Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN


KOMPETITIF
MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Disusun Oleh :

Kelompok 7 : - ERIK RIALDI RISWANTO

- ERIX FIRMANSYAH

- FAUZI ASRURI

- SEFRIZA ZEN

UNIVERSITAS ISLAM AN-NUR (UNISAN)


LAMPUNG
TAHUN 2023 M / 1444H
KATA PENGANTAR

Ucapan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


memberikan kekuatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
yang membahas tentang Teknologi Informasi untuk Keunggulan Kompetitif. Tak
lupa pula shalawat dan salam kami haturkan kepada Rasulullah SAW yang telah
membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh petunjuk ini. Kami
telah semaksimal mungkin membuat tugas ini dengan baik dan teliti. Sebelumnya
kami mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada :
Bapak Arifin M.m Selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen Perbankan Syariah. Akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
kami berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak akademisi, umum,
dan praktisi.

Lampung, 15 Agustus 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar........................................................................................................ ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1

BAB II Pembahasan
A. Sistem Informasi....................................................................................2
B. Jenis jenis dasar sumber daya informasi................................................2
C. Dimensi informasi ........................................................................................3
D. Informasi pada tahap – tahap Manajemen .............................................4
E. Pengelolaan Sistem Informasi yang dapat digunakan untuk Keunggulan
Kompetitif..............................................................................................6
F. Dimensi-dimensi keunggulan kompetitif...............................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................9
B. Penutup.................................................................................................9

Daftar Pustaka........................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Informasi dalam sebuah perusahaan atau organisasi sangatlah dibutuhkan demi
mencapai tujuan-tujuan yang berhubungan dengan kebijakan atau keputusan organisasi,
untuk itu dalam perjalanannya mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkan sebuah sistem yang
mengatur arus informasi yang akan diperoleh oleh perusahaan.

Dalam upaya mencapai keberhasilan manager sangat menyadari pengaruh dari sumber
daya dalam lingkungan perusahaan. Perusahaan berusaha untuk memperoleh keunggulan
kompetitif dengan mengelola sumber daya, termasuk informasi. Sumber daya informasi
perusahaan mencakup lebih dari sekedar informasi. Sumber daya tersebut berupa perangkat
keras, fasilitas, perangkat lunak, data, para spesialis informasi dan para pemakai informasi.

Bagi suatu perusahaan penting memandang teknologi informasi sebagai perangkat yang
penting dan juga sebagai kebutuhan yang kompetitif, bukan hanya sebagai sesuatu yang
dianggap komplek dan mahal. Teknologi Informasi menciptakan peluang untuk membangun
keunggulan kompetitif mulai dari memasarkan produk hingga mampu bertahan menghadapi
pesaing.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sistem informasi ?
2. Apa saja jenis-jenis dasar sumber daya informasi ?
3. Bagaimana dimensi informasi ?
4. Bagaimana informasi pada tahap-tahap Manajemen ?
5. Bagaimana pengelolaan sistem informasi yang dapat digunakan untuk keunggulan
kompetitif ?
6. Bagaimana dimensi-dimensi keunggulan kompetitif ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang
berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk
mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi.

Dalam Ensiklopedia Manajemen yang disusun oleh Drs. Komaruddin dijelaskan


sebagai berikut :

Sistem informasi manajemen adalah pendekatan yang terorganisasi dan terencana


untuk memberi eksekutif bantuan informasi yang tepat yang memberi kemudahan bagi proses
manejemen.1

Selain mendukung pembuatan keputusan, koordinasi dan pengawasan, sistem informasi


dapat membantu manajer dalam menganalisa masalah, masalah-masalah kompleks dan
menciptakan produk-produk baru. Sistem informasi ini terdiri dari informasi tentang orang,
tempat dan sesuatu dalam organisasi atau lingkungan yang melingkupinya.

Tiga aktivitas yang terjadi pada sistem informasi adalah input, processing, output. Input
adalah sekumpulan data mentah dalam organisasi maupun luar organisasi untuk diproses dalam
suatu sistem informasi. Processing adalah konversi/pemindahan, manipulasi dan analisis input
mentah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi manusia. Output adalah distribusi informasi
yang sudah diproses ke anggota organisasi dimana output tersebut akan digunakan. Informasi
dalam hal ini juga membutuhkan umpan balik (feedback) yakni output yang dikembalikan ke
anggota organisasi yang berkepentingan untuk membantu mengevaluasi atau memperbaiki
output.

B. Jenis jenis dasar sumber daya informasi


➢ Peranti keras computer
➢ Peranti lunak computer
➢ Spesialis informasi

2
➢ Pengguna
➢ Fasilitas
➢ Database
➢ Informasi
Ketika manajer memutuskan untuk menggunakan informasi guna mencapai
keunggulan kompetitif, mereka harus mengelola sumber daya ini agar dapat meraih hasil yang
diinginkan. Informasi, sama seperti sumber daya lainya, memerlukan manajemen. Para
manajer memastikan bahwa data mentah yang telah dikumpulkan dan kemudian diproses
menjadi informasi yang bermanfaat. Manajer kemudian memastikan bahwa individu-individu
yang tepat akan menerima informasi dalam bentuk yang tepat dan pada waktu yang tepat
sehingga ia dapat dipergunakan. Terakhir, manajer akan menuang informasi yang telah
melewati masa manfaatnya dan menggantinya dengan informasi terbaru dan akurat. Semua
aktivitas ini mengakusisi data, memproses data menjadi informasi, menggunakan dan
mengkomunikasikan informasi dengan cara yang paling efektif dan menghapus informasi pada
waktu yang tepat disebut manajemen pengetahuan (knowledge management).

C. Dimensi informasi
Ketika pengembang sistem mendefinisikan output yang diberikan oleh prosesor
informasi, mereka akan mempertimbangkan empat dimensi dasar informasi, keempat dimeni
yang diinginkan ini akan dapat menambah nilai dari informasi tersebut.

• Relevansi. Informasi memiliki relevansi jika informasi tersebut berhubungan dengan


masalah yang sedang dihadapi. Pengguna seharusnya dapat memilih data yang diperlukan
tanpa harus melewati dahulu sejumlah fakta-fakta yang tidak berhubungan. Data yang
relevan dengan pengambilan keputusan yang akan diambil saja yang akan di sebut sebagai
informasi.
• Akurasi. Idealnya, seluru informai seharusnya akurat. Akan tetapi, fitur-fitur yang
memberikan kontribusi kepada tingkat akurasi sistem akan menambah biaya dari sistem
informasi tersebut. Karena hal ini para pengguna sering kalau terpaksa harus menerima
tingkat akurasi yang kurang dari 100 persen. Aplikasi-aplikasi lainya, seperti peramalan
ekonomi jangka panjang dan laporan-laporan statistik, sering kali masih tetap bermanfaat
meskipun data yang dipergunakan kurang dari 100persen akurat.

3
• Ketepatan waktu. Informasi hendaknya tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum
situasi yang genting berkembang atau hilangnya peluang yang ada. Para pengguna
hendaknya dapat memperoleh informasi yang menguraikan apa yang sedang terjadi saat
ini, selain dari apa yang telah terjadi di masa lalu. Informasi yang tiba setelah suatu
keputusan diambil tidak akan memiliki nilai yang bermanfaat.
• Kelengkapan. Para pengguna hendaknya dapat memperoleh informasi yang menyajikan
suatu gambaran lengkap atas suatu masalah tertentu atau solusinya. Namun, sistem
hendaknya juga tidak menenggelamkan pengguna dalam lautan informasi. Istiah kelebihan
muatan informasi menunjukkan bahwa memiliki informasi yang terlalu banyak juga dapat
memberikan kerugian. Pengguna hendaknya dapat menentukan jumlah rincian yang
dibutuhkan. Informasi dikatakan lengkap jika memiliki agregasi yang tepat dan mendukung
semua area dimana keputusan akan di ambil.
Biasanya yang terbaik adalah membiarkan pengguna menentukan sendiri dimensi
informasi yang dibutuhkannya. Bilamana dbutuhkan , spesialis informasi dapat membantu
pengguna melakukan pendekatan atas pekerjaan ini dengan cara-cara yang logis.2

D. Informasi pada tahap-tahap Manajemen


Arus informasi dalam suatu jaringan komunikasi merupakan garis hidup suatu bisnis.
Seumpama darah yang mengalir dalam urat nadi dan urat-urat sebuah tubuh.

Setiap tahap manajemen memerlukan informasi yang berbeda, yang pada gilirannya
dapat berbeda pula dalam tekhnik atau cara penyampaiannya. Penjelasannya adalah sebagai
berikut :

1. Informasi untuk perencanaan


Informasi yang diperuntukan perencanaan dibutuhkan para manajer untuk mengetahui
:

a) Sumber (resource) yang diperlukan bagi pelakasanaan yang meliputi dana, tenaga, alat
dan keahlian dari para pelaksana;

2
Arif Wibowo, Paper Sistem Informasi Manajemen, Universitas 17 Agustus 1945, Semarang, 2014,
hlm. 11-13.

4
b) Fasilitas untuk menggunakan sumber tersebut di atas, misalnya fasilitas dalam
hubungan dengan pengangkutan;
c) Nilai atau ukuran dari masing-masing sumber untuk menyelesaikan suatu aktivitas,
misalnya jam kerja secara perorangan (manhour) untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
d) Ramalan terhadap hasil dari penggunaan sumber;
e) Motivasi para pekerja yang akan melaksanakan rencana yang sedang dipersiapkan.
Jelas bahwa informasi yang diperlukan untuk perencanaan itu harus dapat diperoleh
sang manajer dalam waktu yang tepat, dan di lain pihak ia pun harus berusaha menyampaikan
informasi kepada orang lain secepat-cepatnya.

2. Informasi untuk Penggiatan


Titik berat informasi untuk tahap penggiatan ini terletak pada :

a) Kecermatan dari isi pesan yang dikandung (accuaracy)


b) Ketepatan waktu dalam penerimaan dan penyampaian (timeliness).
Pentingnya kedua faktor itu adalah dalam hubungannya dengan keharusan terjadinya
sinkronisasi antara implementasi suatu bagian dengan bagian lain.

Informasi yang tidak cermat isi pesannya dan tidak tepat diterimanya bisa menimbulkan
kerugian yang besar, baik yang menyangkut biaya, tenaga, maupun waktu, yang
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan.

3. Inromasi untuk Pengawasan


Sebenarnya pengawasan tidak perlu dibentuk lembaga atau tim khusus, sebagaimana
sering kita saksikan pada beberapa instansi, karena fungsi pengawasan melekat pada manajer.
Wewenang dapat didelegasikan kepada salah seorang anggota staf pimpinan.

Para manajer menghendaki suatu sistem informasi pada tahap pengawasan yang
mencakup tatacara yang dapat :

a) Mencatat dan menunjukan hal-hal yang sedang berlangsung menurut jadwal


pelaksanaan;
b) Mencatat bagaimana jadwal pelaksanaan itu diimplementasikan;

5
c) Melaporkan, jika jadwal atau implementasinya menyimpang dari rencana yang
ditetapkan pada tahap perencanaan, sehingga dapat dilakukan tindakan-
tindakan korektif.
Manajer yang baik akan senantiasa melakukan pengawasan secara periodik dan
seksama. Jika bawahan tidak menyampaikan laporan sebagai kewajibanya, maka si manajer
terus-menerus menanyakan dengan mempersiapkan sanksi-sanksi secara administratif.
Sesekali melakukan pengawasan serta-merta (on the spot) ke eselon paling bawah. Merupakan
tindakan terpuji. Yang bagi seluruh eselon akan merupakan isyarat untuk selalu waspada, yang
selanjutnya akan membuat dirinya takut untuk berlaku jujur.

E. Pengelolaan Sistem Informasi yang dapat digunakan untuk Keunggulan kompetitif


Loundon (1996) memberi dua bentuk dari perusahaan dan lingkungannya dalam
mengidentifikasi wilayah bisnis dimana sistem informasi dapat memberikan keunggulan
kompetitif, yaitu :

1. Model Kekuatan Kompetitif (Competitive Forces Model)


Model kekuatan kompetitif ini digunakan untuk menjelaskan interaksi pengaruh-
pengaruh eksternal, khususnya ancaman dan kesempatan, yang mempengaruhi strategi suatu
organisasi dan kemampuan untuk bersaing. Dalam model ini perusahaan menghadapi sejumlah
ancaman dan kesempatan dari luar berupa ancaman dari pesaing baru yang masuk ke pasar,
tekanan dari produk atau jasa pengganti, kekuatan tawar menawar konsumen, kekuatan tawar
menawar pemasok, dan positioning pesaing industri tradisional.

Keunggulan kompetitif dalam hal ini dapat dicapai dengan memperkuat kemampuan
perusahaan untuk bernegosiasi dengan pelanggan, pemasok produk dan jasa pengganti, dan
pemain baru dipasar, yang pada gilirannya dapat mengubah keseimbangan kekuatan antara
perusahaan dan pesaing lain dalam industri yang dimasuki oleh perusahaan. Perusahaan dapat
menggunakan empat strategi dasar persaingan, yaitu :

a. Diferensiasi produk : perusahaan dapat mengembangkan kesetiaan merek dengan


menciptakan produk dan jasa unik yang dapat secara mudah dibedakan dari pesaing.
b. Diferensiasi fokus : perusahaan dapat menciptakan ceruk pasar baru dengan
mengidentifikasikan target khusus untuk produk atau jasa yang dapat berfungsi sebagai

6
barang superior. Perusahaan dapat menyediakan produk atau jasa khusus sehingga
target pasar yang sempit tersebut lebih baik dari pada pesaing yang ada dan mengurangi
pesaing potensial baru.
c. Mengembangkan keteraitan yang ketat dengan konsumen dan pemasok, dan pemasok;
perusahaan dapat mencipitakan ikatan dengan pelanggan dan pemasok dan “mengunci”
pesaing untuk masuk ke produk yang dijual, dan cara ini mengikat pemasok untuk
mengirim sesuai jadwal dan struktur harga yang ditetapkan oleh perusahaan pembeli.
Hal ini menimbulkan biaya pertukaran (switvhing cost) dan mengurangi kekuatan tawar
terhadap pelanggan dan pemasok.
d. Dengan menjadikan produsen yang berbiaya rendah ; untuk mencegah pesaing baru
memasuki pasar mereka, peusahaan dapat menghasilkan produk dan jasa dengan harga
yang lebih rendah daripada pesaing tanpa mengorbankan kualitas dan tingkat jasa yang
diberikan.3

2. Model Rantai Nilai (Value Chain)


Model rantai nilai ini memfokuskan pada kegiatan utama atau pendukung yang
menambah margin nilai bagi produk atau jasa perusahaan, dimana sistem informasi dapat
dieterapkan dengan baik dalam mencapai keunggulan kompetitif. Model ini dapat menjadi
pelengkap model kekuatan kompetitif dengan mengidentifikasikan titik-titik pengaruh kritis
dimana suatu perusahaan dapat menggunakan tekhnologi informasi secara efektif untuk
memperkuat posisi bersaingnya. Model rantai nilai ini memandang kegiatan-kegiatan sebagai
suatu rangkaian atau rantai dari kegiatan-kegiatan dasar yang menambah margin nilai terhadap
produk atau jasa perusahaan. Aktivitas ini dikategorikan menjadi kegiatan utama dan kegiatan
pendukung.

F. Dimensi-dimensi keunggulan kompetitif


Keunggulan kompetitif dapat direalisasikan dalam hal mendapatkan keunggulan
strategis, taktis, maupun operasional.

a. Keunggulan Strategis keunggulan strategis (strategic advantage) adalah keunggulan


yang memiliki dampak fundamental dalam membentuk operasi perusahaan. Sistem

3
Muhammad fajhri Husein dan Amin Wibowo, Sistem Informasi Manajemen,UPP AMP YKPN,
Yogjakarta, 1999, hlm,53

7
informasi dapat digunakan untuk menciptakan suatu keunggulan strategis. Tingkat
strategis akan menetukan arah dan tujuan perusahaan, namun tetap masih terdapat
kebutuhan akan suatu rencana yang dapat mencapai suatu strategis yang menyadari arti
penting dari keamanan.
b. Keunggulan Taktis Sebuah perusahaan mendapatkan keunggulan taktis (tactical
advantage) ketika perusahaan tersebut mengimplementasikan strategi dengan cara yang
lebih baik dari para pesaingnya. Semua perusahaan ingin memuaskan pelanggan,
karena kepuasan pelanggan akan menghasilkan pengulangan pembelian Perusahaan
mengembangkan suatu sistem informasi taktis yang tidak hanya akan meningkatkan
kepuasan pelanggan namun juga akan meningkatkan profitabilitas.
c. Keunggulan Operasional Keunggula Operasional (Operational Advantage) adalah
keunggulan yang berhubungan dengan transaksi dan proses sehari-hari. Disinilah
sistem informasi akan berinteraksi secara langsung dengan proses.

Tiga tingkat keunggulan kompetitif diatas akan bekerja bersama-sama. Sistem


informasi yang terpengaruh oleh ketiga ini akan memiliki kemungkinan terbaik untuk
meningkatkan kenerja sebuah perusahaan secara substansial.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem informasi dapat digunakan untuk memberikan keunggulan kompetitif
kepada perusahaan. Sistem informasi dapat mencapai keunggulan kompetitif pada tiga
tingkatan: strategis, taktis, dan operasional. Ketika ketiga tingkatan diatas bekerja untuk
mencapai tujuan yang sama, maka manajer atau pemimpin perusahaan dapat
mengambil keputusan yang tepat untuk meraih potensi keuntungan yang lebih besar.

B. Penutup
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat bagi
pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat
yang belum jelas. Kritik serta saran dari pembaca sangat kami nantikan demi perbaikan
makalah kami yang akan datang.

9
Daftar Pustaka

Uchjana Effendy Onong. Sistem Informasi Manajemen. Mandar Jaya. Bandung.


1996.
Wibowo Arif. Paper Sistem Informasi Manajemen. Universitas 17 Agustus 1945.
Semarang. 2014.
Fajhri Husein Muhammad dan Amin Wibowo. Sistem Informasi Manajemen. UPP
AMP YKPN. Yogjakarta. 1999.

10

Anda mungkin juga menyukai