Anda di halaman 1dari 2

Sensasi dan Persepsi

I. Sensasi dan Indera Manusia


Menurut (KBBI) sensasi adalah pengalaman yg dirasakan setelah mengalami stimuli
pada indra perasa, seperti mata atau telinga menjadi pengantar penting menuju persepsi.
Pengelihatan :
• Orang dengan penglihatan warna normal mampu membedakan antara ratusan warna
yang berbeda.
• Warna bisa digunakan untuk membantu membedakan antara kontrol yang berbeda,
display, dan sinyal tindakan.
• Warna juga digunakan untuk membedakan antara kondisi yang berbeda, misalnya,
industri dan gas, sinyal lalu lintas, dan kabel listrik.

Pendengaran :
Pendengaran bisa menciptakan sensasi atau membuat suasana terhadap diri kita. Suara
yang dirasakan oleh orang dewasa muda normalnya dari 20 Hz hingga 20.000 Hz. Suara
di bawah 16 Hz disebut infrasonik.

II. Organisasi dan Penafsiran Persepsi


Persepsi adalah kemampuan dalam menangkap rangsangan dari lingkungan melalui
indera kita, memprosesnya, dan memberikan arti pada rangsangan tersebut. Sedangkan
Interpretasi, Menurut (KBBI) adalah pemberian kesan, pendapat, pandangan terhadap
sesuatu. Sensasi – persepsi – interpretasi merupakan sistem yang ada diri atau pemikiran
kita untuk memberikan suatu pandangan atau pendapat terhadap sesuatu yang telah kita
rasakan.

III. Perhatian dan Kewaspadaan


Perhatian yang selektif : kepribadian, motivasi, kemampuan belajar, dan rangsangan fisik
Efektivitas peringatan : berupa lisan, tulisan, maupun gambar, dan kondisi yang dipenuhi
seperti waktu, pendengar, dan kejelasan.
IV. Atribusi Kausal
Atribusi kausal menafsirkan kejadian yang disebabkan lingkungan mereka dengan
persepsi sebab akibat peristiwa tersebut terjadi. Teori kausal terdiri dari :
1. Consensus : semua orang menghadapi situasi sama dan merespon dengan cara
sama
2. Consistency : sejauh mana perilaku seseorang selalu terjadi
3. Distinctive : jika individu memperlihatkan perilaku berbeda pada situasi berbeda

Efek dari atribusi tersebut diantaranya :


 Self-serving bias (Bias mementingkan diri sendiri)
 Severity bias (Bias tingkat)
 False Consensus (Konsesus yang salah)
 Situation bias (Bias situasi)
 Corelation bias (Bias korelasi)
 Negative weighting (Pembobotan negative)
 Availability (Ketersediaan)
 Adjustment (Penyesuaian)
 Representativeness (Keterwakilan)
 Small number (Jumlah kecil)
 Over confidence (Terlalu percaya diri)
 Hindsight (Melihat kebelakang)

V. Pendekatan Perilaku terhadap Motivasi


Pentingnya memahami mekanisme dimana rangsangan diproses dan diinterpretasikan
dapat mendukung pemahaman bagaimana rangsangan dapat dimanipulasi untuk
mencapai tanggapan yang diinginkan. Pendekatan motivasi ini juga bisa dipraktikkan
dalam teknik yang dikenal secara kolektif sebagai modifikasi perilaku.

VI. Memotivasi untuk Keamanan


Motivasi terbagi menjadi dua, yautu bersifat ekstrinsik dan intrinsik. Intervensi perilaku
yang mempengaruhi motivasi untuk keamanan dapat dilakukan dengan cara:
 Meningkatkan kepercayaan individu dalam melakukan tugas yang terkait dengan
pekerjaannya
 Berfokus pada tujuan yang meningkatkan keselamatan individu.

Anda mungkin juga menyukai