Anda di halaman 1dari 5

Pengujian Substantif Saldo Kas

Dalam rangka untuk merancangpengujian substantif, akuntan pertama kali harus


menentukan tingkat risiko deteksi yang diterima untuk masing-masing arsersi terkait
signifikansi. Tinggi rendahya risiko deteksi tergantung pada besarnya risiko audit yang
ditetapkan, risiko bawaan dan risiko pengendalian.

Karena karakteristik yang spesifik, maka banyak prosedur pengujian substantif yang
dapat diterapkan untuk memperoleh bukti material beberapa arsersi. Pada kebanyakan audit,
auditor terutama menekankan pada arsersi keberadaan dan keterjadian mengingat besarnya
kemungkinan overstatment kas.

Tingginya risiko overstatement kas terutama disebabkan adanya peluang pencurian. Oleh
karena itu, auditor melakukan perhitungan kas di tangan dan memperoleh konfirmasi atas kas di
bank dari bank. Dari berbagai prosedur pengujian substantif yang mungkin, auditor dapat
merancang program audit uuntuk mencapai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima. Bila
tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah untuk suatu arsersi, maka lebih banya
prosedur pengujian substantif yang perlu dilakukan dan auditor perlu mengintensifkan efektivitas
prosedur pengujiannya, misalnya dengan melakukan pengujian pada atau dekat dengan tanggal
neraca.

Pengujian yang dilakukan pada atau dekat dengan tanggal neraca antara lain :

1) Perhitungan Kas ditangan


2) Pisah Batas Penerimaan Kas
3) Pisah Batas Pengeluaran Kas

Tujuan Audit
Kategori Pengujian Substantif
EO C RO VA
VA PD
Prosedur Inisial 1. Melakukan Prosedur Inisial :
a) Mengusut saldo kas awal tahun baik untuk kas yang
ditangan maupun kas yang di bank
b) Menelaah aktvitas data rekening buku besar dan
menyelidiki adanya aktivitas yang nampak tidak biasa
c) Mendaptakan data ringkasan mengenai kas yang dipegang
perusahaan
perusahaan dan di bank, menentukan
menentukan keakuratan
keakuratan
perhitungan matematisnya dan menentukan
menentukan kesesuaiannya
kesesuaiannya
dengan buku besar
Prosedur Analitis 2. Menerapkan Prosedur Analitis
a) Membandingkan rasio saldo kas dengan anggaran saldo
tahun lalu dan jumlah yang diterapkan.

b) Menghitung kas sebagai bagian dari aktiva lancar dan


membandingkan dengan tingkat yang diharapkan
Tujuan Audit
Kategori Pengujian Substantif
EO C RO VA PD
Pengujian Detail 3. Melakukan cut off test untuk kas (Pengujian ini juga dilakukan
Transaksi pada saat melakukan pengujian piutang dagang dan utang dagang
sebagai salah satu program audit)

a) Mengobervasi bahwa semua penerimaan kas pada saat


sebelum tanggal neraca dimasukkan dalam kas yang
ditangan atau deposit in transit dan tidak ada penerimaan
untuk periode yang akan datang yang dimasukkan dalam
penerimaan periode ini.

b) Menelaah dokumentasi seperti ringkasan penerimaan kas


harian, tembusan slip deposito, dan laporan bank yang
meliputi beberapa sebelum tanggal neraca dan beberapa
hari setelah tanggal neraca

c) Mengobservasi cek yang dikeluarkan dan dikirimkan


pada saat-saat tanggal neraca dan mengusut ke catatan
akuntansi untuk menentukan keakuratan pisah batas
untuk pengeluaran kas.

d) Membandingkan hari pengeluaran cek untuk beberapa


hari sebelum tanggal neraca dengan pencatatan
pengeluaran kas untuk menentukan kelayakan pisah batas

4. Mengusut ke bank transfer untuk beberapa hari sebelum dan


sesudah tanggal neraca untuk menentukan bahwa setiap transfer
dicatat dengan tepat sebagai penerimaan dan pengeluaran

5. Menyiapkan proof of cashuntuk rekening bank yang


tidakdirekonsiliasi atau ada indikasi kecurangan

Pengujian Detail 6. Menghitung jumlah kas di tangan dan menentukan bahwa


Saldo jumlah tersebut sudah termasuk didalam saldo kas

7. Mengkonfirmasi deposito bank dan saldo utang dengan bank

8. Mengkonfirmasi perjanjian yang lain dengan bank yang


berkaitan dengan kredit, compensating Balance, dan jaminan
utang

9. Scanning, penelaah dan penyiapan rekonsiliasi bank

10. Mendaptkan dan menggunakan laporan bank untuk


memverifikasi rekonsiliasi bank dan mendeteksi cek yang tidak
tercatat dan menganalisa adanya praktik window dressing
Tujuan Audit
Kategori Pengujian Substantif
EO C RO VA PD
Penyajian dan 11. Membandingkan penyajian dengan GAAP/PABU :
Pengungkapan a) Menentukan bahwa saldo kas telah diidentifikasikan dan
diklasifikasi secara tepat

b) Menentukan bahwa overdraft bank (kelebihan menarik


dana dari bank) telah direklasifikasi sebagai utang jangka
pendek

c) Menyelidiki manajemen, menelaah Korespondensi dengan


bank dan pertemuan dewan direktur untuk menentukan
pengungkapan masalah kredit, jaminan utang, perjanjian
compesanting balance, pembatasan kas yang lain

Prosedur Inisial

Prosedur pengujian ini merupakan titik awal pengujian substantif siklus kas. Auditor
melakukan pengujian kesaldo awal tahun dan kertas kerja tahun yang lalu. Selanjutnya auditor
menganalisa adanya transaksi yang tidak biasa yang menuntut penelitian khusus. Auditor harus
menguji ketepatan perhitungan matematis saldo-saldo kas dalam buku besar dan skedul kas
pendukungnyayang dibuat klien. Skedul tersebut meliputi alasan seluruh saldo kasdi bank dan
kas yang disimpan di berbagai tempat. Saldo kas dalam skedul tersebut harus sesuai dengan
saldo kas yang tercantum dalam buku besar. Pengujian ini berkaitan erat dengan arsersi penilaian
atau pengalokasian.

Penerapan Prosedur Analitis

Saldo kas dipengaruhi secara signifikan oleh manajemen melalui strategi dan keputusan
pembiayaan perusahaan. Dengan demikian, saldo kas mungkin tidak menunjukan hu bungan yang
dapat diprediksi dengan data keuangan dan data operasional lainnya. Meskipun demikian
prosedur analitis juga berguna, misalnya saldo kas dibandingkan dengan sasaran atau harapan
yang ingin dicapai dalam anggaran.

Apabila pembandingan tersebut menunjukkan adanyahasil atau hubungan yang masuk


akal, maka hal tersebut merupakan bukti bahwa saldo kas benar-benar ada, telah lengkap
pencatatannya dan telah dinilai secara tepat. Oleh karena itu, pengujian ini berkaitan erat dengan
siklus keberadaan dan keterjadian, penilaian dan pengalokasian.
Pengujian Detail Transaksi

Melaksanakan Pengujian Pisah Batas

Pengujian pisah batas kas meliputi pisah batas penentuan kas dan pengeluaran kas.
Pengujian pisah batas penerimaan kas telah dibahas dalam siklus pendapatan. Sedangkan
pebgujian pisah batas pengeluaran kas sudah dibahas dalam siklus pengeluaran. Pengujian pisah
batas yang tepat pada akhir tahun adalah sangat penting bagi penyajian kas yang tepat pada
tanggal neraca. Penyajian ini berkaitan erat dengan siklus keberadaan dan keterjadian dan
kelengkapan.

Pengujian pisah batas pengeleruan kas dirancang auditor untuk memastikan bahwa
pengeluaran kas dicatat dalam periode dikeluarkannya kas tersebut. Bukti dapat dihimpun
melalui observasi dan menelaah dokumentasi internal. Pengujian ini penting dalam menentukan
berapa saldo yang semestinya tercantum dalam neraca akhir tahun. Oleh karena itu, penyajian ini
semestinya dilakukan pada tanggal neraca. Auditor dapat memeriksa cek yang dikeluarkan pada
akhir tahun dan mengusutnya ke pencatatan akuntansinya. Hal ini memungkinkan auditor
menilai ketepatan pisah batas pengeluaran kas. Pengujian ini menghasilkan bukti yang
berhubungan dengan asersi kelengkapan, dan keberadaan d an keterjadian.

Pengujian ini dilakukan pada tanggal neraca. Pengujian ini menghasilkan bukti yang
berhubungan dengan asersi kelengkapan, dan keberadaan dan kerterjadian. Bukti dapat diperoleh
melalui observasi dan penelaahan dokumen (menentukan kesesuaian total slip deposit dengan
ikhtisar kas harian)

Melakukan Pengujian Pisah Batas Penerimaan K as

Pengujian ini dirancang untuk memastikan penerimaan kas dicatat dalam periode
diterimanya kas tersebut. Pengujian ini dilakukan pada tanggal neraca. Pengujian ini
menghasilkan bukti yang berhubungan dengan asersi kelengkapan, dan keberadaan dan
keterjadian. Bukti dapat diperoleh melalui observasi dan penelaah dokumen (menentukan
kesesuaian total slip deposit dengan ikhtisar kas h arian).

Auditor mungkin dapat menenmukan beberapa penyimpangan setelah melakukan


prosedur ini. Misalnya cek yang tidak tercantum dalam daftar cek beredar pada akhir tahun,
ternyata dicairkan di bank. Hal ini mengidentifikasikan adanya ketidakberesan yang berupa
rating. Di samping itu, auditor dapat menemukan adanya cek yang tercantum dalam daftar cek
beredar pada akhir tahun, ternyata tidak dicairkan di bank. Berkaitan dengan hal ini, auditor
perlu menyelidiki lebih lanjut kemungkinan penyebab hal ini terjadi. Ada beberapa penyebab
yang mungkin, yaitu:

a) Keterlambatan pengiriman atau penyampaian cek


b) Penyimpanan cek oleh pihak yang menerima cek
laporan pisah batas bank. Pengujian ini berkaitan dengan siklus keberadaan dan keterjadian,
kelengkapan, hak dan kewajiban, dan penilaian atau pengalokasian.

Membandingkan Penyajian Laporan Keuangan dengan Prinsip Akuntansi Berterima


Umum

Prosedur ini dilakukan untuk memastikan bahwa:

a) Kas di bank diidentifikasi dan dikelompokan secara tepat dalam neraca sebagai aset
lancar
b) Dana kas yang disisihkan untuk melunasi utang obligasi (bond sinking fund) telah
diidentifikasi dan dikelompokkan secara tepat dalam neraca sebagai investasi jangka
c) Idetifikasi dan pengungkapan yang tepat dan memadai telah dilakukan sehubungan
dengan adanya kewajiban kontijensi (belum pasti), compersanting balances, dan lines of
credit dengan bank

Pengujian ini berkaitan dengan asersi pelaporan dan pengungkapan. Auditor dapat
menentukan ketepatan penyajian dengan cara :

a) Penelaahan atas draft laporang keuangan klien.


b) Bukti yang dihimpun dari pengujian substantif sebelumnya.
c) Penelaahan atas notulen rapat pertemuan dewan komisaris
d) Mengajukan pertanyaan pada manajemen untuk membuktikan adanya pembatasan dana
kas

Pengujian ini berkaitan erat dengan siklus penyajian dan pengungkapan.

Anda mungkin juga menyukai