Anda di halaman 1dari 5

RIFQI ROZA AFRIZAL

TUGAS PENYELIDIKAN TANAH & DAYA DUKUNG TANAH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting untuk
mendukung keberhasilan pembangunan fisik infrastruktur. Tanah merupakan
dasar pijakan terakhir untuk menerima pembebanan yang ada diatasmya.
Peran tanah yang sangat besar ini harus diketahui sifat dan karakteristik dari
tanah itu sendiri sebelum para pelaku pembangunan akan melakukan
kegiatan kegiatan pembangunan. Setiap daerah memiliki keadaan tanah
yang beragam, baik dari segi jenis tanah, daya dukung, maupun parameter
lainnya dari tanah. Potensi gempa baik tektonik maupun vulkanik juga
merupakan faktor desain utama di banyak tempat di dunia. Tentu saja hal
tersebut dapat mengakibatkan daya dukung dan parameter tanah selalu
berubah setiap kali terjadi gempa bumi, parameter tanah tersebut mencakupi
sudut geser tanah dan kohesi tanah.
Penyelidikan tanah merupakan suatu upaya memperoleh informasi bawah
tanah untuk perencanaan pondasi bangunan sipil. Penyelidikan tanah harus
mencapai kedalaman dimana tanah m e m b e r ik a n d a ya d u ku n g a t a u
me n g ko n t ri b u si penurunan akibat struktur yang akan dibangun.
Penyelidikan tanah mencakup antara lain, pengeboran tanah, pengambilan
contoh tanah, pengujian lapangan, pengujian laboratorium dan observasi
air tanah. Kedalaman penyelidikan tergantung pada jenis struktur, jenis
tanah, prakiraan jenis pondasi yang akan dipakai
b. Tujuan

P e n y e l i d i k a n t a n a h s a n g a t p e n t i n g u n t u k dilakukan, tujuan utama


penyelidikan tanah adalah untuk menentukan jenis dan kedalaman pondasi,
mengevaluasi beban-daya dukung pondasi, menentukan potensial problem missal
: tanah ekspensif, tanah mudah longsor, (collapsible soil) dll, memperkirakan air
t a n a h , m e m p e r k i r a k a n t e ka n a n t a n a h l a t e r a l m i s a l n n y a u n t u k d in d i n g
p e n a h a n t a n a h , d a n menentukan cara pelaksanaannya (construction method).

c. Langkah dan tahapan penyelidikan Tahapan penyelidikan tanah dan studi


pondasi dapat mengikuti prosedur berikut:
1. Evaluasi dan studi kondisi lapangan Sebelum diadakan suatu penyelidikan
t a n a h , d ip e r lu ka n i n f o rm a s i ke a d a a n d i lapangan.Pengamatan mengenai
topografi, vegetasi, bangunan yang telah ada, jalan akses dan lain-
lain.Peninjauan seperti ini perlu dilakukan oleh seorang ahli geoteknik.
Informasi lain yang dapat dikumpulkan adalah kondisi geologi, kegempaan
regional, peraturan setempat, dan besarnnya beban dari struktur, informasi ini
akan membantu tahap penyelidikan selanjutnnya.Kedalaman penyelidikan
tanah sangat berpengaruh pada jenis pondasi yang dipakai seperti keterangan
dibawah ini ;
Pondasi telapak dan lajur : 3 x lebarpondasi (min. 9m)
Pondasi rakit : 2 x lebar pondasi
Pondasi tiang pancang : 2 x lebar tiang
Pondasi tiang pancang + rakit : 2 x l e b a r bangunan
Dinding Penahan Tanah : 0,7 x lebar galian atau 1 x tinggi galian (terbesar)
TimbunanTanah : 2 x lebartimbunan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Martini (2009)

Martini (2009) melakukan penelitian Analisis Daya Dukung Tanah Pondasi


Dangkal Dengan Beberapa Metode yang diterbitkan Majalah Ilmiah Mektek
Tahun XI No. 2, Mei 2009. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nilai
daya dukung tanah untuk kasus yang sama berdasarkan metode-metode
Terzaghi, Meyerhof, Hansen, Vesic dan Oshaki. Hasil penelitian
menunjukkan, bahwa perhitungan daya dukung tanah untuk pondasi
memanjang, bujur sangkar, empat persegi panjang dan lingkaran dengan
beban sentris, Metode Terzaghi dan Ohsaki memiliki nilai daya dukung tanah
yang hampir sama. Metode Hansen dan Vesic juga memiliki nilai yang
cenderung sama, hanya Meyerhof yang memiliki nilai yang berbeda sendiri.
Untuk beban miring, metode Hansen, Vesic dan Meyerhof mempunyai nilai
yang cenderung berbeda. Tetapi metode Hansen dan Vesic pada variasi
lebar fondasi (B) pada fondasi bujursangkar dan lingkaran yaitu B > 0,5 m
terjadi penurunan nilai daya dukung tanah dan pada B ≥ 1,5 m meningkat
kembali nilainya. Daya dukung tanah pada pondasi dengan beban sentris
diperoleh hasil bahwa sebaiknya yang digunakan metode Terzaghi karena
selain rumusnya yang sederhana, nilai daya dukung tanah yang relatif lebih
kecil dibanding metode yang lain, sehingga dapat dikatakan lebih aman.
Untuk beban miring sebaiknya digunakan perhitungan daya dukung tanah
pada pondasi dangkal dengan metode Meyerhof karena memperoleh nilai
daya dukung tanah yang relatif lebih stabil kenaikannya yaitu semakin besar
lebar fondasi maka semakin besar pula daya dukungnya.

BAB III
PEMBAHASAN

1.2. Penyelidikan tanah awal

Pada tahapan ini dilakukan pemboran dan uji lapangan dalam jumlah
yang terbatas.Gunannya adalah untuk merencnakan penyelidikan tanah
selanjutnnya, tetapi pada p r o y e k d e n g a n s k a l a k e c i l , t a h a p i n i
ditiadakan.Penyelidikan tanah awal juga sering digunakan untuk studi
kelayakan.Jumlah penyelidikan tanah pada penyelidikan awal untuk
tanah normal setiap 100 s/d 200m sedangkan untuk tanah lunak
setiap 50 s/d 100m

2. Penyelidikan tanah detail

Pada tahap ini, informasi keadaan tanah y a n g d i b u t u h k a n u n t u k


p e r a n c a n g a n d a n konstruksi pondasi dalam dikumpulkan. Informasi ini
harus mencukupi perencanaan dan kontraktor untuk menentukan
jenis, kedalaman dan daya dukung pondasi dan untuk mengantisipasi
penurunan yang akan terjadi, masalah yang timbul selama konstruksi dll.
Untuk dapat melakukan analisis Geoteknik (Mekanika Tanah dan
Teknik Pondasi) yang benar dan baik, sangat diperlukan data-data tanah
(soil test) bawah permukaan yang lengkap dan akurat. Data-data ada
yang diperoleh langsung dari survey geoteknik lapangan dan ada yang
diperoleh langsung dari uji laboratorium terhadap contoh tanah yang
diambil dari bawah permukaan melalui boring. Penyeli dikan t anah
dilapangan dapat ber upa penggunan dan interpretasi foto udara dan
remote sensing, metode geofisik, metode geolistrik, sumur uji (test pit)
pemboran (boring) (dangkal sampai dalam ) , uji penet r om et er ( uji
sondir , Cone Penetration Test –CPT), uji Vane Shear Test, Pocket
Penetometer Test, California Bearing Test (CBR) dan lain lain. Pemboran
tanah/boring dan sondir (CPT) adalah pekerjaan yang paling umum dan
akurat untuk tanah berlempung dalam survey geoteknik lapangan. Yang
dimaksud dengan pemboran tanah adalah membuat
lubang kedalam tanah dengan menggunakan alat bor manual maupun
alat bor mesin dengan tujuan :
 Mengidentifikasi jenis tanah sepanjang kedalaman lubang bor.
 Untuk mengambil contoh tanah asli maupun tidak asli pada kedalaman
yang dikehendaki.
 Untuk memasukkan alat uji penetrasi baku (Standart Penetration
Test, SPT) pada kedalaman yang dikehendaki.
 Untuk memasukkan alat uji lainnya kedalam tanah yang dikehendaki,
misalnya : uji rembesan lapangan, uji vane shear, uji presuremeter,
pengukuran tekanan air pori dan lain-lain.
Para peneliti geoteknik telah banyak membuat studi tentang hasil SPT
untuk membuat korelasi dengan hasil uji lapangan yang lain,
dengan berbagai sifat tanah, seperti jenis-jenis tanah dan
konsistensinya, dengan kekuatan geser tanah, parameter konsolidasi,
relatif density, daya
dukung pondasi dangkal, daya dukung pondasi dalam, tiang bor dan lain-l
ain. Pekerjaan sondir (Dutch Cone Penet r at ion Test, CPT)
m er upakan alat penyelidikan tanah yang sangat sederhana dan
populer di Indonesia. Dari alat sondir, memberikan tekanan konus (qc) dan
hambatan pelekat (fs) yang dapat dikorelasikan terhadap parameter
tanah yang lain seperti : undrained shear strength (Cu),
kompressibilitas (Cc), elastisitas tanah (Es) dan dapat memperkirakan
jenis lapisan tanah dan parameter tanah lainnya. Sampai sekarang
ini, hasil uji sondir untuk tujuan-tujuan seperti :
 Evaluasi kondisi tanah bawah permukaan di lapangan, stratigrafi
(menduga struktur lapisan tanah), klasifikasi lapisan tanah, kekuatan
lapisan tanah dan kedalaman lapisan tanah keras.
 M en en t u ka n l ap is an t a na h y an g h ar us dibuang dan diganti
dengan tanah yang lebih baik dan dipadatkan dan kontrol
kepadatan tanah timbunan.

 Perencanaan pondasi dan perhitungan settlement.

 Perencanaan stabilitas lereng galian atau timbunan dan lain-lain.

Penyelidikan tanah di laboratorium yang umum dilakukan adalah:


sifat fisik tanah (w, γ, e, n, Gs, Sr), sifat plastisitas tanah (LL, PL, PI, SL,
SI, Ac,LI), sifat consolidasi tanah (mv, Cc, Cr, Cs, Ca, Cv, Pc), sifat
kuat kuat geser tanah (c, ϕ , c’ , ϕ’ , Su, qu, St, Es), sifat copaction
tanah timbunan (γ mak., OMC, CBR, Rd).

c. Daya Dukung Tanah


Dari hasil pengujian direct shear diperoleh data kohesi tanah (c) dan sudut
geser dalam tanah (θ), maka selanjutnya dilakukan perhitungan daya dukung
tanah fondasi dangkal berbentuk bujur sangkar. Adapun perhitungan daya
dukung tanah fondasi dangkal dilakukan dengan metode Terzaghi dan
Meyerhof.

d. Analisis Daya Dukung Tanah Setelah didapatkan perhitungan daya


dukung tanah fondasi dangkal bentuk bujur sangka, selanjutnya dilakukan
analisis terhadap kedua metode tersebut. Dari kedua metode ini akan dapat
disimpulkan bahwa daya dukung mana yang terbesar ataupun terkecil.
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil diatas , maka dapat diberi kesimpulan antara lain :


Daya dukung tanah ultimit fondasi dangkal metode Terzaghi makin
bertambah seiring dengan bertambahnya lebar fondasi. Pada lebar fondasi
50 cm diperoleh daya dukung ultimit sebesar 91.75 ton/m2 . Kemudian pada
lebar fondasi 100 cm, maka daya dukung tanah ultimit makin bertambah
hingga 94.77 ton/m2. Sedangkan pada lebar fondasi 150 cm, daya dukung
tanah ultimit makin bertambah lagi sebesar 97.77 ton/m2 dan lebar fondasi
200 cm, maka daya dukung tanah ultimit fondasi dangkal paling tertinggi
sebesar 100.81 ton/m2 .

Anda mungkin juga menyukai