Anda di halaman 1dari 26

BAB II

PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

Gambar 2.1 Puskesmas Lasalimu, Kabupaten Buton


2.1.1. Kedudukan Organisasi
a. Keadaan Geografis dan Demografi
Puskesmas Lasalimu Terletak di Kelurahan Kamaru, Kecamatan
Lasalimu. Jarak Puskesmas Lasalimu dengan Ibu Kota Kabupaten Buton
±80 KM. Dengan kondisi geografi yang terdiri dari daratan yang berbukit,
berlembah, pantai, serta tanah pertanian yang subur. Secara geografis
wilayah kerja Puskesmas Lasalimu berbatasan dengan:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Buton Utara
 Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Lasalimu
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lasalimu Selatan
 Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
Wilayah kerja Puskesmas Lasalimu terdiri dari 1 (satu) Kelurahan. 7
(tujuh) Desa dan 21 (dua puluh satu) dusun. Dengan luas wilayah ±184,79
(KM²) dan jarak tempuh dari Desa ke Puskesmas berkisar anatara 1 KM
hingga 20 KM dengan Waktu tempuh antara 5-30 Menit.
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Lasalimu adalah 6202 jiwa
dengan 1744 KK yang tersebar di 1 Kelurahan dan 7 Desa dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Data Penduduk Wilayah Keja Puskesmas Lasalimu
No Nama Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk
1 Kelurahan Kamaru 1061 Jiwa/370 KK
2 Desa Lasembangi 645 Jiwa/159 KK
3 Desa Sribatara 782 Jiwa/ 184 KK
4 DesaTogomangura 633 Jiwa/148 KK
5 Desa Wasuamba 813 Jiwa/179 KK
6 Desa Wasambaa 981 Jiwa/250 KK
7 Desa Bonelalo 646 Jiwa/213 KK
8 Desa Talaga Baru 882 Jiwa/241 KK
Secara demografi wilayah kerja UPTD Puskesmas Wilayah Kecamatan
kecamatan Lasalimu berpenduduk sebanyak 6.433 jiwa, dan 1.744 KK,
adapun sebaran penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas Wilayah
Kecamatan Lasalimu sebagai berikut:
Tabel 2.2 Data Sebaran Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Lasalimu

Jumlah Penduduk
Kelompok
No Umur
(Tahun) Laki-Laki +
Laki-Laki Perempuan
Perempuan

1 2 3 4 5= (3+4)
1 0-4 335 331 666
2 5-9 337 340 677
3 10-14 373 344 717

4 15-19 343 354 697


5 20-24 303 267 570
6 25-29 261 244 505
7 30-34 233 253 486
8 35-39 228 226 454
9 40-44 219 217 436
10 45-49 192 179 371
11 50-54 132 134 266
12 55-59 109 114 223
13 60-64 73 63 136
14 65-69 57 54 111
15 70-74 37 48 85
16 75 + 54 61 115

JUMLAH 3.286 3.229 6515


b. Struktur Organisasi
2.1. Profil Peserta
Nama Diklat :Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan CXXXIX Tahun 2022
Waktu Diklat : 13 Juni s.d 6 Agustus 2022
Instansi : Dinas Kesehatan Kabupaten Buton
Nama Lengkap : apt. Nillah Uswatun, S.Farm.
Tempat/Tanggal Lahir : Saragi, 27 Oktober 1997
Agama : Islam
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tingkat I, IIIb
Jabatan : Ahli Pertama Apoteker
Tugas Pokok
: Pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai
Pelayanan Farmasi Klinik
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Lasalimu
Alamat Kantor
:Jalan Poros Lasalimu-Baubau, Kelurahan
Kamaru, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten
Buton
Email : Nillah.uswa27@gmail.com
Pendidikan Terakhir : Profesi Apoteker
Nama Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tahun Lulus : 2021
2.1.1. Visi, Misi dan Nilai Organisasi
A. Visi
Menjadikan UPTD Puskesmas Wilayah Kecamatan
Lasalimu sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan yang bermutu
sesuai standar guna terwujudnya Masyarakat Sehat dan
Berkualitas
B. Misi
Misi yang dibangun dalam Rencana Strategi Puskesmas
Wilayah Kecamatan Lasalimu adalah sebagai berikut:
 Menjalankan standar pelayanan minimal
 Memenuhi standar pelayanan minimal
 Mengoptimalkan penggunanaan dana operasional
Puskesmas untuk pengembangan pelayanan promotive,
preventif dan kuratif
 Meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Wilayah
Kecamatan Lasalimu
C. Nilai Organisasi
Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis
pembangunan kesehatan UPTD Puskesmas Wilayah
Kecamatan Lasalimu menganut dan menjunjung tinggi tata
nilai yaitu TAWALEPAS yang terdiri dari :
Tanggap: Petugas harus selalu sigap dan tanggap dalam
memberi pelayanan kepada masyarakat. Sebagai indikator
ketanggapan petugas adalah respon time petugas dalam
memberi pelayanan khususnya di UGD kurang dari 5 menit.
Waspada: petugas menerapkan prinsip kewaspadaan terhadap
resiko – resiko yang mungkin terjadi dalam memberikan setiap
pelayanan kepada masyarakat sehingga petugas senantiasa
melakukan upaya – upaya dalam meminimalkan resiko
pelayanan. Sebagai indikator kewaspadaan petugas adalah
resiko pasien jatuh sebesar 0% khususnya di ruang perawatan.

9
Lebih: petugas memiliki nilai lebih dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa kerapihan dan
sistematisnya rekam medis sehingga memudahkan dan
melancarkan proses pelayanan.
Panutan: petugas puskesmas yang notabene adalah tenaga
kesehatan harus memberi contoh kepada masyarakat
bagaimana hidup sehat baik sehat diri maupun
lingkungan. Sebagai indikator adalah tingkat kebersihan diri
dari petugas dan lingkungan di puskesmas sebagai salah satu
ciri hidup sehat.
Santun: petugas harus memiliki sifat santun dalam melakukan
pelayanan kepada masyarakat yang diindikasi melalui
keramahan saat melakukan pelayanan, fokus dan ada kontak
mata dengan masyarakat yang sedang dilayani.
Budaya mutu ini kemudian yang digunakan sebagai dasar
untuk melakukan evaluasi dan perbaikan perilaku petugas
pemberi pelayanan klinis.
2.1.2. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Menurut Perkemkes RI Nomor 43 tahun 2019 tentang
Puskesmas dalam BAB II Pasal 4 disebutkan bahwa Puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
melalui pengintegrasian program yang dilaksanakan dengan
pendekatan keluarga. Adapun dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, Puskesmas
menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama
di wilayah kerjanya dan penyelenggaraan UKP tingkat pertama di
wilayah kerjanya.
UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran
10
keluarga, kelompok, dan masyarakat. Sedangkan UKP (Upaya
Kesehatan Perseorangan) adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
Dalam menyelenggarakan fungsinya terkait UKM,
Puskesmas berwenang untuk :
a. Menyusun rencanaan berdasarkan analisis masalah
Kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang
diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan Kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang Kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sector
lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan
dan upaya kesehatan berbasis masyarakat,
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumberdaya manusia
Puskesmas
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
Kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap system kewaspadaan
dini dan respon penanggulangan penyakit.
Dalam menyelenggarakanfungsinya terkait UKP, Puskesmas
berwenang untuk:

11
a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan, dan bermutu
b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
upaya promotive dan preventif
c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi
pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas,
dan pengunjung
e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerjasama inter dan antarprofesi
f. Melaksanakan rekam medis,
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap
mutu dan akses pelayanan Kesehatan
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga Kesehatan
i. Mengkoordinasikan dan melakukan pembinaan fasilitas
pelayanan Kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis
dan sistem rujukan
2.1.3. Program dan Kegiatan Utama Unit kerja
a. Program Upaya Kesehatan pada Bimdal Kesehatan Keluarga
b. Program Upaya Kesehatan pada Program Gizi, Kesker dan
Kesjaor
c. Program Upaya Kesehatan pada Bimdal promkes dan kesling
d. Program / kegiatan upaya kesehatan pada Bimdal P2
e. Program Upaya Kesehatan pada Bimdal PTM
f. Program upaya kesehatan pada Bimdal Surveilance,
Epidemiologi dan Imunisasi, Program / kegiatan
g. Program Upaya kesehatan pada Sarana Kesehatan, Aset dan
Mutu Pelayanan Kesehatan
h. Program upaya Kesehatan Pada Bimdal Kefarmasian Dan Alkes

12
i. Program Upaya kesehatan pada Bimdal Pelayanan Kesehatan
Primer, Rujukan, Kesehatan Trasidisional Dan Komplementer
j. Cakupan Kegiatan pada Subdin Umum Kepegawaian, SDMK
dan perizinan
k. Cakupan Kegiatan Pada Subdin Pengembangan Program,
Pembiayaan, Keuangan, Evaluasi Dan Pelaporan
2.1.4. Data-data Sumber Daya yang Dimiliki Unit Kerja dan Data-
data Terkait Isu yang Diangkat
A. Data-data Sumber Daya yang Dimiliki Unit Kerja
Tenaga kesehatan sampai bulan Desember 2021 berjumlah
40 petugas yang terdiri dari 23 PNS,35 Perawat Nusantara
Sehat, 6 Bidan PTTD, 2 Perawat PTTD, 1 Promkes PTTD, 1
Kesling PTTD, 1 Sopir Ambulance PTTD, 4 Petugas Magang.
Serta penunjang tenaga kesehatan yang merupakan Kader
Posyandu aktif berjumlah 68 orang. Berikut rincian tenaga
kesehatan dan penunjang tenaga kesehatan di Puskesmas
Lasalimu:

Tabel 2.3 Rincian Tenaga Kesehatan dan Penunjang di UPTD


Puskesmas Lasalimu
Tenaga Kesehatan dan Jumlah
Penunjang
Dokter Umum 2 Orang
Dokter Gigi 1 Orang
SKM 5 Orang
S.Kep 2 Orang
S.Gz 1 Orang
AKPER 12 Orang
AKBID 15 Orang
Farmasi 1 Orang
AMAK 1 Orang

13
Perawat Gigi 1 Orang
SPK 1 Orang
Sopir 1 Orang
Kader 68 Orang

B. Data-Data Terkait Isu yang Diangkat

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya
lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari. Secara klinis
penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar yaitu; infeksi
disebabkan oleh bakteri, virus, atau invasi parasit, malabsorbsi, alergi,
keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lain. Diseluruh dunia, sekitar
2,5 juta kasus kematian karena diare per tahun.
Di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada
balita. Penyakit ini ditularkan secara fecal-oral melalui makanan dan
minuman yang tercemar. Secara umum diare dapat dibagi menjadi 2,yaitu
diare akut dan diare kronis. Diare akut adalah diare yang terjadi mendadak
dan berlangsung kurang dari 2 minggu. Gejalanya antara lain: tinja cair,
biasanya mendadak, disertai lemah dan kadang-kadang demam atau muntah.
Biasanya berhenti atau berakhir dalam beberapa jam sampai beberapa hari.
Diare akut terjadi akibat infeksi virus, infeksi bakteri, akibat makanan.
Diare kronis adalah diare yang melebihi jangka waktu 15 hari sejak
awal diare. Diare karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam,
tenesmus, hematochezia, nyeri perut atau kejang perut. Diare yang
berlangsung beberapa waktu tanpa penanganan medis yang adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan pada tubuh yang
mengakibatkan ranjatan hipovolemik atau karena gangguan kimiawi berupa
asidosis metabolik yang lanjut.kehilangan cairan dapat menyebabkan haus,
berat badan menurun, mata cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turor
kulit menurun, serta suara menjadi serak. Tanda-tanda awal dari penyakit
diare adalah bayi dan anak menjadi gelisah dan cengeng, suhu tubuh

14
biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian
timbul diare. Tinja akan menjadi cair dan mungkin disertai lendir dan darah.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat
disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam-baa dan elektrolit.
Manajemen diare akut pada balita dan anak dengan prinsip utama yaitu
rehidrasi untuk memperbaiki kondisi usus serta mempercepat penyembuhan
atau menghentikan diare dan mencegah anak dari kekurangan gizi akibat
diare dan menjadi cara untuk mengobati diare. Tatalaksana yang ditetapkan
oleh Kementerian Kesehatan yaitu dengan lima langkah tuntas diare yaitu:
rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah, pemberian zink selama 10
hari berturut-turut, teruskan pemberian ASI, dan makanan, antibiotik
selektif, nasihat kepada orang tua. Pencegahan diare dapat diupayakan
melalui berbagai cara umum dan khusus, termasuk cara umum antara lain
adalah peningkatan higiene dan sanitasi . Peningkatan higiene dan sanitasi
dapat menurunkan insiden dire, jangan makan sembarangan terlebih
makanan mentah, mengonsumsi air yang bersih dan sudah direbus, mencuci
tangan setelah BAB dan setelah bekerja. Memberikan ASI eksklusif selama
6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun. Memberikan makanan pendamping
ASI sesuai umur, untuk mencegah dehidrasi bila perlu diberikan infus
cairan dehidrasi. Buang air besra dijamban, membuang tinja bayi dengan
benar dan memberikan imunisasi campak.

Gambar. Data Kejadian Kasus Diare Akut di Puskesmas Lasalimu


No. PERIODE JUMLAH KASUS
1 05 Januari-12 Januari 4 orang
2 11 Maret-16 Mret 4 orang
3 18 Mei 1 orang
4 10 Juni-13 Juni 6 orang
5 18 Juli-20 Juli 4 orang
6 20-25 Agustus 7 orang
Jumlah 26 orang

15
2.2. Konsep Nilai-nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN
2.2.1. Nilai-nilai Dasar ASN
Core Values ASN yang diluncurkan yaitu ASN
BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
dan Kolaboratif. Core Values harus diimplementasikan oleh
seluruh ASN di Instansi Pemerintah sebagaimana diamanatkan
dalam Surat Edaran Menteri Pendayahgunaan Aparatur Sipil
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021
tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding
Aparatur Sipil Negara. Yang merupakan singkatan dari :
a. Berorientasi Pelayanan yaitu keinginan memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Panduan
berprilaku atau kode etik berorientasi pelayanan public
adalah :
 Memahami kebutuhan dan mengutamakan
kepuasan masyarakat.
 Melayani dengan sikap hormat, sopan, cepat, ikhlas
dan sigap.
 Melakukan perbaikan terus menerus dalam
memberikan pelayanan.
Kata kunci dari berorientasi pelayanan yaitu
:Responsivitas, Kualitas dan Kepuasan. Kalimat
Afirmasi dari Berorientasi Pelayanan adalah “Kami
berkomitmen memberikan pelayanan prima demi
kepuasan masyarakat”
b. Akuntabel yaitu bertanggung jawab atas kepercayaan
yang diberikan. Panduan berperilaku atau kode etik
akuntabilitas adalah :

 Melaksanakan tugas dengan jujur dan bertanggung


jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi

16
 Menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif dan efisien
 Tidak menyalahgunakan wewenang jabatan
Kata Kunci dari Akuntabilitas yaitu :Integritas,
konsisten, dapat dipercaya dan transparan. Kalimat
afirmasi dari akuntabilitas adalah “Kami Bertanggung
Jawab Atas Kepercayaan yang Diberikan”
c. Kompeten yaitu terus belajar dan mengembangkan
kapabilitas, Panduan berprilaku atau kode etik Kompeten
adalah
 Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah.
 Membantu orang lain belajar.
 Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Kata kunci kompeten yaitu : Kinerja terbaik, sukses,
keberhasilan, kelincahan belajar, dan ahli di bidangnya.
Kalimat afirmasi kompeten adalah “Kami Harus
Belajar Untuk Mengembangkan Kapasitas”
d. Harmonis yaitu saling peduli dan menghargai
perbedaan. Panduan berperilaku atau kode etik harmonis
adalah :
 Menghargai orang lain apapun latarnya
 Suka menolong orang lain
 Membangun lingkungan kerja yang kondusif
Kata kunci harmonis yaitu : Peduli, perbedaan, dan
selaras. Kalimat afirmasi harmonis adalah “Kami saling
peduli dan menghargai perbedaan”

17
e. Loyal yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
Bangsa dan Negara. Panduan berprilaku atau kode etik
loyal adalah
 Memegang teguh ideologi Pancasila dan UUD 45,
setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
 Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi
dan Negara.
 Menjaga rahasia jabatan dan Negara
Kata kunci loyal yaitu : Komitmen, dedikasi , kontribusi,
nasionalisme dan pengabdian. Kalimat afirmasi loyal
adalah “Kami berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara”
f. Adaptif yaitu terus berinovasi dan antusias dalam
menggerakan serta menghadapi perubahan. Panduan
berprilaku atau kode etik adaptif adalah :
 Cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan.
 Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas.
 Bertindak proaktif
Kata kunci adaptif yaitu : Inovasi, antusias terhadap
perubahan, proaktif. Kalimat afirmasi dari adaptif adalah
“Kami terus berinovasi dan antusias dalam gerakan
maupun menghadapi perubahan”
g. Kolaboratif yaitu membangun Kerjasama yang sinergis.
Panduan berperilaku atau kode etik kolaboratif yaitu :
 Memberikan kesempatan berbagai pihak untuk
berkontribusi.
 Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan
nilai tambah
 Menggerakan pemanfaatan berbagai sumberdaya
untuk tujuan sesama

18
Kata kunci kolaboratif yaitu : Kesediaan bekerjasama,
sinergi untuk hasil yang lebih baik. Kalimat afirmasi
kolaboratif adalah “Kami membangun Kerjasama yang
sinergis”
2.2.2. Kedudukan dan Peran ASN
2.2.2.1. Smart ASN
Sesuai dengan 5 arahan presiden dalam upaya
percepatan transformasi digital, pengembangan SDM
merupakan salah satu fokus Presiden. Berdasarkan
petunjuk khusus dari Presiden pada Rapat Terbatas
Perencanaan Transformasi Digital, bahwa transformasi
digital di masa pandemi maupun pandemi yang akan datang
akan mengubah secara struktural cara kerja, beraktivitas,
berkonsumsi, belajar, bertransaksi yang sebelumnya luring
dengan kontak fisik menjadi lebih banyak ke daring yang
akan dihadapi oleh semua lapisan masyarakat termasuk
ASN
a. Percepatan Transformasi Digital
Di Indonesia, percepatan transformasi digital
didukung sepenuhnya oleh pemerintah. Dalam visi misi
Presiden Jokowi tahun 2019-2024, disebutkan bahwa masa
pemerintahan yang kedua berfokus pada pembangunan
SDM sebagai salah satu visi utama. 5 visi Presiden
untuk Indonesia :
 Pembangunan infrastruktur
 Pembangunan SDM
 Keterbukaan Investasi
 Reformasi Birokrasi
 Penggunaan APBN fokus & tepat sasaran

19
Presiden juga telah menekankan 5 hal yang perlu
menjadi perhatian dalam menangani transformasi digital
pada masa pandemi COVID-19, 5 arahan presiden untuk
percepatan transformasi digital:
 Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
 Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-
sektor strategis, baik di pemerintahan, layanan publik,
bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan,
perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
 Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana
sudah dibicarakan.
 Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital
 Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema
pendanaan dan pembiayaan transformasi digital
dilakukan secepat-cepatnya (Oktari, 2020).
b. Pengertian Literasi Digital
Konsep Literasi Digital Ruang digital adalah
lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan
(affordances) yang dirasakan dari ruang ekspresi ini
mendorong produksi, berbagi, diskusi, dan evaluasi
opini publik melalui cara tekstual (Barton dan Lee, 2013).
Affordance berarti alat yang memungkinkan kita untuk
melakukan hal-hal baru, berpikir dengan cara baru,
mengekspresikan jenis makna baru, membangun jenis
hubungan baru dan menjadi tipe orang baru. Affordance
dalam literasi digital adalah akses, perangkat, dan platform
digital. Sementara pasangannya yaitu kendala (constraint),
mencegah kita dari melakukan hal-hal lain, berpikir dengan
cara lain, memiliki jenis lain dari hubungan.

20
Dalam literasi digital bisa meliputi kurangnya
infrastruktur, akses, dan minimnya penguatan literasi
digital (Jones dan Hafner, 2012). Menurut Jones dan
Hafner (2012), literasi disini bukan sekadar cara untuk
membuat makna, tetapi juga cara berhubungan dengan
orang lain dan menunjukkan siapa kita. Literasi juga terkait
cara melakukan sesuatu di dunia dan cara mengembangkan
ide-ide baru tentang dan solusi untuk masalah yang
dihadapi kita
c. Peta Jalan Literasi Digital
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital
Nation, yaitu masyarakat digital yang dibarengi pula
dengan pemerintah digital dan ekonomi digital.
Masyarakat digital meliputi aktivitas, penggunaan
aplikasi, dan penggunaan infrastruktur digital. Pemerintah
digital meliputi regulasi, kebijakan, dan pengendalian
sistem digital. Sementara itu, ekonomi digital meliputi
aspek SDM digital, teknologi penunjang, dan riset inovasi
digital. Indikator yang dipakai dalam menentukan
keberhasilan terwujudnya Indonesia Digital Nation
melalui peta jalan literasi digital diantaranya yaitu dari ITU,
IMD, dan Katadata.
d. Lingkup Literasi Digital
Kesenjangan digital merupakan konsep yang telah
lama ada. Pada awal mulanya, konsep kesenjangan
digital ini berfokus pada kemampuan memiliki
(ekonomi) dan mengoperasikan perangkat digital
(komputer) dan akses (Internet). Namun, konsep ini telah
berkembang menjadi beberapa aspek yang lebih
komprehensif. Penguatan Literasi Digital Di Indonesia,

21
sejak lama sudah dilakukan upaya penguatan literasi
digital. Pada Kurikulum 2006, mata pelajaran TIK
(Teknologi Informasi dan Komunikasi) sempat menjadi
bagian penting dibangku sekolah menengah dan atas.
Namun dihapus pada Kurikulum 2013, untuk kemudian
direstorasi di Kurikulum 2013 terbaru. Namun, penguatan
literasi digital tidak hanya datang dari Kemendikbud
selaku otoritas pendidikan beberapa lembaga pemerintah,
akademisi, dan nonpemerintah juga turut serta
e. Implementasi Literasi Digital
Transformasi digital di sektor pendidikan di
Indonesia bukanlah suatu wacana yang baru. Berbagai
perbincangan, regulasi pendukung, dan upaya konkret
menerapkan transformasi digital di lingkungan perguruan
tinggi dan semua tingkat sekolah di Indonesia telah
dilakukan. Jika sebelumnya berbagai wacana, kebijakan
pendukung, serta sosialisasi tentang era industri 4.0 belum
berhasil membuat industri pendidikan universitas, institut,
sekolah tinggi, politeknik, akademi, hingga sekolah dasar
dan menengah mencapai progress signifikan pada
transformasi digital pendidikan Indonesia, terjadinya
pandemi COVID-19 justru memberikan dampak luar biasa
dalam aspek ini (Suteki, 2020).
2.2.2.2. Manajemen ASN
1. Manajemen Kedudukan Peran, hak dan kewajiban,
Prilaku dan kode etik ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki
nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi poliyik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.

22
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia
sumber daya ASN yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
a) Kedudukan ASN
Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan,
memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan
PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
b) Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka
pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut :
• Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan public dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik.
 Pelayan publik

23
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
memberikan pelayanan public yang profesional dan
berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan
administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
 Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN
senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa
menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN
disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan
manajemen ASN, salah satu diantaranya atas persatuan
dan kesatuan.
c) Hak dan kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang
diberikan oleh hukum, suatu kepentingan yang
dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum.
Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut
atau layak diterima. Agar dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan
produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak PNS
dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai beriku

24
PNS Memperoleh :

1) gaji, tunjangan, dan fasilitas


2) cuti
3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4) perlindungan dan
5) pengembangan kompetensi
PPPK berhak memperoleh :
1) gaji dan tunjangan
2) cuti
3) perlindungan dan pengembangan kompetensi
Sedangkan kewajiban ASN adalah :
1) Setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945 dan NKRI
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan.
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran dan tanggung jawab.
6) Menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan, dan tindakan kepada setiap orang,
baik didalam maupun diluar kedinasan.
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
8) Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Negara
Kesatuan republic Indonesia.
d) Kode Etik dan Kode Prilaku ASN
Tujuan kode etik dank ode perilaku ASN adalah
unduk menjaga martabat dan kehormatan ASN diantaranya:
 Melaksanakan tugasnya dengan jujur,
bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi.
 Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.

25
 Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa
tekanan.
 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan dan etika pemerintahan
 Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat
atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain.
 Memberika informas secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan
 Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan.
 Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa
tekanan.
 Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan
dalam melaksanakan tugasnya.
 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.memegang teguh nilai
dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN.
 Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara
secara bertanggungjawab, efektif, dan efisien.
menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.

26
27

Anda mungkin juga menyukai