Anda di halaman 1dari 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Tempalak Gunung (Betta Sp.)


Ikan cupang (Betta sp.) merupakan ikan yang memiliki banyak bentuk
(Polymorphisme), seperti ekor bertipe mahkota/serit (crown tail), ekor setengah
bulan/lingkaran (half moon), ekor pendek (plakat) dan ekor tipe lilin/selendang
(slayer) dengan sirip panjang dan berwarna-warni. Keindahan bentuk sirip dan
warna sangat menentukan nilai estetika dan nilai komersial ikan hias cupang
(Yustina et al., 2003).
Cupang jantan dapat dapat dibedakan dari warnanya yang cerah dan
menarik, bentuk perut ramping, serta sirip ekor dan sirip anal panjang. Sementara
cupang betina berwarna kurang menarik, bentuk perut gemuk serta sirip ekor dan
sirip anal pendek. Akibatnya, ikan cupang jantan memiliki nilai komersial tinggi
karena sangat disukai dan diburu oleh pecinta ikan hias, Sehingga akan lebih
efektif dan menguntungkan bila hanya diproduksi dan dipelihara jantannya saja
(Zain, 2002). Ikan jantan sangat agresif dan memiliki kebiasaan saling menyerang
apabila ditempatkan dalam satu wadah (Ostrow, 1989).
Cupang memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut labirin (labyrinth).
Alat pernapasan tambahan ini dipergunakan untuk mengambil oksigen langsung
dari udara. Karena itu, cupang mampu hidup walaupun dalam kondisi kekurangan
oksigen terlarut di dalam air dan tanpa aerator (Perkasa, 2001). Setiap ikan cupang
(Betta splendens) dapat menghasilkan rata-rata telur sekitar 400-500 butir dalam
satu kali proses pemijahan. Ikan cupang (Betta sp.) hidup di daerah tropis,
terutama di benua Asia sampai Afrika. Perkembangbiakan Betta sp. bersifat
bubblenester, yaitu membuat sarang busa sebelum memijah dan telur-telur
dimasukkan ke dalamnya (Linke, 1994; Sanford,1995). Adapun beberapa jenis
pakan alami yang sering diberikan pada fase larva ikan cupang antara lain
Paramecium, Infusoria, Vinegar Eel, Artemia, Kutu Air, Jentik Nyamuk, Cacing
Sutra, dan Blood Worm / Cacing Darah (Sudradjat, 2003).
Tempalak Gunung adalah ikan cupang alam yang hidup di air tawar atau di
perairan ekstrem. Tempalak Gunung ini termasuk ikan cupang versi Bangka,
biasanya hidup di balik tanaman, akan tetapi ikan tempalak ini mudah stress dan
merupakan ikan petarung.. Untuk persebarannya berada di Bangka Barat. Jenis
native yang terdapat di pulau Bangka. Jenis Giant Wild Betta ini di alam bisa
mencapai lebih dari 15 cm panjangnya. Untuk makanan ikan ini yaitu udang-
udangan atau pelet dan juga bisa uyep. Ikan cupang alam atau endemik asli
Bangka Belitung kini sudah mulai sukar dijumpai. Ikan ini biasa dikenal
masyarakat Bangka Belitung dengan sebutan ikan tempalak atau ikan tepalak.
Memiliki ciri khas warna yang cantik dan bentuk yang mungil hingga biasa
menjadi ikan hias.

Klasifikasi ikan Tempalak Gunung


Tempalak Gunung
(Betta Sp.)

Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Family: Osphronemidae
Genus: Betta
Species: Betta Sp.
DAFTAR PUSTAKA

Wargasasmita, S. (2002). Ikan Air Tawar Endemik Sumatera yang


Terancam Punah. Jurnal Iktiologi Indonesia, 2(2), 41-49.

Arfah H., Soelistyowati DT dan Bulkini A. 2013. Maskulinisasi ikan cupang


(Betta splendens) melalui perendaman embrio dalam ekstrak purwoceng
(Pimpinella alpine). J. Akuakultur Indonesia. 12(2):144- 149.

Djihad NA. 2015. Pengaruh Lama Perendaman Larva Ikan Cupang (Betta
splendens) Pada Larutan Tepung Testis Sapi Terhadap Nisbah Kelamin. Skripsi
(tidak dipublikasikan). Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas
Hasanuddin. Makassar.

Dewantoro, G.W. 2001. Fekunditas dan Produksi Larva pada Ikan Cupang
(Betta Splendens Regan) yang Berbeda Umur dan Pakan Alaminya. Jurnal
Iktiologi Indonesia, Vol. l (2): 49-52.

Anda mungkin juga menyukai