Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH FILSAFAT ILMU (FMI 8210)

ZAMAN KONTEMPORER

KATA PENGANTAR

Yogyakarta, 28 Agustus 2023

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ i
BAB I ........................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................ Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1

i
C. Manfaat dan Tujuan ........................................................................................................... 1
BAB II.......................................................................................................................................... 3
A. Perkembangan dan Sejarah Zaman Kontemporer ............................................................... 3
B. Pilar-Pilar Filsafat Kontemporer .......................................................................................... 6
C. Aliran dan Tokoh Filsafat pada Zaman Kontemporer .......................................................... 7
BAB III ...................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan dan perkembangan peradaban manusia tidak terlepas dari peran ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perubahan pola hidup manusia dari waktu ke waktu
sesungguhnya berjalan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tahap-tahap ini disebut dengan periodesasi sejarah perkembangan ilmu sejak zaman pra
Yunani Kuno, Yunani Kuno, Pertengahan, Renaissance, Modern, dan Kontemporer.
Kemajuan ilmu dan teknologi dari zaman ke zaman terus berkembang dan
berkesambungan dan tidak akan pernah putus. Hal-hal baru yang telah ditemukan pada
suatu masa akan menjadi bagian penting bagi penemuan-penemuan di masa berikutnya.
Filsafat kontemporer diawali pada awal abad ke-20, yang ditandai dengan variasi
pemikiran filsafat yang sangat beragam dan kaya. Pada zaman kontemporer bidang fisika
paling populer pada zaman itu, ilmu fisika dipadang sebagai salah satu ilmu yang teorinya
mengandung unsur-unsur yang sangat fundamental dalam membentuk alam semesta.
Selain bidang fisika, adapun bidang lain yang diperdebatkan pada zaman ini yaitu,
bahasa, kebudayaan (antara lain, posmodernisme), kritik social, metodologi
(fenomenologi, heremeutika, strukturalisme), filsafat hidup (eksistensialisme), filsafat
ilmu, sampai filsafat tentang perempuan (Feminisme).
Berdasarkan uraian diatas, pada makalah ini penulis akan membahas
perkembangan dan latar belakang dari zaman kontemporer, pilar-pilar filsafat
kontemporer, aliran-aliran yang berkembang pada zaman kontemporer.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan dan sejarah ilmu pada Zaman Kontemporer?
2. Apa saja pilar-pilar yang berkembang dan siapakah tokoh filsuf pada zaman
kontemporer?
3. Apa saja aliran yang berkembang dan tokoh filsafat pada zaman kontemporer?

C. Manfaat dan Tujuan


1. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan dan sejarah ilmu pada Zaman
Kontemporer?
2. Untuk mengetahui pilar apa saja yang berkembang dan siapa tokoh filsuf pada
zamam kontemporer?
1
3. Untuk mengetahui aliran yang berkembang dan tokoh filsafat pada zaman
komtemporer?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan dan Sejarah Zaman Kontemporer


Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara
mendadak, melainkan terjadi secara bertahap, evolutif. Setiap zaman atau periode
perkembangan filsafat memiliki ciri khas tertentu. Penemuan-penemuan yang dilakukan
oleh manusia hingga zaman sekarang tidaklah terpusat di satu tempat atau wilayah
tertentu. Perkembangan ilmu filsafat disusun mulai dari peradaban yunani, kemudian
diakhiri pada penemuan-penemuan pada zaman kontemporer.
Filsafat, secara etimologi merupakan kata serapan dari Yunani, Philoshopia, yang
berarti ‘Philo’ adalah Cinta, sedangkan ‘shopia’ berarti kebijaksanaan atau hikmah. Jadi
dapat kita tarik konklusi, cinta pada kebijaksanaan ilmu pengetahuan itulah filsafat.
Namun, ketika kita tilik dari segi praktisnya, berarti alam pikiran atau alam berfikir,
berfilsafat artinya berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.

Zaman kontemporer atau postmodern memiliki arti yang sama dimana ilmu
pemikirannya sesudah atau mengatasi era modern. Akan tetapi terdapat fisful lain seperti
J𝑢̈ rgen Harbenas yang mengartikan zaman postmodern bukan kebudayaan atau
pemikiran yang berbeda atau terputus melainkan lanjutan dari modern yang mencoba
untuk mengatasi masalah yang terjadi pada zaman modern. Adapun pemikiran dari filsuf
lain yang mengartikan zaman kontemporer itu sebagai pemikiran dan budaya yang
mencoba untuk mengambil dari kebudayaan klasik atau modern. Jadi, dapat dikatakan
bahwa zaman kontemporer disebut sebagai perpaduan pemikiran atau kebudayaan klasik,
modern, dan postmodern ke dalam cara berpikir atau kebudayaan baru (Lubis , 2014).

Sedang kata “kontemporer” sendiri mempunyai korelasi sangat erat dengan


“modern”. Dua kata yang tidak mempunyai penggalan masa secara pasti. “komtemporer”
adalah semasa, pada masa yang sama dan kekinian . Semenatara “modern” adalah kini
yang sudah lewat, tapi bersifat relevansif hingga sekarang. Karena tidak ada
kepermanenan dalam era kontemperer, modern yang telah lewat dari kekinian tidak bisa
disebut kontemporer. Filsafat Kontemporer juga bisa diartikan dengan cara seperti itu,
yaitu cara pandang dan berpikir mendalam menyangkut kehidupan pada masa saat ini.

3
Zaman Kontemporer bermula dari abad 20 M dan masih berlangsung hingga saat
ini. Zaman ini ditandai dengan adanya teknologi-teknologi canggih, dan speasialisaasi
ilmu-ilmu yang semakin tajam dan mendalam. Perkembangan ilmu pada zaman
kontemporer menggambarkan aplikasi ilmu dan teknologi dalam berbagai sektor
kehidupan manusia. Itulah salah satu karakteristik ilmu di zaman kontemporer yang
dalam kerangka umumnya sekaligus menjadi persamaan sifat perkembangan ilmu zaman
kontemporer. Pada zaman purba, manusia prasejarah tercatat mempunyai benih ilmu di
bidang astronomi, kemudian mulai mengenal tulisan dan hitungan yang mengawali
zaman sejarah, lalu zaman modern diidentikkan dengan masa renaissance sebagai masa
bangkitnya kembali Eropa dari kegelapan, maka zaman kontemporer sangat kental
dengan inovasi-inovasi teknologi di berbagai bidang.

Begitulah perkembangan ilmu di zaman kontemporer meliputi hampir


seluruh bidang ilmu dan teknologi, ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi,
antropologi, psikologi, dan politik, serta Ilmu-ilmu ekstra seperti fisika, kimia, dan
biologi, serta aplikasinya di bidang teknologi rekayasa genetika, informasi dan
komunikasi, dan lain-lainnya. Pada zaman ini bidang fisikan menempati kedudukan
paling tinggi dan banyak dibicarakan oleh filsuf. Hal ini disebabkan karena fisika
dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-
unsur fundamental yang membentuk alam semesta. Menurut Trout (1993:463), fisika
dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-
unsur fundamental yangn membentuk alam semesta. Ia juga menyatakan bahwa
hubungan antara filsafat dan fisika terlihat antara pandangan substantial tentang fisika
(misalnya: tentang materi, kausa, konsep ruang dan waktu). Kedua, ajaran filsafat
tradisional yang menjawab fenomena tentang materi, kausa, ruang dan waktu. Dengan
demikian sejak semula suda ada erat antara filsafat dan fisika. Comtoh perkembangan
yang terjadi antara lain:
1) Santri, Priyayi, dan Abangan
Kajian ilmu sosial keagamaan di Indonesia, penelitian Clifford Geertz dalam
bukunya berjudul The Religion Of Java membahas sesuatu yang menarik. Arti penting
dari karya Geertz yaitu pada pengetahuan mengenai sistem-sistem simbol yaitu
bagaimana hubungan antara struktur sosial yang terdapat dalam suatu masyarakat.
Perbedaan dalam struktur sosial yang ada dalam masyarakat tersebut hanyalah bersifat
komplementer. Terdapat 3 lingkungan yang berbeda yaitu, pedesaan, pasar dan kantor

4
pemerintah yang dibarengi dengan latar belakang sejarah kebudayaan yang berbeda.
Abangan, menekankan pada animistic, Santri menekankan pada aspek-aspek agama
Islam, dan Priyayi yang menekankan pada aspek-aspek Hindu. Abagan, Santi dan
Priyayi, masing-masing mempunyai struktur sosial yang berlainan tetapi masing-
masing yang melengkapi satu dengan lainnya. Hal Gerrtz igin menekankan dalam
bukunya yaitu agama bukan memainkan peranan pemecah belah dalam masyarakat.
2) Teknologi Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika adalah upaya untuk melakukan modifikasi molekul genetik
dari suatu organisme sehingga diperoleh sifat baru yang dimiliki. Pada tanggal
23Februari 1997, Dr. Ian Wilmut pertama kali kelahiran seekor domba yang diberi
nama Dolly. Pada saat itu beliau melakukan suatu eksperimen, dimana mengambil inti
sel somatik domba jenis (A) dan kemudian diinjeksikan kedalam sel telur domba jenis
yang lainnya. Inti sel domba A akan berkembang dan membelah pada akhirnya akan
tumbuh menjadi individu baru. Teknik rekayasa genetika berkembang dari waktu ke
waktu.
3) Teknologi Informasi
Seorang insinyur Amerika Howard pada tahun 1937 merancang IBM Mark 7.
Komputer saat itu telah mengubah wajah beradaban barat modern secara drastis sejak
tahun 80an. Pada awalnya komputer dikenal dengan “otak elektronis” yang dapat
melakukan bermacam kegiatan dengan tingkat kesulitan yang tentunya berbeda-beda.
Komputer merevolusi ilmu matematika dengan kemampuannya yang dapat
memperluas jangkauan otak yang ditempuh. Perkembangan komputer cenderung
menghendaki bentuk yang semakin mengecil. Komputer tidak saja menjadi alat
pengelolahan data tetapi masuk dalam wilayah komunikasi interaksi dalam bentuk
internet. Internet terus berkembang sampai saat ini dengan berbagai fasilitas yang ada.
4) Kemajuan Sains dan Teknologi di Bidanglainnya
Hampir semua aspek kehidupan manuasia mendapat pengaruh kemajuan dan
teknologi pada zaman kontemporer. Ilmu dan penemuan-penemuan yang menjadi ciri
utama perkembangan ilmu sangat berkembang dengan pesat. Berikut pada tabel
dibawah dijelaskan percepatan waktu penemuan dan waktu patennya.

5
Objek Tahun
No Tahun Paten Jarak Waktu
Penemuan Penemuan

1 Fotografi 1727 1839 112 tahun

2 Telepon 1820 1876 56 tahun

3 Radio 1887 1902 15 tahun

4 Televisi 1923 1934 11 tahun

5 Bom Atom 1939 1945 6 tahun

6 Transistor 1947 1950 3 tahun


Table 1. Pekembangan Penemuan Ilmu Pengetahuan

B. Pilar-Pilar Filsafat Kontemporer


Filsafat telah melahirkan apresiasi dan respon yang besar dalam sejarah
pemikiran dan memunculkan pilar – pilar Filsafat Kontemporer. Pilar yang pertama
adalah etika, di mana merupakan hasil dari refleksi moralitas yang kemudian melahirkan
aliran-aliran filsafat yang dikembangkan oleh para filosof. Dalam memahami etika
sebagai suatu ajaran tentang seni hidup, atau menempatkan sebagai kebahagiaan ke pusat
etika (Aristoteles), dan kemudian pemikiran ini direligiuskan oleh Thomas Aquinas. Dan
Imanuel Kant menjadikan etika yang semula seni kehidupan menjadi etika kewajiban,
dan ini melahirkan konsep sentral etika modern, yaitu konsep otonomi moral. Pemikiran
ini lebih lanjut, kemudian dikembangkan oleh George Wilhelm Friedrich Hegel dan
dipadukan dengan teori dialektikanya.
Pilar yang kedua adalah fenomenologi, dengan tokoh sentralnya Edmund Hussel
(1859-1938) fenomenologi merupakan salah satu dari arus pemikiran yang paling
berpengaruh pada Abad ke-20. Secara umum fenomenologi lahir dari persoalan
fenomena yang dibawa ke ruang publik pertama kalinya oleh Hegel dengan ruh
absolutnya. Husserl lalu mendefinisikan fenomenologi sebagai ilmu tentang penampakan
(fenomena), dan bagi Husserl berbicara tentang esensi di luar eksistensi adalah kerja sia-
sia, dan hal inilah yang membedakan fenomenologi Husserl dengan fenomenologinya
Hegel dan Kant. Para filosof yang terpengaruh oleh fenomenologi adalah Derrida,
Kierkegard, Cascirer.

6
Pilar yang ketiga adalah eksisitensialisme. Eksistensialisme tidak lagi membahas
pertanyaan-pertanyaan esensi dan kodrat, akan tetapi lebih menekankan masalah seputar
eksistensi. Seorang filosof eksistensialis, semisal Sartre, bekerja keras dalam
permasalahan esensi dan eksistensi, yang kemudian memunculkan sebuah tesis bahwa
"eksistensi mendahului esensi". Dan ini membalik tradisi pemikiran filsafat Barat sejak
Plato, yang selalu mengatakan bahwa esensi mendahului eksistensi.
Pilar yang ke empat adalah filsafat budaya. Jika dilihat dari sudut pandang
filosofis akan melahirkan dimensi subyektif dan obyektif. Di mana dimensi subyektif
adalah daya yang menjadikan produk (alam) menjadi produk yang lebih baik, sedangkan
dimensi obyektif adalah hasil dari kegiatan daya tadi.

C. Aliran dan Tokoh Filsafat pada Zaman Kontemporer


Pada abad ke-20 aliran-aliran terpenting yang berkembang adalah pragmatisme,
vitalisme, fenomenologi, eksistensialisme, filsafat analitis, strukturalisme,
postmodernisme, dan semiotika.

1) Pragmatisme, mengajarkan sesuatu hal yang benar merupakan sesuatu yang akibatnya
bermanfaat secara praktis aliran ini sangat terkenal di Amerika Serikat. Jadi
pragmatisme memakai akibat-akibat praktis dari pikiran dan kepercayaan sebagai
tolak ukur untuk menetapkan nilai kebenaran. Aliran ini sangat kritis terhadap sistem-
sistem filsafat sebelumnya seperti, aliran materialisme, idealisme, dan realisme. Tokoh
terpenting dalam aliran ini adalah Wiliam James (1842-1910).
Pertama kali Pragmatisme diumumkan di Berkeley
pada tahun 1898, berjudul “Philosophical Conceptions
and Practical Results”. Lalu, sumber lanjutan mengenai
pragmatisme disampaikan di Wellesley College pada
tahun 1905, Lowell Institute, dan Columbia University
pada tahun 1906 dan 1907. Pragmatisme yang dibahas
dalam bukunya dibagi menjadi enam hal : temperamen
filosofis, teori kebenaran, teori makna, holistik tentang
pengetahuan, pandangan metafisika, dan metode penyelesaian sengketa filosofis.
James memandang pemikirannya sebagai kelanjutan dari empirisme Inggris, namun
empirismenya bukan merupakan upaya menyusun kenyataan berdasarkan atas hasil

7
pengamatan tetapi kebenaran merupakan suatu ide yang benar apabila didukung oleh
akibat-akibat dari hasil ide tersebut.
2) Vitalisme, memiliki pandangan bahwa kehidupan tidak dapat sepenuhnya dijelaskan
secara fisik-kimiawi, karena hakikatnya berbeda dengan yang tidak hidup. Adanya
aliran ini ditimbulkan dari berbagai reaksi yang ada dalam
perkembangan ilmu teknologi serta industrialisme, dimana
sesuatu dianalisis secara matematis. Tokoh dari aliran ini yaitu
Henri Bergson (1859-1941) merupakan filsuf Prancis yang
tekenal pada akhir abad 19-awal abad 20. Setelah perang
dunia ke-2 pengaruhnya mengalami penuruan, tetapi para
pemikir Prancis secara umum mengakui pengaruh terhadap
pemikiran mereka. Para pemikir seperti Deleuze(1966)
menyadari bahwa kontribusi terbesar Bergson bagi pemikir filsafat adalah konsep
keanekaragaman. Filsafat Bergson merupakan dualistik: dunia mengandung dua
kecenderungan yang berlawanan yaitu, gaya hidup (Elan vital) dan perlawanan dari
dunia materi terhadap gaya.
3) Fenomenologi, merupakan ilmu yang mempelajari apa yang
tampak atau apa yang menampakan diri. Pilar ini dirintis oleh
Edmund Husserl (1859-1938), beliau telah mempengaruhi
pemikiran filsafat abad 20. Menurut beliau fenomena adalah
realitas sendiri yang tampak, tidak ada selubung yang dapat
memisahkan subjek dengan realitas. Husserl mengatakan apa
yang kita diamati hanyalah fenomena bukan sumber dari
gejala yang diamati dan dari apa yang kita amati.
4) Eksistensialime, merupakan aliran filsafat tidak menunjukan suatu sistem filsafat
secara khusus. Eksistensi adalah cara berada di dunia. Benda mati dan hewan tidak
menyadari keberadaannya di dunia ini. Akan tetapi manusia sadar hal tersebut. Itulah
sebabnya, segala sesuatu mempunyai arti sejauh masih
berkaitan dengan manusia. Tokoh yang terpenting dalam
filsafat eksistensial adalah Martin Heidegger dan Jean Paul
Satre.
Martin Heidegger (1883-1976), pemikiran yang telah
memberikan sumbangsi dalam beberapa bidang ilmu yang
berbeda seperti fenomenologi, eksistensialisme,

8
hermeneutika, teori politik, psikologi, teologi dan postmodernisme. Beliau fokus pada
bidang ontologi. Dalam karyanya “Being and Time” ia mencoba untuk mengakses
being dengan melalui analisis fenomenologis tentang eksistensi manusia yang
bekenaan ke karakter duniawi dan sejarah manusia.
Jean-Paul Sartre (1905-1980), seorang atheis dan filsuf
kontemporer yang menempatkan kebebasan pada titik yang
sangat ekstrim. Sartre merupakan tokoh yang radikal dalam
pemikiran-pemikiran eksistensialisme yang berkaitan
dengan kebebasan manusia. Konsep kebebasan ini
membawa Satre kepada penolakan akan Allah. Kalau sudah
ada Allah maka seharusnya Allah sudah mengetahui esensi
dari manusia itu sendiri dan tentunya manusia tidak lagi
bebas. Manusia akan melakukan apa yang sudah ditentukan oleh Allah. Tetapi, hal
tersebut tidak mungkin karena pada manusia, eksistensi mendahului esensi. Oleh
karena itu, ia berpendapat bahwa tidak ada Allah.
5) Filsafat analitik, atau filsafat bahasa merupakan suatu gerakan filsuf pada abad ke-20
khusunya di Amerika dan Inggris. Filsuf ini memusatkan perhatian pada bahasa dan
mencoba menganalisa pernyataan-pernyataan (konsep-kosep, ungkapan-ungkapan
kebahasaan, atau bentuk-bentuk yang logis) supaya dapat menentukan bentuk yang
logis serta cocok dengan fakta yang disajikan. Penganutnya menganalisis bahasa dan
konsep-konsep. Tokoh filsafat ini adalah Betrand Russell
6) Strukturalisme, pada tahun 1960 di Prancis yang menegaskan bahwa masyarakat dan
kebudayaan memiliki struktur yang sama dan tetap. Berbeda dengan filsafat
eksistensialisme yang fokus pada peranan individu, strukturalisme memandang
manusia dengan berbagai struktur di sekelilingnya. Strukturalisme merupakan aliran
filsafat yang hendak memahami masalah yang muncul dalam sejarah filsafat. Tokoh
yang memiliki peran penting pada filsafat strukturalisme adalah Levi Strauss, Jascques
Lacan, dan Michael Foucault.
Claude Levi Strauss, terkenal sebagai tokoh strukturalisme sejati, yang sangat
yakin terhadap kelebihan perspektif tersebut atas perspektif-perspektif lainnya ketika
digunakan untuk memahami berbagai etnografi suku bangsa di dunia. Beliau juga
dikenal sebagai seorang ahli antropologi yang konsisten dalam menekuni dan
mengembangkan paradigma struktural. Levi Strauss menolak pandangan yang

9
mempertanyakan bahasa mempengaruhi budaya atau sebaliknya, karena menurutnya
kedua hal tersebut sama-sama bersumber dari nalar manusia.

Jasques Lacan, mengemukakan pandangannya


bahwa ego adalah hal yang paling penting untuk memahami
perilaku manusia. Pendekatan strukturalis pada bahasa
sebagai suatu sistem perbedaan tanpa pengertian positif.
Lacan menonjolkam pentingnya bahasa dalam karya Freud,
dimana bahasa memegang peranan penting dalam suatu wawanacara psikoanalisis.

Michael Foucault (1962-1984), seorang filsuf Prancis,


teori-teorinya membahas hubungan antara kekuasaan dan
pengetahuan, serta bagaimana digunakan untuk membentuk
kontrol sosial melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan,
terutama penjara dan rumah sakit. Meskipun sering disebut
sebagai pemikir post-strukturalis dan postmodernis, Foucault
menolak label-label ini dan lebih memilih untuk menyajikan
pemikirannya sebagai sejarah kritis modernitas. Pemikirannya
telah sangat berpengaruh bagi kedua kelompok akademik dan aktivis. Foucault juga
berasal dari kalangan kaya raya, bapaknya seorang dokter. Foucault tidak
membicarakan kekuasaan secara otonomis, tapi dia membahas bagaimana mekanisme
kekuasaan bekerja. Dalam pembahasan soal kekuasaan Foucault, diskursus atau
wacana menjadi tema sentral, argumentasi Foucault melihat bahwa diskursus tidak
akan lepas dari kekuasaan. Diskursus berarti segala sesuatu yang diucapkan atau ditulis
atau dikomunikasikan lewat tanda-tanda bahasa, dengan kata lain wacana adalah
sekumpulan pernyataan-pernyataan. Diskursus menjadi penentu fakta, dan juga
bagaimana memahami fakta tersebut, cara cara inilah yang disebut Foucault sebagai
tata wacana.

7) Semiotika, merupakan teori tentang tanda dan penandaan Roland Barthes sebagai
ahlinya melihat kehidupan sosial dan budaya dalam kerangka penandaan. Pendekatan
semiotika yang didasarkan atas kerangka linguistik Saussurean, kehidupan sosial
menjadi pertarungan demi prestige dan status. Tokoh yang menganut aliran ini yaitu :
• Roland Barthes, seorang ahli semiotika, seorang yang melihat bahasa sebagai yang
dimodelkan oleh teori Saussure tentang tanda yang melandasi pemahaman
structural kehidupan sosial dan kultur.
10
• Ferdinand de Saussure adalah seorang bapak strukturalisme dan linguistik. Hal
pokok pada teorinya adalah prinsip yang mengatakan bahwa bahasa adalah suatu
sistem tanda, dan setiap tanda itu tersusun dari dua bagian: penanda dan yang
ditanda.
8) Postmodernisme, aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap modernisme dengan segala
dampaknya. Modernisme dimulai oleh Rene Descrates, dikokohkan oleh zaman
pencerahan (Aufklaerung), dan kemudian mengabdikan diri melalui dominasi sains
dan kapitalisme. Modernisme mempunyai gambaran dunia sendiri yang ternyata
membawa berbagai dampak buruk, yakni objektifikasi alam secara berlebihan dan
pengurasan semena – mena yang berakibat kepada krisis ekologi, militerisme,
kebangkitan kembali tribalisme, dan manusia cenderung menjadi objek.
Postmodernisme berupaya untuk mempertanyakan suatu
epistemologi modernis yang didasarkan atas pembedaan
subjek dan objek secara jelas. Ciri terpenting dalam
postmodernisme adalah relativisme dan mengakui
pluralitas. Menurut para postmodernis, tidak ada suatu
norma yang berlaku umum. Setiap bagian memiliki
keunikan tersendiri sehingga tidak dapat menerima
pemaksaan penyeragaman. Tokoh yang dianggap
memperkenalkan Postmodernisme adalah Francois Lyotard, lewat
bukunya, “The Postmodern Condition: A Report on Knowledge.” Di sini pengertian
masyarakat sebagai suatu bentuk kesatuan sudah hilang kredibilitasnya.
Postmodernisme memperlihatkan dua buah sasaran, metanarasi yang cukup
berpengaruh dan gagasan yang mengatakan bahwa pengetahuan itu dipandang sebagai
subjek manusia yang berupaya menemukan kebebasan, mulai bersaing, dan lebih jauh
lagi, tidak ada bukti dasar yang dapat digunakan untuk menyelesaikan perdebatan ini.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada zaman kontemporer menjadi tahun era tahun-tahun terakhir dimana yang
kita jalani hingga saat ini. Beberapa contoh perkembangan yang terjadi antara lain Santri,
Priyayi, dan Abangan, Teknologi Rekayasa Genetika, Teknologi Informasi; Kemajuan
Sains Dan Teknologi di Bidang lainnya. Aliran-aliran terpenting yang berkembang dan
berpengaruh pada abad 20 adalah pragmatisme, vitalisme, fenomenologi,
eksistensialisme, filsafat analitis, strukturalisme, postmodernisme, dan semiotika.
Filsafat telah menghadirkan apresiasi yang besar dalam sejarah pemikiran dan pilar-pilar
filsafat kontemporer. Pilar yang pertama adalah etika, pilar yang kedua adalah
fenomenologi, pilar yang ketiga adalah eksisitensialisme, dan pilar yang ke empat adalah
filsafat budaya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adian, D. G. (2002). Pilar-pilar Filsafat Kontemporer. Yogyakarta: Jalasutra.


Lubis , A. Y. (2014). Filsafat Ilmu Klasik Hingga Kontemporer. Jakarta : PT . RAJA GRAFINDO
PERSADA.
Tim Dosen UGM. (2016). Filsafat Ilmu . Yogyakarta : Liberty.

13

Anda mungkin juga menyukai