Anda di halaman 1dari 2

DETEKSI DINI DAN RUJUKAN

BALITA GIZI BURUK

440/3926/SOP/PKM-SBLS/VIII/
No. Dokumen :
2023
No. Revisi : 01
SOP
Tanggal
: 31 Agustus 2023
Terbit
Halaman : 1/3
PUSKESMAS dr.Hj.Masayu Meidiawani,MKM
SEBELAS ILIR NIP.198005202007012019
1. Pengertian Prosedur untuk mendeteksi kasus gizi buruk lebih dini agar dapat ditangani dengan cepat
dan tepat sehingga kondisi mereka tidak menjadi lebih buruk.

2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas untuk menemukan kasus gizi buruk
lebih dini, menentukan klasifikasi dan penanganan kasusu gizi buruk.

3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor : 440/3925/PKM-SEBELAS/VIII/2023 tentang


Pembentukan Tim Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk.

4. Referensi 1.Buku Saku Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di Layanan Rawat
Jalan bagi Tenaga Kesehatan, Tahun 2021
2.Standar Prosedur Operasional Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita
(Kumpulan Contoh SPO), Kemenkes, Tahun 2021
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat
4.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya
Kesehatan Anak
5.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
5.Prosedur 1. Petugas Gizi melakukan deteksi dini kasus gizi buruk secara aktif dengan melakukan
sweeping dan kunjungan rumah untuk balita yang tidak hadir pada posyandu.
2. Petugas Gizi melakukan deteksi dini kasus gizi buruk secara pasif yaitu pada saat
posyandu, PAUD, dan pelayanan kesehatan di puskesmas.
3. Petugas Gizi melakukan konfirmasi status gizi balita
4. Petugas Gizi merujuk balita dengan status gizi kurang, LiLA <11.5, teridentifikasi
adanya pitting edema bilateral, dan balita dengan komplikasi medis.
5. Petugas Gizi melakukan pencatatan dan pelaporan perkembangan status gizi balita
6. Petugas Gizi melakukan pemantauan dan supervise fasilitatif

6. Diagram Alir
Melakukan deteksi dini
kasus gizi buruk secara
aktif dengan melakukan
sweeping dan kunjungan
rumah untuk balita yang
tidak hadir pada
posyandu.
Melakukan deteksi dini kasus gizi buruk
secara pasif yaitu pada saat posyandu,
PAUD, dan pelayanan kesehatan di

Melakukan konfirmasi status gizi balita

Merujuk balita dengan status gizi


kurang, LiLA <11.5, teridentifikasi
adanya pitting edema bilateral, dan
balita dengan komplikasi medis.

Melakukan pencatatan dan pelaporan


perkembangan status gizi balita
Melakukan
pemantauan dan
supervise fasilitatif
pelaksanaan
kegiatan

Anda mungkin juga menyukai