A. Judul Modul : TAKRIF ILMU SHARAF DAN URGENSINYA
B. Kegiatan Belajar : KB 1 (KB 1/2/3/4)
C. Refleksi
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
A. TAKRIF ILMU SHARAF Kata "sharf" adalah mashdar (infinitive/verbal noun) dari kata kerja "sharafa-yashrifu" Dalam al-Mu„jam al-Wasîth, kata ini digunakan dalam berbagai variasi makna. Kata “sharf” memiliki arti umum “perubahan” atau pergeseran dari suatu bentuk/keadaan ke bentuk/keadaan yang lain. Muhammad Hamzah bin Sattar mengatakan:
"Sharf" secara bahasa mengacu pada tahwîl (perubahan
bentuk), taghyîr (perubahan secara umum), dan intiqâl hâl ilâ hâl (perpindahan dari satu kondisi ke kondisi lainnya). Syaikh Musthafa al-Ghalayaini, penulis "Jâmi„al-Durûs Al- „Arabiyyah," memberikan definisi ilmu sharf sebagai berikut: Konsep (Beberapa 1 istilah dan definisi) di KB
“Sharf ialah ilmu tentang kaidah-kaidah pokok untuk
mengetahui bentuk-bentuk kata berbahasa Arab (shiyagh al- kalimât al-„arabiyyah) serta keadaan-keadaannya yang bukan termasuk dalam kajian i„râb dan binâ‟. Sharf ialah ilmu yang membahas tentang kalim (kata-kata) dari sisi perubahan yang muncul darinya seperti tashrîf, i„lâl, idghâm, dan ibdâl. Dengan ilmu ini, kita dapat mengetahui apa yang dipersyaratkan dalam bangunan kalimah (kata) sebelum ia tersusun dalam jumlah (struktur/kalimat).” Beberapa istilah yang terkait dengan definisi ilmu sharf di atas dapat diuraikan sebagai berikut: تصريف
ُِإلا ْع ِالل
إلادغام
إلابدال
Contoh perubahan akar kata menjadi berbagai bentuk yang
berbeda, seperti yang dijelaskan dalam definisi nomor 1, mencakup perubahan mashdar (infinitif) menjadi bentuk fi„il mâdhi (kata kerja kala lampau), fi„il mudhâri„ (kata kerja masa kini dan akan datang), serta fi„il amr (kata kerja perintah/imperatif). Selain itu, perubahan mashdar (infinitif) juga dapat menghasilkan bentuk-bentuk kata benda yang berasal darinya atau turunannya (asmâ‟ musytaqqât), seperti isim fâ„il (isim pelaku, active participle), isim maf„ûl (isim objek pekerjaan/passive participle), shifah musyabbahah (kata sifat, adjektiva), dan sebagainya.
B. OBJEK KAJIAN ILMU SHARAF
Objek studi ilmu sharf mencakup semua struktur kalimah (kata) dalam bahasa Arab yang mengalami perubahan dari akar kata tunggal, prinsip-prinsip yang menjelaskan perubahan bentuk kalimah (kata), dan modifikasi kalimah (kata) yang tidak termasuk dalam domain i„râb (perubahan bunyi/bentuk akhir kata dalam kalimat yang menjadi fokus ilmu nahwu). Secara khusus, dalam lingkup objek studi ilmu sharf, Syaikh Musthafa al-Ghalayaini mengidentifikasi dua jenis kalimah (kata), yaitu isim mutamakkin ( )االس َّمالمتمكنatau isim mu„rab ( )االس ََّّمالمعربdan fi„il mutasharrif (صف ا ْ )الفعَللمت. Dua jenis kalimah (kata) ini menjadi pusat perhatian dalam ilmu sharf karena keduanya dapat mengalami perubahan bentuk. Cakupan atau objek kajian ilmu sharf dapat dijabarkan sebagai berikut:
Al-hurûf al- konsonan-konsonan akar yang merupakan
ashliyyah unsur pokok dalam konstruksi kalimah (kata, morfem-akar). Struktur dasar pembentukan kalimah dalam bahasa Arab biasanya terdiri dari 3 (tiga) konsonan Ashl al- akar dari semua kalimah yang dibentuk atau kalimât/ashl turunannya. Akar kata semua kalimah dalam al-musytaqqât bahasa Arab, menurut linguis Basrah, adalah bentuk mashdar (infinitif), sementara menurut linguis Kufah, adalah kata kerja fi„il mâdhi (kata kerja kala lampau). al-Awzân wazn-wazn (penimbang/acuan kata) yang menjadi patokan bagi semua kalimah yang akan dibentuk atau yang menjadi turunannya. Acuan kata ini mencakup semua pola untuk kata fi„il dan isim musytaq (yang dibentuk atau menjadi turunannya). Shiyagh al- semua bentuk fi„il (kata kerja, verba) yang af‘âl al- mengalami perubahan, termasuk fi„il mâdhi mutasharrifah (kata kerja kala lampau), fi„il mudhâri„ (kata kerja kala (waktu) kini dan akan datang), fi„il amr (kata kerja perintah/imperatif), dan fi„il nahy (kata kerja larangan). Asmâ’ semua isim yang dibentuk atau diturunkan mutamakkinah dari akar kata/masdar (infinitif), seperti isim fâ„il (isim pelaku, active participle), isim maf„ûl (isim bermakna objek/pasif, passive participle), shifah musyabbahah (kata sifat, adjektiva), dan berbagai bentuk isim lainnya yang mengalami perubahan. Qawâ‘id kaidah-kaidah yang menjelaskan sharfiyyah, pembentukan dan perubahan kalimah dalam bahasa Arab, seperti kaidah tentang i„lâl (pembuangan, penggantian, atau penukaran harf „illah), ziyâdah (penambahan harf atau sejenisnya), hadzf (pembuangan harf), ibdâl (penggantian harf shahîh), qalb (penukaran posisi harf), dan idghâm (memasukkan harf ke harf yang sejenis). Mawâzîn wa Contoh-contoh praktis dan panduan amtsilah al- mengenai bagaimana kata-kata mengalami tashrîf perubahan dari akarnya dan bagaimana mereka terbentuk. Panduan dan contoh proses pembentukan dan perubahan kalimat yang sudah teraplikasi disebut sebagai tasrif (tashrîf). al-Ma‘nâ al- Makna yang muncul dari setiap perubahan sharfî pada kalimat, seperti penambahan harf atau unsur lainnya seperti dalam ziyâdah, serta makna yang terkandung dalam setiap pembentukan kalimat baru dari akar kata tunggal, seperti makna dalam fi„il mâdhi, fi„il mudhâri„, fi„il amr, fi„il nahy, isim fâ„il, isim maf„ûl, shifah musyabbahah (kata sifat, adjektiva), dan lain sebagainya.
C. SPESIFIKASI KAJIAN ILMU SHARAF
Sebagaimana dijelaskan dalam definisinya dan dalam objek kajiannya, ilmu sharf secara spesifik memeriksa semua kata dalam bahasa Arab yang belum membentuk sebuah kalimat dan mengkaji perubahan-perubahan yang terjadi pada kata- kata tersebut. Ilmu sharf juga memeriksa aturan-aturan yang mengatur perubahan bentuk kata-kata ini dan dampak makna yang muncul akibat perubahan tersebut. Penting untuk dicatat bahwa perubahan yang menjadi fokus ilmu sharf adalah perubahan yang terkait dengan pembentukan kata, yang dikenal sebagai isytiqâq dan tashrîf, bukan perubahan bunyi akhir dari kata yang telah terstruktur dalam sebuah kalimat, yang dikenal sebagai i„râb.
D. PELETAK DASAR ILMU SHARF DAN ALASAN
KELAHIRANNYA Para ahli bahasa, terutama dalam ilmu sharf, memiliki perbedaan pendapat mengenai siapa yang pertama kali meletakkan dasar-dasar ilmu sharf atau siapa yang dianggap sebagai tokoh awal dalam pengembangan ilmu sharf. Keengganan dan dedikasinya dalam membahas perubahan bentuk kata-kata diakui oleh para ahli nahwu dan sharf pada masanya, serta generasi berikutnya. Sebagai hasil dari penelitian sejarah, para ahli sejarah menyimpulkan bahwa Abu Muslim adalah tokoh yang pertama kali meletakkan dasar-dasar ilmu sharf. Di samping itu, para ulama Islam telah memberikan perhatian yang besar terhadap ilmu pengetahuan kebahasaan Arab, yang menghasilkan berbagai karya ilmiah dalam bidang bahasa dan sastra Arab, termasuk ilmu sharf, ilmu nahwu (i„rab), bayan (penjelasan tata bahasa), ma„ani (makna), badi„ (keindahan bahasa), arudh (teknik sastra), qawafi (teknik puisi), puisi/syair, imla‟ (tata penulisan), insya‟ (retorika), pidato, sejarah sastra, dan analisis teks bahasa.
E. TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN ILMU
SHARF Tujuan pembelajaran ilmu sharf adalah untuk mencegah kesalahan berbahasa Arab dan memungkinkan kemampuan menulis kosakata sesuai dengan kaidah atau pedoman yang benar.
F. SIGNIFIKANSI ILMU SHARF DALAM TATA
BAHASA ARAB Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, tujuan mempelajari ilmu sharf adalah untuk mencegah kesalahan dalam penggunaan bahasa Arab, baik secara lisan maupun tulisan. Ini termasuk penggunaan berbagai jenis kata dengan berbagai bentuk, serta untuk memahami konstruksi kata-kata dalam bahasa Arab, baik yang asli maupun yang tambahan. Manfaatnya adalah memahami berbagai konstruksi kata dalam bahasa Arab dan akar katanya, sehingga dapat menghindari kesalahan dalam berbicara dan menulis. Namun, dengan perkembangan penulisan, pedoman ini juga dapat disajikan secara sistematis dan praktis, misalnya dalam bentuk referensi berbahasa Arab dan penjelasan linguistik. Selanjutnya, pentingnya ilmu sharf dapat dipahami dari kenyataan bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh setiap komunitas untuk menyampaikan pesan dan makna. Di sisi lain, menjaga agar tidak terjadi kesalahan dalam menggunakan berbagai jenis kata dengan berbagai bentuk dan makna yang beragam adalah hal yang sulit dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki pemahaman tentang konstruksi kata dalam bahasa Arab, akar katanya, serta aturan pembentukan kata-kata dari akar kata tersebut.
Setelah mempelajari modul KB 1, terdapat perubahan bentuk
nisbah dan tasghir.
Daftar materi pada
2 KB yang sulit dipahami
Isim Musytaq (Kata Benda Turunan) kata benda turunan yang
dibentuk dari akar kata, tetapi pemahaman tentang bagaimana kata benda ini dibentuk dan digunakan dalam kalimat Daftar materi yang seringkali membingungkan. sering mengalami 3 miskonsepsi dalam pembelajaran