Anda di halaman 1dari 127

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN

MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN


GEDUNG
PADA KOMPETENSI KEAHLIAN KONSTRUKSI GEDUNG,
SANITASI, DAN PERAWATAN DI SMK NEGERI 1 SEYEGAN

TUGAS AKHIR SKRIPSI


Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan

Oleh:
Fayqotul Himmah
NIM. 15505241042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN


PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020

i
PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN KOSNTRUKSI BANGUNAN
GEDUNG PADA KOMPETENSI KEAHLIAN KONSTRUKSI GEDUNG,
SANITASI, DAN PERAWATAN DI SMKN 1 SEYEGAN.

Oleh:
Fayqotul Himmah
NIM. 15505241042

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui prosedur pengembangan


media pembelajaran dan menghasilkan modul pada mata pelajaran Kontruksi
Bangunan Gedung mata pelajaran Kontruksi Bangunan Gedung; dan (2)
mengetahui hasil dan tingkat kelayakan yang diperoleh dari pengujian media
dan ahli materi konstruksi bangunan gedung.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
Development). Desain yang digunakan mengacu pada model pengembangan
4D dengan tahapan yaitu: (1) pendefisian ( define); (2) perancangan (design);
(3) pengembangan (develop); (4) penyebaran (disseminate). Teknik
pengumpulan data dalam penelitian pengembangan ini menggunakan angket,
sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif
kuantitatif.
Hasil penelitian ini: (1) pengembangan define dengan hasil front analysis
belum tersedianya modul, learner analysis siswa belum mempunyai buku
pegangan, task analysis beberapa tugas menggambar dari pondasi hingga atap,
concept analysis mengidentifikasikan konsep belajar sesuai KI-KD, specifying
instructional objejectives merumusan tujuan pembelajaran. Design dihasilkan
rancangan modul terdiri 8 kegiatan pembelajaran. Media dicetak menggunakan
HVS 80 gr ukuran A4. Diketik dengan huruf times new roman berukuran 12
spasi 1,5 pt. Develop berupa uji kelayakan dengan ahli materi dan ahli media.
Disseminate, disebar luaskan ke guru dalam bentuk softfile dan hardfile.; dan
(2) hasil pengujian kelayakan pengembangan modul oleh ahli materi
mendapatkan skor 87,14% dengan kategori “Sangat Layak” dan untuk
kelayakan pengembangan modul oleh ahli media mendapatkan skor 79,14%
dengan kategori “Layak”.

Kata kunci: konstruksi bangunan gedung, modul, pengembangan.

ii
DEVELOPMENT OF BUILDING CONSTRUCTION MODULE FOR
BUILDING CONSTRUCTION SUBJECT IN BUILDING CONSTRUCTION,
SANITATION, AND CARE COMPETENCYS AT SMKN 1 SEYEGAN.

By:
Fayqotul Himmah
NIM. 15505241042

ABSTRACT

This study aims to: (1) know the procedures for developing instructional
media and produce module on Building Construction subjects; and (2) knowing
the results and the level of feasibility obtained from media testing and building
construction material experts.
This research is type of research and development. The design refers to the
model of the 4D development stages, namely: (1) definition; (2) design; (3)
development; (4) dissemination. The type of data used is qualitative and
quantitative, while the data analysis technique in this research is quantitative
descriptive.
The results of this study: (1) the development of define with the results of
the front analysis of modules not yet available, learner analysis students do not
have a handbook, task analysis of some drawing tasks from the foundation to
the roof, concept analysis identifies learning concepts according to KI-KD,
specifying instructional objejectives formulating goals learning. The design
produced by the module design consisted of 8 learning activities. Media is
printed using A4 size HVS 80 gr. Typed with times new roman letters measuring
12 spaces 1,5 pt. Develop in the form of due diligence with material experts and
media experts. Disseminate, distributed to teachers in the form of softfile and
hardfile .; and (2) the results of testing the feasibility of developing modules by
material experts score 87.14% with the category "Very Eligible" and for the
feasibility of developing modules by media experts score 79.14% with the
category "Eligible".

Keywords: building construction, module, development.

iii
iv
v
v
MOTTO

“Masalah kalau ditaruh depan kita itu besar banget, kalau sudah ditaruh depan

Allah jadi kecil banget. Kalau masalah itu kita hadapi sendiri berat,

gak akan kuat. Makanya perlu bantuan Allah”

(Aa Gym)

“Lakukan yang terbaik, maka tuhan akan berikan yang terbaik untuk kamu”

(Nurul Aini)

“At least I’ve tried my best, and let life choose what they’ll give me”

(Fyqa)

v
PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam

menyelesiakan tugas akhir skripsi ini sebagai salah satu persyaratan memperoleh

gelar sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Teknik Sipil dan

Perencanaan di Universitas Negeri Yogyakarta. Karya ini saya persembahkan

kepada :

1. Kedua orang tua saya yang sampai saat ini tidak pernah lelah berjuang dan
berkorban untuk anak anaknya.
2. Teman teman saya yang tidak ada hentinya memberikan semangat untuk
mengerjakan skripsi ini sehingga saya tidak pernah menyerah dalam proses
pengerjaannya.
3. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas
Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul : “Pengembangan
Modul Pembelajaran Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan Gedung
pada Kompetensi Keahlian Konstruksi Gedung, Sanitasi, dan
Perawatan di SMK Negeri 1 Seyegan” dapat diselesaikan di waktu yang
tepat. TAS ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama
dengan pihak lain. Berkenan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Drs. Darmono, M.T., selaku dosen pembimbing dan Ketua Jurusan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan yang telah banyak memberikan
bimbingan dan masukan dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi.
2. Validator ahli media dan materi yang sudah menyanggupi untuk
memvalidasi modul ini lalu memberikan kritik dan saran yang membangun
sehingga terbentuklah modul yang layak digunakan bagi siswa siswi SMK
yang membutuhkan.
3. Keluarga besar yang tak henti hentinya memberikan dukungan untuk
menyelesaikan tugas ini.
4. Teman teman di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan,
terutama anak anak di kelas B 2015 yang selalu mendampingi dalam
proses penyelesaian tugas akhir ini.
5. Keluarga baru saya di UKMF KPALH Carabiner, yang dalam proses
pembuatan tugas ini selalu mengingatkan saya untuk tetap bergerak
walaupun sedikit demi sedikit.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan
dan dukungannya selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi.
Akhir kata, semoga segala bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak
diatas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah
SWT.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................I

ABSTRAK...................................................................................................................II

SURAT PERNYATAAN..............................................................................................IV

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................................V

HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................VI

HALAMAN MOTO......................................................................................................VII

HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................................VIII

KATA PENGANTAR...................................................................................................IX

DAFTAR ISI...............................................................................................................X

DAFTAR TABEL.........................................................................................................XII

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................VIII

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................VIII

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. L

atar Belakang.................................................................................................1

B. Iden

tifikasi Masalah...............................................................................................5

C. P

embatasan Masalah.......................................................................................6

D. R

umusan Masalah............................................................................................6

x
E. T

ujuan Penelitian.............................................................................................7

F. M

anfaat Penelitian............................................................................................7

BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................................9

A. K

ajian Teori.......................................................................................................9

B. K

ajian Penelitian yang Relevan......................................................................34

C. Kera

ngka Berpikir..................................................................................................35

D. P

ertanyaan Penelitian.......................................................................................37

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................38

A. M

odel Penelitian................................................................................................38

B. Pros

edur Pengembangan.....................................................................................40

C. T

empat dan Waktu Penelitian........................................................................43

D. S

umber Data.....................................................................................................43

E. M

etode Pengumpulan Data.............................................................................44

x
F. I

nstrumen Penelitian.......................................................................................44

G. A

nalisis Data.....................................................................................................49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................54

A. H

asil Pengembangan.......................................................................................54

B. A

nalisis Data.....................................................................................................62

C. Pem

bahasan Hasil Penelitian...............................................................................67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................69

A. K

esimpulan.......................................................................................................69

B. Kete

rbatasan..........................................................................................................71

C. Sara

n.......................................................................................................................71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kompetensi Konstruksi Bangunan Gedung dalam Kurikulum 2013 ..

29 Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara untuk Guru Mata Pelajaran.........46

Tabel 3. Kisi-Kisi Kuesioner oleh Ahli Materi........................................................47

Tabel 4. Kriteria Skor untuk Instrumen................................................................47

Tabel 5. Instrumen Ahli Materi..............................................................................47

Tabel 6. Kisi-Kisi Lembar Validasi Modul Ahli Media...........................................49

Tabel 7. Kriteria Skor untuk Instrumen................................................................49

Tabel 8. Instrumen Ahli Media...............................................................................49

Tabel 9. Kategorisasi Hasil Pengolahan Data.......................................................52

Tabel 10. Saran Perbaikan dan Tindak Lanjut oleh Ahli Media.........................58

Tabel 11. Saran Perbaikan dan Tindak Lanjut oleh Ahli Materi.........................61

Tabel 12. Data Hasil Penilaian Ahli Media............................................................63

Tabel 13. Data Hasil Penilaian Ahli Materi............................................................64

Tabel 14 . Analisis Data Hasil Penilaian Ahli Media.............................................64

Tabel 15. Konversi Nilai Validasi Ahli Media.........................................................65

Tabel 16. Kriteria Kelayakan Aspek Media...........................................................65

Tabel 17. Analisis Data Hasil Penilaian Ahli Materi..............................................66

Tabel 18. Konversi Nilai Validasi Ahli Materi........................................................66

Tabel 19. Kriteria Kelayakan Aspek Materi...........................................................67

Tabel 20. Persentase Penilaian oleh Ahli Media...................................................67

Tabel 21. Persentase Penilaian oleh Ahli Materi..................................................67

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Seleksi Media.........................................................................22

Gambar 2. Contoh Soal dalam Bentuk Pilihan Ganda di BAB 2.........................31

Gambar 3. Contoh Soal dalam Bentuk Esai di BAB 2..........................................31

Gambar 4. Kunci Jawaban......................................................................................32

Gambar 5. Tampilan Awal Setiap BAB..................................................................33

Gambar 6. Diagram Seleksi Media.........................................................................37

Gambar 7. Diagram Model Penelitian....................................................................40

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Validasi Ahli Media..........................................................75

Lampiran 2. Instrumen Validasi Ahli Materi.........................................................82

Lampiran 3. Lembar Validasi Ahli Media...............................................................88

Lampiran 4. Lembar Validasi Ahli Materi..............................................................96

Lampiran 5. Tabel Standar Penilaian BSNP..........................................................103

Lampiran 6. Hasil Olahan Data dari Microsoft Excel...........................................108

x
PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN KOSNTRUKSI BANGUNAN
GEDUNG PADA KOMPETENSI KEAHLIAN KONSTRUKSI GEDUNG,
SANITASI, DAN PERAWATAN DI SMKN 1 SEYEGAN.

Oleh:
Fayqotul Himmah
NIM. 15505241042

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui prosedur pengembangan


media pembelajaran dan menghasilkan modul pada mata pelajaran Kontruksi
Bangunan Gedung mata pelajaran Kontruksi Bangunan Gedung; dan (2)
mengetahui hasil dan tingkat kelayakan yang diperoleh dari pengujian media
dan ahli materi konstruksi bangunan gedung.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
Development). Desain yang digunakan mengacu pada model pengembangan
4D dengan tahapan yaitu: (1) pendefisian ( define); (2) perancangan (design);
(3) pengembangan (develop); (4) penyebaran (disseminate). Teknik
pengumpulan data dalam penelitian pengembangan ini menggunakan angket,
sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif
kuantitatif.
Hasil penelitian ini: (1) pengembangan define dengan hasil front analysis
belum tersedianya modul, learner analysis siswa belum mempunyai buku
pegangan, task analysis beberapa tugas menggambar dari pondasi hingga atap,
concept analysis mengidentifikasikan konsep belajar sesuai KI-KD, specifying
instructional objejectives merumusan tujuan pembelajaran. Design dihasilkan
rancangan modul terdiri 8 kegiatan pembelajaran. Media dicetak menggunakan
HVS 80 gr ukuran A4. Diketik dengan huruf times new roman berukuran 12
spasi 1,5 pt. Develop berupa uji kelayakan dengan ahli materi dan ahli media.
Disseminate, disebar luaskan ke guru dalam bentuk softfile dan hardfile.; dan
(2) hasil pengujian kelayakan pengembangan modul oleh ahli materi
mendapatkan skor 87,14% dengan kategori “Sangat Layak” dan untuk
kelayakan pengembangan modul oleh ahli media mendapatkan skor 79,14%
dengan kategori “Layak”.

Kata kunci: konstruksi bangunan gedung, modul, pengembangan.

i
DEVELOPMENT OF BUILDING CONSTRUCTION MODULE FOR
BUILDING CONSTRUCTION SUBJECT IN BUILDING CONSTRUCTION,
SANITATION, AND CARE COMPETENCYS AT SMKN 1 SEYEGAN.

By:
Fayqotul Himmah
NIM. 15505241042

ABSTRACT

This study aims to: (1) know the procedures for developing instructional
media and produce module on Building Construction subjects; and (2) knowing
the results and the level of feasibility obtained from media testing and building
construction material experts.
This research is type of research and development. The design refers to the
model of the 4D development stages, namely: (1) definition; (2) design; (3)
development; (4) dissemination. The type of data used is qualitative and
quantitative, while the data analysis technique in this research is quantitative
descriptive.
The results of this study: (1) the development of define with the results of
the front analysis of modules not yet available, learner analysis students do not
have a handbook, task analysis of some drawing tasks from the foundation to
the roof, concept analysis identifies learning concepts according to KI-KD,
specifying instructional objejectives formulating goals learning. The design
produced by the module design consisted of 8 learning activities. Media is
printed using A4 size HVS 80 gr. Typed with times new roman letters measuring
12 spaces 1,5 pt. Develop in the form of due diligence with material experts and
media experts. Disseminate, distributed to teachers in the form of softfile and
hardfile .; and (2) the results of testing the feasibility of developing modules by
material experts score 87.14% with the category "Very Eligible" and for the
feasibility of developing modules by media experts score 79.14% with the
category "Eligible".

Keywords: building construction, module, development.

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di masa kini menjadi sorotan yang paling penting, karena

prosesnya yang seiring dengan perkembangan manusia semakin maju. Melalui

pendidikan berbagai aspek kehidupan dikembangkan dengan proses belajar dan

pembelajaran. Dunia pengajar dan pembelajaran memiliki peran penting

terhadap perkembangan pendidikan, karena melalui pengajaran dan

pembelajaran itulah proses pendidikan berlangsung. Untuk mengembangkan

proses belajar dan pembelajaran di sekolah, sudah seharusnya pendidik

memanfaatkan media atau alat bantu yang mampu merangsang pembelajaran

sehingga tercapainya tujuan yang sesuai harapan dan tentunya dengan hasil

yang optimal. Karena untuk menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas, perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan yang mampu

menghasilkan sumber daya yang berkompeten.

Diungkapkan Conny R. Semiawan, strategi pembelajaran yang efektif dan

efisien adalah pengembangan sikap belajar individu untuk mewujudkan pribadi

yang tidak saja menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam alih ilmu dan

strategi tetapi juga dapat mengembangkan dirinya sesuai potensi, bakat dan

minatnya menjadi pribadi yang kreatif dan berintegritas tinggi.

Penyampaian materi ajar atau strategi pembelajaran yang tidak bervariasi

dapat menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Berdasarkan hal tersebut untuk mendukung penyampaian dan strategi

pembelajaran dibutuhkan suatu alat bantu atau media belajar sebagai sarana

pendukung, selain tranformasi belajar secara konvensional atau tatap muka di

1
kelas. Penggunaan alat bantu atau media pembelajaran merupakan bagian

penting yang dalam era ini sudah menjadi integrasi terhadap metode belajar.

Dapat diakui bahwa media pembelajaran dibutuhkan untuk menciptakan kualitas

manusia yang tidak hanya bergantung melalui transfer ilmu secara verbal.

Media pembelajaran dalam dunia pendidikan bermacam-macam

bentuknya. Media tersebut dapat berbentuk teks, audio, gambar, slide, video,

hingga telekonferensi, yaitu mulai dari media konvensional, hingga yang

berkemampuan canggih. Media pembelajaran ini dapat megurangi suasana yang

statis dan dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif, menarik,

interaktif dan menyenangkan. Selain itu, kegunaan lain dari penggunaan alat

bantu pembelajaran yang beragam akan dapat menciptakan variasi belajar

sehingga tidak menimbulkan kebosanan terhadap siswa. Alat bantu atau media

pembelajaran dibuat dan dapat digunakan sesuai dengan subyek dan urgensi

dari mata pelajaran. Hal tersebut penting dilakukan agar media mudah untuk

digunakan dan dipahami oleh siswa. Guru sebagai pendidik yang berperan

penting dalam proses transfer ilmu, juga harus bertindak tepat dalam memilih

untuk menggunakan media sebagai penunjang pembelajaran.

Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang yang

mengutamakan pengembangan keterampilan siswa untuk melaksanakan suatu

jenis pekerjaaan tertentu. Pendidikan menengah kejuruan juga mengutamakan

penyiapan siswa dan membentuk sikap professional untuk memasuki

lapangankerja. Program keahlian yang ada pada jenjang Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) menyesuaikan pada permintaan dunia kerja.

2
SMK Negeri 1 Seyegan merupakan lembaga pendidikan formal yang

memiliki berbagai kompetensi keahlian salah satunya Konstruksi Gedung,

Sanitasi, dan Perawatan (KGSP). Konstruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan

adalah jurusan baru di SMK yang mempelajari tentang membangun sebuah

bangunan, sanitasi dan kegiatan untuk merawatnya. Program Konstruksi

Gedung, Sanitasi, dan Perawatan ini diikuti oleh peserta didik selama empat

tahun. Salah satu mata pelajaran baru yang ada pada Kurikulum 2013 revisi

2017 untuk Program Keahlian Konstruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan

adalah Konstruksi Bangunan Gedung. Konstruksi Bangunan Gedung merupakan

salah satu mata pelajaran yang dipelajari di Kelas XI.

Kualitas pembelajaran erat hubungannya dengan ketersediaan sumber

belajar. Ketersediaan sumber belajar berupa buku Konstruksi Bangunan Gedung

di perpustakaan SMK Negeri 1 Seyegan masih terbatas dan belum adanya

sumber referensi yang tersedia yangsesuai dengan silabus Kurikulum 2013 revisi

2017. Referensi yang dipakai untuk mengajar sementara ini adalah buku lama

yang sudah ada di sekolah, ditambah dengan materi dari internet dan diambil

yang sesuai dengan silabus Kurikulum 2013 revisi 2017. Namun referensi

tersebut dirasa masih kurang, sehingga dibutuhkan sumber belajar atau referensi

lain untuk membantu proses kegiatan pembelajaran.

Pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran mempermudah

interaksi antara guru dengan siswa maupun antar siswa. Adanya sumber belajar

juga mempermudah siswa dalam memperdalam pemahaman dan memperluas

wawasan, maka dapat digunakan oleh siswa pada saat pembelajaran maupun

penugasan. Sumber belajar yang dapat digunakan salahsatunya adalah modul.

3
Menurut Depdiknas (2002: 5), modul sebagai suatu kesatuan bahan

belajar yang dipaparkan dalam bentuk instruksi sendiri (self instruction). Berarti

bahan belajar yang disusun di dalam modul dapat dipelajari oleh peserta didik

secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari pengajar atau orang lain.

Modul dapat digunakan secara mandiri oleh siswa karena di dalamnya terdapat

petunjuk penggunaaannya secara jelas, segala hal pendukung materi, instruksi

pembelajaran, soal latihan hingga rangkuman (self instructional). Materi

pembelajaran yang terdapat dalam modul dikemas dalam unit kegiatan yang

utuh, sehingga mempermudah dipelajari secara tuntas (self contained).

Penggunaan modul pada siswa dapat membuat siswa mandiri dalam belajar.

Apabila modul disusun secara baik tampilan maupun isinya, disesuaikan model,

metode pembelajarannya pada kurikulum yang ada dan mempertimbangkan

karakteristik siswa, maka siswa akan tertarik menggunakannya. Modul juga

dapat mempermudah guru saat mengajarkarena konsep pembelajarannya sudah

tercermin di dalam modul tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran Konstruksi

Bangunan Gedung, ada beberapa alasan yang melatar belakangi pemilihan

pembuatan modul pembelajaran. Pertama, kurangnya sumber acuan referensi

mengenai mata pelajaran Konstruksi Bangunan Gedung Kelas XI khususnya

Semester 1 Kompetensi Keahlian Konstruksi Bangunan Gedung, Sanitasi, dan

Perawatan di SMK Negeri 1 Seyegan. Kedua, banyaknya tugas yang membuat

siswa diharapkan mandiri dalam pencarian refrensi dan informasi seputar materi

dalam mata Konstruksi Bangunan Gedung. Ketiga, rendahnya kepahaman siswa

dalam kegiatan belajar mengajar karena guru dalam penerapannya

4
menggunakan metode ceramah. Hal tersebut mengakibatkan siswa lamban

dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Berkaitan dengan dibutuhkannya alat bantu atau media pembelajaran

dalam usaha menciptakan proses belajar yang menarik, interaktif dan efektif,

maka penulis melakukan penelitian dibidang pendidikan berupa pengembangan

media pembelajaran berbasis modul mata pelajaran Konstruksi Bangunan

Gedung yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam proses

pembelajaran dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki siswa dalam

penguasaan materi. Media tersebut diharapkan akan dapat mengakomodasi

keterbatasan waktu belajar di kelas dan dapat digunakan oleh siswa untuk

belajar secara mandiri diluar jam sekolah maupun di saat jam sekolah. Belajar

yang dimaksud berupa pembelajaran yang dilaksanakan secara kongkrit,

sehingga mengembangkan pemahaman siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan dalam bentuk

penulisan skripsi dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Mata

Pelajaran Kontruksi Bangunan Gedung pada Kompetensi Keahlian

Konstruksi Gedung, Sanitasi dan Perawatan di SMK Negeri 1 Seyegan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa

permasalahan, di antaranya:

1. Terbatasnya sumber belajar dan buku referensi Konstruksi Bangunan

Gedung untuk menunjang proses pembelajaran siswa di SMK Negeri 1

Seyegan.

5
2. Penggunaan media pembelajaran Kosntruksi Bangunan Gedung siswa Kelas

XI Semster 1 Program Keahlian Konstruksi Gedung Sanitasi dan Perawatan di

SMK Negeri 1 Seyegan belum optimal.

3. Kurangnya kemandirian siswa Kelas XI Program Keahlian Konstruksi Gedung

Sanitasi dan Perawatan SMK Negeri 1 Seyegan untuk mencari informasi dari

sumber lain selain yang disampaikan oleh guru.

4. Siswa kesulitan memahami materi yang diajarkan oleh guru karena materi

pelajaran Konstrukdi Bangunan Gedung disampaikan dengan metode

ceramah.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah yang akan dikaji dalam skripsi ini adalah:

1. Materi dalam modul pembelajaran yang akan dikembangkan hanya

menyangkut mata pelajaran Konstruksi Bangunan Gedung di Semster 1

untuk Kelas XI.

2. Produk media yang dikembangkan adalah dalam bentuk modul untuk mata

pelajaran Kontruksi Bangunan Gedung berdasarkan kriteria kualitas media

pembelajaran yang baik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat

dirumuskan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran dalam bentuk

mata pelajaran Kontruksi Bangunan Gedung?

6
2. Bagaimana kelayakan media modul Kontruksi Bangunan Gedung mata

pelajaran Kontruksi Bangunan Gedung di mata ahli materi dan ahli media?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan

dari peneliatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengetahui prosedur pengembangan media pembelajaran dan menghasilkan

modul pada mata pelajaran Kontruksi Bangunan Gedung mata pelajaran

Kontruksi Bangunan Gedung di SMK Negeri 1 Seyegan.

2. Mengetahui kelayakan modul pembelajaran Kontruksi Bangunan Gedung

sebagai sumber belajar siswa Kelas XI Semster 1 Program Keahlian

Konstruksi Gedung Sanitasi dan Perawatan di SMK Negeri 1 Seyegan.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat

membawa dampak positif.

1. Bagi Siswa: dapat membantu siswa untuk belajar mandiri dan dapat

berfungsi sebagai tambahan referensi atau sumber belajar bagi siswa.

2. Bagi Guru: menambah pengetahuan tentang modul pada mata pelajaran

Kontruksi Bangunan Gedung, mengatasi keterbatasan interaksi guru dan

siswa, serta membaantu guru untuk memperlancar proses pembelajaran di

kelas.

3. Bagi Penelti: berguna untuk menambah pengalaman dalam melakukan

penelitian dan mengetahui cara penyusunan modul yang baik, benar serta

7
menarik bagi siswa sehingga dapat membantu di dalam proses

pembelajaran.

8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran

a. Pengertian belajar

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya

interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar

dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa

seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan pada tingkat

pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya (Arsyad, 2011: 1).

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau

potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan

perubahan perilakunya. Maka dalam belajar yang penting adalah input

yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.

Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar,

sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus

yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan

respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan

tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respons. Oleh

karena itu, apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima

oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.

9
b. Pengertian pembelajaran

Trianto (2010: 17), pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia

yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran

secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara

pengembangan dan pengalaman hidup.

Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari

seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa

dengan sumber belajar lainnya) dalam rangkaian mencapai tujuan yang

diharapkan. Dari beberapa definisi pembelajaran di atas, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh tenaga

pendidik yang tersusun dan terencana untuk memberitahukan pengetahuan

sesuai dengan pengalaman yang didapat sehingga siswa dapat mengerti

akan ilmu pengetahuan yang sedang berkembang dengan tujuan tertentu.

2. Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu alat bantu yang digunakan untuk

meningkatkan dan memudahkan kinerja. Tuntutan terhadap kemajuan

teknologi mengharuskan adanya pengembangan. Inovasi terhadap suatu

media selalu dilakukan guna mendapatkan kualitas yang lebih baik. Menurut

pendapat Nusa Putra (2015) yang dikutip dalam Maximing Defence

Capability Through R&D menjelaskan, pengembangan adalah sebuah proses

yang menerapkan ilmu pengetahuan untuk menciptakan perangkat baru.

Pengembangan secara umum berarti pola pertumbuhan dan perubahan

secara bertahap untuk meningkatkan pemanfaatan ilmu pengetahuan.

1
a. Pengertian media pembelajaran

Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau

penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan

tersebut, bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran

dan tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar. Bila karena

satu dan lain hal media tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai

penyalur pesan yang diharapkan maka ia tidak efektif dalam arti tidak

mampu mengkomunikasikan isi pesan yang ingin disampaikan oleh sumber

kepada sasaran yang ingin dicapainya. Oleh sebab itu mendisain pesan

untuk suatu media harus memperhatikan ciri-ciri atau karakteristik dari

sasaran/penerima pesan dan kondisi belajar, yaitu faktor-faktor yang dapat

merangsang/ mempengaruhi timbulnya kegiatan belajar/mengajar (Miarso,

1984: 47-48).

Bovee (2001: 2), media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi

menyampaikan pesan. Media merupakan wadah dari pesan yang oleh

sumber pesan ataupun penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau

penerima pesan tersebut. Media pembelajaran merupakan salah satu

komponen pendukung keberhasilan proses belajar mengajar.

Yudhi Munadi (2013: 7), media pembelajaran adalah segala sesuatu

yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara

terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Menurut UU RI No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20: ”Pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar”.

1
b. Fungsi media pembelajaran

Secara umum fungsi media adalah alat bantu penyampaian pesan

pembelajaran. Live dan lepts (dalam sumanto: 2012) mengemukakan

fungsi media visual, di antaranya yaitu: (1) fungsi atensi, yakni menarik

perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran; (2) fungsi afeksi,

yakni menciptakan perasaan senang siswa; (3) fungsi kognisi, yaitu alat

bantu memahami dan mengingat informasi.

Arsyad (dalam Sumanto: 2012) mengidentifikasikan manfaat media,

yaitu: (1) memperjelas penyajian pesan dan informasi; (2) meningkatkan

dan mengarahkan perhatian anak sehingga menmbulkan motivasi belajar

dan interaksi secara langsung; (3) mengatasi keterbatasan indra, ruang,

dan waktu; dan (4) memberikan kesamaan pengalaman belajar siswa.

c. Klasifikasi media pembelajaran

Klasifikasi merupakan kegiatan untuk mengelompokkan hal-hal

berdasarkan acuan tertentu. Dalam hal ini, media pembelajaran

diklasifikasikan sesuai dengan tingkatan bentuk, tampilan, kegunaan,

kemudahan dan lain-lain. Jamil (2013: 323), membagi media pembelajaran

menjadi tiga macam, sebagai berikut:

1) Media audio adalah media yang mengandalkan kemampuan suara.

2) Media visual adalah media yang dapat menampilkan suara dan gambar

diam.

3) Media audio visual adalah media yang dapat menampilkan suara dan

gambar.

1
Media pembelajaran juga dapat diklasifikasikan ke dalam kategori di

antaranya:

1) Audio: kaset audio, siaran radio, telepon, dan MP3.

2) Catak: buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar, dan foto.

3) Audio cetak: kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis.

4) Proyeksi visual diam: Over Head Transparant (OHT) dan Slide.

5) Proyeksi audio visual diam: slide bersuara.

6) Visual gerak: film bisu.

7) Audio visual gerak: video/VCD/televisi.

8) Objek fisik: benda nyata dan model.

9) Manusia dan lingkungan: guru, pustakawan, dan laboran.

10) Komputer.

Dari beberapa klasifikasi media pembelajaran di atas maka media

pembelajaran dapat dikelompokkan berdasarkan acuan-acuan tertentu.

c. Model pengembangan pembelajaran

Gustafson (1981) menggambarkan tiga alasan mengapa

pengembangan pembelajaran harus menggunakan model:

1) Sebagai alat untuk membantu berkomunikasi atar guru dan siswa.

2) Sebagai pembimbing dalam merencanakan menyusun manajemen

kegiatan.

3) Preskriptif dalam membuat keputusan

Model adalah representasi dari ragamnya konteks dan audiens yang

muncul dalam pengembangan pembelajaran. Model juga dikatakan sebagai

cara untuk melakukan urutan pengembangan pembelajaran. Menurut The

1
Sistems Approach of Education (SAFE), model dapat dikatakan sebagi alat

pemecah masalah bagi pendidik

d. Prosedur pengembangan

Prosedur pengembangan media pembelajaran dapat menggunakan

metodologi penelitian pengembangan. Secara umum langkahnya ialah

sebagai berikut:

1) Identifikasi masalah.

2) Perancangan media.

3) Validasi ahli.

4) Revisi berdasarkan validasi ahli

5) Uji coba skala terbatas, melakukan uji keterterapan media oleh pengguna

dan uji keefektifan media dengan subjek siswa.

6) Revisi berdasarkan uji skala terbatas.

7) Uji coba skala luas, melakukan uji keterterapan media oleh pengguna dan

uji keefektifan media pembelajaran dengan subjek siswa.

8) Revisi berdasarkan uji coba skala luas (menghasilkan produk final).

e. Jenis jenis media pembelajaran

Media pembelajaran memiliki banyak bentuk dan setiap bentuk media

pembelajaran memiliki karakteristik yang khas. Kemp & Dayton (1985)

dalam Arsyad (2014: 39-56) mengelompokkan media pembelajaran

menjadi delapan jenis, yaitu:

1) Media cetak

Media cetak adalah media pembelajaran berupa bahan-bahan

yang disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan memberikan

1
informasi. Media cetakan dapat berupa buku teks dan buku ajar. Selain

itu, media cetakan juga meliputi poster, dan media lain yang dibuat

dengan dicetak di atas kertas. Buku teks adalah salah satu jenis media

cetakan yang banyak digunakan. Dalam buku teks ini, informasi disajikan

secara rinci. Kelebihan dari media cetak adalah:

a) Peserta didik dapat belajar dan memahami sesuai kecepatan masing-

masing.

b) Peserta didik dapat mengulangi materi dalam media cetak secara

mandiri dan mengikuti urutan pemikiran secara logis.

c) Perpaduan gambar dan teks akan menambah daya tarik serta

menambah pemahaman informasi.

Adapun kekurangan media cetak adalah:

a) Tidak memungkinkan untuk menampilkan gambar gerak.

b) Biaya percetakan yang tidak murah terlebih jika dicetak full colour.

c) Proses percetakan yang terkadang memakan waktu lama.

2) Media pajang

Sesuai namanya, media pajang adalah media yang digunakan

dengan cara dipajang. Pada umumnya, media ini digunakan untuk

menyampaikan pesan di depan kelompok kecil. Bahan pembuatan media

ini dapat berasal dari bahan apasaja yang memungkinkan. Media ini

meliputi papan tulis, flipchart, papan magnet, papan kain, papan buletin,

dan pameran. Kelebihan dari media pajang adalah:

a) Dapat digunakan dimana saja tanpa perlu penyesuaian khusus.

b) Mudah dipersiapkan dan digunakan.

1
c) Dalam proses penyajian berlangsung pemakai dapat secara mudah

membuat perubahan-perubahan.

Adapun kekurangan dari media pajang adalah:

a) Penggunaan media hanya terbatas pada kelompok kecil.

b) Keahlian dalam penyajian harus benar-benar dikuasai oleh pemakai.

c) Pada saat menulis di papan, pengajar terkadang membelakangi

pesertadidik, dan jika berlangsung lama akan mengganggu proses

pembelajaran karena peserta didik kurang dapat melihat materi yang

berada dipapan tulis dengan baik.

3) Proyektor transparansi

Proyektor transparansi berupa transparansi yang diproyeksikan.

Transparansi tersebut dapat berupa huruf, lambang, gambar, atau

gabungannya pada lembaran bahan tembus pandang atau plastik yang

sudah dipersiapkan. Transparansi tersebut kemudian diproyeksikan ke

sebuah layar atau dinding melalui proyektor. Kelebihan dari penggunaan

proyektor transparansi adalah:

a) Dapat digunakan pada ruang yang terang, tidak perlu ruangan yang

gelap.

b) Dapat digunakan untuk kelompok besar.

c) Transparansi dapat digunakan dengan mudah secara mandiri oleh

pengajar baik dengan manual maupun cetak.

Adapun kekurangan media proyektor transparansi adalah:

a) Harus tersedia OHP dan listrik yang memadai.

1
b) Harus memiliki kemapuan untuk pengaturan OHP dan penyajian serta

dalam penyimpanan transparansi.

4) Rekaman

Media rekaman audio tape merupakan pesan isi pelajaran yang

direkam pada tapemagnetic. Hasil rekaman pada umunya berupa kaset

yang dapat diputar kembali pada saat diinginkan. Kelebihan penggunaan

media ini adalah:

a) Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga

pesan dan isi pelajaran dapat berada di beberapa tempat dalam waktu

yang bersamaan.

b) Rekaman audio tape memberikan kesempatan pada peserta didik

untuk mendengarkan diri sendiri sebagai alat diagnosis untuk

membantu meningkatkan keterampilan mengucapkan, membaca, atau

berpidato.

c) Pengoperasian radio tape relatif mudah.

Adapun kekurangan media rekaman audio tape adalah:

d) Dalam suatu rekaman, sulit untuk menentukan lokasi pesan atau

informasi yang telah disampaikan.

e) Kecepatan merekam dan pengaturan track yang bermacam-macam

menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman.

5) Slide

Slide adalah suatu film transparansi yang berukuran 35 m dengan

bingkai 2x2 inci. Bingkai tersebut terbuat dari karton atau plastik. Prinsip

kerja dari slide hampir sama dengan OHP, hanya saja transparansi yang

1
digunakan berukuran lebih kecil dan berjumlah banyak sehingga lebih

mudah dioperasikan. Kelebihan dari slide adalah:

a) Urutan slide dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.

b) Mudah disebar luaskan.

c) Dapat menyajikan gambar dan grafik untuk berbagai bidang ilmu.

Adapun kekurangan dari slide adalah:

a) Gambar dan grafik visual yang disajikan merupakan gambar tidak

bergerak.

b) Memerlukan perhatian lebih agar film bingkai tidak tercecer dan hilang.

c) Memerlukan biaya yang lebih besar dari pada pembuatan media foto,

gambar, dan grafik yang tidak diproyeksikan.

6) Film dan video

Film dan video adalah gambar-gambar dalam frame yang

ditayangkan baik melalui proses digital maupun mekanik sehingga

gambar terlihat hidup. Kelebihan dari media film dan video yakni:

a) Film dan video dapat melengkapi pengalaman dasar peserta didik

ketika membaca, berdiskusi, praktik, dan lain-lain.

b) Dapat mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.

c) Mampu menggambarkan peristiwa masa lalu.

d) Dapat diulangi bila perlu.

e) Menyampaikan pesan dengan cepat dan mudah diingat.

f) Mengembangkan imajinasi peserta didik.

g) Baikuntuk menjelaskan suatu proses dan dapat menjelaskan suatu

keterampilan.

1
h) Menumbuhkan minat.

Adapun kekurangan dari media film dan video yakni:

a) Memerlukan biaya mahal dan waktu yang lama dalam proses

pembuatannya.

b) Film dan video tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan

belajar yang diinginkan kecuali film itu dirancang dan diproduksi

untuk kebutuhan sendiri.

7) Televisi

Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar

disertai suara. Salah satu program televisi yang dirancang untuk proses

pendidikan adalah Tv-Edukasi. Adapun beberapa keuntungan media

televisi yaitu:

a) Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan visual. Baik itu

gambar diam, film, objek, drama, dan lain sebagainya.

b) Dapat menyajikan dunia nyata kerumah dan kelas seperti orang,

tempat, dan peristiwa melalui penyiaran langsung maupun rekaman.

c) Dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh

peserta didik dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-

beda.

Adapun kekurangan dari media televisi adalah:

a) Hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.

b) Pengajar tidak dapat merevisi tayangan televise sebelum disiarkan.

c) Peserta didik lebih bersifat pasif karena kurangnya interaksi langsung.

8) Komputer

1
Komputer adalah mesin elektronik yang dirancang untuk

memanipulasi informasi melalui kode-kode. Komputer secara otomatis

akan melakukan pekerjaan dan perhitungan yang diinput oleh pengguna.

Pemanfaatan media computer dapat dikolaborasikan dengan media

lainnya baik media audio maupunvisual. Media ini bersifat interaktif,

artinya peserta didik bebas untuk memilih pilihan yang tersedia. Kelebihan

dari media computer adalah:

a) Dapat mengakomodasi peserta didik yang lamban menerima mata

pelajaran, karena bersifat adektif dengan cara yang individual.

b) Interaktif, dalam artian kendali berada di tangan peserta didik

sehingga tingkat kecepatan belajar peserta didik dapat disesuaikan

dengan tingkat penguasaannya.

c) Dapat merangsang peserta didik untuk mengerjakan latihan,

melakukan simulasi, dan lain sebagainya.

Sedangkan kekurangan dari media komputer adalah:

a) Harga perangkat keras dan perangkat lunak yang cukup mahal.

b) Diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer.

c) Komputer hanya efektif bila digunakan untuk satu orang atau

beberapa orang dalam kelompok kecil.

d) Perlu adanya pendampingan khusus agar peserta didik tidak

menyimpang dalam menggunakan.

f. Fungsi Media

Menurut Levie dan Lentz (dalam Kustandi dan Sutjipto 2004)

mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

2
1) Fungsi atensi

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan

mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran

yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks

materi pelajaran. Sering kali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik

dengan materi pelajaran sehingga mereka tidak memperhatikan.

2) Fungsi afektif

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan

siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau

lambang visual dapa menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya

informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

3) Fungsi kognitif

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian

yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar

pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan

yang terkandung dalam gambar.

4) Fungsi kompensatoris

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil

penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami

teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk

mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi

siswa yang lemah dan lambat menerima serta memahami isi pelajaran

yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

2
g. Menentukan Media

Sells dan Glasgow (1990: 179) mengklasifikasi media dalam tiga

kategori yaitu: metode, media tradisional, dan teknologi terbaru. Pemilihan

metode/media didasarkan atas kriteria pemilihan metode/media. Kriteria

harus sesuai dengan karakteristik siswa, tujuan, situasi belajar dan

hambatan. Selanjutnya Sells dan Glasgow (1991: 187) menggambarkan

model pemilihan media sebagaimana terlihat pada Gambar 1.

Mengidentifikasi Keperluan
Mengidentifikasi
Alat Situasi Belajar
Mengidentifikas
i Karakteristik
Siswa
REVISI PRODUK
Mengidentifikasi Hambatan dan Sumber Daya
Menghasilk Menentuk
an an Jenis
Media Media
Gambar 1. Diagram Seleksi Media

3. Modul Konstruksi Bangunan Gedung

a. Modul

Sebuah modul pengajaran merupakan unit pengajaran yang lengkap

yang dirancang untuk digunakan oleh seorang pembelajar atau sekelompok

kecil pembelajar tanpa kehadiran guru (Smaldino, 2011: 279). Modul harus

menarik perhatian siswa, memperkenalkan topik, menyajikan konten baru,

memberikan latihan dengan kegiatan umpan balik, menguji penguasaan, dan

memberikan perbaikan tingkat lanjut.

2
Modul dapat digunakan sebagai media pembelajaran jika modul telah

dinyatakan valid pada tahap validasi. Validasi adalah proses permintaan

persetujuan atau pengesahan terhadap kesesuaian modul dengan

kebutuhan. Untuk mendapatkan pengakuan kesesuaian tersebut, maka

validasi perlu dilakukan dengan melibatkan pihak praktisi yang ahli sesuai

dengan bidang-bidang terkait dalam modul. Validasi modul bertujuan untuk

memperoleh pengakuan atau pengesahan kesesuaian modul dengan

kebutuhan sehingga modul tersebut layak dan cocok digunakan dalam

pembelajaran. Validasi modul, meliputi: isi materi atau substansi modul,

penggunaan bahasa, serta penggunaan metode instruksional. Validasi dapat

dimintakan dari beberapa pihak sesuai dengan keahliannya masing-masing,

yaitu: (a) ahli substansi dari industri untuk isiatau materi modul; (b) ahli

bahasa untuk penggunaan bahasa; atau (c) ahli metode instruksional untuk

penggunaan instruksional guna mendapatkan masukan yang komprehensif

dan obyektif (Direktorat Pendidikan Menengah, 2008: 15)

Untuk melakukan validasi draft modul dapat diikuti langkah-

langkahsebagai berikut: (a) menyiapkan dan gandakan draft modul yang

akan divalidasi sesuai dengan banyaknya validator yang terlibat; (b)

menyusun instrumen pendukung validasi; (c) mendistribusikan draft modul

dan instrumen validasi kepada peserta validator; (d) menginformasikan

kepadavalidator tentang tujuan validasi dan kegiatan yang harus dilakukan

oleh validator; (e) mengumpulkan kembali draft modul dan instrumen

validasi; serta (f) memproses dan menyimpulkan hasil pengumpulan

masukkan yang dijaring melalui instrumen validasi (Direktorat Pendidikan

2
Menengah, 2008: 15). Dari kegiatan validasi draft modul akan dihasilkan

draft modul yangmendapat masukkan dan persetujuan dari para validator,

sesuai dengan bidangnya. Masukan tersebut digunakan sebagai bahan

penyempurnaan modul.

b. Kelayakan Modul

Kelayakan modul merupakan kriteria penentuan apakah suatu modul

layak untuk digunakan atau tidak. Modul yang layak digunakan untuk sarana

pembelajaran harus dilihat dari berbagai aspek, meliputi aspek kualitas

materi, aspek karakteristik, aspek tampilan modul, dan aspek manfaat.

1) Aspek kualitas materi

Aspek kualitas materi merupakan bagian yang menjelaskan kriteria-

kriteria standar isi materi pelajaran yang harus dicapai dan diberikan kepada

peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung. Pernyataan tersebut

didukung oleh Winkel (2005: 331) kualitas materi pelajaran harus memenuhi

kriteria sebagai berikut:

(a) Materi pelajaran harus relevan terhadap tujuan instruksional yang harus

dicapai.

(b) Materi pelajaran harus sesuai dengan taraf kesulitannya dengan

kemampuan peserta didik untuk menerima dan mengolah bahan itu.

(c) Materi pelajaran harus dapat menunjang motivasi peserta didik karena

relevan dengan pengalaman hidup sehari-hari.

(d) Materi pelajaran harus membantu untuk melibatkan diri secara aktif, baik

dengan berpikir sendiri maupun dengan melakukan berbagai kegiatan.

(e) Materi pelajaran harus sesuai prosedur yang diikuti.

2
(f) Materi pelajaran harus sesuai dengan media pengajaran yang tersedia.

Sedangkan kriteria kualitas materi pembelajaran menurut Ibrahim

(2003: 102) adalah:

(a)Materi pelajaran hendaknya menunjang tercapainya tujuan intruksional.

(b)Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan dan

perkembangan peserta didik pada umumnya.

(c) Materi pelajaran hendaknya terorganisir secara sistematik dan

berkesinambungan.

(d)Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual

maupun konseptual.

Dari uraian di atas dapat dirangkum bahwa kualitas materi harus

memiliki kriteria seperti materi pelajaran harus mencapai tujuan

instruksional, materi pelajaran hendaknya menyesuaikan dengan tingkat

satuan pendidikan dan kemampuan atau pengembangan peserta didik, dan

materi tersusun secara terorganisir dan sistematik.

2) Aspek karakteristik modul

Aspek karakteristik modul merupakan bagian yang membahas ciri

khas dari suatu modul sehingga produk disebut dapat disebut modul karena

telah memenuhi kriteria-kriteria standar karakteristik modul. Pernyataan

tersebut didukung oleh Daryanto (2013: 9) Karakteristik penulisan modul

yang baik meliputi: Self contained artinya seluruh materi pembelajaran dari

satu unit kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara

utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik

mempelajari materi pembelajaran secara tuntas. Stand alone atau berdiri

2
sendiri artinya modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain.

Dalam mempelajari dan mengerjakan tugas yang ada dalam modul, peserta

didik tidak tergantung pada media lain selain modul yang digunakan.

Adaptive artinya modul dapat menyesuaikan terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel. Modul yang adaptif adalah jika isi

materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.

User friendly atau bersahabat artinya modul yang dikembangkan bersahabat

dengan pemakainya. Setiap intruksi dan paparan informasi yang ada dalam

modul bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk

kemudahan peserta didik dalam merespon, mengakses sesuai dengan

keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta

menggunakan istilah yang umum digunakan. Self instructional artinya

melalui modul seseorang atau peserta didik mampu belajar mandiri, tidak

tergantung pada pihak lain.

Sedangkan menurut Atwi Suparman (2012: 284) menyatakan bahwa

karakteristik modul pembelajaran yang digunakan sistem pembelajaran

mandiri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Self Instructional yang berarti

modul itu dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik karena disusun untuk

maksud tersebut. Bahan instruksional menggunakan penyajian yang

sistematik berdasarkan teori belajar dan pembelajaran. Selfexplanatory

power yang berarti modul itu mampu menjelaskan sendiri karena

menggunakan bahasa yang sederhana dan isinya runtut. Selfcontained yang

berarti modul tersebut lengkap dengan sendirinya sehingga peserta didik

2
tidak perlu tergantung pada bahan lain kecuali bila bermaksud lebih

memperkaya pengetahuannya.

3) Aspek tampilan modul

Aspek tampilan modul merupakan bagian yang membahas kualitas

tampilan visual yang dihasilkan modul agar modul pembelajaran mampu

memerankan fungsi dan perannya dalam pembelajaran yang efektif. media

berbasis cetakan seperti modul menuntut unsur-unsur yang perlu

diperhatikan antara lain format, organisasi, dan daya tarik.

4) Aspek manfaat modul

Pembelajaran menggunakan modul banyak memberikan manfaat

bagi guru maupun peserta didik. Manfaat dari modul bagi peserta didik

adalah adanya umpan balik (feedback), penguasaan tuntas, tujuan yang

jelas, motivasi, fleksibilitas, kerjasama dan perbaikan ( remidial). Manfaat

yang diperoleh guru adalah timbulnya rasa kepuasan, dapat memberikan

bantuan individual dan mengadakan pengayaan, adanya kebebasan

rutinitas, menghemat waktu, meningkatkan prestasi keguruan seperti

adanya evaluasi formatif. Pernyataan terebut didukung oleh Nasution (2011:

2006) indikator modul bermanfaat jika modul mampu:

(a)Membantu guru menyampaikan materi.

(b)Mempermudah peserta didik dalam belajar.

(c) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

(d)Peserta didik mampu menguasai materi secara tuntas.

(e)Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

2
(f) Peserta didik mampu mengukur dan mengevaluasi sendiri hasil

belajarnya.

Sedangkan menurut Sadiman (2006: 17) manfaat modul adalah:

(a)Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

(b)Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis.

(c) Memberikan pengalaman baru dalam belajar secara efisien.

(d)Membantu timbulnya pengertian sehingga membantu perkembangan

berbahasa.

(e)Memberikan pengalaman yang nyata sehingga dapat menimbulkan

pemikiran yang teratur dan continue.

(f) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh

karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

(g)Menimbulkan kegairahan belajar, interaksi langsung dengan kenyataan,

dan memungkinkan peserta didik belajar mandiri.

(h)Mengatasi perbedaan yang ada pada peserta didik dengan cara

memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan

menimbulkan persepsi yang sama.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa aspek manfaat modul

adalah untuk meningkatkan motivasi peserta didik, peserta didik mampu

menguasai materi secara tuntas dan mengembangkan pembelajaran secara

efisien.

c. Pengertian Konstruksi Bangunan Gedung

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun

prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah

2
konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada

sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi

didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-

bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun

secara keseluruhan dari struktur bangunan. contoh lain: Konstruksi Jalan

Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi Kapal, dan lain lain.

Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata

letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya). Walaupun

kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam

kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari

beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek,

insinyur disain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor,

sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan

kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan

ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.

d. Materi Konstruksi Bangunan Gedung

Materi konstruksi bangunan gedung yang ada di dalam modul ini

merupakan pengembangan materi yang ada di dalam Kurikulum 2013.

Tabel 1. Kompetensi Konstruksi Bangunan Gedung dalam Kurikulum 2013

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


3.1 Menerapkan spesifikasi dan 4.1 Mengelola spesifikasi dan
karakteristik kayu untuk konstruksi karakteristik kayu untuk
bangunan konstruksi bangunan
3.2 Menerapkan spesifikasi dan 4.2 Mengelola spesifikasi dan
karakteristik batu beton, keramik, karakteristik batu beton,
dan genting untuk konstruksi keramik, dan genting untuk

2
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
bangunan konstruksi bangunan
3.3 Menerapkan spesifikasi dan 4.3 Mengelola spesifikasi dan
karakteristik baja dan aluminium karakteristik baja dan aluminium
untuk konstruksi bangunan untuk konstruksi bangunan
3.4 Menerapkan spesifikasi dan 4.4 Mengelola spesifikasi dan
karakteristik cat pada konstruksi karakteristik cat pada konstruksi
bangunan bangunan
3.5 Menerapkan spesifikasi dan 4.5 Mengelola spesifikasi dan
karakteristik bahan adukan karakteristik bahan adukan dan
dan pasangan pada konstruksi pasangan pada konstruksi
bangunan bangunan
3.6 Menganalisis jenis dan fungsi 4.6 Menalar jenis dan fungsi struktur
struktur bangunan berdasarkan bangunan sesuai karakteristiknya
karakteristik
3.7 Mengkategori macam-macam 4.7 Menalar pekerjaan konstruksi
pekerjaan konstruksi batu dan batu dan beton
beton
3.8 Mengkategori macam-macam 4.8 Menalar pekerjaan konstruksi
pekerjaan konstruksi baja baja

3.9 Menerapkan prosedur Keselamatan 4.9 Melaksanakan Keselamatan dan


dan Kesehatan Kerja serta Kesehatan Kerja dan Lingkungan
Lingkungan Hidup dalam Hidupdalam pelaksanaan
pelaksanaan pekerjaan Konstruksi pekerjaan Konstruksi Bangunan
Bangunan Gedung. Gedung.
3.10 Memahami pengertian pondasi 4.10 Menyajikan pengertian pondasi
telapak untuk konstruksi bangunan telapak untuk kontruksi
gedung sederhana. bangunan gedung dengan tepat
dilapangan.

e. Uji kompetensi dalam Modul Konstruksi Bangunan Gedung

Di dalam modul ini terdapat dua jenas uji kompetensi yaitu pilihan

ganda dan esai, untuk jumlah soal yang terdapat dalam setiap uji

kompetensi rata rata berjumlah 20 butir soal, dimana 15 soal merupakan

pilihan ganda dan 5 soalnya lagi merupakan esai.

Setiap bab memiliki uji kompetensinya masing masing dan dalam

modul ini uji kompetensi terletak di lembar terakhir dalam setiap babnya,

3
lalu untuk kunci jawaban terletak pada bagian akhir modul sebelum daftar

pustaka.

Gambar 2. Contoh Soal dalam Bentuk Pilihan Ganda di BAB 2

Gambar 3. Contoh Soal dalam Bentuk Esai di BAB 2

3
Gambar 4. Kunci Jawaban

f. Modul Konstruksi Bangunan Gedung

Di dalam modul ini berisi materi materi mengenai konstruksi

bangunan gedung, seperti berikut :

1. P

engertian bahan bahan bangunan yang digunakan dalam proses

pembangunan gedung

2. C

ara menggunakan dan cara membuat bahan bahan bangunan yang

digunakan dalam proses pembangunan gedung

3. B

agaimana proses terbentuknya struktur bangunan

4. B

agaimana urutan dalam konstruksi bangunan gedung

3
5. B

agaimana kesehatan dan keselamatan kerja dalam konstruksi bangunan

gedung

Didalam setiap bab modul ini akan ada tujuan pembelajatan dan

pendahuluan, seperti berikut :

Gambar 5. Tampilan Awal Setiap Bab

g. Prasyarat dalam penggunaan modul

Untuk mempelajari dan menguasai modul ini, peserta didik terlebih

dahulu harus mempunyai pengetahuan mengenai macam-macam bagian

yang terdapat dalam bangunan, hal ini dimaksutkan agar peserta didik

sudah mempunyai gambaran ketika hendak mempelajari materi yang

terdapat dalam konstuksi bangunan gedung, serta harapannya materi yang

dipaparkan dapat tercapai secara optimal.

h. Petunjuk Penggunaan Modul

1. P

enggunaan Bagi Pendidik

Agar peserta didik dapat belajar dengan baik dan mencapai hasil

yang maksimal perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:

3
a. M

emahami dan mempelajari daftar isi modul dengan cermat sebelum

mempelejari materi pada modul.

b. S

ebelum peserta didik mempelajari keseluruhan materi dalam modul,

pendidik diharapkan dapat membantu menjelaskan kepada peserta didik

mengenai kompetensi dasar dan kompetensi inti yang harus dikuasai

oleh peserta didik.

c. M

engarahkan peserta didik untuk mengikuti prosedur penggunaan modul.

d. ...........................................................................................................................................

Jika peserta didik menyatakan telah selesai mempelajari modul, maka

peserta didik perlu mengadakan evaluasi hesil belajar untuk mengetahui

ketuntasan belajar peserta didik.

2. P

enggunaan Bagi Peserta Didik

a. M

embaca materi modul dengan seksama, sehingga isi materi dapat

dipahami dengan baik.

b. M

engkonsultasikan kepada guru pendidik apabila terdapat kesulitan dalam

mempelajari materi.

3
c. M

engerjakan lembar kegiatan siswa yang sudah disediakan dengan

sungguh-sungguh.

d. C

atatlah kesulitan-kesulitan yang ditemui kemudian konsultasikan

kesulitan-kesulitan tersebut dengan guru pendidik.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Sebelum melakukan penelitian mengenai pengembangan modul

pembelajaran mata pelajaran dasar-dasar konstruksi bangunan, peneliti telah

membaca beberapa penelitian yang serupa namun berbeda keahlian dan

dijadikan sebagai acuan referensi untuk melakukan penelitian ini, antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah Nur Hayati, dengan judul

“Pengembangan Modul Pembelajaran Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan K13

Revisi Kelas X Semester Gasal Kompetensi Keahlian Desain Pemodelan Dan

Informasi Bangunan SMK Negeri 1 Pajangan”. Penelitian ini bertujuan untuk;

(1) mengembangkan modul pembelajaran mata pelajaran Dasar-dasar

Konstruksi Bangunan Kelas X Semester Gasal Kompetensi Keahlian Desain

Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) sebagai salah satu bahan ajar

yang dapat digunakan sebagai sarana belajar mandiri oleh peserta didik di

SMK Negeri 1 Pajangan; dan (2) mengetahui hasil kelayakan modul

pembelajaran yang teruji dan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar

pembelajaran mata pelajaran Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan Kelas X

Semester Gasal Kompetensi Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi

3
Bangunan (DPIB) sebagai salah satu bahan ajar yang dapat digunakan

sebagai sarana belajar mandiri oleh peserta didik di SMK Negeri 1 Pajangan.

Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development dengan

model pengembangan 4D.

2. Tiwan (2010: 25) Penelitian yang dilakukan dengan judul penerapan modul

pembelajaran bahan teknik sebagai upaya peningkatan proses pembelajaran

di jurusan pendidikan teknik mesin FT UNY didapatkan data sebagai berikut,

dari kelas kontrol memiliki rentang nilai terendah 33 dan tertinggi 86 dari

skala 100 dengan rata-rata kelas yang dicapai yaitu 56,81, sedangkan data

yang didapat dari kelas eksperimen memiliki rentang terendah 50 dan

tertinggi 97 dari skala 100 dengan rata-rata kelas yang dicapai adalah 68,05.

Data tersebut diambil pada post test yang dilakukan pada mahasiswa setelah

menempuh atau mempelajari separuh dari materi perkuliahan, tepatnya

setelah menempuh tujuh kali pertemuan atau tatap muka di kelas. Penelitian

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pencapaian

prestasi belajar bahan teknik dasar antara kelompok mahasiswa yang diberi

modul dengan kelompok mahasiswa yang tidak diberi modul. Kelompok

mahasiswa yang diberi modul memiliki pencapaian prestasi yang lebih baik,

terbukti dengan terdapat peningkatan pada nilai post test pada mahasiswa

yang dilakukan pembelajaran dengan menggunakan modul atau kelas

eksperimen.

C. Kerangka Berpikir

3
Konstruksi bangunan gedung merupakan mata pelajaran yang

diselenggarakan di SMK Negeri 1 Seyegan jurusan Konstruksi Gedung, Sanitasi,

dan Perawatan. Mata pelajaran Konstruksi Banguna Gedung memerlukan media

pembelajaran sebagai penunjang agar materi yang akan disampaikan dapat

diterima dengan baik dengan waktu yang efisien.

Perlunya inovasi tersebut diharapkan agar hasilnya nanti siswa dapat

memahami materi materi yang disampaikan pendidiknya. Guru telah

memberikan materi dengan cara ceramah ketika proses belajar mengajar

dikelas serta berupa powerpoint, tetapi hal tersebut nampaknya masih kurang

bisa menarik minat siswa untuk dapat melakukan pembelajaran mandiri. Siswa

memerlukan media pembelajaran yang dapat digunakan tanpa

mempermasalahkan waktu dann tempat yang terbatas. Belajar mandiri

membuat siswa mengetahui sejauh mana kemampuan mereka dalam belajar

serta seberapa cepat dapat menangkap materi yang telah diajarkan.

Media pembelajaran yang berupa modul pada mata pelajaran Konstruksi

Bangunan Gedung adalah salah satu media pembelajaran yang dirancang dan

dibuat untuk menunjang siswa dalam belajar mandiri. Konsep pembelajaran

yang berbasis modul diharapkan dapat membantu siswa lebih mudah dan

optimal dalam menyerap materi, karena media pembelajaran modul ini dapat

membantu siswa belajar dimana saja dan kapan saja serta sesuai dengan

kecepatanpemahaman masing-masing. Selain itu adanya media pembelajaran

modul ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi siswa sebagai sarana

belajar karena terdapat evaluasi pembelajaran setiap materi di dalamnya.

3
Tujuan media berbasis modul ini adalah untuk memberikan kemudahan

siswa dalam pemahaman mengenai Konstruksi Bangunan Gedung. Produk

berupa media pembelajaran berbasis Modul yang dihasilkan sebagai produk

awal dari diskusi grub antara peneliti dan dosen pembimbing.

Produk awal ini kemudian akan divalidasi oleh ahli materi dan ahli media

pembelajaran. Setelah mencapai pada tahap revisi berdasarkan saran dari ahlii

materi dan ahli media pembelajaran, produk kemudian siap disebarkan.

Gambar 6. Diagram Seleksi Media

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pemaparan di atas, didapatkan pertanyaan penelitian

sebagai berikut :

1. Apa saja permasalahan yang di alami selama kegiatan pembelajaran mata

pelajaran Konstruksi Bangunan Gedung Kelas XI SMKN 1 Seyegan

2. Bagaimana prosedur pembuatan Modul Konstruksi Bangunan Gdung?

3
3. Bagaimana tingkat kelayakan Modul Konstruksi Bangunan Gedung?

4. Bagaimana penyebarluasan Modul Konstruksi Bangunan Gedung?

3
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan research and development atau

R&D (Penelitian dan Pengembangan). Borg and Gall (1998), menyatakan

bahwa “What is research and development? It is a process used to develop and

validate educational product”. Apakah penelitian dan pengembangan itu?

Penelitian dan pengembangan merupakan proses/metode yang digunakan

untuk memvalidasi dan mengembangkan produk.

Desain penelitian ini menggunakan metode pengembangan 4D (Four D)

. Menurut Thiagarajan (1974) model pengembangan 4D terdiri dari Define,

Design, Development, and Dissemination. Lalu model pengembangan ini

diberikan penjelasan sebagai berikut. Define (pendefinisian), berisi kegiatan

untuk menetapkan produk apa yang akan dikembangkan beserta spesifikasinya.

Tahap ini merupakan kegiatan analisis kebutuhan yang dilakukan melalui

penelitian dan studi literatur. Design (perancangan), berisi kegiatan untuk

membuat rancangan terhadap prosuk yang telah di tetapkan. Development

(pengembangan), berisi kegiatan membuat rancangan menjadi produk dan

menguji validitas produk secara berulang ulang sampai dihasilkan produk sesuai

dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Dissemination (diseminasi), berisi

kegiatan menyebarluaskan produk yang telah teruji untuk dimanfaatkan orang

lain.

3
Start

Analisis

Kurikulum Analisis Kebutuhan


Media Pembelajaran

Silabus
Modul

Kompetensi Dasar

Materi Yang Relevan (Define)

Desain Awal Modul (Design)

Pembuatan Modul (Develop)

Produk Modul

Hasil Validasi Tidak

Modul
Konstruksi
Gambar 7. Diagram Model Penelitian

Desseminate Finish

4
B. Prosedur Pengembangan

Model pengembangan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

4D atau yang dikenal dengan Four-D yang meliputi, define, design,

development, disseminate. Berikut penjabaran dari tahap tahap prosedur

pengembangan modul :

1. Define

Dalam konteks pengembangan modul, pendefinisian dilakukan dengan

cara menganalisis berbagai hal berikut:

a) Analisis kurikulm

Pada tahap awal, perlu menkaji kurikulum yang berlaku pada saat

itu. Kurikulum memuat kompetensi yang ingin dicapai, analisis kurikulum

berguna untuk menetapkan pada kompetensi yang mana bahan ajar tersebut

akan dikembangkan. Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan tidak semua

kompetensi yang ada dalam kurikulum dapat disediakan bahan ajarnya.

b) Merumuskan tujuan pembelajaran

Sebelum menulis bahan ajar, tujuan pembelajaran, dan kompetensi

yang hendak diajarkan perlu dirumuskan terlebih dahulu. Hal ini berguna untuk

membatasi peneliti supaya tidak menyimpang dari tujuan semula pada saat

mereka sedang menulis bahan ajar.

c) Analisis materi

Analisis materi yang dilakukan dengan mengidentifikasi materi utama

yang perlu diajarkan, mengumpulkan dan memilih materi yag relevan, dan

menyusunnya kembali secara sistematis. Mengidentifikasi materi yang

dibutuhkan modul dilakukan dengan bertukar pendapat dengan guru mata

4
kuliah Konstruksi Bangunan Gedung. Langkah selanjutnya adalah

mengumpulkan informasi tentang materi yang dibutuhkan. Informasi ini

diperoleh dari berbagai sumber buku penunjang yang ada dilapangan dan

sumber ajar yang terdapat dalam silabus.

d) Desain dan penyusunan Modul

Penulisan desain modul menurut nana sudjana (2007) diawali dengan

menyusun: (1) komponen kerangka modul: kerangka modul ini disusun

berdasarkan tujuan instruksional, menyusun soal evaluasi, menyusun pokok-

pokok materi pemebalajaran yang sesuai dengan tujuan khusus, menyusun

langkah-langkah kegiataan belajar, serta mengidentifikasi alat-alat yang

diperlukan dalaa kegiatan belajar dengan modul tersebut. (2) menulis program

secara rinci yang meliputi pembuatan lembar kegiatan siswa, lemabar kerja

siswa, lembar tes, lembar jawaban, dan lembar tes.

Tahap ini merupakan sebuah rangkaian proses pembuatan produk

dari rancangan modul, untuk menghasilkan modul yang diharapkan dapat

digunkan pada proses pembelajaran di Kompetensi Keahlian Gedung, Sanitasi

dan Perawatan.

2. Design

Dalam tahap peracangan, peneliti sudah membuat produk awall

(prototype) atau rancangan produk. Pada konteks pengembangan bahan ajar,

tahap ini dilakukan untuk membuat modul atau buku ajar sesuai dengan

kerangka isi hasil analisis kurikulum dan materi. Dalam konteks pengembangan

model pembelajaran, tahap ini diisi dengan menyiapkan kerangka konseptuall

modul dan perangkat pembelajaran (materi, media, alat evaluasi) dan

4
mensimulasikan penggunaan modul dan perangkat pembelajaran tersebut

dalam lingkup kecil.

3. Development

Sivasaliam thiagrajan (1974) membagi tahap pengembangan dalam

dua kegiatan yaitu: expert appraisal dan development tesing. Expert

appraisal merupakan teknik untuk memvalidasiatau menilai kelayakan

rancangan produk. Dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam

beidangnya. Saran-saran yang diberikan digunakan untu memperbaiki materi

dan rancangan pembelajaran yang telah disusun.

Development tesing merupakan kegiatan uji coba rancangan produk

pada sasaran projek yang sesungguhnya. Pada saat uji coba ini dicari data

respon, reaksi atau komentar dari sasaran pengguna model. Hasil uji coba

digunakan untuk memperbaiki produk, setelah produk diperbaiki kemudia

diajukan kembali sampai memperoleh hasil yang efektif.

Dalam konteks pengembangan bahan ajar modul, tahap

pengembangan dilakukan dengan cara menguji isi dan keterbacaan modul

kepada pakar yang terlibat pada saat validasi rancangan. Hasil pengujian

kemudian diguakan untuk revisi sehingga modul tersebut telah benar-benar

telah memenuhi kebutuhan pengguna. Untuk mengetahui efektifitas modul

dalam meningktkan hasil belajar, kegiatan dilakukan dengan memberikan tugas

latihan yang materinya diambil dari modul yang dikembangkan.

Dalam konteks pengembangan model pembelajaran, kegiatan

pengembangan (develop) delakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

4
a. Validasi modul oleh pakar

Hal hal yang divalidasi meliputi panduan penggunaan model dan perngkat

model pembelajaran. Tim ahli yang dilibatkan dalam proses validasi terdiri dari:

pakar teknologi pembelajaran, pakar bidang studi pada mata kuliah yang sama,

dan pakar evaluasi hasil belajar.

b. Revisi modul berdasarkan masukan dari pakar pada saat validasi.

4. Disseminate

Pada konteks pengembangan bahan ajar, tahap dissemination

dilakukan dengan sosialisasi bahan ajar melalui pendistribusian dalam jumlah

terbatas pada guru mata pelajaran atau siswa jika perlu. Pendistribusian ini

dimaksutkan untuk memperoleh respon dan umpan balik terhadap bahan ajar

yang dikembangkan. Apabila respon sasaran pengguna bahan ajar sudah baik

maka baru dilakukan percetakan dalam jumlah banyak dan pemasaran supaya

bahan ajar itu digunakan oleh sasaran yang lebih luas.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Seyegan , Kebonagung Km. 8,

Jamblangan, Margomulyo, Seyegan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa

Yogyakarta. Uji coba dilakukan di siswa semster 1 Kelas XI Kompetensi

Keahlian Konstruksi Gedung, Sanitasi dan Perawatan. Dalam tahun ajaran 2019.

D. Sumber Data/Subjek Penelitian

Subjek penelitian antara lain: ahli maeri Konstruksi Bangunan Gedung

(dosen Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Negeri

4
Yogyakarta); ahli media (dosen Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan,

Universitas Negeri Yogyakarta); dan guru Kompetensi Keahlian Konstruksi

Gedung, Sanitasi dan Perawatan.

E. Metode Pengumpul Data

Ada tiga teknik untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, yaitu

menggunakan metode observasi, wawancara, dan angket validasi.

1. Observasi

Observasi merupakan aktifitas meninjau suatu fenomena atau peristiwa

berdasarkan pengetahuan atau gagasan yang bertujuan untuk mendapatkan

informasi.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu bentuk komunikasi lisan yang dilakukan

secara terstruktur oleh dua orang atau lebih untuk membahas atau menggali

informasi tertentu

3. Angket Validasi

Angket adalah suatu cara mengumpulkan data dengan menggunakan

seperangkat daftar pertanyaan mengenai variabel yang diukur.

F. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini untuk mengumpulkan data dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi, lembar wawancara, lembar angket validasi.

Pengumpulan data dilakukan untuk mengevaluasi kelayakan model

pembelajaran yang dikembangkan.

4
Validasi dilakukan agar mampu mengukur semua aspek yang perlu

dinilai dalam media pembelajaran. Pemberian kuesioner dilakukan duatahap,

yaitu pada langkah validasi dan pada tahap uji coba. Kuesioner digunakan

untuk mempermudah dalam melakukan penilaian dan tanggapan terhadap

media pembelajaran yang telah dibuat.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner adalah suatu

cara mengumpulkan data dengan menggunakan seperangkat daftar

pertanyaan mengenai variabel yang diukur melalui perencanaan yang

matang, disusun dan dikemas sedemikian rupa, sehingga jawaban dari

pertanyaan benar-benar dapat menggambarkan keadaa variabel yang

sebenarnya (Mustafa, 2009: 99).

1. Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan Modul

Instrumen wawancara dilakukan untuk mengetahui dan mengumpulkan

data mengenai kebutuhan Modul untuk mata mata pelajaran Konstruksi

Bangunan Gedung di SMK Negeri 1 . Tabel kisi-kisi intrumen untuk wawancara

kebutuhan modul dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Wawancara Untuk Guru Mata Pelajaran

No. Pertanyaan

1 Metode yang dilaakukan dalam pembelajaran

2 Media yang sering digunakan dalam pembelajaran

3 Pelaksanaan pembelajaran

4 Hasil dalam pelaksanaan pembelajaran

5 Kompetensi yang dibutuhkan untuk pembuatan modul

4
2. Instrumen Validasi Kelayakan Modul Ditinjau Dari Materi

Kuesioner uji kelayakan materi yang dibuat ditinjau dari beberapa aspek

yang disesuaikan dengan komponen pembuatan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan standar proses pendidikan dasar menengah.

Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner oleh Ahli Materi

No. Aspek Nomor Butir Jumlah Butir


1. Self Instruction 1,2,3,4,5,6, dan 7 7
2. Self Contained 8 dan 9 2
3. Stand Alone 10 dan 11 2
4. Adaptive 12 dan 13 2
5. User Friendly 14 dan 15 2

Tabel 4. Kriteria Skor untuk Instrumen

Kriteria Skor Keterangan


Sangat layak (jika kelayakan modul dengan
SL 4
pernyataan pada angket sangat baik)
Layak (jika kelayakan modul dengan
L 3
pernyataan pada angket baik)
Cukup layak (jika kelayakan modul dengan
CL 2
pernyataan kurang baik)
Kurang layak (jika kelayakan modul dengan
KL 1
pernyataan pada angket tidak baik/jelek)

Tabel 5. Instrumen oleh Ahli Materi

Self Instruction
No. Pertanyaan SL L KL TL
Tujuan pemebelajaran sesuai dengan kompetensi
1
yang dibutuhkan
Paparan materi pada modul sesuai dengan
2
kompetensi yang dibutuhkan
3 Materi disajikan secara runtut
Materi yang disajikan dapat dipahami dengan
4
mudah
5 Ilustrasu disajikan sesuai dengan muatan materi
Permasalahan yang disajikan dapat dengan
6
konteks tugas dan lingkungan siswa

4
No. Pertanyaan SL L KL TL
7 Bahasa dalam modul mudah dipahami siswa
Self Contained
Kecocokan materi modul dengan kompetensi
8
yang dibutuhkan
Kompetensi materi yang disajikan memuat unit
9
kompetensi yang dibutuhkan
Stand Alone
Materi modul dapat dipelajari tanpa bantuan
10
modul lain
Materi modul dapat dipelajari tanpa bantuan
11
media lain
Adaptive
Materi dalam modul sesuai dengan
12
perkembangan ilmu pengetahuan
Materi dalam modul sesuai dengan
13
perkembangan teknologi
User Friendly
14 Materi modul dapat dipelajari dimana saja
15 Materi modul dapat dipelajari kapan saja

3. Instrumen Validasi Kelayakan Modul Sebagai Media Pembelajaran

Instrumen untuk ahli media berisikan aspek-aspek yang berhubungan

dengan media pembelajaran.Berdasarkan kriteria penilaian modul menurut

BNSP terdapat 4 kelayakan modul yaitu:

a. Kelayakan isi, validasi ini meliputi kesesuaian materi dengan kompetensi

inti, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran.

b. Kelayakan kebebasan, validasi ini menilai aspek bahasa yang digunakan

mengaacu pada kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

c. Kelayakan penyajian, validasi ini meliputi media yang digunakan dan

petunjuk penggunaan.

d. Kelayakan kegrafikan, validasi ini meliputi huruf, spasi, kalimat, font,

bahasa dan simbol yang digunakan.

4
Adapun kisi-kisi lembar validasi modul sebagai media pembelajaran dapat

dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kisi-kisi lembar validasi modul ahli media

Jumlah
No. Indikator Sub Indikator No. Butir
Butir
1 Ukuran buku Ukuran 1 dan 2 2
3,4,5,6,
Tata letak sampul buku 5
dan 7
Desain
2 8,9,10,
sampul buku Tipografi sampul buku 4
dan 11
Ilustrasi kulit buku 12 dan 13 2
14,15,16,17
Tata letak isi buku 6
,18, dan 19
Desain isi 20,21,22,23
3 Tipografi isi buku 6
buku ,24, dan 25
26,27,28,29
Ilutrasi isi buku 5
, dan 30

Tabel 7. Kriteria Skor untuk Instrumen

Kriteria Skor Keterangan


Sangat layak (jika kelayakan modul dengan
SL 4
pernyataan pada angket sangat baik)
Layak (jika kelayakan modul dengan pernyataan
L 3
pada angket baik)
Cukup layak (jika kelayakan modul dengan
CL 2
pernyataan kurang baik)
Kurang layak (jika kelayakan modul dengan
KL 1
pernyataan pada angket tidak baik/jelek)

Tabel 8. Instrumen oleh Ahli Media

Aspek Ukuran Buku


No. Pertanyaan SL L KL TL
Keseuaian ukuran buku dengan standar ISO: A4
1
(210 X 297 mm) atau B5 (176 X 250 mm)
2 Kesesuaian ukuran dengan materi isi buku.
Aspek Desain Cover Buku
3 Penataan unsur tata letak pada Cover muka sesuai
sehingga memberikan kesan irama yang baik.
4 Penataan unsur tata letak pada Cover belakang
sesuai sehingga memberikan kesan irama yang
baik.

4
5 Menampilkan pusat pandang (point center) yang
tepat
No. Pertanyaan SL L KL TL
6 Tata letak proporsional dengan ukuran buku
sehingga dapat memperjelas fungsi (materi isi
buku)
7 Menampilkan kontras yang baik
8 Ukuran huruf judul lebih dominan dibandingkan
(nama pengarang dan logo)
9 Warna judul buku kontras dengan warna latar
belakang
10 Ukuran huruf proporsional dibandingkan dengan
ukuran buku
11 Tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis
huruf
12 Ilustrasi dapat menggambarkan isi/materi buku
13 Ilustrasi mampu mengungkapkan karakter obyek
Aspek Isi Buku
14 Penempatan unsur tata letak konsisten
berdasarkan pola
15 Pemisahan antar paragraf jelas
16 Penempatan judul bab atau yang setara (kata
pengantar, daftar isi, dll) seragam
17 Jarak antar teks dan ilustrasi sesuai
18 Marjin antara dua halaman berdampingan
proporsional
19 Penempatan dan penampilan unsure tata letak
judul, sub judul, angka halaman, ilustrasi, dan
keterangan gambar sesuai
20 Tidak terlalu banyak menggunkan jenis huruf
21 Tidak menggunakan jenis huruf hias/dekoratif
22 Penggunaan variasi huruf (bold, italic, capital,
small capital ) tidak berlebihan
23 Jenis huruf sesuai dengan isi materi
24 Spasi antar baris susunan teks normal
25 Jarak antara huruf normal
26 Mampu mengungkap makna/arti dari obyek
27 Bentuk proporsional
28 Bentuk sesuai dengan kenyataan
29 Keseluruhan ilustrasi serasi
30 Ilustrasi dalam bentuk garis jelas

5
G. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan

statik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah berkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasinya (Sugiyono, 2009: 254).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Dalam penelitian dan pengembangan, analisis data kualitatif merupakan

kegiatan mendeskripsikan hasil observasi, wawancara, pengamatan, dan studi

dokumentasi.

2. Analisis Kuantitatif

Dalam penelitian dan pengembangan, analisis data kuantitatif

merupakan kegiatan setelah data dari seluruh subjek/responden terkumpul.

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan

variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan

untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk peneliti yang tidak

merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan (Sugiyono, 2016: 253).

Validasi Modul oleh ahli materi, media, dan guru menggunakan angket

penilaian untuk menentukan kategori kelayakan dari modul ini, dipakai skala

5
pengukuran skala likert. Data yang diperoleh dari pengukuran skala likert

berupa angka. Angka tersebut kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif

(Sugiyono, 2009: 141).

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian,

fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang

selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap

item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat

positif sampai sangat negatif (Sugiyono, 2011: 107).

Menurut Saifuddin Azwar penelitian dengan pendekatan kuantitatif

menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada

penelitian inferensial dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu

probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil (Azwar, 2007: 5).

Tabel 9. Kategorisasi Hasil Pengolahan Data

Skala Kategori Persentase


4 Sangat Layak 76% - 100%
3 Layak 51% - 75%
2 Cukup Layak 26% - 50%
1 Kurang Layak 0% - 25%

Dengan adanya kategori kelayakan media pada Tabel 9 di atas, maka

rekapitulasi data validasi dapat disimpulkan dengan dasar kategori yang telah

5
ditetapkan. Maka indikator dalam penilaian media pembelajaran dapat

disimpulkan tingkat kelayakannya. Pedoman tersebut untuk menentukan

kriteria kelayakan media pembelajaran. Media pembelajaran dapat digunakan

apabila hasil penilaian dari responden minimal masuk dalam kategori layak.

Penelitian ini untuk mengetahui kualitas atau kelayakan media

pembelajaran berdasarkan penilaian dalam bentuk persentase. Penjabaran

mengenai kelayakan produk dengan melihat bobot masing-masing tanggapan

dan menghitung skor reratanya yaitu dengan menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

= Skor rata-rata

∑X = Skor total masing-masing

n = Jumlah penilai

Penilaian setiap aspek pada produk yang dikembangkan menggunakan

Skala Likert, dimana produk dapat dikatakan layak jika rata-rata dari setiap

penilaian minimal mendapat kriteria baik menggunakan perhitungan menurut

Sudjana (2001: 51) sebagai berikut:

Keterangan:

P = Persentase

f = Skor yang diperoleh

N = Skor maksimal

5
Keterangan:

= Persentase rata-rata

= Jumlah persentase

n = Jumlah penilai

Selanjutnya hasil pengolahan data dengan menggunakan rumus

persentase dijelaskan dengan nilai persentase. Penilaian menggunakan skala

lima jawaban dengan rentang nilai empat sampai dengan satu. Nilai maksimum

ideal diperoleh apabila semua butir mendapatkan nilai empat dan nilai minimum

diperoleh apabila semua butir pada komponen tersebut mendapat nilai satu.

Nilai maksimum ideal apabila dipersentasekan akan diperoleh jumlah

persentase sebesar 100% dan nilai minimum apabila dipersentasekan akan

diperoleh jumlah persentase sebesar 25%. Pembagian persentase pada kriteria

kategori dibagi menjadi 4 bagian dengan kategori sangat layak (76-100%) ,

layak (51%-75%), cukup layak (26%-50%) dan kurang layak (0%-25%)

dengan pembagian setiap persentase yaitu 25%.

5
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengembangan Modul

Pengembangan produk dalam penelitian ini didasarkan pada prosedur

penelitian pengembangan yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya, yaitu

pengembangan dengan menggunakan model 4D Thaigarajan dan telah

disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Tahapan penelitian pengembangan

tersebut meliputi; pendefinisian (define), perancangan (design),

pengembangan (develop), dan penyebarluasan (disseminate). Berikut

penyajian ahapan dari pengembangan produk.

1. Define (Pendefinisian)

Dalam tahapan pertama pengembangan media pembelajaran modul

ini, diperoleh data berupa informasi hasil analisis melalui beberapa tahapan

berikut:

a. Fornt end analysis, tahapan ini menganalisis permasalahan

dasar yaitu:

1) Belum adanya modul pembelajaran Konstruksi bangunan gedung

yang digunakan pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan Gedung di SMK

Negeri 1 Seyegan.

2) Kurangnya pengetahuan dan materi yang dimiliki siswa

mengenai Konstruksi bangunan gedung.

b. Leaner analysis; materi praktik yang luas maupun alokasi waktu

belajar yang terbatas pada kegiatan belajar mengajar membuat siswa

membutuhkan media yang berfungsi untuk membantu kebutuhan belajar

5
mandiri. Selain itu pemahaman teori yang dimiliki siswa memiliki tingkat

keragaman yang berbeda sehingga memerlukan materi tambahan untuk

memperdalam pengetahuan siswa. Memanfaatan media pembelajaran yang

didesain secara interaktif, mendetail, dan mudah dipahami diharapkan

dapat mempermudah pemahaman siswa yang mempelajarinya.

c. Task analysis; media pembelajaran dikembangkan untuk

mengembangkan pemahaman dan keterampilan siswa mengenai

Konstruksi Bangunan Gedung.

d. Concept analysis; materi pokok dipilih dan dibuat media

pembelajaran yang didesain secara interaktif, mendetail dan mudah

dipahami. Materi disusun berdasarkan tingkat kemudahan materinya dan

juga urutannya secara prosedural karena satu materi dengan materi

lainnya saling berhubungan.

e. Specifiying instructional objectives; perumusan tujuan

pembelajaran pada aspek kognitif, yaitu: (1) menjelaskan mengenai dasar

konstruksi bangunan (2) menjelaskan prosedur dalam pelaksanaan proyek

konstruksi (3) menjelaskan mengenai langkah-langkah pembutan

konstruksi bangunan gedung. Perumusan tujuan pembelajaran aspek

psikomotorik, yaitu: (1) siswa dapat menjelaskan mengenai dasar

konstruksi bangunan, dan (2) siswa dapat menjelaskan mengenai langkah-

langkah pembutan konstruksi bangunan gedung. Perumusan tujuan

pembelajaran aspek afektif yaitu; (1) Siswa memiliki ketelitian dalam

menggambarkan suatu detail bahan bangunan (2) meningkatkan rasa ingin

tahu siswa dalam mengerjakan suatu kegiatan, (3) memiliki rasa tanggung

5
jawab dan kedisiplinan dalam mengerjakan tugas.

2. Design (Perancangan)

Pada tahap kedua dari pengembangan media pembelajaran modul ini,

peneliti mengolah data dari tahap define (pendefinisian). Pada tahapan ini

peneliti melakukan perancangan media pembelajaran melalui beberapa tahapan

berikut:

a. Media selection; media yang dipilih dalam pengembangan

penelitian ini merupakan modul pembelajaran yang didesain secara

interaktif, mendetail dan mudah dipahami oleh siswa.

b. Format selection; guru akan menggunakan media presentasi untuk

menjelaskan materi menjelaskan materi yang akan disampaikan dalam

proses pembelajaran. Oleh sebab itu maka bentuk pengembangan media

yang akan digunakan merupakan media cetak berupa modul yang dapat

digunakan oleh siswa agar dapat berfungsi untuk membantu kebutuhan

belajar mandiri.

c. Initial design; setelah melalui langkah-langkah sebelumnya

kemudian disusun media pembelajaran modul sesuai dengan data-data dan

informasi yang sudah didapatkan. Modul didesain untuk menjawab

pendefinisian pada tahap sebelumnya. Penyusunan modul dimulai dengan

penyusunan draft modul yang terdiri dari kerangka modul dan rincian

kegiatan belajar untuk siswa. Draft modul yang sudah dibuat kemudian

dikembangkan untuk dibuat menjadi modul yang seutuhnya. Hasil dari

pembuatan modul pembelajaran dalam bentuk cetak ini berisikan halaman

5
sampul, kata pengantar atau ucapan terima kasih, daftar isi, daftar

gambar, materi yang dikembangkan sesuai dengan judul modul yang terdiri

dari tiga bab, kunci jawaban dan daftar pustaka. Modul tersebut didesain

dengan sedemikian rupa secara interaktif, mendetail dan mudah dipahami

untuk siswa agar dapat berfungsi untuk membantu kebutuhan belajar

secara mandiri.

3. Develop

a. Validasi

Pada tahap ini rancangan awal media akan dinilai dan divalidasi

kelayakan oleh dosen ahli media dan ahli materi yang dipilih dari dosen. Ahli

media akan memberikan masukan seputar media yang dikembangkan supaya

menghadirkan pembelajaan yang efektif dan efisien sedangkan ahli materi akan

memberikan masukan seputar materi yang dikembangkan dalam modul. Dari

masukan- masukan yang didapatkan akan digunakan untuk memperbaiki dan

merevisi kekurangan yang ada dalam modul.

1) Validasi oleh Ahli Media.

Ahli media pembelajaran memberikan saran pada Modul ini sebagai

media pembelajaran supaya mampu menghadirkan pembelajaran yang efektif

dan efisien. Setelah ahli media melakukan penilaian, maka diketahui hal-hal

yang harus diperbaiki dan dilakukan revisi. Uji validasi media dilakukan oleh

dosen jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan yaitu Bapak Dr. V. Lilik

Hariyanto, M.Pd. Berikut daftar saran dan tindak lanjut perbaikan berdasarkan

masukan dari ahli media yang ditunjukan pada Tabel 10.

Tabel 10. Saran Perbaikan dan Tindak Lanjut oleh Ahli Media.

5
No Saran Tindak Lanjut (Revisi)
1 Deskripsi pertanyaan perlu dibuat, Mendeskripsikan pertanyaan
sehingga penilai dapat member dengan lebih jelas.
diskualifikasi
2 Gambar dalam modul diberikan Memberikan sumber pada gambar
sumber yang ada pada modul
3 Ilustrasi gambar dibuat yang jelas Membuat ilustrasi gambar yang
menggambarkan sebuah bangunan jelas dan menggambarkan
gedung bangunan gedung
4 Cover buku dibuat lebih menarik Dilakukan perbaikan Cover
lagi, dengan komposisi warna dan atau sampul pada modul ,
point center yang baik/sesuai. perbaikan tersebut meliputi
bagian Cover modul depan,
punggung, dan belakang.
a. Halaman depan
Sebelum proses perbaikan
tampilan Cover modul
adalah sebagai berikut:

Sesudah proses perbaikan


tampilan Cover modul
adalah sebagai berikut:

5
No Saran Tindak Lanjut (Revisi)
b. Halaman Belakang
Sebelum proses perbaikan
tampilan Cover bagian belakang
modul adalah sebagai berikut:

Sesudah proses perbaikan


tampilan Cover bagian belakang
modul adalah sebagai berikut:

2) Validasi oleh Ahli Materi.

Ahli materi memberikan saran dari materi yang terdapat dalam naskah

modul. Setelah ahli materi melakukan penilaian, maka diketahui hal-hal yang

harus diperbaiki dan dilakukan revisi. Uji validasi materi dilakukan oleh dosen

jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan yaitu Bapak Drs. Sumarjo H,

M.T. Berikut daftar saran dan tindak lanjut perbaikan berdasarkan masukan

6
dari ahli media yang ditunjukan pada Tabel 11.

Tabel 11. Saran Perbaikan dan Tindak Lanjut oleh Ahli Materi

No. Saran Tindak Lanjut (Revisi)


Mengganti gambar (1.7 Konstruksi
Gambar kuda kuda pada
1 kuda kuda kayu) dengan gambar yang
halaman 13 kurang jelas
lebih jelas
Menambahkan keterangan pada
Gambar kuda kuda pada
2 gambar
halaman 14 ditambahkan
keterangan
Memperbaiki halaman halaman yang
3 Perbaiki halaman
belum tepat

b. Deskripsi Data Validasi

Data validasi pada penelitian ini dilakukan oleh penilaian kelayakan

yang dilakukan oleh ahli media pembelajaran dan ahli materi, modul dikatakan

layak setelah melalui tahapan validasi untuk dimintakan saran dan juga

pendapatnya tentang Modul. Hasil validasi nantinya akan diperoleh saran dan

pendapat tentang modul yang kemudian akan dilakukan revisi sehingga modul

dinyatakan valid dan layak untuk digunakan di lapangan.

1) Data Validasi Ahli Media

Ahli media pembelajaran memberikan saran pada Modul sebagai media

pembelajaran agar mampu menghadirkan pembelajaran yang efektif dan

efisian. Ahli media menilai tentang beberapa aspek mutu modul, yaitu: ukuran

buku, desain Cover buku, dan desain isi buku. Uji validasi media dilakukan oleh

dosen jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan yaitu Bapak Dr. V.

Lilik Hariyanto, M.Pd.

2) Data Validasi Ahli Materi

6
Ahli materi menilai mengenai aspek kesesuaian modul untuk digunakan

sebagai sumber belajar dilihat dari aspek materi yang akan diangkat pada

modul dan penyajian materi dalam modul. Penilaian modul berdasarkan dari

beberapa aspek, yaitu: Self Instruction, Self Contained, Stand Alone,

Adaptive, User Friendly. Uji validasi materi dilakukan oleh dosen jurusan

Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan yaitu Drs. Sumarjo H, M.T.

4. Disseminate (Penyebarluasan)

Tahapan terakhir setalah proses pengembangan media pembelajaran

yang dihasilkan yaitu disseminate (penyebarluasan), setelah media diuji pada

ahli materi dan media serta telah dilakukan revisi berdasarkan saran-saran yang

didapatkan ahli media dan materi, media dapat disebar luaskan kepada

pengguna supaya dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Tahap penyebaran

dilakukan melalui kegiatan:

a. Pengemasan (Packaging)

Media dikemas dalam keadaan bentuk modul dengan sampul berisi

judul media, nama pembuat, dan sasaran pengguna modul tersebut.

Selanjutnya modul diserahkan kepada guru mata pelajaran Kosntruksi

Bangunan Gedung supaya dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.

b. Difusi dan Adopsi (Diffusion and Adoption)

Modul diunggah dalam situs internet supaya dapat diakses oleh

pengguna umum, modul tidak hanya dapat digunakan sebagai penunjangn

mata pelajaran tetapi juga dapat digunakan untuk pembelajaran yang lain yang

serupa ataupun dimanfaatkan sebagai pembelajaran mandiri.

B. Analisis Data

6
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk

akhir berupa Modul yang dapat digunakan sebagai penunjang pada mata

pelajaran Konstruksi Bangunan Gedung di SMK Negeri 1 Seyegan. Modul

dikatakan layak setelah melalui tahapan validasi untuk dimintakan saran dan

juga pendapatnya tentang Modul. Data tentang kelayakan didapatkan dari hasil

validasi oleh ahli materi dan ahli media, data tersebut kemudian dianalisis

menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. erikut ini adalah hasil analisis data

penilaian modul oleh ahli media dan ahli materi.

1. Data Validasi Ahli Media

Ahli media pembelajaran memberikan saran pada Modul sebagai media

pembelajaran agar mampu menghadirkan pembelajaran yang efektif dan

efisian. Ahli media menilai tentang beberapa aspek mutu modul, yaitu: ukuran

buku, desain Cover buku, dan desain isi buku. Uji validasi media dilakukan oleh

dosen jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan yaitu Bapak Dr. V.

Lilik Hariyanto, M.Pd. penilaian validasi dapat dlihat dalam lampiran dan

berikut merupakan hasil validasi materi yang ditampilkan dalam Tabel 12.

Tabel 12. Data Hasil Penilaian Ahli Media

Frekuensi Jumlah
No. Aspek 1 2 3 4 Butir
1 Ukuran Buku 0 0 1 1 2
2 Desain Cover Buku 0 1 9 1 11
3 Desain Isi Buku 0 2 13 2 17
Total 30
2. Data Validasi Ahli Materi

Ahli materi menilai mengenai aspek kesesuaian modul untuk

digunakan sebagai sumber belajar dilihat dari aspek materi yang akan diangkat

pada modul dan penyajian materi dalam modul. Penilaian modul berdasarkan

6
dari beberapa aspek, yaitu: Self Instruction, Self Contained, Stand Alone,

Adaptive, User Friendly. Uji validasi materi dilakukan oleh dosen jurusan

Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan yaitu Drs. Sumarjo H, M.T. Penilaian

validasi dapat dilihat dalam lampiran dan berikut merupakan hasil validasi

materi ang ditampilkan dalam Tabel 13.

Tabel 13. Data Hasil Penilaian Ahli Materi

Frekuensi
No. Aspek Jumlah Butir
1 2 3 4
1 Self Instruction 0 0 4 3 7
2 Self Contained 0 0 0 2 2
3 Stand Alone 0 0 2 0 2
4 Adaptive 0 0 0 2 2
5 User Friendly 0 0 2 0 2
Total 15

3. Analisis Data Validasi Ahli Media

Berdasarkan penelitian tentang beberapa aspek mutu modul, yaitu;

ukuran buku, desain sampul buku, dan desain isi buku. Hasil analisis penelitian

oleh ahli media ditampilkan pada Tabel 14.

Tabel 14. Analisis Data Hasil Penilaian Ahli Media

Frekuensi Jumlah Jumlah Skor


No. Aspek %
1 2 3 4 Butir skor max
Ukuran
0 0 1 1 2 7 8 87,5
1 Buku
Desain
Cover 0 1 9 1 11 33 44 75
2 Buku
Desain Isi
0 2 3 2 17 51 68 75
3 Buku
Total 30 91 120 79,16

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diperoleh data data sebagai

6
berikut: Jumlah skor penilaian ashli media = 91, jumlah butir soal = 30, skor

tertinggi = 120, skor tertinggi = 4, skor terendah = 1. Maka: skor maksimal = 4

x 30 = 120 dan skor minimal = 1 x 30 = 30, Mi = (1/2) x (skor maksimal +

skor minimal) = (1/2) x (120+30) = 75, Sbi = (1/6) x (skor maksimal - skor

minimal) = (1/6) x (120-30) = 15.

Dari perhitungan tersebut, diperoleh nilai X = 91, Mi = 75, Sbi = 15.

Kemudian, nilai tersebut dikonversikan ke dalam penilaian skala 100 seperti

pada Tabel 15.

Tabel 15. Konversi Nilai Validasi Ahli Media

Nilai awal Perhitungan konversi Nilai konversi


X 91 91/120 x 100 75,8%
Mi 75 75/120 x 100 62,5%
Sbi 15 15/120 x 100 12,5%

Nilai hasil konversi digunakan untuk menghitung rentang skor pada

kriteria kelayakan. Skor kriteria kelayakan disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Kriteria Kelayakan Aspek Media

No. Rumus Rentang Skor Rentang Skor Kriteria


1 X > Mi + 1,5 Sbi X > 81,25 Sangat layak
2 0 < X ≤ Mi + 1,5 Sbi 62,5 < X ≤ 81,25 Layak
3 Mi – 1,5 Sbi < X ≤ 0 43,75 < X ≤ 62,5 Cukup layak
4 X ≤ Mi – 1,5 Sbi X ≤ 43,75 Kurang layak

Berdasarkan tabel diatas, dengan nilai X = 75,8% maka 62,5 < X ≤

81,25. Maka tingkat kelayakan model pada aspek media dalam criteria “Layak”

4. Analisis Data Validasi Ahli Materi

6
Berdasarkan beberapa aspek yang telah dinilai, yaitu; self instruction,

self contained, stand alone, adaptive, user friendly. Hasil analisis penilaian

oleh ahli materi ditampilkan dalam Tabel 17.

Tabel 17. Analisis Data Hasil Penilaian Ahli Materi

Frekuensi Jumlah Jumlah Skor


No. Aspek %
1 2 3 4 Butir skor max
1 Self Instruction 0 0 4 3 7 24 28 85,71
2 Self Contained 0 0 0 2 2 8 8 100
3 Stand Alone 0 0 2 0 2 6 8 75
4 Adaptive 0 0 0 2 2 8 8 100
5 User Friendly 0 0 2 0 2 6 8 75
Total 15 52 60 87,14

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diperoleh data data sebagai

berikut: Jumlah skor penilaian ahli materi = 52, jumlah butir soal = 15, skor

tertinggi = 60, skor tertinggi = 4, skor terendah = 1. Maka: skor maksimal =

4 x 15 = 60 dan skor minimal = 1 x 15 = 15, Mi = (1/2) x (skor maksimal +

skor minimal) = (1/2) x (60+15) = 37,5; Sbi = (1/6) x (skor maksimal - skor

minimal) = (1/6) x (60-15) = 7,5.

Dari perhitungan tersebut, diperoleh nilai X = 52, Mi = 37,5; Sbi = 7,5.

Kemudian, nilai tersebut dikonversikan ke dalam penilaian skala 100 seperti

pada Tabel 18.

Tabel 18. Konversi Nilai Validasi Ahli Materi

Nilai awal Perhitungan konversi Nilai konversi


X 52 52/60 x100 86,6%
Mi 37,5 37,5/60 x 100 62,5%
Sbi 7,5 7,5/60 x 100 12,5%

6
Nilai hasil konversi digunakan untuk menghitung rentang skor pada

kriteria kelayakan. Skor kriteria kelayakan disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19. Kriteria Kelayakan Aspek Materi

No. Rumus Rentang Skor Rentang Skor Kriteria


1 X > Mi + 1,5 Sbi X > 81,25 Sangat layak
2 0 < X ≤ Mi + 1,5 Sbi 62,5 < X ≤ 81,25 Layak
3 Mi – 1,5 Sbi < X ≤ 0 43,75 < X ≤ 62,5 Cukup layak
4 X ≤ Mi – 1,5 Sbi X ≤ 43,75 Kurang layak

Berdasarkan tabel di atas, dengan nilai X = 96,15 maka diketahui X >

72,25. Maka tingkat kelayakan modul ini pada aspek media dalam kriteria

“Sangat layak”.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis data yang diperoleh dari penilaian ahli media untuk Modul

termasuk dalam kategori “Layak”. Berikut rincian penilaian kelayakan media

pembelajaran modul berdasarkan hasil dari ahli media.

Tabel 20. Presentasi Penilaian oleh Ahli Media

No. Rentang Skor % Kategori


1 Ukuran buku. 87,5 Sangat Layak
2 Desain Cover buku. 75 Layak
3 Desain hasil buku. 75 Layak

Hasil analisi yang diperoleh dari penilaian ahli materi untuk Modul

Konstruksi Bangunan Gedung termasuk dalam kategori “Sangat Layak”. Berikut

rincian kelayakan Modul berdasarkan dari ahli materi.

6
Tabel 21. Presentase Penilaian oleh Ahli Materi

No. Rentang Skor % Kategori


1 Self Instruction 85,71 Sangat Layak
2 Self Contained 100 Sangat Layak
3 Stand Alone 75 Layak
4 Adaptive 100 Sangat Layak
5 User Friendly 75 Layak
Setelah melalui penilaian kelayakan, maka modul siap diproduksi dan

digunakan oleh Guru dalam mata pelajaran Konstruksi Bangunan Gedung

sebagai media pembelajaran. Modul yang dikembangkan dicetak menjadi buku

atau e- book.

6
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan media pembelajaran

Modul Konstruksi Bangunan Gedung, maka peneliti dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari penelitian ini telah dihasilkan Modul Konstruksi Bangunan Gedung

untuk Kelas XI Semester 1 yang dapat diaplikasikan pada mata pelajaran

Konstruksi Bangunan Gedung di SMK Negeri 1 Seyegan.

a. Define, pada tahap define terdapat lima kegiatan yang terdapat

didalamnya, pertama adalah front and analysis yang dilakukan untuk

menentukan masalah dasar, kedua adalah learner analysis yang

dilakukan untuk mengetaahui karakteristik siswa, ketiga adalah task

analysis yang dilakukan untuk mengetahui tugas-tugas pokok yang

harus dikuasai oleh siswa, keempat adalah concept analysis yang

dilakukan untuk mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan

diajarkan, kelima adalah specifiying intructional objectives yang

dilakukan untuk menuliskan tujuan pembelajaran yang didasarkan

pada kompetensi yang akan dicapai oleh siswa.

b. Design, pada tahap design terbagi dalam empat kegiatan

didalamnya, kegiatan pertama yaitu constructing criterion reforenced

test yang dilakukan untuk menyusun kriteria tes sebagai pengukur

kriteria produk, kegiatan kedua yaitu media selection yang dilakukan

untuk memilih media sesuai dengan muatan materi pembelajaran yang

6
akan dikembangkan, kegiatan ketiga adalah format selection yang

dilakukan untuk memilih bentuk penyajian sesuai dengan media yang

dikembangkan, kegiatan keempat adalah initial design yang dilakukan

untuk merancang draft awal dari produk media pembelajaran yang

dikembangkan.

c. Develop, pada tahap develop terdapat 3 kegiatan yang terdapat

didalamnya, kegiatan pertama adalah analisis kebutuhan modul yang

bertujuan untuk menghasilkan draft awal produk media utama berupa

modul, kegiatan kedua adalah validasi produk yang bertujuan untuk

mengetahui aspek kevalidan dari modul yang sudah dikembangkan,

kegiatan ketiga adalah revisi modul yang bertujuan untuk merevisi

draft awal pada media pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan

komentar dan saran dari validator ahli media dan ahli materi.

d. Disseminate, Pada tahap disseminate terdapat dua kegiatan

didalamnya, kegiatan pertama adalah pengemasan ( packaging) yang

dilakukan untuk menentukan kemasan media dalam bentuk fisik

supaya mudah dibagikan untuk orang lain, kegiatan kedua adalah

kegiatan difusi dan adopsi ( diffusion and adoption) yang dilakukan

untuk membagikan media supaya dapat diserap dan dipahami (difusi)

serta digunakan (adopsi) pada kegiatan pembelajaran.

2. Kelayakan materi pada Modul Konstruksi Bangunan Gedung dilakukan

dengan menggunakan penilaian dari dosen ahli materi yang mendapatkan

presentase kelaayakan dengan skor 86,6% (dari skala 100%) dengan

kategori “Sangat layak”.

7
3. Kelayakan media pada Modul Konstruksi Bangunan Gedung dilakukan

dengan menggunakan penilaian dari dosen ahli media yang mendapatkan

presentase kelayakan dengan skor 75,8% (dari skala 100%) dengan kategori

“Layak”.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian yang dialami peneliti pada proses

pengembangan Modul Konstruksi Bangunan Gedung, sebagai berikut:

1. Validasi oleh ahli media hanya dilakukan oleh satu orang ahli karena

keterbatasan ahli.

2. Validasi oleh ahli materi hanya dilakukan oleh satu orang ahli karena

keterbatasan ahli.

3. Belum dilaksanakan uji empiris pada penggunaan modul untuk

mengukur seberapa besar efektifitas modul dalam proses pembelajaran

karena keterbatasan waktu penelitian.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang sudah disampaikan,

maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebaagai berikut:

1. Perlu dilakukan uji penggunaan Modul, sehingga diketahui bagian

modul bagian modul yang sulit untuk dipelajari dan harus diperbaiki, serta

untuk mengetahui seberapa besar efektifitas modul dalam proses

pembelajaran.

2. Modul yang telah selesai dikembangkan sebaiknya diajukan untuk

7
memperoleh hak cipta.

7
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remajarosda


Karya.

Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bogdan, R. (1998). Qualitative Reseach for Education to Theory and Methods.


Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Conny, S. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia


Widisarana.

Daryanto. (2016). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gavamedia.

Darmawan, D. (2017). Teknologi Pendidikan. Bandung: Penerbit Rosda.

Frick, H. (2007). Sistem Bentuk Struktur Bangunan. Yogyakarta: Kanisius.

Gunawan, R. (1978). Pengantar Ilmu Bangunan. Yogyakarta: Kanisius.

Hasbullah. (2015). Kebijakan Pendidikan. Depok: Rajawali Pers.

Ibrahim, dkk. (2003). Perencanaan Pengajaran. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Kristianto, G. (1993). Teknik Mendesain Prabot yang Benar. Semarang:


Kanisius.

Marwanto, A. (2008). Kesesuaian Pola Mengajar Guru SMK di DIY dengan


Tuntutan Pembelajaran dalam Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 17, 27.

Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Murtaqi, M. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Modul Pelatihan dan


Tutorial Sketchup untuk Menunjang Mata Kuliah Perencanaan
Bangunan II. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Teknik Sipil dan
Perencanaan.

Mustafa, Z. (2009). Mengurai Variabel hingga Instrumentasi. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Nasution. (2003). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.


Jakarta: Bumi Aksara.

Oentoeng. (1999). Konstruksi Baja. Yogyakarta: Andi.

Paul, dkk. (1979). Ilmu Bahan Bangunan 2. Jakarta: Garuda Metropolitan.

7
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2019 mengenai
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Putra, N. (2015). Research & Development Penelitian dan Pengembangan.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sadiman, A. S. (2005). Media Pendidikan, Pengembangan,dan Pemanfaatannya.


Jakarta:Pustekkom Dikbud dan PT.Raja Grafindo Persada.

Sostrodarsono, Y. (1994). Mekanika Tanah Dan Teknik Pondasi. Pradnya


Paramita.

Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sudjana. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo


Persada.

Sudjana. (2007). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru


Algensindo

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukoco, A. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis
Komputer untuk Peserta Didik Mata Pelajaran Teknik Kendaran Ringan.
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 22, 25.
Tim Tugas Akhir Skripsi FT UNY. (2013). Pedoman Penyusunan Tugas Akhir
Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi dan


Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.
Thiagarajan. (1974). Instructional Development for Training Teachers of
Exceptional Children. Washington Dc: National Center for Improvement
Education System.

Winandra, A. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Beda Tinggi.


Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan.

Yuwono, K., dan Suprapto. (2011). Pengembangan Modul Praktikum


Mikrokontroler (AVR) Menggunakan Perangkat Lunak Proteus Professional
v&.5 SP3. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 20,23-24.

7
Lampiran 1.
Instrumen Validasi Ahli Media

7
INSTRUMEN VALIDASI AHLI MEDIA

Judul modul :
Konstruksi Bangunan Gedung

Oleh:
Fayqotul Himmah
NIM.15505241042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN


PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA 2019

7
LEMBAR EVALUASI AHLI MATERI

Petunjuk pengisian angket:


Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu
sebagai ahli materi tentang modul konstruksi banguna gedung.
Pendapat, kritik, saran, penilaian, dan komentar Bapak/Ibu akan
sangat memperbaiki dan meningkatkan kualitas modul ini.
Sehubungan dengan hal tersebut Bapak/Ibu dimohon untuk
memberikan pendapatnya pada setiap pernyataan yang tersedia
sesuai dengan keyakinan Bapak/Ibu dengan membubuhkan tanda
centang ( √ ) pada kolom yang tersedia.
Keterangan :

Kriteria Skor Keterangan

Sangat layak (jika kelayakan modul dengan


SL 4
pernyataan pada angket sangat baik)
Layak (jika kelayakan modul dengan
L 3
pernyataan pada angket baik)
Kurang layak (jika kelayakan modul dengan
KL 2
pernyataan kurang baik)
Tidak layak (jika kelayakan modul dengan
TL 1
pernyataan pada angket tidak baik/jelek)

Atas bantuan Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima kasih.

7
KISI-KISI VALIDASI INSTRUMEN AHLI MEDIA

Jumlah
No. Indikator Sub Indikator No Butir
Butir
1 Ukuran buku Ukuran 1 dan 2 2
Tata letak cover 3,4,5,6, dan 7
5
Desain cover buku
2 Tipografi cover buku 8,9,10, dan 11 4
buku
Ilustrasi kulit buku 12 dan 13 2
Tata letak isi buku 14,15,16,17,18, dan 19 6
Desain isi 20,21,22,23,24, dan 25
3 Tipografi isi buku 6
buku
Ilutrasi isi buku 26,27,28,29, dan 30 5

7
A. Aspek Ukuran Buku
1. Ukuran
No. Pertanyaan SL L KL TL

1 Keseuaian ukuran buku dengan standar ISO : A4


(210 X 297 mm) atau B5 (176 X 250 mm)
2 Kesesuaian ukuran dengan materi isi buku.

B. Aspek Desain Cover


Buku
1. Tata letak cover buku
No. Pertanyaan SL L KL TL

3 Penataan unsur tata letak pada cover muka


sesuai sehingga memberikan kesan irama yang
baik.

4 Penataan unsur tata letak pada cover


belakang sesuai sehingga memberikan kesan
irama yang baik.

5 Menampilkan pusat pandang (point center) yang


tepat

6 Tata letak proporsional dengan ukuran buku


sehingga dapat memperjelas fungsi (materi isi
buku)

7 Menampilkan kontras yang baik

2. Tipografi cover buku


No. Pertanyaan SL L KL TL

8 Ukuran huruf judul lebih dominan dibandingkan


(nama pengarang dan logo)

9 Warna judul buku kontras dengan warna latar


belakang

10 Ukuran huruf proporsional dibandingkan dengan


ukuran buku

11 Tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi


jenis huruf

7
3. Ilustrasi kulit buku
No. Pertanyaan SL L KL TL

12 Ilustrasi dapat menggambarkan isi/materi buku

13 Ilustrasi mampu mengungkapkan karakter obyek

C. Aspek Isi Buku


1. Tata letak isi buku
No. Pertanyaan SL L KL TL

14 Penempatan unsur tata letak konsisten


berdasarkan pola

15 Pemisahan antar paragraf jelas

16 Penempatan judul bab atau yang setara (kata


pengantar, daftar isi, dll) seragam

17 Jarak antar teks dan ilustrasi sesuai

18 Marjin antara dua halaman berdampingan


proporsional

19 Penempatan dan penampilan unsure tata letak


judul, sub judul, angka halaman, ilustrasi, dan
keterangan gambar sesuai

2. Tipografi isi buku


No. Pertanyaan SL L KL TL

20 Tidak terlalu banyak menggunkan jenis huruf

21 Tidak menggunakan jenis huruf hias/dekoratif

22 Penggunaan variasi huruf (bold, italic,


capital, small capital ) tidak berlebihan

8
23 Jenis huruf sesuai dengan isi materi

24 Spasi antar baris susunan teks normal

25 Jarak antara huruf normal

3. Ilustrasi isi buku


No. Pertanyaan SL L KL TL

26 Mampu mengungkap makna/arti dari obyek

27 Bentuk proporsional

28 Bentuk sesuai dengan kenyataan

29 Keseluruhan ilustrasi serasi

30 Ilustrasi dalam bentuk garis jelas

8
Lampiran 2.
Instrumen Validasi Ahli Materi

8
INSTRUMEN VALIDASI AHLI MATERI

Judul modul :
Konstruksi Bangunan Gedung

Oleh:
Fayqotul Himmah
NIM.15505241042

8
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN
PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA 2019

LEMBAR EVALUASI AHLI MATERI

Petunjuk pengisian angket:


Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu
sebagai ahli materi tentang modul konstruksi banguna gedung.
Pendapat, kritik, saran, penilaian, dan komentar Bapak/Ibu akan
sangat memperbaiki dan meningkatkan kualitas modul ini.
Sehubungan dengan hal tersebut Bapak/Ibu dimohon untuk
memberikan pendapatnya pada setiap pernyataan yang tersedia
sesuai dengan keyakinan Bapak/Ibu dengan membubuhkan tanda
centang ( √ ) pada kolom yang tersedia.
Keterangan :

Kriteria Skor Keterangan

Sangat layak (jika kelayakan modul dengan


SL 4
pernyataan pada angket sangat baik)
Layak (jika kelayakan modul dengan
L 3
pernyataan pada angket baik)
Kurang layak (jika kelayakan modul dengan
KL 2
pernyataan kurang baik)
Tidak layak (jika kelayakan modul dengan
TL 1
pernyataan pada angket tidak baik/jelek)

8
Atas bantuan Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima kasih.

KISI-KISI VALIDASI INSTRUMEN AHLI MATERI

No. Indikator No Butir Jumlah Butir

1 Self Instruction 1,2,3,4,5,6, dan 7 7

2 Self Contained 8 dan 9 2

3 Stand Alone 10 dan 11 2

4 Adaptive 12 dan 13 2

5 User Friendly 14 dan 15 2

8
A. Self Instruction

No. Pertanyaan SL L KL TL

Tujuan pemebelajaran sesuai dengan kompetensi


1
yang dibutuhkan

Paparan materi pada modul sesuai dengan


2
kompetensi yang dibutuhkan

3 Materi disajikan secara runtut

Materi yang disajikan dapat dipahami dengan


4
mudah

5 Ilustrasu disajikan sesuai dengan muatan materi

Permasalahan yang disajikan dapat dengan


6
konteks tugas dan lingkungan siswa

7 Bahasa dalam modul mudah dipahami siswa

B. Self Contained

No. Pertanyaan SL L KL TL

Kecocokan materi modul dengan kompetensi


1
yang dibutuhkan

8
Kompetensi materi yang disajikan memuat unit
2
kompetensi yang dibutuhkan

C. Stand Alone

No. Pertanyaan SL L KL TL

Materi modul dapat dipelajari tanpa bantuan


1
modul lain

Materi modul dapat dipelajari tanpa bantuan


2
media lain

D. Adaptive

No. Pertanyaan SL L KL TL

Materi dalam modul sesuai dengan


1
perkembangan ilmu pengetahuan

Materi dalam modul sesuai dengan


2
perkembangan teknologi

E. User Friendly

No. Pertanyaan SL L KL TL

1 Materi modul dapat dipelajari dimana saja

2 Materi modul dapat dipelajari kapan saja

8
Lampiran 3.
Lembar Validasi Ahli Media

8
8
9
9
9
9
9
9
Lampiran 4.
Lembar Validasi Ahli Materi

9
9
9
9
1
1
1
Lampiran 5.
Tabel Standar Penilaian BSNP

1
Tabel Standar Penilaian BSNP

Butir Penilaian Deskripsi


1. Kesesuaian ukuran modul Ukuran modul A4 (210 x 297 mm), A5
dengan (148 x 210 mm), B5 (176 x 250 mm).
standar ISO
2. Kesuaian ukuran dengan materi Pemilihan ukuran modul perlu
isi disesuaikan dengan materi isi modul
modul berdasarkan bidang studi tertentu. Hal
ini akan mempengaruhi tata letak
bagian isi dan jumlah halaman modul.
3. Komposisi dan ukuran unsur Adanya keseimbangan unsur tata letak
tata (judul, pengarang, ilustrasi, logo, dll)
letak (judul, pengarang, ilustrasi, dan ukuran unsur tata letak (tipografi,
logo, dll) proporsional, seimbang ilustrasi dan unsure pendukungnya
dan seperti kotak, lingkaran dan elemen
seirama dengan tata letak isi dekoratif lainnya) secara proporsional
(sesuai pola). dengan ukuran modul.
4. Menampilkan pusat pandang Sebagai data tarik awal dari modul
(center yang ditentukan oleh ketepatan dalam
point) yang baik penempatan unsur/materi desain yang
ingin ditampilkan atau ditonjolkan di
antara unsur/materi desain lainnya
sehingga memperjelas tampilan teks
maupun ilustrasi dan elemen dekoratif
lainnya.
5. Penampilan unsur tata letak Desain sampul muka, punggung dan
pada belakang merupakan suatu kesatuan
sampul muka, belakang dan yang utuh. Elemen warna, ilustrasi,
punggung secara harmonis dan topografi ditampilkan secara
memiliki irama dan kesatuan serta harmonis dan saling terkait satu dan
konsisten lainnya. Adanya kesesuaian dalam
penempatan unsur tata letak pada
bagian sampul maupun isi modul
berdasarkan pola yang telah
ditetapkan dalam perencanaan awal
modul.
6. Warna unsur tata letak Memperhatikan tampilan warna secara
harmonis dan keseluruhan yang dapat memberikan
memperjelas fungsi nuansa tertentu dan dapat
memperjelas materi/isi modul.
7. Ukuran huruf judul modul lebih Judul modul harus dapat memberikan
dominan dan proporsional infomasi secara cepat tentang materi
dibandingkan ukuran modul, isi modul berdasarkan bidang studi
nama tertentu.

1
Butir Penilaian Deskripsi
pengarang dan penerbit
8. Warna judul modul kontras Judul modul ditampilkan lebih
dengan menonjol daripada warna latar
warna latar belakang. belakangnya.
9. Tidak menggunakan terlalu Menggunakan dua jenis huruf agar
banyak lebih komunikatif dalam
kombinasi huruf. menyampaikan informasi yang
disampaikan untuk membedakan dan
mendapatkan kombinasi tampilan
huruf dapat menggunakan variasi seri
huruf.
10. Menggambarkan isi/ materi Dapat dengan cepat memberikan
ajar dan mengungkapkan karakter gambaran tentang materi ajar tertentu
obyek. dan secara visual dapat mengungkap
jenis ilustrasi yang ditampilkan
berdasarkan materi ajarnya.
11. Bentuk, warna, ukuran, Ditampilkan sesuai dengan bentuk,
proporsi warna dan ukuran obyeknya sehingga
obyek sesuai realitas. tidak menimbulkan salah penafsiran
maupun pengertian peserta didik
(misalnya perbandingan secara
proporsional ukuran dan bentuk antara
cecak dan buaya), warna yang
digunakan sesuai sehingga tidak
menimbulkan salah pemahaman dan
penafsiran.
12. Penempatan unsur tata letak a. Penempatan unsur tata letak (judul,
konsisten berdasarkan pola. subjudul, kata pengantar, daftar isi,
ilustrasi, daftar ilustrasi dll) pada
setiap awal kegiatan belajar
konsisten.
b. Penempatan unsur tata letak pada
setiap halaman
13. Pemisahan antar paragraf Susunan teks pada akhir paragraf
jelas terpisah dengan jelas, dapat berupa
jarak (pada susunan teks rata kiri-
kanan/blok) ataupun dengan inden
(pada susunan teks dengan alenia).
14. Bidang cetak dan margin Penempatan unsur tata letak (judul,
proporsional. subjudul, teks, ilustrasi, keterangan
gambar, nomor halaman) pada bidang
cetak secara proporsional.
15. Marjin dua halaman yang Susunan tata letak halaman
berdampingan proporsional berpengaruh terhadap tata letak
halaman B disebelahnya.
16. Spasi antara teks dan ilustrasi Merupakan kesatuan tampilan antara
sesuai teks dengan ilustrasi dalam satu

1
Butir Penilaian Deskripsi
halaman.
17. Penempatan judul kegiatan a. Judul kegiatan belajar ditulis secara
belajar, lengkap disertai dengan angka
subjudul kegiatan belajar, dan kegiatan belajar (Kegiatan Belajar 1,
angka Kegiatan Belajar 2, Kegiatan Belajar
halaman/folio tidak mengganggu 3, dst).
pemahaman. b. Penulisan sub judul dan sub-sub
judul disesuaikan dengan hierarki
penyajian materi ajar.
c. Penempatan nomor halaman
disesuaikan dengan pola tata letak.
18. Penempatan ilustrasi dan a. Mampu memperjelas penyajian
keterangan gambar (caption) materi baik dalam bentuk, ukuran
tidak mengganggu pemahaman. yang proporsional serta warna yang
menarik sesuai objek aslinya.
b. Keterangan gambar/ legenda
ditempatkan berdekatan dengan
ilustrasi dengan ukuran lebih kecil
daripada huruf teks.
19. Penempatan hiasan/ ilustrasi Menempatkan hiasan/ ilustrasi pada
sebagai latar belakang tidak halaman setiap latar belakang jangan
mengganggu judul, teks, angka sampai menggangu kejelasan,
halaman. penyampaian informasi pada teks,
sehingga dapat menghambat
pemahaman peserta didik.
20. Penempatan judul, subjudul, Judul, subjudul, ilustrasi dan
ilustrasi dan keterangan gambar keteragan gambar ditempatkan
tidak mengganggu pemahaman. sessuai dengan pola yang telah
ditetapkan sehingga tidak
menimbulkan salah interpretasi
terhadap materi yang disampaikan.
21. Tidak menggunakan terlalu Maksimal menggunakan dua jenis
banyak huruf sehingga tidak mengganggu
jenis huruf. peserta didik dalam menyerap
informasi yang disampaikan. Untuk
membedakan unsur teks dapat
menggunakan variasi dan seri huruf
dari suatu keluarga huruf.
22. Penggunaan variasi huruf Digunakan untuk membedakan
(bold, jenjang/ hierarki judul, subjudul serta
italic, all capital, small capital) memberikan tekanan pada susunan
tidak teks yang dianggap penting dalam
berlebihan. bentuk tebal dan miring.
23. Lebar susunan teks normal. Sangat mempengaruhi tingkat
keterbacaan susunan teks. Jumlah
perkiraan untuk buku teks antara 45 –
75 karakter (sekitar 5 – 11 kata)

1
Butir Penilaian Deskripsi
termasuk tanda baca, spasi antar kata
dan angka. Untuk modul sendiri tidak
terlalu terikat dengan ketentuan lebar
susunan teks.
24. Spasi antar baris susunan teks Jarak spasi tidak terlalu lebar atau
normal. tidak terlalu sempit sehingga
memudahkan dalam membaca.
25. Spasi antar huruf (kerning) Mempengaruhi tingkat keterbacaan
normal. susunan teks (tidak terlalu rapat atau
terlalu renggang).
26. Jenjang/ hierarki judul-judul Menunjukkan urutan/ hierarki susunan
jelas, teks secara berjenjang sehingga
konsisten dan proporsional. mudah
dipahami. Hierarki susunan teks dapat
dibuat dengan perbedaan jenis huruf,
ukuran huruf dan variasi huruf bold,
italic, all capital, small capital).
27. Tanda pemotongan kata Pemotongan kata lebih dari 2 (dua)
(hyphenation). baris akan mengganggu keterbacaan
susunan teks.
28. Mampu mengungkap makna/ Berfungsi untuk memperjelas materi/
arti teks sehingga mampu menambah
dari obyek. pemahaman dan pengertian peserta
didik pada informasi yang
disampaikan.
29. Bentuk akurat dan a. Bentuk dan ukuran ilustrasi harus
proporsional realistis dan secara rinci dapat
sesuai dengan kenyataan. memberikan gambaran yang akurat
tentang obyek yang dimaksud.
b. Bentuk ilustrasi harus proporsional
sehingga tidak menimbulkan salah
tafsir peserta didik.
30. Penyajian keseluruhan Ditampilkan secara serasi dengan
ilustrasi serasi. unsur materi/isi modul (judul,
subjudul, teks, keterangan gambar)
pada seluruh halaman.
31. Kreatif dan dinamis. Menampilkan ilustrasi dari berbagai
sudut pandang tidak hanya
ditampilkan dalam tampak depan dan
mampu divisualisasikan secara dinamis
yang dapat menambah kedalaman
pemahaman dan pengertian peserta
didik.

1
Lampiran 6.
Hasil Olahan Data dari Microsoft
Excel

1
1

Anda mungkin juga menyukai