Anda di halaman 1dari 1

Kelompok 6 : Aliran Filsafat Pendidikan Pada Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di

Indonesia
Rizqi Maulida Fitria (220111802432)
Santi Widiasari (220111814239)
1. Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Tokoh filsafat pendidikan yang muncul dari dunia timur yang cukup terkenal, khususnya di
Indonesia adalah Ki Hajar Dewantara. Dalam konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara ada dua hal
yang harus dibedakan yaitu, “Pengajaran” dan “Pendidikan” yang harus bersinergis satu sama lain.
Dalam proses tumbuh kembangnya seorang anak, Ki Hadjar Dewantara memandang adanya tiga
pusat pendidikan yang disebut “Tripusat Pendidikan”, yaitu; 1) Pendidikan di lingkungan keluarga,
2) Pendidikan di lingkungan perguruan, dan 3) Pendidikan di lingkungan kemasyarakatan atau alam
pemuda. Selain tripusat pendidikan Ki Hadjar Dewantara mengemukakan ajaran Trikon yang
merupakan usaha pembinaan kebudayaan nasional yang mengandung tiga unsur yaitu kontinuitas,
konsentrisitas, dan konvergensi (Sugiarta, M., dkk, 2019). Dalam pelaksanaan pendidikan, Ki
Hadjar Dewantara menggunakan “Sistem Among” sebagai perwujudan konsepsi beliau dalam
menempatkan anak sebagai sentral proses pendidikan. Dalam Sistem Among, maka setiap pamong
sebagai pemimpin dalam proses pendidikan diwajibkan bersikap: Ing ngarsa sung tuladha, Ing
madya mangun karsa, dan Tutwuri handayani (Musyafa, 2015).
2. Implementasi Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam Kurikulum Merdeka
Konsep Kurikulum Merdeka sebagai transformasi kebijakan Merdeka Belajar mengedepankan
pendekatan yang berpusat pada minat, bakat, dan kemampuan peserta didik dalam pembelajarannya.
Di tingkat satuan pendidikan, bimbingan dan konseling diharapkan dapat mengakomodasi peserta
didik untuk mampu memahami dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mengembangkan
potensi, merencanakan masa depan, dan menyelesaikan permasalahan, untuk mencapai kemandirian
dan kemaslahatan peserta didik. Kurikulum Merdeka yang bersifat fleksibel didasarkan pada
pemikiran Ki Hajar Dewantara, yakni bahwa maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna
untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan rakyat.
Oleh karena itu, setiap satuan pendidikan memiliki keleluasaan dalam menyesuaikan kurikulum
dengan keragaman dan kebutuhannya. Dengan kemerdekaan yang telah diberikan untuk mengelola
manajemennya, satuan pendidikan berkewajiban untuk membantu peserta didik mencapai tujuan
pendidikan nasional. Salah satunya adalah dengan mengimplementasikan profil pelajar Pancasila
sebagai bagian dari pendidikan dan penguatan karakter peserta didik. Profil pelajar Pancasila ini
merupakan dasar bagi satuan pendidikan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling
(Kemendikbudristek, 2022).
3. Artikel-Artikel Jurnal Terkait Filsafat Pendidikan Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

No Judul Hasil Penelitian


1. Konsep Pendidikan Merdeka Konsep pendidikan merdeka belajar dalam perspektif filsafat
Belajar Perspektif Filsafat progresivisme memiliki konsep dan tujuan sama, yakni
Progresivisme. menghendaki adanya suatu perubahan yang jauh lebih baik dalam
[Jems Sopacua, Muhammad implementasi pendidikan.
Rijal Fadli (2022)]

2. Konsep “Merdeka Belajar” Filsafat konstruktivisme merupakan kerangka pikir pemecahan


dalam Pandangan Filsafat masalah-masalah pembelajaran dengan merancang beragam
Konstruktivisme. tindakan belajar sesuai dengan keragaman kekhasan peserta didik,
[M. Yusuf & Witrialail menuju tujuan yang beragam dengan strategi yang beragam, dan
Arfiansyah (2021)] dengan melibatkan sumber-sumber yang beragam. Hal ini sesuai
dengan konsep “Merdeka Belajar” .

Anda mungkin juga menyukai