah terpapar virus corona "wajib
menjaga dan mengisolasi diri agar tidak terjadi penularan kepada orang lain".
Bagi orang tersebut, berdasarkan fatwa yang ditandatangani Ketua Komisi Fatwa MUI, Hasanuddin AF,
"salat Jumat dapat diganti dengan salat zuhur di tempat kediaman, karena salat jumat merupakan ibadah
wajib yang melibatkan banyak orang sehingga berpeluang terjadinya penularan virus secara massal".
" Baginya haram melakukan aktivitas ibadah sunnah yang membuka peluang terjadinya penularan, seperti
jamaah salat lima waktu/ rawatib, salat Tarawih dan Ied di masjid atau tempat umum lainnya, serta
menghadiri pengajian umum dan tabligh akbar."

Ketua Majelis Ulama Indonesia Sumatera Barat (MUI Sumbar) Buya Gusrizal Gazahar menolak peniadaan aktivitas
di rumah ibadah, terutama di masjid, saat PPKM mikro. Dia juga mengatakan salat Idul Adha harusnya tetap bisa
dilaksanakan di masjid secara berjemaah.
"Kita tidak setuju. Kita tetap menyampaikan sesuai dengan perda kita, tetap dilaksanakan salat Idul Adha dan
ibadah," kata Buya Gusrizal Gazahar seusai rapat koordinasi antara Gubernur dan kepala daerah yang masuk
PPKM mikro, Rabu (7/7/2021).

Pendapat saya sebagai umat muslim dan sebagai masyarakat Indonesia adalah lebih mengutamakan ulama mui
karena mui (Majelis Ulama Indonesia) adalah rujukan semua ulama Indonesia.
NIM : 41122120102
NAMA : Gumanda ABD Latif Siagian

Jurusan : Teknik

Prodi : Teknik sipil

Tetapi Sebagai umat muslim kita tidak boleh meninggalkan solat jum’at 3 kali berturut – turut, jadi mui juga harus
melihat problem ini bagaimana solat jum’at tetap dilakukan dengan aturan yang bisa memprotect disaat ritual
berlangsung.

2. Kejadian kiamat atau akhir zaman memang menarik untuk dipelajari, karena ternyata banyak umat Islam
yang hanya sering membaca Al-Qur’an saja, tetapi tidak membaca atau memahami artinya. Banyak
kejadian di akhir zaman yang kita tidak ketahui. Terdapat tiga surat pertama pada Juz 30 di dalam
Alquran yang membahas tentang kiamat atau akhir zaman, yaitu QS. An Naba’, QS. An Nazi’at, dan
QS. At Takwir.

1. An Naba’
Di dalam QS. An Naba’, para ulama menafsirkan tentang apa yang dimaksud dengan an naba’ (berita
besar). Dalam hal ini ada tiga pendapat, yaitu Alquran, kerasulan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, dan hari kebangkitan [1]. Dari ketiga pendapat tersebut, yang dimaksud an naba’ (berita besar)
dalam ayat pertama QS. An Naba’ adalah hari kebangkitan dan inilah pendapat yang dipilih oleh Imam Ibnu
Jarir Ath-Thabari. Selain itu, dalam QS. An Naba’ juga dijelaskan bahwa Allah Ta’ala telah menunjukkan
tentang berbagai bukti kekuasaan-Nya, seperti bumi, gunung, menciptakan makhluk berpasang-pasang,
malam, siang, langit, matahari, hujan, dan tumbuhnya tanaman. Namun banyak manusia yang banyak
melampaui batas dan tidak percaya dengan adanya hari pembalasan.

Dalam QS. An Naba’, Allah menggambarkan betapa dahsyatnya hari kiamat mulai dari ayat 17-20.

َّ ‫ل يَ ْو ََّم ِإ‬
‫ن‬ ْ َ‫َان ْالف‬
َِّ ‫ص‬ ََّ ‫( ِميقَاتًا ك‬١٧) ‫خ يَ ْو ََّم‬ َُّ َ‫ور فِي يُ ْنف‬
َِّ ‫ص‬ ََّ ُ ‫( أ َ ْف َوا ًجا فَت َأْت‬١٨) ‫ت‬
ُّ ‫ون ال‬ َّْ ‫أَب َْوابًا فَكَان‬
َِّ ‫َت الس َما َُّء َوفُتِ َح‬
(١٩) ‫ت‬ َِّ ‫س ِي َر‬ َُّ ‫َت ْال ِجبَا‬
ُ ‫ل َو‬ َّْ ‫س َرابًا فَكَان‬
َ (٢٠)
Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan (17), yaitu
hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-
kelompok (18), dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu (19), dan
dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia. (20)

3. An Nazi’at
An Nazi’at secara umum memaparkan tentang peringatan terkait dengan huru hara yang terjadi pada
NIM : 41122120102
NAMA : Gumanda ABD Latif Siagian

Jurusan : Teknik

Prodi : Teknik sipil

hari kiamat [2]. Di ayat yang ke 6-7 Allah menjelaskan tentang kebangkitan manusia
yang diawali dengan tiupan sangkakala oleh Malaikat Israfil [3].

َُ ‫اجف َ َةُ ت َْر ُج‬


َ‫ف يَ ْو َم‬ َّ ﴿٦﴾ ‫الرا ِدفَ َة ُ تَتْبَعُ َها‬
ِ ‫الر‬ َّ (٧)
(Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama
menggoncang alam (6), tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua (7).
Di ayat 8-9 Allah menggambarkan kondisi manusia yang sangat ketakutan pada hari
tersebut.

َ‫اجفَةَ يَ ْو َمئِذَ قُلُوب‬


ِ ‫﴿ َو‬٨﴾ ‫ارهَا‬
ُ ‫ص‬َ ‫خَا ِشعَةَ أ َ ْب‬
Hati manusia pada waktu itu sangat takut (8), Pandangannya tunduk (9).
Di dalam surat An Nazi’at dijelaskan pula bahwa orang kafir sudah diberi peringatan
tentang akhir zaman dan mereka di akhirat sangat menyesal dengan kekafirannya, tidak
percaya bahwa manusia setelah mati akan dibangkitkan dan akan diperhitungkan
perbuatannya selama di dunia ini.

Allah Ta’ala dan Rasul-Nya telah memperingatkan kepada orang-orang kafir bahwa
besok akan ada kiamat, di mana semua manusia akan dibangkitkan dan akan
diperhitungkan amalnya. Dalam surat ini juga dijelaskan bahwa malaikat akan mencabut
nyawa orang kafir dengan sangat keras, sedangkan malaikat akan mencabut nyawa
orang beriman dengan sangat halus.

3. At Takwir

Allah Ta’ala berfirman dalam QS. At Takwir 1-14 yang artinya,

“Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan


apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting
ditinggalkan (tidak dipedulikan), dan apabila binatang-binatang liar
dikumpulkan, ‘dan apabila lautan dipanaskan, dan apabila roh-roh
NIM : 41122120102
NAMA : Gumanda ABD Latif Siagian

Jurusan : Teknik

Prodi : Teknik sipil


dipertemukan (dengan tubuh), apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur
hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh, dan apabila
catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka, dan apabila langit
dilenyapkan, dan apabila neraka Jahim dinyalakan, dan apabila surga
didekatkan, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah
dikerjakannya.”

Di dalam QS. At Takwir dijelaskan bahwa nanti matahari akan digulung, bintang-bintang
akan berjatuhan, terbayangkan bahwa besok di akhirat semua sumber cahaya
dipadamkan. Sedangkan saat itu, sangat banyak manusia yang dikumpulkan dan
tentunya sangat sulit untuk bergerak maupun berjalan. Ketika kita berjalan sendiri
melewati jembatan yang sangat gelap dan jembatannya hampir tidak kelihatan. Apakah
terbayang kita bisa melewati jembatan tersebut kalau tidak ada lampu atau senter
dengan banyak risiko menyebabkan terjatuh.

Pembaca rahimakumullah, sebagai seorang beriman tentunya kita percaya bahwa Allah
Ta’ala dan Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan kita arahan baik
melalui Alquran dan Al Hadis. Ada kabar gembira bagi orang beriman ketika di akhirat
kelak, kita akan diberikan cahaya yang berasal dari sholat subuh dan isya’ yang
dilakukan secara tepat waktu dan berjamaah bagi laki-laki, sedangkan bagi perempuan
dapat dilakukan dengan tepat waktu di rumah, sebagaimana Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
NIM : 41122120102
NAMA : Gumanda ABD Latif Siagian

Jurusan : Teknik

Prodi : Teknik sipil


“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan
dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada
hari kiamat” (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi dan Ibnu majah)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda yang diriwayatkan dari Abu
Hurairah, yang menggambarkan keadaan manusia pada saat melewati sirath:

“Yang pertama kali lewat di antara kalian bagaikan kilat”


Aku (Abu Hurairah) bertanya, “Demi bapak dan ibuku sebagai
tebusannya, apa maksud “berjalan seperti kilat”? Beliau
Rasulullah Shallallahuَ‘alaihiَwaَsallam melanjutkan, “Tahukah kamu
bagaimana kilat pergi dan datang dalam sekejap?”
Kemudian (ada yang) berjalan seperti angin, seperti burung, dan ada juga
yang berlari, perjalanan mereka sesuai dengan amalan mereka. Sedangkan
Nabi kalian ini (Muhammad Shallallahuَ‘alaihiَwaَsallam) berdiri menunggu
di atas sirath seraya berdoa, ‘Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah…’
Sampai ada yang amalannya (karena sedikit) tak sangup (membawa si
hamba tadi) sehingga ada orang yang tidak bisa lewat melainkan
merayap.
Pada situasi yang sangat gelap saat itu, manusia diminta untuk segera melewati
jembatan sirath. Jembatan yang sangat gelap di mana hanya orang yang beriman (rajin
sholat subuh dan isya) saja yang mendapatkan cahaya, sehingga bisa melihat
jembatan siroth lalu melewatinya.

Demikian yang dapat penulis sampaikan melalui tulisan ini. Semoga dengan
bertambahnya wawasan ini akan menambah keimanan dan mengetahui betapa Allah
Ta’ala sangat menyayangi hambanya yang beriman. Dan perbanyaklah berbuat
kebaikan dan merutinkan sholawat untuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
agar kelak kita diberikan syafa’atnya. Aamiin.
NIM : 41122120102
NAMA : Gumanda ABD Latif Siagian

Jurusan : Teknik

Prodi : Teknik sipil


3. Pengertian etika dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, Ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan
tentang asas-asas akhlak.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Adapun etika secara istilah telah dikemukakan oleh para ahli salah satunya yaitu Ki Hajar Dewantara
menurutnya etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia
semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan
perasaan sampai mengenai tujuannya yang merupakan perbuatan.15 Sedangkan kata “moral” secara
etimologi berasal dari bahasa latin, “mores” yaitu jamak dari kata “mos” yang berarti adat kebiasaan. Di
dalam kamus 15 Hasin Yadi, Ayat-ayat Akhlak dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Jakarta) 9 umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap
perbuatan dan kelakuan.
Selanjutnya moral secara terminologi adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas
dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dikatakan benar, salah, baik
atau buruk. Pengertian moral, juga kita dapat menjumpainya dalam buku The Advanced Leaner’s
Dictionary of Current English. Secara singkat buku ini mengemukakan beberapa pengertian moral
sebagai berikut: 1) Prinsip-parinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk. 2)
Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah. 3) Ajaran atau gambaran tingkah laku
yang baik.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa moral merupakan istilah yang digunakan untuk memberikan
batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.
Jika dalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang dimaksudkan
adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik.16 Akhlak Moral Etika Makna Perangai, perbuatan kita
Nilai atau ketentuan baik dan buruk Ilmu tentang baik dan buruk Sumber / Dasar Al-Qur an dan AsSunnah
Adat-istiadat atau hasil kesepakatan Adat-istiadat atau hasil kesepakatan 16 Hasin Yadi, Ayat-ayat Akhlak
dalam Al-Qur’an:
Bersama Bersama Sifat atau Nilai Universal dan Abadi Lokal dan Temporer Lokal dan Temporer
Persamaan Akhlak, Etika dan Moral Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moral yang dapat
dipaparkan sebagai berikut:
a. Akhlak, etika, dan moral membahas tentang ide/ tujuan/ alasan/ hujjah/ motif perilaku
b. Akhlak, etika, dan moral merupakan ilmu yang normatif, artinya berpegang teguh pada norma atau
kaidah yang berlaku.
c. Dilihat dari fungsi dan peranannya, dapat dikatakan bahwa akhlak, etika, dan moral sama, yaitu
menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik
buruknya. Kesemua istilah tersebut sama sama menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik,
teratur, aman, damai, dan tentram sehingga sejahtera batiniah dan lahiriahnya.
d. Objek dari akhlak, etika, dan moral yaitu perbuatan manusia, ukurannya yaitu baik dan buruk .
NIM : 41122120102
NAMA : Gumanda ABD Latif Siagian

Jurusan : Teknik

Prodi : Teknik sipil


1. Pengertian Al-Hadits

Hadits menurut bahasa yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat atau waktu yang
singkat. Hadits juga berarti berita yaitu sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari
seorang kepada orang lain.
Hadits menurut istilah syara’ ialah hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW, baik itu ucapan, perbuatan,
atau pengakuan (taqrir). Berikut ini adalah penjelasan mengenai ucapan, perbuatan, dan perkataan.
Hadits Qauliyah ( ucapan) yaitu hadits hadits Rasulullah SAW, yang diucapkannya dalam berbagai tujuan
dan persuaian (situasi).
Hadits Fi’liyah yaitu perbuatan-perbuatan Nabi Muhammad SAW, seperti pekerjaan melakukan shalat lima
waktu dengan tatacaranya dan rukun-rukunnya, pekerjaan menunaikan ibadah hajinya dan pekerjaannya
mengadili dengan satu saksi dan sumpah dari pihak penuduh.
Hadits Taqririyah yaitu perbuatan sebagian para sahabat Nabi yang telah diikrarkan oleh Nabi SAW, baik
perbuatan itu berbentuk ucapan atau perbuatan, sedangkan ikrar itu adakalanya dengan cara
mendiamkannya, dan atau melahirkan anggapan baik terhadap perbuatan itu, sehingga dengan adanya
ikrar dan persetujuan itu. Bila seseorang melakukan suatu perbuatan atau mengemukakan suatu ucapan
dihadapan Nabi atau pada masa Nabi, Nabi mengetahui apa yang dilakukan orang itu dan mampu
menyanggahnya, namun Nabi diam dan tidak menyanggahnya, maka hal itu merupakan pengakuan dari
Nabi. Keadaan diamnya Nabi itu dapat dilakukan pada dua bentuk :
Pertama, Nabi mengetahui bahwa perbuatan itu pernah dibenci dan dilarang oleh Nabi. Dalam hal ini
kadang-kadang Nabi mengetahui bahwa siapa pelaku berketerusan melakukan perbuatan yag pernah
dibenci dan dilarang itu. Diamnya Nabi dalam bentuk ini tidaklah menunjukkan bahwa perbuatan tersebut
boleh dilakukannya. Dalam bentuk lain, Nabi tidak mengetahui berketerusannya si pelaku itu melakukan
perbuatan yang di benci dan dilarang itu. Diamnya Nabi dalam bentuk ini menunjukkan pencabutan
larangan sebelumnya.
Kedua, Nabi belum pernah melarang perbuatan itu sebelumnya dan tidak diketahui pula haramnya.
Diamnya Nabi dalam hal ini menunjukkan hukumnya adalah meniadakan keberatan untuk diperbuat.
Karena seandainya perbuatan itu dilarang, tetapi Nabi mendiamkannya padahal ia mampu untuk
mencegahnya, berarti Nabi berbuat kesaahan ; sedangkan Nabi terhindar bersifat terhindar dari kesalahan.

1. Kedudukan Hadits

Dalam kedudukannya sebagai penjelas, hadits kadang-kadang memperluas hukum dalam Al-Qur’an atau
menetapkan sendiri hukum di luar apa yang ditentukan Allah dalam Al-Quran.
Kedudukan Hadits sebagai bayani atau menjalankan fungsi yang menjelaskan hukum Al-Quran, tidak
diragukan lagi dan dapat di terima oleh semua pihak, karena memang untuk itulah Nabi di
NIM : 41122120102
NAMA : Gumanda ABD Latif Siagian

Jurusan : Teknik

Prodi : Teknik sipil


tugaskan Allah SWT. Namun dalam kedudukan hadits sebagai dalil yang berdiri sendiri dan sebagai
sumber kedua setelah Al-Quran, menjadi bahan perbincangan dikalangan ulama. Perbincangan ini muncul
di sebabkan oleh keterangan Allah sendiri yang menjelaskan bahwa Al-Quran atau ajaran Islam itu telah
sempurna. Oleh karenanya tidak perlu lagi ditambah oleh sumber lain.
Jumhur ulama berpendapat bahwa Hadits berkedudukan sebagai sumber atau dalil kedua setelah Al-
Quran dan mempunyai kekuatan untuk ditaati serta mengikat untuk semua umat Islam. Jumhur ulama
mengemukakan alasannya dengan beberapa dalil, di antaranya :

1. Banyak ayat Al-Qur’an yang menyuruh umat mentaati Rasul. Ketaatan kepada rasull sering
dirangkaikan dengan keharusan mentaati Allah ; seperti yang tersebut dalam surat An-Nisa : 59 :

artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
Bahkan dalam tempat lain Al-Quran mengatakan bahwa oang yang mentaati Rasul berarti mentaati Allah,
sebagaimana tersebut dalam surat An-Nisa : 80:
Artinya : Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa
yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.
Yang dimaksud dengan mentaati Rasul dalam ayat-ayat tersebut adalah mengikuti apa-apa yang dilakukan
atau dilakukan oleh Rasul sebagaimana tercakup dalam Sunnahnya.
Dari ayat diatas jelaslah bahwa Hadits itu adalah juga wahyu. Bla wahyu mempunyai kekuatan sebagai
dalil hukum, maka hadits pun mempunyai kekuatan hukum untuk dipatuhi. Kekuatan hadits sebagai
sumber hukum ditentukan oleh dua segi: pertama, dari segi kebenaran materinya dan keduadari segi
kekuatan penunjukannya terhadap hukum. Dari segi kebenaran materinya kekuatan hadits mengikuti
kebenaran pemberitaannya yang terdiri dari tiga tingkat, yaitu: mutawatir, masyhur, danahad sebagaimana
dijelaskan diatas.
Khabar mutawatir ditinjau dari segi kuantitas sahabat yang meiwayatkannya dari Nabi dan juga kuantitas
yang meriwayatkannya dari sahabat dan seterusnya adalah qath i dalam arti diyakini kebenarannya bahwa
hadits itu benar dari Nabi. Meskipun jumlah hadits mutawatir ini tidak banyak namun mempunyai kekuatan
sebagai dalil sebagaimana kekuatan Al-Qur’an. Khabar mutawatir mempunyai kekuatan tertinggi di dalam
periwayatan dan menghasilkan kebenaran tentang apa yang diberitakan secara mutawatir sebagaima
kebenaran yang muncul dari hasil pengamatan. Para ulama sepakat mengatakan bahwa khabar mutawatir
menghasilkan ilmu yakin meskipun mereka berbeda pendapat dalam menetapkan cara sampai
kepada ilmu yakin itu secara tanpa memerlukan pembuktian atau memerlukan pembuktian kebenarannya.
Untuk sampainya khabar mutawatir itu kepada ilmu yakin harus terpenuhi syarat-syarat tertentu. Di
antaranya syarat-syarat itu disepakati oleh ulama dan syarat lainnya diperselisihkan. Syarat-syarat yang
disepakati ada yang menyangkut pembawa berita.
NIM : 41122120102
NAMA : Gumanda ABD Latif Siagian

Jurusan : Teknik

Prodi : Teknik sipil


1. Fungsi Hadits

Dalam uraian tentang Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa sebagian besar ayat-ayat hukum dalam Al-Qur’an
adalah dalam bentuk garis besar yang secara amaliyah belum dapat dilaksanakan tanpa penjelasan dari
hadits. Dengan demikian fungsi hadits yang utama adalah untuk menjelaskan Al-Qur’an. Hal ini telah
sesuai dengan penjelasan Allah dalam surat An-Nahl :64
Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat
menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu.
Dengan demikian bila Al-Qur’an disebut sebagai sumber asli bagi hukum fiqh, maka Hadits disebut
sebagai bayani. Dalam kedudukannya sebagai bayani dalam hubungannya dengan Al-Qur’an, ia
menjalankan fungsi senagai berikut :

1. Menguatkan dan mengaskan hukum-hukumyang tersebut dalam Al-Qur’an atau disebut


fungsi ta’kid dan taqrir. Dalam bentuk ini Hadits hanya seperti mengulangi apa-apa yang tersebut
dalam Al-Qur’an. Umpanya Firman Allah dalam surat Al-Baqarah :110 yang artinya :

“ Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat “ ayat itu dikuatkan oleh sabda Nabi yang artinya :
“ Islam itu didirikan dengan lima pondasi : kesaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan muhammad
adalah Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat.

2. Memberikan penjelasan terhadap apa yang dimaksud dalam Al-Qur’an dalam hal :
3. Menjelaskan arti yang masih samar dalam Al-Qur’an
4. Merinci apa-apa yang dalam Al-Qur’an disebutkan secari garis besar.
5. Membatasi apa-apa yang dalam Al-Qur’an disebutkan secara umum
6. Memperluas maksud dari sesuatu yang tersebut dalam Al-Qur’an

Contoh menjelaskan arti kata dalam Al-Qur’an umpamanya kata shalat yang masih samar artinya, karena
dapat saja shalat itu berarti do’a sebagaimana yang biasa dipahami secara umum waktu itu. Kemudian
Nabi melakukan serangkaian perbuatan, yang terdiri dari ucapan dan pebuatan secara jelas yang dimulai
dari takbiratul ihram dan berakhir dengan salam. Sesudah itu Nabi bersabda :inilah shalat itu, kerjakanlah
shalat sebagimana kamu melihat saya mengerjakan shalat.

3. Menetapkan suatu hukum dalam hadits yang secara jelas tidak terdapat dalam Al-Qur’an. Dengan
demikian kelihatan bahwa Hadits menetapkan sendiri hukumyang tidak ditetapkan dalam Al-
Qur’an. Fungsi hadits dalam bentuk ini disebut itsbat. Sebenarnya bila diperhatikan dengan teliti
akan jelas bahwa apa yang ditetapkan hadits itu pada hakikatnya adalah penjelasan terhadap apa
yang disinggung Al-Qur’an atau memperluas apa yang disebutkan Al-Qur’an secara terbatas.
Umpamanya Allah SWT mengharamkan memakan bangkai, darah, dan daging babi. Larangan
Nabi ini menurut lahirnya dapat dikatakan sebagai hhukum baru yang ditetapkan oleh Nabi, karena
memang apa yang diharamkan Nabi ini secara jelas tidak terdapat dalam Al-Qur’an. Tetapi kalau
NIM : 41122120102
NAMA : Gumanda ABD Latif Siagian

Jurusan : Teknik

Prodi : Teknik sipil

dipahami lebih lanjut larangan Nabi itu hanyalah sebagai penjelasan terhadap larangan Al-Qur’anlah
memakan sesuatu yang kotor.

1. Hubungan Hadits dengan Al-Qur’an

Bila kita lihat dari fungsinya hubungan Hadits dengan Al-Qur’an sangatlah berkaitan. Karena pada
dasarnya Hadits berfungsi menjelaskan hukum-hukum dalam Al-Qur’an dalam segala bentuknya
sebagaimana disebutkan di atas. Allah SWT menetapkan hukum dalam Al-Qur’an adalah untuk diamalkan,
karena dalam pengalaman itulah terletak tujuan yang digariskan. Tetapi pengalaman hukum Allah diberi
penjelasan oleh Nabi. Dengan demikian bertujuan supaya hukum-hukum yang ditetapkan Allah dalam Al-
Qur’an secara sempurna dapat dilaksanakan oleh umat.
Sebagaimana dalam uraian tentang Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa sebagian besar ayat hukum dalam
Al-Qur’an adalah dalam bentuk garis besar yang secara amaliyah belum dapat dilaksanakan tanpa
penjelasan dari hadits. Dengan demikian keterkaitan hadits dengan Al-Qur’an yang utama adalah berfungsi
untuk menjelaskan Al-Qur’an. Dengan demikian bila Al-Qur’an disebut sebagai sumber asli bagi hukum
fiqh, maka hadits disebut sebagai bayani. Dalam kedudukannya sebagai bayani maka dalam hubungannya
dengan Al-Qur’an, Hadits menjalankan fungsi sebagai berikut :

1. Menguatkan dan menegaskan hukum-hukum yang tersebut dalam Al-Qur’an atau disebut
fungsi ta’kid dan taqrir. Dalam bentuk ini Hadits hanya seperti mengulangi apa-apa yang tersebut
dalam Al-Qur’an.
2. Memberikan penjelasan terhadap apa yang dimaksud dalam Al-Qur’an dalam hal :
3. Menjelaskan arti yang masih samar dalam Al-Qur’an
4. Merinci apa-apa yang dalam Al-Qur’an disebutkan secara garis besar
5. Membatasi apa-apa yang dalam Al-Qur’an disebutkan secara umum
6. Memperluas maksud dari suatu yang tersebut dalam Al-Qur’an

Contoh Hadits yang merinci ayat Al-Qur’an yang masih garis besar, umpamanya tentang waktu-waktu
shalat yang masih secara garis besar disebutkan dalam surat An-Nisa : 103

Artinya : sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

Contoh hadits yang membatasi maksud ayat Al-Qur’an yang adatang dalam bentuk umum, umpamanya
hak kewarisan anak laki-laki dan anak perempuan dalam surat An-Nisa :11:
NIM : 41122120102
NAMA : Gumanda ABD Latif Siagian

Jurusan : Teknik

Prodi : Teknik sipil

Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang
anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan.
Ayat itu dibatasi atau dikhususkan kepada anak-anak yang ia bukan penyebab kematian ayahnya.

Contoh Hadits memperluas apa yang dimaksud oleh Al-Qur’an, umpamanya firman Allah yang melarang
seorang laki-laki memadu dua orang wanita yang bersaudara dalam surat An-Nisa ayat 23 yang artinya :
“ dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi
pada masa lampau”. (Q.S An-Nisa :23)
KESIMPULAN
Dari beberapa uraian di atas dapat kita ambil beberapa kesimpulan bahawa:

1. Hadits menurut bahasa yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat atau waktu
yang singkat. Hadits juga berarti berita yaitu sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan
dipindahkan dari seorang kepada orang lain.
2. Hadits menurut istilah syara’ ialah hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW, baik itu ucapan,
perbuatan, atau pengakuan (taqrir). Berikut ini adalah penjelasan mengenai ucapan, perbuatan,
dan perkataan.
3. Jumhur ulama berpendapat bahwa Hadits berkedudukan sebagai sumber atau dalil kedua setelah
Al-Quran dan mempunyai kekuatan untuk ditaati serta mengikat untuk semua umat Islam.
4. Fungsi hadits yang utama adalah untuk menjelaskan Al-Qur’an
5. Bila kita lihat dari fungsinya hubungan Hadits dengan Al-Qur’an sangatlah berkaitan. Karena pada
dasarnya Hadits berfungsi menjelaskan hukum-hukum dalam Al-Qur’an dalam segala bentuknya
sebagaimana disebutkan di atas. Allah SWT menetapkan hukum dalam Al-Qur’an adalah untuk
diamalkan, karena dalam pengalaman itulah terletak tujuan yang digariskan.

Anda mungkin juga menyukai