Anda di halaman 1dari 16

3.

IKATAN KIMIA

Menentukan jumlah domain elektron (Pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan
elektron bebas(PEB)) suatu molekul
Soal 1

Molekul mempunyai bentuk T. Jumlah pasangan elektron ikatan dan pasangan


elektron bebas berturut - turut adalah . . . . .
A. 2 dan 2
B. 3 dan 2
C. 4 dan 0
D. 4 dan 1
E. 5 dan 1

Pembahasan :
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah PEB dan PEI suatu molekul :

Cara 1
Dengan melihat tabel hubungan PEI dan PEB terhadap bentuk molekul (syarat :
tentu kalian harus punya tabelnya, kemudian jika tidak boleh menggunakan tabel
kalian harus hafal tidak hanya tipe molekul senyawa, tetapi juga jumlah domainnya,
disamping kalian juga harus menghafal bentuk molekulnya)

Berdasatkan tabel bentuk T planar / datar memiliki jumlah pasangan elektron ikatan
= 3, dan pasangan elektron bebasnya = 2

Cara 2
Menggambar Struktur Lewis (jika diketahui nomor atomnya, atau kalian bisa melihat
tabel perodik untuk memperoleh data nomor atomnya)

Cl ( nomor atom 17) = 2 8 7 Jumlah elektron valensi = 7

F ( nomor atom 9) = 2 7 Jumlah elektron valensi = 7

Atom pusat = Cl ( jumlahnya paling sedikit)

Atom F dengan Cl akan berikatan tunggal karena F hanya butuh satu elektron lagi
untuk mencapai kestabilan sesuai aturan oktet, sehingga bentuk struktur lewisnya
adalah :

Dari struktur lewis diatas, terlihat ada 3 pasangan elektron ikatan dan 2 buah
pasangan elektron bebas.
Cara 3
(cara termudah menurut saya, syarat = diketahui nomor atom )

Cl ( nomor atom 17) = 2 8 7 Jumlah elektron valensi = 7

F ( nomor atom 9) = 2 7 Jumlah elektron valensi = 7

Atom pusat = Cl
X atau PEI = 3 ( lihat saja jumlah subtituen yang terikat pada atom pusat, karena
pada molekul terikat 3 buah atom F pada atom pusat Cl, maka jumlah PEI-nya
adalah 3)

Jumlah elektron ikatan = 3 (karena jenis ikatan kovalen yang terjadi antara F dan Cl
adalah tunggal, sehingga dibutuhkan 3 buah elektron Cl untuk berikatan dengan 3
buah atom F)

E atau PEB =

Jawaban : B

Menentukan bentuk molekul suatu senyawa netral


Soal 2
Senyawa dibawah ini yang mempunyai bentuk molekul seperti gambar dibawah ini
adalah . . . .(nomor atom : H = 1, Te = 52, C = 6, Cl = 17, I = 53, Xe = 54 dan Al = 13)

A.

B.

C.

D.

E.

Pembahasan :
Gambar molekul diatas adalah bentuk molekul tetrahedral dengan tipe molekul

adalah . Untuk mencari mana senyawa yang mempunyai tipe molekul , cukup
melihat jumlah subtituen yang terikat pada atom pusat.

Ada 4 buah atom yang terikat pada atom pusat dan tidak mepunyai pasangan
elektron bebas.

Berdasarkan hal tersebut, kemungkinan jawaban hanya dua yaitu dan .


Untuk memastikan yang benar, kita perlu mencari bentuk molekul masing masing
senyawa .
Senyawa

Xe (nomor atom 54 ) = 2 8 18 18 8 Jumlah elektron valensi = 8

F (nomor atom 9) = 2 7 Jumlah elektron valensi = 7

Atom pusat = Xe (jumlahnya paling sedikit)


X atau PEI = 4 (jumlah F yang terikat pada atom Xe)

Jumlah elektron ikatan = 4 (karena ikatan F dengan Xe tunggal, sehingga


dibutuhkan 4 elektron Xe untuk berikatan tunggal dengan 4 atom F)

E atau PEB =

Tipe molekul =
Bentuk moleku = Segiempat datar

Senyawa

C (nomor atom 6 ) = 2 4 jumlah elektron valensi = 4

Cl (nomor atom 17) 2 8 7 jumlah elektron valensi = 7

Atom pusat = C
X atau PEI = 4 ( jumlah subtituen Cl pada atom pusat C)

Jumlah elektron ikatan = 4 (karena ikatan antara Cl dengan C adalah kovalen


tunggal)

E atau PEB =

Tipe molekul =
Bentuk molekul = Tetrahedral

Jawaban : D

Menentukan Bentuk Molekul Suatu Ion Poliatomik


Soal 3

Ion merupakan ion poliatomik. Atom N bertindak sebagai atom pusat. Bentuk

molekul ion yaitu . . . .


A. Tetrahedral
B. Oktahedral
C. Trigonal bipiramida
D. Bentuk T
E. Segitiga datar

Pembahasan :

Ion adalah ion poliatomik. Untuk menentukan bentuk molekunya ikutilah


langkah - langkah berikut :

Konfigurasi elektron ;
N (nomor atom 7) = 2 5 Jumlah elektron valensi = 5
O (nomor atom 8) = 2 6 Jumlah elektron valensi = 6
Atom pusat = N
Atom ujung = O

Langkah 1 : Menghitung jumlah pasangan elektron

Rumus =

Tanda berlaku jika ion positif = - dan jika ion negatif maka +

Untuk ion jumlah pasangan elektron

Langkah 2 : Menghitung PEI atom pusat


PEI = Jumlah atom - 1
Jumlah atom pada ion adalah = 4 (1 buah atom N dan 3 buah atom O)

PEI untuk ion = 4 - 1 = 3

Langkah 3 : Menghitung jumlah pasangan elektron atom pusat


Pasangan elektron atom pusat = jumlah pasangan elektron yang berada di sekitar
atom pusat

Pasangan elektron atom pusat


= Pasangan elektron - (3 x Jumlah atom ujung)
= 12 - ( 3 x 3)
= 12 - 9
=3

Jumlah Jumlah atom ujung ditujukan untuk semua atom kecuali ato H karena pada
atom H hanya memiliki satu buah elektron, dan jika sudah berikatan dengan atom
lai, maka tidak ada lagi elektron disekeliling atom.

Langkah 4 : Menghitung PEB


PEB = Pasangan elektron pusat - PEI = 3 - 3 = 0

Langkah 5 : Menentukan Tipe dan Bentuk Molekul

Tipe molekul =
Bentuk molekul = Segitiga datar / Trigonal planar
Jawaban : E

Menentukan Notasi VSEPR suatu molekul


Soal 4

Notasi VSEPR untuk molekul adalah . . . .(nomor atom P = 15 dan F = 9)

A.

B.

C.

D.

E.

Pembahasan :

Notasi VSEPR =

Konfigurasi elektron penyusun molekul :

P (Nomor atom 15 ) = 2 8 5 jumlah elektron valensi = 5

F (nomor atom 9 ) = 2 7 jumlah elektron valensi = 7

Atom pusat = P (jumlah paling sedikit)


X atau PEI = 5 (Jumlah subtituen / atom yang terikat pada atom pusat)

Jumlah elektron ikatan = 5 ( Karena untuk berikatan tunggal dengan 5 atom F


dibutuhkan 5 buah elektron atom pusat P)
E atau PEB =

Tipe molekul = Notasi VSEPR =

Jawaban : B

Menjelaskan kenapa terjadi perbedaan sudut ikatan dalam suatu molekul


Soal 5

Dalam molekul air terdapat sudut ikatan sebesar . Sudut ini lebih kecil

dibandingkan sudut tetrahedral ( ) .Hal ini disebabkan oleh . . . . .


A. Gaya tolak PEB > PEI
B. Gaya tolak PEB = PEI
C. Gaya tolak PEB < PEI
D. Molekul air memiliki 4 pasang elektron
E. Ukuran atom oksigen lebih besar dibandingkan atom Hidrogen

Pembahasan :
Molekul air harusnya memiliki sudut ikatan tetrahedral (karena mempunyai 4

domain) sebesar , tetapi kenyataannya hanya .

Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Jumlah domain elektron dalam molekul ada 4 buah, terdiri dari dua pasangan
elektron ikatan (ikatan dengan H) dan dua pasang elektotron bebas (karena untuk
berikatan dengan dua atom H hanya dibutuhkan 2 elektron atom O, sehingga tersisa
4 elektron atau 2 pasang elektron yang tidak digunakan dalam berikatan ).

Catatan : Konfigurasi elektron

H (nomor atom 1)= 1 Jumlah elektron valensi = 1

O (Nomor atom 8)= 2 6 jumlah elektron valensi = 6

Jika kita gambarkan bentuk geometri molekul adalah sebagai berikut :

Ada 3 jenis tolakan pada molekul yaitu PEB - PEI, PEB - PEB dan PEI - PEI. Kita
ketahui bahwa tolakan terbesar terjadi antara PEB - PEB, sehingga tolakan ini akan
mendorong ikatan lain sedemikian rupa sehingga sudut ikatannnya mengecil

sampai dengan tujuan meminimalkan tolakan.

Jawaban : A

Menentukan bentuk molekul senyawa berdasarkan konfigurasi / nomor atom penyusun


suatu molekul
Soal 6
Konfigurasi elektron :

N=

Cl =
Bentuk molekul dari senyawa yang terjadi jika kedua unsur tersebut berikatan sesuai
aturan oktet adalah . . . .
A. Linier
B. Segitiga piramida
C. Tetrahedral
D. Segitiga bipiramida
E. Oktahedral

Pembahasan :
Konfigurasi elektron :

N=

Kulit valensi =
Jumlah Elektron Valensi = 2 + 3 = 5

Cl =

Kulit Valensi =
Jumlah elektron valensi = 2 + 5 = 7

Pada soal soal sebelumnya selaui diberikan rumus molekul senuawa yang akan
ditentukan bentuk molekulnya, tetapi soal ini tidak. Jadi langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menentukan rumus molekul senyawa yang terjadi.

N dengan ev = 5, membutuhkan 3 buah elektron lagi agar stabil sesuai dengan


aturan oktet, maka ia akan berikatan tunggal dengan 3 buah atom Cl (karena ev
atom Cl = 7). Sehingga rumus molekul senyawa yang terjadi adalah .

Atom pusat = N
X atau PEI = 3
Jumlah elektron ikatan = 3

E atau PEB =

Tipe molekul =
Bentuk molekul =Segitiga Bipiramida/Piramida Trigonal

Jawaban : D

Soal 7
Jika atom X(nomor atom 4) dan Y(nomor atom 17) berikatan, bentuk molekul dan sifat
kepolaran yang terbentuk adalah . . . .
A. Segiempat planar dan polar
B. Linier dan polar
C. Tetrahedral dan Non polar
D. Oktahedral dan non polar
E. Linier dan nonpolar

Pembahasan :

X(nomor atom 4) = 2 2 Jumlah elektron valensi = 2


Y(nomor atom 17) = 2 8 7 Jumlah elektron valensi = 7

Jika X dan Y berikatan maka akan mebentuk molekul . Kenapa??


Kita lihat dari atom Y yang memiliki ev = 7, hanya mungkin mebentuk ikatan kovalen
tunggal karena hanya mebutuhkan 1 buah elektron lagi agar stabil secara oktet.
Karena jumlah elektron valensi atom X hanya 2, berati ada dua ikatan kovaen

tunggal antara X dan Y sehingga rumus molekulnya adalah . Ini adalah


meolekul yang menyimpang dari aturan oktet karena elektron disekitar atom pusat X
tidak cukup 8.

Molekul
Atom pusat = X
X atau PEI = 2
Jumlah elektron ikatan = 2

E atau PEB =

Tipe molekul =
Bentuk molekul = Linier
Kepolaran = Non polar

Jawaban : E
18.PERUBAHAN ENTALPI

Contoh Soal (1) :

10 g NaOH dimasukkan ke dalam kalorimeter yang berisi 150 g air. Jika kalor jenis air = 4,2
J/g oC dan selisih suhu sebelum dan sesudah reaksi 5 oC , maka hitunglah:

a. Kalor pelarutan NaOH, bila jumlah kalor dari kalorimeter diabaikan.


b. Kalor pelarutan NaOH, bila menggunakan bejana aluminium dan tanpa mengabaikan
banyaknya kalor dari kalorimeter (kapasitas kalor dari kalorimeter = 9,1 kJ/ oC)

Penyelesaian :

Diketahui : Massa NaOH = 10 g


Massa H2O = 150 g
Massa larutan = 160 g
c = 4,2 J/g oC
C = 9,1 kJ/ oC
T=5C

Ditanyakan : q.

Jawaban :

a. Bila kalor dari kalorimeter diabaikan, maka :

q = m x c x ΔT = 160 g x 4,2 J/g oC x 5 oC = 3360 J

Jadi, kalor pelarutan NaOH adalah 3360 J.

b. q = q larutan NaOH – q kalorimeter.

Karena dalam pelarutan NaOH terjadi kenaikan suhu, maka sistem melepaskan kalor. Oleh
karena itu, tanda untuk larutan NaOH negatif, sehingga:

q = - (q larutan + q kalorimeter)
q = - (m x c x Δt larutan + C x ΔT kalorimeter)
q = -((160 g 4,2 J/g oC x 5 oC) + (9,1 kJ/ oC x 5 oC))
= 3360 J+ 45500 J
= 48860 J

Jadi, kalor pelartuan NaOH adalah 48860 J.

Contoh Soal (2) :

Berapakah jumlah kalor yang diterima 1 kg air bila dipanaskan dari suhu 20 C menajadi
30 oC? (diketahui kalor jenis air = 4,2 J /g oC)

Pembahasan :
Diketahui :

m = 1 kg = 1000 g
T= (30-20) oC = 10 oC
c = 4,2 J/g oC

Ditanyakan : q.

Jawaban : q = m x c x ΔT = 1000g x 4,2 J/g C x 10 oC = 42 kJ

Jadi, kalor yang diterima 1 kg air sebesar 42 kJ.

Contoh Soal (3) :

50 mL NaOH 0,1 M direaksikan dengan 50 mL CH3COOH 0,1 M dalam kalorimeter yang


terbuat dari aluminium (dengan kalor jenis aluminium = 9,0 kJ/ oC) Reaksi ini mengalami
kenaikan suhu 4 oC . Bila kalor yang diserap aluminium diabaikan, hitunglah kalor reaksinya
(Berat jenis larutan dianggap 1 g/mL, c = 4,18 J/g oC)

Penyelesaian :

Diketahui :

V NaOH = 50 mL
[NaOH] = 0,1 M
V CH3COOH = 50 mL
[CH3COOH] = 0,1 M
C kalorimeter = 9,0 kJ/ oC
ΔT = 4 oC
ρ larutan = 1 g/mL
kalor yang diserap aluminium diabaikan.

Ditanyakan : q.

Jawab :

Vtotal = 50 ml + 50 ml = 100 ml

m = Vtotal = 1 g/mL x 100 mL = 100 g

q = m x c x ΔT
= 100 g x 4,18 J/g oC x 4 oC
= 1672 J

Jadi, kalor reaksinya sebesar 1672 J.

2. Berdasarkan Hukum Hess

Tidak semua reaksi kimia berlangsung dalam satu tahap, contohnya reaksi pembuatan
belerang (baik melalui proses kontak maupun kamar timbal) dan reaksi pembuatan besi dari
biji besi. Namun, menurut Hess (1840) berapa pun tahap reaksinya, jika bahan awal dan hasil
akhirnya sama, akan memberikan perubahan entalpi yang sama. Perhatikan contoh berikut.

Contoh :

Reaksi langsung:

S(s) + 3/2 O2(g) → SO3(g) ΔH = - 395,72 kJ

Reaksi tak langsung, 2 tahap:

S(s) + O2(g) → SO2(g) ΔH = -296,81 kJ

SO2(g) + ½ O2(g) → SO3(g) ΔH = - 98,96 kJ

Bila dijumlahkan:

S(s) + 3/2 O2(g) → SO3(g) ΔH = -395,72 kJ

Persamaan reaksi tersebut dapat dinyatakan dalam diagram tingkat energi atau diagram
siklus, seperti pada gambar :

Diagram di atas juga dapat digambarkan sebagai berikut.

Cara menghitung entalpi berdasarkan Hukum Hess dapat diperhatikan lagi dari contoh soal
no. 4.

Contoh Soal (4) :


Tentukan harga entalpi dari reaksi :

C(s) + 2H2(g) + ½ O2(g) → CH3OH(g)

Bila diketahui :

I. CH3OH(g) + 2 O2(g) → CO3(g) + 2H2O(g) ΔH = - 764 kJ


II. C(s) + O2(g) → CO2(g) ΔH = - 393,5 kJ
III. H2(g) + ½ O2(g) → H2O(g) ΔH = - 241,8 kJ

Agar kalian dapat menjawab dengan mudah, cermati dan ikuti langkah- langkah berikut.

1. Sesuaikan reaksi yang diketahui dengan reaksi yang ditanyakan, baik letak senyawa,
jumlah mol, maupun besarnya entalpi.
2. Apakah letak senyawa atau unsur yang ditanyakan berlawanan arah dengan reaksi
yang ditanyakan? Jika iya, maka reaksi dibalik, termasuk harga entalpinya.
3. Apakah jumlah mol belum sama? Jika belum sama, samakan dengan mengalikan atau
membaginya dengan bilangan tertentu.
4. Bagaimana akhirnya? Reaksi dijumlahkan, tapi ingat, unsur yang sama di ruas yang
sama dijumlahkan, tapi bila ruasnya berbeda dikurangkan. Anggap saja pereaksi
sebagai harta benda kita, hasil reaksi sebagai utang kita.
5. Susun seperti contoh, angka Romawi menunjukkan asal reaksi.
6. Selanjutnya cermati keterangan di belakang reaksi.

Pembahasan :

II. C(s) + O2(g) → CO2(g) ΔH = - 393,5 kJ.


III. 2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(g) ΔH = - 483,6 kJ
I. CO2(g) + 2H2O(g) → CH3OH(g) ΔH = + 764 kJ
C(s) + 2 H2(g) + 2O2(g) → CH3OH(g) ΔH = + 113,1 kJ

Penjelasan:

II. Reaksi tetap, karena letak atom C(s) yang diketahui (pereaksi) sama dengan letak atom C
(s) reaksi yang ditanyakan (sama-sama ruas kiri).
III. Jumlah mol dan harga entalpi dikali dua karena H2 (g) yang diminta 2 mol, scdangkan
yang diketahui dalam soal 1 mol. Reaksi tidak dibalik karena letak H2 sama-sama di ruas
kiri.
I. Reaksi dibalik, sehingga AH juga harus dibalik, karena CH3OH(g) yang ditanyakan tcrletak
di ruas kanan, sedangkan pada reaksi yang diketahui di ruas kiri.

Contoh Soal (5) :

Diketahui entalpi pembentukan NH4NO3(g), N2O(g) dan H2O(g) berturut-turut = - 365,6 kJ; +
81,6 kJ; dan - 241,8 kJ. Hitunglah entalpi rcaksi dari:

NH4NO3(g) → N2O (g) + 2H2O(g)

Petunjuk :
Ubahlah pernyataan dalam kalimat di atas menjadi persamaan termokimia, kemudian
kerjakan seperti contoh 4. Zat yang dibentuk 1 mol ditulis di ruas kanan, dibcntuk dari unsur-
unsurnya.

Penyelesaian :

Diketahui :

Pembentukan NH4NO3(g)
Reaksi : N2(g) + 2H2(g) + 3/2 O2(g) → NH4NO3(g) AH= - 365,6 kJ (I)

Pembentukan N2O(g)
Reaksi : N2(g) + 1/2 O2(g) → N2O(g) AH= +81,6 kJ (II)

Pcmbentukan H2O(g)
Reaksi : H2(g) + 1/2 O2(g) → H2O(g) AH =-241,8 kJ (III)

Ditanyakan :

ΔH dari NH4NO3(g) → N2O(g) + H2O(g)

Jawaban :

I. NH4NO3(g) → N2(g) + 2H2(g) + 3/2 O2(g) ΔH =- 365,6 kJ


(reaksi dibalik)

II. N2 (g) + ½ O2(g) → N2O(g) ΔH = + 81,6 kJ


(reaksi tetap).

III. 2H2(g) + O2(g) → 2H2O (g) ΔH = - 483,6 kJ


(reaksi dikalikan 2)

NH4NO3(g → N2O(g) + 2H2O(g) ΔH= - 767,6 kJ.

3. Berdasarkan Entalpi Pembentukan Standar

Data dari entalpi pembentukan standar dapat juga digunakan untuk menghitung H reaksi
(ΔHR). Zat-zat pereaksi mengurai membentuk unsur-unsurnya, kemudian unsur-unsur hasil
uraian tersebut membentuk zat baru. Rumus yang digunakan adalah :

ΔHR = Σ ΔHf hasil reaksi – Σ ΔHf pereaksi

Perhatikan contoh perhitungan berikut.

Contoh Soal (6) :

CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(l) ΔH = - 802 kJ.

Berdasarkan entalpi pembentukan standar, hitunglah ΔHf CH4(g).


Jawaban :

ΔHR = [1 ΔHf CO2 + 2 ΔHf H2O] – [ ΔHf CH4 + 3 ΔHf O2)


- 802 kJ = [1(- 393,51) + 2 (-285,83)] – [ ΔHf CH4 + 3 . 0] kJ
- 802 kJ = [- 393,51 + (-571,66)] kJ – [ ΔHf CH4] kJ
ΔHf CH4 = - 163,17 kJ

Jadi, entalpi pembentukannya adalah - 163,17 kJ.

Contoh Soal (7) :

Tentukan entalpi pembakaran dari H2S(g), bila entalpi pembentukan H2S, H2O, dan
SO2, berturut-turut = 20,6 kJ/mol; - 241,81 kJ/mol; dan – 296,81 kJ/mol.

Pembahasan :

Reaksi pembakaran H2S adalah :

H2S(g) + ½ O2(g) → H2O(g) + SO2(g)


ΔHR = [ΔHf H2O(g) + ΔHf SO2(g)] – [ΔHf H2S + ΔHf O2]
= [- 241,81 + (- 296,81)] kJ – [(-20,6) + 0] kJ
= 518,02 kJ

Jadi, entalpi pembakarannya adalah 518,02 kJ

4. Berdasarkan Energi Ikatan

Energi ikatan adalah energi yang digunakan untuk memutuskan ikatan kimia dari 1 mol
senyawa yang berbentuk gas menjadi atom-atom gas pada keadaan standar. Misalnya untuk
memutuskan ikatan 1 mol oksigen diperlukan energi sebesar 498,3 kJ/mol. Artinya, energi
ikatan 0= 0 dalam molekul O2 = 498,3 kJ. Reaksi penguraiannya adalah sebagai berikut.

O2(g) → O(g) + O(g) ΔH= 498,3 kJ

Energi ikatan juga disebut sebagai energi disosiasi, yang dilambangkan dengan D. Semakin
banyak jumlah ikatan antar atom atau jumlah pasangan terikat dari suatu atom, maka nilai
energi ikatan semakin besar dan ikatan antar atom juga semakin kuat. Sebagai contoh ikatan
dari atom-atom berikut.

C - C = 345
C = C 611 kJ/mol,
C  C = 837 kJ/mol

Tabel 1. memberikan gambaran tentang besarnya energi ikatan dari beberapa atom.

Tabel 1. Energi Ikatan Beberapa Atom


Ikatan Energi Ikatan Ikatan Energi Ikatan
(kj/mol) (kj/mol)
H-H 436 C–O 350
H–C 415 C=O 741
H-N 390 C-Cl 330
H–F 569 NN 946
H–Cl 432 O=O 498
H–Br 370 F–F 160
C–C 345 Cl–Cl 243
C=C 611 I–I 150
C–Br 275 Br–Br 190
CC 837 CN 891
O-H 464
Sumber : Bredy, 1999, Lamp. C. hlm. 36

Perhitungan H reaksi berdasarkan energi ikatan dan reaksi kimia antar


molekul (bukan antar unsur) merupakan reaksi yang berlangsung dua tahap,
yaitu:

1. Tahap pemutusan ikatan dari zat-zat pereaksi. Dalam hal ini


diperlukan kalor (ingat definisi dari Energi Ikatan).
2. Tahap pembentukan ikatan, merupakan pelepasan kalor dan terdapat
pada zat hasil reaksi.

Adapun proses pemutusan dan pembentukan ikatan dapat digambarkan


sebagai berikut.

Secara umum, perhitungan entalpinya dirumuskan dengan:

H reaksi = Σ energi ikatan pereaksi yang putus - Σ energi ikatan zat hasil
reaksi yang terbentuk.

Dari rumus ini dapat ditentukan:

a. H dari reaksi yang bersangkutan


b. energi ikatan rata-rata dari suatu molekul
c. energi disosiasi ikatan

Agar lebih jelas, perhatikan contoh soal perhitungan berdasarkan energi


ikatan berikut.

Contoh Soal (8) :

Hitunglah entalpi pembakaran metanol menjadi formaldehid dengan reaksi


berikut.

CH3OH(g) + ½ O2(g) → HCHO(g) + H2O(g)


Diketahui energi ikatan rata-rata dari C–H = 415 kJ; C–O = 356 kJ; O–H =
463 kJ; O=O = 498, 3 kJ; dan C=O = 724 kJ.

Pembahasan :

Untuk mempermudah menghitungnya, tuliskan dulu rumus strukturnya,


menjadi:

ΔH reaksi = E energi yang diputuskan - E energi ikat yang dibentuk.

Energi ikatan yang diputuskan (kJ) Energi ikatan yang dibentuk (kJ)
3 C-H = 3 x 415 =1.245 2 C-H = 2 x 415 = 830
1 C-O = 1 x 356 = 356 1 C=O = 1 x 724 = 724
1 O- H= 1 x 463 = 463 2 O-H = 2 x 463 = 926
½ O-O = ½ x 498 = 249
Jumlah = 2.313 Jumlah = 2.480

ΔH = 2313 - 2480 kJ = - 167 kJ

Jadi entalpi pembakaran metanol adalah - 167 kJ.

Contoh Soal (9) :

Hitunglah besamya energi ikatan rata-rata (energi disosiasi) dari N-H dalam
molekul NH3 bila ΔHd = 46,11 kJ; lkatan energi H-H = 436 kJ; dan N N =
945,9 kJ.

Jawaban :

ΔHd NH3 = 46,11 kJ

Reaksi desosiasi NH3 adalah:

NH3(g) → ½ N2(g) + 3/2 H2(g) ΔHd = 46,11 kJ

NH3(g) → ½ N2(g) + 3/2 H2(g) ΔHd = 46,11 kJ

ΔHd NH3 = Energi ikatan yang putus dari NH 3 - Energi yang terbentuk dari ½ N N + 3/2 H-
H
46,11 kJ = DNH3 - ( ½ x 945,3 + 3/2 (436) kJ
46,11 kJ = (DNH3 - 1126,6) kJ
DNH3 = (1116,6 + 46,11) kJ = 1172,71 kJ

Energi ikat rata-rata N-H = 1/3 x 1172,71 kJ = 390,9 kJ

Jadi, energi ikatan rata-rata dari N-H adalah 390,9 kJ.

Anda mungkin juga menyukai