Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 1

KONSEP, KONTEKS, HAKIKAT, MINDSET


KEWIRAUSAHAAN DAN DUNIA BISNIS ENTREPRENEURSHIP
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah: Ekonomi Kreatif dan Kewirausahaan
Dosen pengampu: Muhamad Ruzaini Abdi, SE,. M.S.I

Oleh:

MUHAMMAD RENDRA PRAYOGA


Nim. 2114120420
SILVADAYANTI
Nim. 2114120427
RINA
Nim. 2114120465

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH
TAHUN 1444 H / 2023 M
KELAS ESY/4A
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi
ini dan menjadikannya sebagai makhluk sosial dan menugaskannya untuk menegakkan hukum
yang adil, agar manusia dapat hidup dengan baik dan damai. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepadda junjungan kita Nabi besar Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam,
yang telah banyak memberikan pelajaran kepada umatnya dan berinteraksi dengan sesama
makhluk Allah dan menegakkan keadilan serta kedamaian dengan hukum yang adil.
Berkat pertolongan dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep, Konteks, Hakikat, Mindset Kewirausahaan
Dan Dunia Bisnis Entrepreneurship. Walaupun masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna penulis sangat berharap agar para pembaca dapat memberikan kritik dan sarannya
guna membangun penyempurnaan makalah ini,sehingga diharapkan dapat menjadi sumber
acuan pembelajaran ke depannya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi
Kreatif dan Kewirausahaan, yang terhormat Muhamad Ruzaini Abdi, SE,. M.S.I atas
kesediaan menuntun penulis dalam penulisan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang telah ikut membantu dalam penyusunan dan pengumpulan
data dalam makalah ini. Tanpa bantuan teman-teman semua,tidak mungkin makalah ini dapat
disesuaikan dengan tepat waktu.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Palangka Raya, 6 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................................ 2

D. Metode Penelitian ........................................................................................................... 2

BAB II........................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3

A. Konsep, Konteks, Hakikat, Mindset Kewirausahaan dan Dunia Bisnis ......................... 3

B. Kewirausahaan dan Dunia Bisnis Entrepreneurship ....................................................... 8

BAB III .................................................................................................................................... 15

PENUTUP................................................................................................................................ 15

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 15

B. Saran ............................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian wirausaha secara umum adalah seorang yang berani berusaha secara
mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk
menciptakan sebuah peluang usaha, pengadaan produk baru, memasarkannya, serta
mengatur permodalan operasinya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih
tinggi, dengan segala resiko yang akan dihadapinya.1

Menurut Fang, pola pikir sebagai sesuatu yang terjadi di kepala seseorang, yang
memiliki kekuatan untuk mengontrol sikap seseorang dan berpotensi untuk
memengaruhi perilaku seseorang. Pola pikir (mindset) adalah cara memandang
terhadap sesuatu yang tertangkap oleh indra dan menghasilkan sikap yang terungkap
dalam perilaku dan menghasilkan nasib. Atau bisa juga diartikan semacam filter diri
sendiri untuk menafsirkan apa yang kita lihat dan kita alami. Pola pikir manusia bisa
diubah, dari pola pikir yang negatif ke positif, pecundang ke pemenang, pekerja
menjadi wirausaha.2

Pola pikir kewirausahaan adalah cara berpikir wirausaha yang mempengaruhi


sikap dan perilakunya dalam mencapai tujuan hidupnya khususnya dalam menjalankan
usahanya. Dalam memulai usaha dibutuhkan dua faktor penting, yang pertama skill dan
yang kedua adalah pola pikir kewirausahaan. Pola pikir kewirausahaan sangat penting
karena dengan pola pikir kewirausahaan seseorang akan termotivasi untuk produktif
dan melakukan inovasi-inovasi baru serta menciptakan peluang usaha yang
menguntungkan.3

Pola pikir Entrepreneurship berkarakter produktif, bukan konsumtif. Dia selalu


berusaha mencari cara baru untuk meningkatkan utilitas sumber daya secara efisien.
Dia selalu mencari alternatif bila sumber daya yang ada terbatas. Dia cenderung job
creator daripada sekedar job seeker. Semua karakter tersebut disebabkan oleh jumlah

1
Asnawati, Kewirausahaan Teori dan Contoh-Contoh Rencana Bisnis, 1 ed. (Malang: CV. Literasi
Nusantara Abadi, 2021), Hlm. 17.
2
Ibid., Hlm. 1.
3
Ibid., Hlm. 3.

1
total pola pikir yang positif, kreatif, keuangan, dan pola pikir yang di milikinya.pola
pikir produktif bisa ditumbuhkan apabila kita memahami dan menghargai kelimpahan
maupun keterbatasan yang ada. Dengan pola berpikir produktif, semua hambatan akan
di ubah menjadi peluang untuk meminimalisasi ancaman, dan semua kekuatan akan
menjadi suatu kesempatan untuk lebih dikembangkan kesempatannya.4

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan berikut beberapa hal yang akan
dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep, konteks, hakikat, dan mindset kewirausahaan?


2. Apa itu dunia bisnis entrepreneurship?

C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah di atas tujuan dari dibahasnya makalah ini ialah sebagai
berikut:
1. Mengetahui dan memahami konsep, konteks, hakikat, dan mindset kewirausahaan.
2. Mengetahui dan memahami dunia bisnis entrepreneurship.

D. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode


kepustakaan dengan mencari sumber-sumber data yang diperlukan dalam menulis
makalah ini sehingga dibutuhkan sejumlah buku, ebook serta jurnal yang sesuai dengan
pembahasan makalah.

4
Ibid., Hlm. 5.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep, Konteks, Hakikat, dan Mindset Kewirausahaan

1. Konsep Kewirausahaan
Wirausaha adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif,
dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan
peluang dan perbaikan hidup. Konsep kewirausahaan merujuk pada sifat, watak,
dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk
mewujudkan ide-ide inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata, dan dapat
mengembangkannya secara sungguh-sungguh.5
Thomas W. Zimmerer mengungkapkan bahwa kewirausahaan merupakan
proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan mencari
peluang yang dihadapi setiap orang dalam kehidupan sehari-hari.6 Inti dari
kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.
Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi, dan keberanian
menghadapi risiko yang dilakukan dengan cara bekerja keras untuk membangun
dan memelihara suatu usaha yang baru.7
Kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide
dan menemukan cara baru dalam memecahkan persoalan dan menghadapi peluang.
Sementara itu, inovasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas
dalam rangka memecahkan permasalahan dan membuka peluang untuk
meningkatkan atau menyejahterakan kehidupan. Para wirausaha akan berhasil
apabila dapat berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama
dikerjakan dengan cara yang baru. Ide kreatif akan muncul ketika wirausaha dapat
melihat sesuatu yang lama dan menjadikannya sesuatu yang baru atau berbeda.

5
Alexander Hery, Kewirausahaan Buku Ajar untuk Mahasiswa, ed. oleh Ratna Juwita Ningsih dan
Renika Veronika, 1 ed. (Bandung: Penerbit Yrama Widya, 2021), Hlm. 3.
6
Rintan Saragih, “Membangun Usaha Kreatif, Inovasi dan Bermanfaat melalui Penerapan
Kewirausahaan Sosial,” STIE LMII Medan 3, no. 2 (2017): Hlm. 27.
7
Alexander Hery, Kewirausahaan Buku Ajar untuk Mahasiswa, ed. oleh Ratna Juwita Ningsih dan
Renika Veronika, 1 ed. (Bandung: Penerbit Yrama Widya, 2021), Hlm. 3.

3
Kewirausahaan muncul ketika seseorang berani mengembangkan usaha-
usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas,
dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan
organisasi usaha. Oleh karena itu, wirausaha adalah orang yang mencari peluang
dan menciptakan organisasi untuk mengejar peluang tersebut.8
Berwirausaha berarti memadukan watak pribadi, keuangan, dan sumber
daya. Oleh karena itu, berwirausaha merupakan suatu pekerjaan atau karir yang
harus bersifat fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan, mampu mengambil
risiko, keputusan, dan tindakan untuk mencapai tujuan. Syarat berwirausaha adalah
harus memiliki kemampuan untuk menemukan dan memanfaatkan peluang,
mengumpulkan sumber daya yang diperlukan, dan bertindak untuk memperoleh
keuntungan dari peluang-peluang tersebut.9

2. Konteks Kewirausahaan
Secara kontekstual, seorang wirausaha dapat didefinisikan dari beberapa
sudut pandang dan konteks sebagai berikut.
a. Pandangan Ahli Ekonomi
Menurut ahli ekonomi, wirausaha adalah orang yang mengombinasikan
faktor-faktor produksi, seperti sumber daya alam, tenaga kerja atau sumber daya
manusia, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih
tinggi dari sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang yang
memperkenalkan perubahan-perubahan, melakukan inovasi, dan perbaikan
produksi. Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang
yang mengorganisasikan faktor-faktor produksi dan keanggotaan dengan tujuan
untuk memproduksi barang atau jasa.10
b. Pandangan Ahli Manajemen
Menurut ahli manajemen, wirausaha adalah seseorang yang memiliki
kemampuan dalam menggunakan dan mengombinasikan berbagai sumber daya,
seperti keuangan, bahan baku, tenaga kerja, keterampilan, dan informasi untuk
menghasilkan produk baru, proses produksi yang baru, bisnis baru, dan
organisasi usaha yang baru. Selain itu, wirausaha juga memiliki kemampuan

8
Ibid., Hlm. 3–4.
9
Ibid., Hlm. 4.
10
Ibid.

4
dalam mengombinasikan berbagai elemen internal, yang meliputi motivasi, visi,
komunikasi, optimisme, dorongan, semangat, dan kemampuan untuk
memanfaatkan peluang yang ada.11
c. Pandangan Pelaku Bisnis
Dalam konteks bisnis, wirausaha adalah seseorang yang menciptakan
suatu bisnis baru dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan
berbagai sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut.12
d. Pandangan Psikolog
Menurut psikolog, wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan
yang kuat dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan, senang
melakukan eksperimen untuk menunjukkan kebebasan dirinya di luar
kekuasaan orang lain.13
e. Pandangan Pemodal
Menurut pemodal, wirausaha adalah orang yang menciptakan
kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan
sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang
menyenangkan masyarakat.14

3. Hakikat Kewirausahaan
Pada hakikatnya, kewirausahaan adalah kemampuan untuk selalu kreatif
dan inovatif. Hal ini merupakan modal dasar, kiat, dan sumber daya untuk
menciptakan peluang agar meraih kesuksesan dalam berusaha atau mencapai tujuan
hidup. Banyak orang atau perusahaan yang sukses karena memiliki kemampuan
berpikir kreatif dan inovatif.15
Kreativitas adalah proses berpikir untuk menghasilkan ide-ide dan gagasan-
gagasan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan
berbeda inilah yang dikenal sebagai nilai tambah, keunggulan, daya saing, dan

11
Ibid.
12
Ibid., Hlm. 5.
13
Ibid.
14
Ibid.
15
Ibid.

5
peluang. Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah melalui
proses kombinasi berbagai sumber daya dengan cara-cara yang baru dan berbeda.16
Nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui pengembangan teknologi
baru, penemuan pengetahuan baru, perbaikan produk dan jasa yang sudah ada, dan
penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih
banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit. Jadi, kewirausahaan merupakan
suatu kemampuan.17 Dari berbagai konsep dan pandangan yang telah dikemukakan
sebelumnya, ada enam hakikat penting dari kewirausahaan, yaitu mencakup hal-hal
sebagai berikut:
a. Kewirausahaan adalah nilai yang diwujudkan dalam perilaku, yang dijadikan
dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil
bisnis.
b. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda.
c. Kewirausahaan adalah proses mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan atau usaha.
d. Kewirausahaan adalah nilai yang diperlukan untuk memulai dan
mengembangkan usaha.
e. Kewirausahaan adalah proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan
berbeda, yang dapat memberikan manfaat serta nilai lebih.
f. Kewirausahaan adalah usaha untuk menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengombinasikan berbagai sumber daya melalui cara-cara yang baru dan
berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat
diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan,
menghasilkan barang dan jasa yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa
yang sudah ada, dan menemukan cara untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen.18
Secara keseluruhan, kewirausahaan memiliki hakikat yang sama, yaitu
merujuk pada sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang
mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan ide-ide inovatifnya ke dalam dunia

16
Ibid.
17
Ibid., Hlm. 4–5.
18
Ibid., Hlm. 6–7.

6
usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya secara utuh. Oleh karena itu,
kewirausahaan dapat diartikan sebagai kemampuan berkreasi dan melakukan
inovasi untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, yang dijadikan sebagai
dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan perjuangan
untuk menghadapi tantangan hidup dan usaha.19

4. Mindset Kewirausahaan
Menurut McGrath dan MacMillan (2000) pada umumnya wirausaha
memiliki (lima) mindset pola pikir, yakni:
a. Mereka sangat bersemangat dalam melihat/mencari peluang-peluang baru
dengan tetap selalu waspada, selalu mencari peluang untuk mendapatkan
keuntungan dari perubahan dan hambatan dalam perjalanan bisnis. Mereka akan
memiliki pengaruh yang sangat besar ketika mereka menciptakan keseluruhan
model bisnis yang baru dari cara memperoleh penghasilan, membuat
pembiayaan, menjalankan operasional, dan keseluruhan kegiatan industri.
b. Mereka mengejar peluang dengan disiplin yang ketat. Umumnya wirausahawan
tidak hanya bersiap untuk peluang yang kecil tetapi mereka langsung
mengambil tindakan terhadap peluang-peluang yang belum tergali. Mereka
sering mengkaji ulang koleksi ide-ide mereka, tetapi mereka merealisasikannya
hanya ketika hal itu diperlukan. Mereka melakukan investasi hanya jika arena
suatu kompetisi menarik mereka dan peluang yang ada sudah matang.
c. Mereka hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar
peluang lain yang melelahkan diri dan organisasi mereka. Meskipun
kebanyakan wirausahawan adalah orang-orang yang berada, untuk mencapai
kesuksesan besar tetap memerlukan kedisiplinan dalam membatasi jumlah
proyek yang ingin mereka raih. Mereka mengikuti portofolio dari peluang
dengan kendali yang sangat ketat dalam berbagai tahap, pengembangan.
Mereka cenderung menerapkan strategi yang kuat pada proyek mereka yang
telah mereka pilih dibandingkan dengan melonggarkan usaha mereka yang
terlalu melebar.
d. Mereka fokus pada pelaksanaan, khususnya yang bersifat adaptif. Orang-orang
dengan kerangka berpikir wirausaha akan memilih melakukan apa yang telah

19
Ibid., Hlm. 7.

7
mereka tetapkan daripada menganalisis ide baru yang menghancurkan.
Adaptasi yang mereka lakukan dengan mengubah arah kerja sesuai dengan
peluang yang nyata dan mengambil langkah terbaik untuk merealisasikannya.
e. Mereka mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan
mereka. Kebiasaan wirausaha di antaranya adalah melibat-kan banyak orang
baik dari dalam atau luar organisasi dalam mewujudkan peluang mereka.
Mereka memilih membuat dan menyebarkan jaringan kerja daripada
mengerjakannya sendiri. Mereka memberdayakan berbagai potensi intelektual
dan sumber daya manusia untuk membantu mereka mencapai tujuan sebaik
mungkin.20

B. Dunia Bisnis Entrepreneurship

1. Dunia Enterpreneurship
Entrepreneur, berasal dari bahasa Inggris, artinya usahawan atau
pengusaha. Usahawan atau pengusaha, dalam aktifitas sehari-hari disebut juga
dengan pebisnis. Dan segala aktifitas pada pebisnis atau pengusaha disebut dengan
bisnis. Karena aktifitas pebisnis tidak lain adalah bisnis itu sendiri yang melibatkan
waktu dan setiap waktu yang digunakan dalam berbisnis dihitung dengan nilai
usaha, di mana nilai usaha tersebut adalah keuntungan bisnis.21 Dalam konteks
bisnis, seorang enterpreneurship membuka usaha-usaha baru (new ventures) yang
menyebabkan munculnya produk baru atau ide baru tentang penyelenggaraan jasa-
jasa.22 Ada sejumlah karakteristik tipikal enterpreneurship yang antara lain
mencakup:
a. Lokus pengendalian internal: para pengusaha beranggapan bahwa mereka
berkemampuan untuk mengendalikan nasib mereka sendiri, mereka mampu
mengarahkan diri mereka, dan mereka menyukai otonomi.
b. Tingkat energi tinggi: para wirausaha merupakan manusia yang gigih, bersedia
bekerja keras, dan bersedia berusaha ekstra untuk mencapai keberhasilan.

20
Rambat Lupiyiadi, Entrepreneurship from Mindset to Strategy, 2 ed. (Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007), Hlm. 24.
21
Eko Agus Alfianto, “Kewirausahaan: Sebuah Kajian Pengabdian Kepada Masyarakat,” Jurnal
Heritage 1, no. 2 (2012): Hlm. 33.
22
J Winardi, Entrepreneur & Entrepreneurship, 2 ed. (Jakarta: Kencana, 2005), Hlm. 16.

8
c. Kebutuhan tinggi akan prestasi: Para wirausaha termotivasi untuk bertindak
secara individu untuk melaksanakan pencapaian tujuan-tujuan yang menantang.
d. Toleransi terhadap ambiguitas: para pengusaha merupakan manusia yang siap
menerima risiko; mereka menoleransi situasi-situasi yang menunjukkan tingkat
kedinginan yang tinggi.
e. Kepercayaan diri: para pengusaha merasa dirinya kompeten, dan mereka yakin
akan diri mereka sendiri, dan mereka siap mengambil keputusan-keputusan.
f. Berorientasi pada tindakan: para pengusaha berusaha agar mereka bertindak
mendahului munculnya masalah-masalah, mereka ingin menyelesaikan tugas-
tugas mereka secepat mungkin dan mereka tidak bersedia menghamburkan
waktu yang berharga.23

2. Seorang Enterpreneurship
Seorang enterpreneurship adalah seseorang yang menciptakan sebuah
bisnis baru, dengan menghadapi risiko dan ancaman, dan yang bertujuan untuk
mencapai laba serta pertumbuhan melalui pengidentifikasian peluang-peluang
melalui kombinasi sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mendapatkan
manfaatnya.24 Berikut adalah sejumlah elemen dari profil enterpreneurship
tersebut:
a. Tanggung Jawab
Para enterprenrurship memiliki tanggung jawab mendalam terhadap
hasil usaha yang dibentuk mereka. Mereka sangat berkeinginan untuk mampu
mengendalikan sumber-sumber daya mereka sendiri, dan memanfaatkannya
untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan mereka.25
b. Preferensi untuk menghadapi risiko moderat
Perlu diingatkan bahwa para pengusaha bukanlah pihak yang bersedia
menerima risiko apapun juga, tetapi mereka justru merupakan penerima risiko
yang telah diperhitungkan dengan matang (calulated risk taker).26
c. Keyakinan dalam kemampuan mereka untuk mencapai keberhasilan

23
Ibid., Hlm. 16–17.
24
Ibid., Hlm. 17.
25
Ibid.
26
Ibid.

9
Para wirausahawan secara tipikal memiliki keyakinan besar terhadap
kemampuan mereka untuk mencapai keberhasilan. Mereka cenderung bersikap
optimis, sehubungan dengan kemungkinan-kemungkinan mereka mencapai
kesuksesan, dan biasanya optimisme mereka berlandaskan realita.27
d. Keinginan untuk segera mencapai umpan balik (feedback)
Para pengusaha menikmati tantangan-tantangan sehubungan dengan
upaya mengelola sebuah bisnis, dan mereka ingin mengetahui bagaimana hasil-
hasil yang dicapai mereka, dan secara konstan mereka mencari (informasi)
umpan balik.28
e. Energi tingkat tinggi
Para wirausahawan lebih energik, dibandingkan dengan orang rata-rata.
Energi tersebut mungkin merupakan faktor kritis. Jam kerja lama, dan upaya
kerja keras sudah merupakan peraturan bagi para wirausaha.29
f. Orientasi ke depan
Para wirausahawan memiliki ketajaman yang kuat untuk mencari serta
menemukan peluang-peluang, Mereka melihat ke depan, dan mereka kurang
begitu memperhatikan apa yang telah dilakukan kemarin, dibandingkan dengan
apa yang akan dilakukan besok.30
g. Membangun sebuah perusahaan dari titik nol, seolah-olah akan menyusun
sebuah gambar penuh liku-liku teka-teki
Para wirausahawan mengetahui cara-cara menarik dan menempatkan
orang-orang yang tepat guna melaksanakan sesuatu tugas. Melalui upaya secara
efektif mengkombinasikan orang-orang dan pekerjaan, hal tersebut
memungkinkan para wirausaha untuk mentransformasi visi mereka menjadi
kenyataan.31
h. Lebih dipentingkannya peraihan prestasi dibandingkan dengan upaya
mendapatkan uang
Salah satu konsepsi keliru tentang para wirausaha adalah bahwa mereka
hanya didorong oleh hasrat untuk mendapatkan uang. Justru sebaliknya,
pencapaian prestasi merupakan faktor primer yang memotivasi di lingkungan

27
Ibid., Hlm. 18.
28
Ibid.
29
Ibid.
30
Ibid.
31
Ibid., Hlm. 19.

10
para wirausaha, uang hanya sekedar ketidakseimbangan atas prestasi yang
diraih hal mana merupakan sebuah simbol prestasi.32

3. Jenis-Jenis Entrepreneurship
Jenis-jenis entrepreneurship menurut Clarence Danhof yaitu sebagai
berikut:
a. Inovating Entrepreneurship, demikian dicirikan oleh pengumpulan informasi
secara agresif serta analisis tentang hasil-hasil yang digapai dari kombinasi-
kombinasi baru factor-faktor produksi.
b. Imitative Entrepreneurship, demikian dicirikan oleh kesediaan untuk
menerapkan inovasi-inovasi yang berhasil diterapkan oleh kelompok para
innovating entrepreneur.
c. Fabian Entrepreneurship, demikian dicirikan oleh sikap yang teramat berhati-
hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan peniru-peniru menjadi
jelas sekali, bahwa apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan
kehilangan posisi relative mereka di dalam industri yang bersangkutan.
d. Drone Entrepreneurship, demikian dicirikan oleh penolakan untuk
memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan
dalam rumah produksi, sekalipun hal tersebut akan mengakibatkan mereka
merugi dibandingkan dengan para produsen lainnya.33

4. Sejumlah Karakteristik Entrepreneur Yang Berhasil


Beberapa di antara karakteristik yang berkaitan dengan persoalan
kewirausahaan dapat dipelajari, tetapi ada juga yang sulit dipelajari. Ada sepuluh
macam karakteristik yang dapat dipelajari.34 Adapun ciri-ciri tersebut sebagai
berikut:
a. Komitmen dan determinasi yang tiada batas
Ketika kita bertanya kepada sejumlah pengusaha: "apa sajakah yang
dianggap mereka sebagai bahan ramuan (ingredient) dalam keberhasilan yang
diraih mereka?", maka seringkali karakteristik nomor satu ini disebut. Tingkat
komitmen para pengusaha biasanya dapat terganggu oleh kesediaan mereka

32
Ibid., Hlm. 19.
33
Ibid., Hlm. 20–21.
34
Ibid., Hlm. 37.

11
untuk merusak kondisi kesejahteraan pribadi mereka, oleh kesediaan mereka
untuk menginvestasi waktu, mengukur standar kehidupan yang lebih rendah,
dibandingkan dengan standar hidup yang sebenarnya dapat dinikmati mereka,
dan bahkan mengorbankan waktu berkumpul dengan keluarga mereka.35
b. Dorongan atau rangsangan yang kuat untuk mencapai prestasi
Salah satu di antara motivator-motivator yang kuat, yang mendorong
para wirausaha adalah kebutuhan untuk meraih prestasi. Mereka secara tipikal
dirangsang oleh kebutuhan untuk melampaui hasil-hasil yang dicapai mereka
pada masa lampau; uang makin kurang berarti sebagai motivator, dan uang lebih
banyak dijadikan alat untuk mengukur hingga di mana pencapaian prestasi
mereka. Orientasi ke arah peluang-peluang serta tujuan-tujuan.36
c. Orientasi kea rah peluang-peluang serta tujuan-tujuan
Para wirausahawan yang berhasil, cenderung memusatkan perhatian
mereka pada peluang-peluang, yang mewakili kebutuhan-kebutuhan yang
belum terpenuhi atau menuntut adanya pemecahan-pemecahan. masalah-
masalah yang mereka (para pengusaha) sangat berorientasi pada tujuan, dalam
rangka upaya mengejar peluang-peluang yang teridentifikasi.37
d. Lokus pengendalian internal
Para pengusaha yang berhasil, sangat yakin akan diri mereka sendiri.
Riset yang dilakukan orang telah menunjukkan bahwa mereka beranggapan
(bahkan berkeyakinan) bahwa mereka sendiri yang mengendalikan "nasib"
perusahaan mereka, dan bukan kekuatan- kekuatan luar yang mengendalikan
dan menentukan hasil-hasil yang akan diraih mereka. Para pengusaha yang
berhasil juga menyatakan sangat realistis tentang kekuatan serta kelemahan
mereka sendiri dan rekanan mereka dan apa saja yang dapat dilakukan mereka,
dan apa yang tidak mungkin dilakukan mereka.38
e. Toleransi terhadap ambiguitas
Para pengusaha, yang baru memulai usaha baru mereka, menghadapi
kebutuhan untuk mengimbangkan pengeluaran- pengeluaran untuk gaji dan
upah karyawan mereka dengan hasil (pendapatan) yang diperoleh mereka.

35
Ibid., Hlm. 38.
36
Ibid.
37
Ibid.
38
Ibid., Hlm. 39.

12
Pekerjaan-pekerjaan secara konstan berubah, para pelanggan silih berganti, dan
ringkasan dan kejutan- kejutan merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Para
pengusaha menerima hal-hal yang dikemukakan sebagai bagian dari kehidupan
mereka.39
f. Keterampilan dalam hal menerima risiko yang diperhitungkan
Para pengusaha iibarat para pilot pesawat udara, selalu menghadapi
risiko yang diperhitungkan. Mereka berupaya menggunakan energi untuk
mengurangi risiko tersebut.40
g. Kurangnya persepsi akan kebutuhan status dan kekuasaan
Memang harus diakui, bahwa kekuasaan serta status diraih oleh para
wirausahawan yang berhasil, tetapi sang wirausahawan yang berhasil
memusatkan perhatiannya pada peluang-peluang, para pelanggan, pasar,
persaingan dibandingkan dengan status atau kekuasaan atas pihak lain.41
h. Kemampun untuuk memecahkan masalah-masalah
Para wirausaha yang berhasil menemukan masalah-masalah yang dapat
mempengaruhi keberhasilan mereka, dan secara metedologis mereka berusaha
untuk memecahkannya. Mereka tidak terintimidasi oleh situasi-situasi sulit.
Mereka dapat menyuarakan desisif (berani mengambil keputusan) dan mereka
dapat menunjukkan kesabaran apabila perspektif jangka panjang dianggap
sebagai hal yang tepat.42
i. Kebutuhan tinggi untuk mendapatkan "umpan-balik" (feedback)
Bagaimana perkembangan usaha kita? Pertanyaan demikian selalu
mukim di benak para pengusaha. Para pengusaha secara agresif mencari umpan
balik (informasi) yang memungkinkan mereka mempercepat kemajuan dan
efektivitas mereka. Secara instinktif mereka membina hubungan dengan orang-
orang, untuk mendapatkan pelajaran dari mereka, yang menimbulkan dampak
sekunder diekspansinya jejaring kerja mereka (jaringan) berupa kontak-kontak
dan pengaruh yang bermanfaat.43
j. Kemampuan untuk menghadapi kegagalan secara efektif

39
Ibid.
40
Ibid.
41
Ibid., Hlm. 40.
42
Ibid.
43
Ibid.

13
Para wirausahawan tidak takut akan kegagalan, memang mereka sangat
mendambakan keberhasilan, tetapi jika harus, mereka menerima kegagalan dan
memanfaatkannya sebagai suatu cara untuk belajar, bagaimana cara lebih baik
memanaje pada masa mendatang.44

44
Ibid.

14
BABIII

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari materi yang sudah kami jabarkan di atas, bisa diambil beberapa
kesimpulan:
1. Wirausaha adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif, dengan
jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang
dan perbaikan hidup. Pada hakikatnya, kewirausahaan adalah kemampuan untuk
selalu kreatif dan inovatif. Hal ini merupakan modal dasar, kiat, dan sumber daya
untuk menciptakan peluang agar meraih kesuksesan dalam berusaha atau mencapai
tujuan hidup. Banyak orang atau perusahaan yang sukses karena memiliki
kemampuan berpikir kreatif dan inovatif.
2. Entrepreneur, berasal dari bahasa Inggris, artinya usahawan atau pengusaha.
Usahawan atau pengusaha, dalam aktifitas sehari-hari disebut juga dengan pebisnis.
Dan segala aktifitas pada pebisnis atau pengusaha disebut dengan bisnis. Karena
aktifitas pebisnis tidak lain adalah bisnis itu sendiri yang melibatkan waktu dan
setiap waktu yang digunakan dalam berbisnis dihitung dengan nilai usaha, di mana
nilai usaha tersebut adalah keuntungan bisnis. Dalam konteks bisnis, seorang
enterpreneurship membuka usaha-usaha baru (new ventures) yang menyebabkan
munculnya produk baru atau ide baru tentang penyelenggaraan jasa-jasa.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini penulis menyadari banyak sekali kekurangan yang
jauh dari kata sempurna. Tentunya penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu kepada sumber dan keritik yang bisa membangun dari pembaca. Disarankan
kepada pembaca agar memberikan masukan dan menggali lebih dalam dan mencari
referensi lain untuk menjadi bahan acuan pembelajaran dan wawasan yang lebih luas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alfianto, Eko Agus. “Kewirausahaan: Sebuah Kajian Pengabdian Kepada Masyarakat.” Jurnal
Heritage 1, no. 2 (2012): 33–42.

Asnawati. Kewirausahaan Teori dan Contoh-Contoh Rencana Bisnis. 1 ed. Malang: CV.
Literasi Nusantara Abadi, 2021.

Hery, Alexander. Kewirausahaan Buku Ajar untuk Mahasiswa. Disunting oleh Ratna Juwita
Ningsih dan Renika Veronika. 1 ed. Bandung: Penerbit Yrama Widya, 2021.

Lupiyiadi, Rambat. Entrepreneurship from Mindset to Strategy. 2 ed. Jakarta: Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007.

Saragih, Rintan. “Membangun Usaha Kreatif, Inovasi dan Bermanfaat melalui Penerapan
Kewirausahaan Sosial.” STIE LMII Medan 3, no. 2 (2017): 26–34.

Winardi, J. Entrepreneur & Entrepreneurship. 2 ed. Jakarta: Kencana, 2005.

16

Anda mungkin juga menyukai