Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR I

ACARA PRAKTIKUM KE : 1

MIKROSKOP DAN SEL TUMBUHAN

Nama : Marco Steven Nugroho

NIM : 24020123130065

Kelompok :2

Hari, tanggal : Sabtu, 16 September 2023

Asisten : Meizulfa Ayu Risnanda

LABORATORIUM BIOLOGI DASAR


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
ACARA I

PENGENALAN MIKROSKOP DAN SEL TUMBUHAN

I. PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Mikroskop sudah menjadi sarana yang membantu para ilmuwan untuk
meneliti benda-benda dalam skala mikro. Mikroskop sudah banyak melewati
fase pengembangan bahkan dimulai dari seorang ilmuwan asal Belanda
bernama Antonie Philips van Leeuwenhoek yang berhasil menciptakan
mikroskop pertamanya. Mikroskop yang biasa dipakai para ilmuwan untuk
mengamati berasal dari kategori mikroskop cahaya (Optical Microscope) yang
memanfaatkan kemampuan pemantulan dari cermin dan juga radiasi cahaya.
Aspek tadi bisa membantu mikroskop menciptakan bayangan dengan
perbesaran yang tinggi tanpa membuat gambar bayangan buram.
(Gajghate, 2017)

Sel tumbuhan adalah sel-sel yang membentuk suatu organisme


tumbuhan yang memiliki fungsinya masing-masing. Sel tumbuhan memiliki ciri
khas nya sendiri yaitu dinding sel nya yang dapat melindungi bagian internal sel
dan juga sebagai pembentuk sel yang membuat sel tumbuhan kaku tidak seperti
sel hewan. Dinding sel tumbuhan tersusun atas senyawa selulosa, pektin,
hemiselulosa, dan lignin (terdapat pada kulit pohon) yang dapat menguatkan
struktur tumbuhan. Sel tumbuhan memiliki fungsi nya masing-masing, namun
sel-sel tumbuhan yang memiliki fungsi yang sama akan membentuk suatu
jaringan tumbuhan. Jaringan tumbuhan biasa diamati di bawah mikroskop
karena ukurannya yang masih bisa terjangkau oleh perbesaran lensa mikroskop
cahaya. (Fatmayanti, 2019)

Ilmuwan banyak mengetahui morfologi sel maupun jaringan tumbuhan


yang terbantu oleh adanya keahlian mikroskop yang semakin canggih.
Penggunaan mikroskop yang benar dan juga dasar ilmu sel yang tepat akan
mendukung pengidentifikasian sel dan jaringan tumbuhan yang berukuran skala
mikro.
I.2 TUJUAN
1.2.1. Mengenal jenis-jenis mikroskop
1.2.2. Mengenal bagian-bagian mikroskop
1.2.3. Dapat menggunakan mikroskop dengan baik dan benar
1.2.4. Mampu mengenal bagian-bagian sel tumbuhan
1.2.5. Mampu membedakan antara sel tumbuhan dan sel hewan
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikroskop

Mikroskop merupakan alat yang sering diandalkan di instansi rumah


sakit maupun lembaga penelitian di laboratorium. Mikroskop perlu melalui
dua kali proses perbesaran yaitu melalui lensa objek (lensa yang berdekatan
dengan preparat) lalu melalui lensa okuler (lensa yang berdekatan dengan
mata pengamat). Mikroskop terdiri dari dua jenis yaitu mikroskop
monokuler (mikroskop dengan satu lensa okuler) dan mikroskop binokuler
(mikroskop dengan dua lensa okuler). Perkembangan teknologi sudah
membawa mikroskop ke arah yang lebih digital yang mampu membuat
kinerja tenaga medis atau saintis lebih efisien dengan pekerjaannya.Namun,
mikroskop cahaya (Optical microscope) lebih sering digunakan daripada
mikroskop digital di laboratorium dan instansi rumah sakit karena untuk
memiliki mikroskop digital memerlukan modal atau dana yang besar. Maka
dari itu, banyak bagian rumah sakit masih memanfaatkan mikroskop biasa.
(Kartika et al., 2020)

Gambar 2.1

(Eijck et al., 2021)


Adanya mikroskop dimulai pada abad 17 dari seorang ilmuwan dari
Belanda bernama Antonie van Leeuwenhoek dengan mikroskop
sederhananya dengan bantuan cahaya dan pantulan cahaya ke cermin yang
nantinya akan membantunya dengan penemuan teori abiogenesis. Penemuan
mikroskop tersebut akan terus membawa perkembangan mikroskop ke arah
yang lebih canggih seperti penemuan mikroskop biologi atau mikroskop
zaman sekarang dan mikroskop stereo yang berhasil ditemukan oleh
ilmuwan asal Inggris bernama William Brewster pada abad 19. Mikroskop
biologi dan mikroskop stereo memiliki perbedaan yang tidak jauh beda
hanya pada interval perbesaran lensa dan juga bayangan yang dihasilkan.
Mikroskop Stereo memiliki perbesaran terbesar mencapai 100 kali,
sedangkan perbesaran terbesar dari mikroskop biologi mampu mencapai
1000 kali (10 kali lipat dari stereo). Perbesaran yang berbeda justru
memiliki fungsi dan manfaat nya masing-masing. (Editor, 2022)

2.1.1. Mikroskop Biologi


Mikroskop biologi atau biasa dikenal sebagai mikroskop cahaya
merupakan jenis mikroskop yang melibatkan cahaya. Mikroskop ini
sering digunakan di berbagai tempat karena mikroskop ini sangat
konvensional dan mudah untuk dioperasikan. Mikroskop jenis
konvensional yang masih melibatkan cahaya matahari, menggunakan
cermin datar untuk memantulkan cahaya ke arah meja preparat,
sedangkan mikroskop zaman sekarang sudah dikembangkan menjadi
sumber cahaya yang dimuati dengan aliran listrik. Lensa kondensor
pada mikroskop berperan penting dalam membantu penyinaran pada
preparat. Lensa kondensor berfungsi untuk mendukung terciptanya
pencahayaan pada preparat yang ingin diamati sehingga pengaturannya
tepat akan diperoleh daya pisah yang maksimal (dua benda menjadi
satu). Perbesaran akan kurang maksimal jika daya pisah mikroskop
kurang baik. (Ramadhani, 2020)

Lensa dari mikroskop biologi memiliki perbesaran maksimal


yaitu 1000 kali perbesaran. Perbesaran preparat pada mikroskop biologi
lebih besar dibandingkan dengan mikroskop stereo yang hanya
mencapai 100 kali untuk perbesaran maksimalnya. Mikroskop biologi
dapat menghasilkan gambar yang jernih saat dilihat melalui lensa
okuler. Bayangan melalui 2 tipe lensa pada mikroskop biologi yaitu
lensa objektif dan lensa okuler. Lensa okuler pada mikroskop biologi
biasanya tersedia dalam bentuk monokuler (lensa okuler berjumlah
satu) atau binokuler (lensa okuler berjumlah dua). (Ramadhani, 2020)

Gambar 2.1.1
(Diniari, 2022)

2.1.2. Mikroskop Stereo

Mikroskop stereo merupakan mikroskop yang dimodifikasi


hampir sedemikian rupa dengan mikroskop biologi dari segi fungsinya,
untuk mengamati benda dengan skala yang sangat kecil. Namun,
mikroskop stereo dirancang untuk dapat mengamati benda sambil
menggunakan alat seperti penjepit atau solder untuk memanipulasi
benda yang diamati. Jenis preparat yang diamati juga berbeda yakni
preparat yang tipis, transparan, dan halus, bahkan benda tebal dan tidak
transparan pun bisa diamati dibawah mikroskop stereo ini. Mikroskop
stereo mampu mengamati jenis preparat yang lebih fleksibel
dibandingkan dengan mikroskop biologi karena komponennya yang
berbeda satu sama lain. Mikroskop ini memiliki sumber cahaya dari
bawah dan atas (dari lampu), hal tersebut yang membuat mikroskop
stereo dapat mengamati jenis preparat yang lebih luas cakupannya.
(Ramadhani, 2020)
Gambar 2.1.2

(Editor, 2022)

Mikroskop stereo difasilitasi oleh perbesaran yang mencapai 100


kali perbesaran. Mikroskop stereo juga dilengkapi dengan lensa okuler
untuk kedua mata (tidak digabung), hal ini berlaku untuk lensa objektif
yang terpisah untuk mata kiri dan mata kanan. Meskipun lensa-lensa
terpisah pada mikroskop stereo, gambar yang dihasilkan berbeda
dengan mikroskop biologi. Gambar yang dihasilkan oleh mikroskop
berupa benda mikroskopis atau makroskopis dengan model tiga
dimensi. Oleh karena itu, mikroskop ini biasa diandalkan untuk
keperluan teknisi hardware, entomologi, geologi, dan sebagainya.
(Editor, 2022)

2.2 Sel Tumbuhan

Sel tumbuhan merupakan jenis sel yang unik dikarenakan dinding selnya
yang terbuat dari selulosa, melindungi segala bagian organel sel tumbuhan.
Sel tumbuhan juga dilengkapi dengan organel-organel penting yang hanya
ada pada sel tumbuhan. Organel sel tumbuhan bertujuan untuk keperluannya
sebagai makhluk hidup autotrof. Sel tumbuhan dengan sifat seperti ini
tentunya dilengkapi gudang makanan yang besar dinamakan vakuola. Sel
tumbuhan memiliki vakuola yang besar, namun sel tumbuhan yang masih
dalam usia muda masih memiliki vakuola yang kecil. (Kurniati, 2020)

Gambar 2.2

(Wati, 2022)

Sel tumbuhan memiliki kloroplas dan itu hanya ada pada sel tumbuhan
sebagai organel khusus. Kloroplas ini berguna sebagai tempatnya
melaksanakan fotosintesis. Tumbuhan maupun selnya memperoleh asupan
energi dari hasil fotosintesis tersebut. Proses fotosintesis tentunya
membutuhkan komponen-komponen untuk memecah molekul yang
dibutuhkan dan juga membantu reaksi-reaksi yang terjadi di tilakoid
(bagian di dalam kloroplas). Biasanya warna hijau-hijau pada tumbuhan
terutama organ daun, memiliki warna hijau dikarenakan banyaknya jumlah
kloroplas dalam sel tumbuhan. (Bakhtiar & Susilawati, 2018)

2.2.1. Allium cepa


Bawang merah atau Allium cepa merupakan salah satu tumbuhan
komoditas hortikultura di Indonesia. Menurut BPS (2015) bawang
merah memiliki nilai ekonomi tinggi karena termasuk dalam komoditas
penting di Indonesia alias sudah menjadi komoditas pokok warga
Indonesia. Tumbuhan ini pun juga memiliki variasi yang banyak jika
diteliti melalui analisis molekuler atau dari aspek genetik bawang
merahnya. umbi bawang merah mengandung senyawa yang berperan
sebagai antibiotik dan dapat menambahkan nilai cita rasa dalam
masakan. Bawang merah banyak dimanfaatkan sebagai bahan penguat
atau penyedap rasa pada produk olahan makanan sehingga menjadikan
Negara Indonesia sebagai salah satu penghasil bawang merah terbesar
di dunia. (Dinarti et al.,2020)

Gambar 2.2.1
(Awaliyah et al., 2018)
Tumbuhan bawang ini sering diandalkan sebagai obat
anti-inflammatory, anticarcinogenic, cardioprotective, dan masih
banyak lagi. Tumbuhan ini pun dikatakan sebagai tumbuhan obat yang
sering diandalkan oleh dokter tradisional. Diketahui pula bahwa
tumbuhan ini juga bisa mengatasi keberadaan C. albicans dan disebut
sebagai tanaman anti jamur (anti-fungal). Semua khasiat ini disebabkan
oleh kandungan flavonol pada Allium cepa . Sebenarnya tidak hanya
flavonol yang terkandung di dalam Allium cepa, namun terdapat
kandungan lainnya seperti saponons, tanin, dan alkaloid.
(Abyaneh, et al., 2022)
2.2.2. Hydrilla sp.
Tumbuhan Hydrilla sp merupakan jenis tanaman air invasif yang
tersebar di seluruh dunia. Tumbuhan ini memiliki akar yang sangat
panjang yang berguna untuk penyimpanan karbohidrat.
Pertumbuhannya yang begitu pesat yakni 191 inci tiap hari dan arah
pertumbuhan bisa secara vertikal ataupun horizontal. Kemampuan
tumbuhan ini juga dapat beradaptasi dengan berbagai macam kondisi
lingkungan. Tumbuhan ini pun banyak dimanfaatkan oleh beberapa
instansi seperti pemanfaatan Hydrilla sp untuk Fitoremediasi dari besi
dan metaloid. (Srivastava, 2021)
Gambar 2.2.2
(Taimyr, 2023)
Terdapat sebuah keunikan pada tumbuhan Hydrilla sp adalah saat
tumbuhan ini masih muda. Jika diamati di bawah mikroskop, akan
terlihat kloroplas-kloroplas yang tersebar di jaringan tumbuhan
Hydrilla sp. Kloroplas ini dapat bergerak seakan-akan berputar di
sitosol apabila tumbuhan ini masih dalam usia muda. Fenomena ini
dikenal sebagai fenomena protoplasmic streaming pada tumbuhan
Hydrilla sp. Fenomena ini tidak berlaku jika tumbuhan Hydrilla sp
sudah dalam usia dewasanya, kloroplasnya akan bergerak bebas seperti
biasa pada umumnya (tidak terlihat berputar-putar). (Baradi, 2013)
2.2.3. Ceiba pentandra

Tanaman kapuk randu merupakan tanaman yang berasal dari


famili Malvaceae dan banyak tersebar di Indonesia, Malaysia, India,
Amerika Selatan, Afrika, dan Meksiko. Tumbuhan ini memiliki khasiat
yang banyak bahkan memiliki kandungan yang sama dengan tumbuhan
Allium cepa yaitu flavonoid yang dapat membantu inflammation,
kanker, antioksidan, dan sebagainya. Tumbuhan ini dikategorikan
sebagai tumbuhan yang tidak berbahaya dan cocok untuk dijadikan obat
mulut.Diketahui bagian batang tumbuhan ini dapat digunakan untuk
meredakan sakit kepala dan diuretik. Selain menjadi tanaman obat bagi
kita, tumbuhan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan sintesis
AuNP karena tumbuhan ini memiliki sumber biomolekul yang relevan
dengan proses sintesis tadi. (Aji et al., 2022)
Gambar 2.2.3

(Dok. Pribadi, 2023)

Tanaman kapuk mampu tumbuh hingga tinggi 70 meter.


Tumbuhan ini berbuah pertama kali pada usia 4 sampai 5 tahun dan
dapat memiliki usia hingga 60 tahun. Indonesia merupakan salah satu
produsen kapuk terbesar di dunia, mencapai 80,000 ton per tahun dari
1996-2000. Tumbuhan banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk
matras, bantal, hiasan dinding apabila dalam keadaan kering (menjadi
sumber serat). Tumbuhan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bakar apabila kita mengeringkan kulitnya. Kapuk randu banyak
dimanfaatkan oleh manusia dikarenakan khasiatnya yang beraneka
ragam.

III. METODE PENELITIAN


III.1 Alat
3.1.1.Mikroskop biologi
3.1.2.Kaca objek dan kaca penutup steril
3.1.3.Jarum besar bertangkai
3.1.4.Pinset

III.2 Bahan
3.2.1.Lapisan sebelah dalam umbi lapis (Allium cepa)
3.2.2.Daun Hydrilla sp
3.2.3.Rambut pada buah kapuk randu (Ceiba petandra)
III.3 Cara Kerja
3.3.1. Pembuatan preparat segar sel tumbuhan
a.beberapa helai rambut buah kapuk randu diambil dengan pinset
b.bagian daun Hydrilla sp diiris setipis mungkin dengan silet tajam
c.satu lapisan jaringan bagian dalam dari umbi bawang merah diambil
menggunakan pinset
3.3.2. Bagian tumbuhan yang sudah diambil, diletakkan pada kaca objek
bersih yang telah ditetesi air,kemudian ditutup dengan kaca penutup.
Usahakan meletakkan kaca penutup diletakkan dengan arah sudut
45°.Usahakan juga tidak muncul gelembung udara.
3.3.3. Objek diamati dibawah mikroskop biologi dengan perbesaran objektif
10x kemudian 40x
3.3.4. Bagian-bagian sel diamati meliputi dinding sel,sitoplasma,nukleus,dll.

3.3.5. Hasil pengamatan didokumentasikan dan disusun laporan sementara


serta laporan resmi

IV. HASIL PENGAMATAN

NO GAMBAR PRIBADI GAMBAR REFERENSI KETERANGAN FUNGSI BAGIAN


1 Mikroskop Biologi 1. Revolver 1. Mengganti lensa perbesaran pada
aspkek lensa objektif
2. Lensa okuler
2. Lensa yang digunakan untuk mata
3. Meja preparat
melihat preparat
4. Kondensor 3. Tempat meletakkan preparat yang ingin
5. Diafragma diamati
6. Cermin 4. Mengumpulkan dan memfokuskan
cahaya dari sumber cahaya
7.Pengatur
5. Mengatur cahaya yang masuk
Cahaya
6. Memantulkan cahaya
(Batavialab, 2016) 8. Lensa objektif 7. Mengatur intensitas cahaya
(Dok. Pribadi, 2023)
9. Makrometer 8. Lensa yang digunakan untuk
10. Mikrometer mengamati benda yang berada pada meja
preparat
9. Memfokuskan preparat dengan skala
besar
10. Memfokuskan preparat dengan skala
kecil
2 Mikroskop Stereo 1. Lensa okuler 1. Lensa untuk mata mengamati melalui
lensa mikroskop untuk melihat preparat.
2. Tombol zoom
2. Memperbesar tampilan bayangan
3. Tombol fokus
preparat
4.Pengatur 3. Memfokuskan bayangan yang dilihat
cahaya 4. Mengatur intensitas cahaya yang keluar
5. Penjepit 5.Menahan objek pengamatan agar tidak
banyak bergerak saat diamati
6. Meja kerja
6. Tempat meletakkan Preparat
7.Sumber cahaya
7. Memberikan cahaya
8. Lensa objektif 8. Lensa yg digunakan utk mengamati
(Waleed, 2015) 9. Penyesuaian benda Yang Pada meja preparat. berada
(Dok. Pribadi, 2023) interpupillary 9. Menyesuaikan tampilan penglihatan
kedua mata dengan lensa okuler
10. Diopter
10. Menyesuaikan fokus untuk mata
pengamat (Kedua mata)
3. Allium cepa 1. Inti sel 1. Sebagai pusat koordinasi dan
2. Dinding sel pusat pengatur dari suatu Sel
3. Sitoplasma 2 Melindungi sel dan menjaga
bentuk sel agar tetap
3. Tempat organel sel berada dan
tempat reaksi metabolisme sel
(Sniperistired, 2023)
(Dok. Pribadi, 2023)
4. Hydrilla sp. 1. Dinding sel 1 Melindungi sel dan menjaga
2. Vakuola bentuk sel agar tetap
3. Sitoplasma 2. Tempat menyimpan hasil
4. Kloroplas produksi sel den tempat
menyimpan cadangan makanan
3. Tempat organel sel berada dan
(Sinhyu, 2017) tempat reaksi metabolisme
(Dok. Pribadi, 2023) 4. Tempat terjadinya reaksi
fotosintesis pada sel tumbuhan
5. Ceiba pentandra 1.Gelembung 1. Meringankan beban tanaman
udara 2. Ruang yang memisahkan antar
2. Ruang antarsel sel
3. Dinding sel 3. Melindungi sel dan menjaga
4. Torsi bentuk sel agar tetap
4. Titik persilangan atau pertemuan
(Aulya, 2015) antar sel.
(Dok. Pribadi, 2023)

V.PEMBAHASAN
Praktikum Biologi Dasar I acara I yang berjudul “Pengenalan
Mikroskop dan Sel Tumbuhan” telah dilaksanakkan pada Senin, 10 September
2023 pukul 10.00 WIB secara luring di Laboratorium Biologi Dasar di bawah
naungan Laboratorium Biologi Dasar Fakultas Sains dan Matematika . Tujuan
praktikum yaitu mengenal jenis-jenis mikroskop serta bagian-bagian dari
mikroskop, mengetahui cara mengoperasikan mikroskop dengan benar,
mengetahui bagian-bagian sel tumbuhan, dan dapat membedakan sel tumbuhan
dengan sel hewan .Alat yang digunakan berupa mikroskop biologi, kaca objek
dengan kaca penutupnya yang steril, jarum besar bertangkai, dan pinset.. bahan
yang digunakan adalah lapisan sebelah dalam umbi lapis (Allium cepa), daun
Hydrilla sp, dan rambut pada buah kapuk randu (Ceiba petandra). cara kerja
adalah dengan membuat preparat segar sel tumbuhan lalu preparat diletakkan
pada kaca objek dan ditutupi kaca penutup yang steril lalu kaca objek diletakkan
di mikroskop lalu objek diamati dibawah mikroskop biologi dengan perbesaran
objektif 10x kemudian 40x lalu bagian-bagian sel diamati lalu didokumentasikan
dan disusun laporan sementara serta laporan resmi.
Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk mengamati benda
berukuran mikro atau tidak terlihat kasat mata dan juga sering dimanfaatkan oleh
tenaga medis seperti rumah sakit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kartika dkk.
(2020) bahwa mikroskop merupakan alat yang sering digunakan pada
Laboratorium Rumah Sakit untuk mengamati benda kecil berukuran mikro.
V.1 Mikroskop Biologi
Mikroskop biologi atau dikenal dengan mikroskop cahaya adalah
alat yang digunakan untuk mengamati benda atau objek yang berukuran
kecil atau mikro dengan kekuatan perbesaran lensa dan dibantu dengan
penerangan dari sumber cahaya, tentunya gambar yang terlihat oleh mata
pengamat adalah gambar yang jelas dan berupa dua dimensi. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Gajghate (2016) bahwa mikroskop adalah alat
yang dapat menghasilkan gambar yang jelas dengan perbesaran yang
tinggi dan sering digunakan oleh ilmuwan mikrobiologi zaman sekarang.
Mikroskop biologi menggunakan cahaya untuk melakukan
pengamatan dan tentunya sudah dilengkapi dengan sumber cahaya nya
sendiri dan kondensor, tidak lagi menggunakan cahaya matahari. Lensa
okulernya pun memiliki perbesaran yang berkisar antara 4-25 kali dan
perbesaran maksimal yang dapat dicapai adalah 1000 kali. Hal ini sesuai
dengan penjelasan dari Ramadhani (2020) yang menjelaskan bahwa
mikroskop cahaya konvensional masih menggunakan cahaya matahari dan
pantulan cermin sebagai sarana sumber cahaya lalu tetap dibantu dengan
adanya kondensor. Lensa okuler pada mikroskop cahaya berkisar antara
4-25 kali, lensa ini berguna untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan
oleh lensa objektif. Mikroskop ini dapat mencapai perbesaran terbesarnya
yang sebesar 1000 kali.
Bagian di mikroskop sangat penting dan juga memiliki peran
pentingnya masing-masing. Bagian-bagian penting pada mikroskop yang
membantu proses terbentuknya gambar pada mata pengamat adalah lensa
objektif dan lensa okuler yang merupakan lensa yang membantu
membentuk bayangan, untuk lensa objektif berada dekat dengan preparat,
sedangkan untuk lensa yang dekat dengan mata pengamat dinamakan lensa
okuler lalu ada bagian kondensor yang berguna untuk mengumpulkan
cahaya agar pas dengan titik fokus dan tidak menyebar. Bagian penting
lainnya terdiri dari meja preparat yang berguna untuk tempat meletakkan
preparat yang ingin diamati, Makrometer untuk memfokuskan bayangan
yang terbentuk dengan skala besar, dan mikrometer untuk memfokuskan
bayangan yang terbentuk dengan skala kecil. Terkadang mikroskop cahaya
dilengkapi dengan kamera untuk membantu pengamatan melalui perangkat
laptop atau komputer dengan bantuan software pendukung. Semua hal ini
sesuai dengan pernyataan dari Gajghate (2016) yang menyatakan bahwa
mikroskop memiliki komponen penting yang terdiri dari lensa objektif
untuk memfokuskan preparat, lensa okuler untuk membantu mata
pengamat melihat preparat dengan jelas, kondensor untuk mengumpulkan
cahaya agar tepat di titik fokus, meja preparat untuk tempat preparat
diamati, pemfokus kasar untuk memfokuskan gambar dengan skala besar,
pemfokus kasar untuk memfokuskan gambar dengan skala kecil, dan
kamera tambahan jika mikroskop difasilitasi dengan software untuk
pengamatan melalui perangkat eksternal.
Cara menggunakan mikroskop adalah dengan mengambil terlebih
dahulu mikroskop dengan hati-hati lalu letakkan di atas meja kerja, setelah
itu preparat diletakkan di meja preparat yang berada di mikroskop lalu
pastikan diafragma sudah sesuai dan perbesaran berada di paling kecil lalu
perhatikan di lensa okuler untuk memastikan gambar sudah fokus. Jika
belum, atur kefokusan gambar dengan bantuan makrometer (skala besar)
dan mikrometer (skala kecil) lalu gambar bisa diamati dan
didokumentasikan. Semua prosedur tadi sesuai dengan pernyataan Diniari
(2022) yang menyatakan bahwa prosedur penggunaan mikroskop yang
benar adalah diawali dengan pengambilan mikroskop yang benar yakni
memegang bagian leher mikroskop dan menahan bagian bawah mikroskop
saat diambil lalu diletakkan di atas meja kerja. Setelah itu atur perbesaran
lensa objektif dan lensa okuler sampai perbesaran terkecil lalu putar
diafragma untuk pengaturan cahaya. Setelah itu, atur cermin dan letakkan
preparat di atas meja preparat lalu jepit preparat. Setelah itu, atur fokus
dengan mikrometer dan makrometer. Apabila ingin melihat preparat
dengan perbesaran lensa yang lebih besar, putar revolver ke arah lensa
dengan perbesaran yang lebih besar.
V.2 Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan mikroskop yang sering digunakan
peneliti untuk melihat benda dalam bentuk tiga dimensi. Hal ini sesuai
dengan pernyataan dari Sutriyono (2016) bahwa mikroskop stereo
merupakan mikroskop yang mampu untuk melihat benda secara tiga
dimensi dan sering digunakan dalam praktikum sistematika hewan
avertebrata.
Mikroskop stereo sama halnya dengan mikroskop biologi yaitu
adanya lensa fungsional seperti lensa okuler dan lensa objektif, namun
gambar yang dihasilkan adalah gambar tiga dimensi karena jenis lensa
mikroskop stereo lebih tajam dibandingkan lensa dari mikroskop
biologi.Mikroskop stereo memiliki perbesaran 7 sampai 30 kali. Hal ini
sesuai dengan penjelasan dari Ramadhani (2020) yang menjelaskan bahwa
mikroskop stereo memiliki lensa okuler dan lensa objektif dengan
perbesaran dari 7 sampai 30 kali lalu gambar yang dihasilkan berbentuk
tiga dimensi karena ruang ketajaman dari lensa mikroskop stereo lebih
tinggi dibandingkan lensa mikroskop biologi. Maka dari itu, mikroskop
stereo cocok digunakan untuk mengamati benda yang relatif besar.
Mikroskop stereo memiliki bagian yang dapat diatur sedemikian
rupa agar pengamat nyaman saat melihat preparat melalui lensa lalu
mikroskop juga memiliki diopter untuk menyeimbangkan fokus lensa kiri
dan lensa kanan. Bagian lensa okuler (lensa dekat mata) terhubung dengan
lensa objektif (lensa dekat preparat) yang dapat diatur kefokusannya saat
melihat melalui keduanya dengan tombol fokus yang biasanya terpasang di
sebelah mikroskop. Bagian yang ada juga pada mikroskop stereo adalah
bagian meja preparat untuk tempat meletakkan preparat.. Hal ini dijelaskan
oleh Dti (2019) bahwa mikroskop stereo memiliki bagian-bagian seperti
kepala stereo yang dapat dipindahkan, lensa okuler dan lensa objektif
untuk melihat preparat, dioptri untuk penyesuaian penglihatan mata kiri
dan mata kanan, tombol fokus untuk penyesuaian agar menghasilkan hasil
objek yang lebih jelas, pencahayaan untuk mengatur cahaya yang masuk,
dan meja preparat untuk tempat meletakkan preparat yang ingin diamati.
Cara menggunakan mikroskop stereo adalah dengan memastikan
terlebih dahulu persiapan untuk pengamatan lalu letakkan preparat di atas
meja preparat, pastikan preparat berada di dalam cawan. Setelah itu,
sesuaikan lensa okuler dengan mata lalu atur fokus dengan bantuan tombol
fokus. Catat hasil pengamatan. Semua prosedur ini dijelaskan oleh Afitri
(2019) bahwa prosedur menggunakan mikroskop stereo dengan benar
adalah memeriksa apakah mikroskop berfungsi atau tidak lalu
membersihkan mikroskop apabila kotor dengan kertas lensa. Setelah itu,
atur meja objek sesuai dengan jenis preparat yang ingin diamati. Atur jarak
lensa okuler berdasarkan jarak kedua mata lalu atur fokus dengan tombol
fokus sambil melihat preparat melalui lensa okuler. Jika sudah terlihat,
catat hasil pengamatan. Setelah selesai melakukan pengamatan, bereskan
mikroskop dan bersihkan meja kerja sehabis melakukan pengamatan.
V.3 Allium cepa
Allium cepa atau bawang merah adalah tanaman berumbi lapis
yang biasanya dapat membuat orang mengeluarkan air mata saat
membelah lapisan bawang merah yang disebabkan oleh kandungan
minyak eteris allicin. Hal ini sesuai dengan Putra (2015) yang
menyebutkan bahwa bawang merah merupakan umbi lapis dengan aroma
spesifik yang dapat merangsang keluarnya air mata karena kandungan
minyak eteris allicin.
Bagian organel yang biasa terlihat di bawah mikroskop adalah
inti sel yang berguna untuk mengkoordinasi kegiatan sel, sitoplasma yang
merupakan cairan dari sel tersebut, dinding sel yang melindungi sel dan
menjaga bentuk sel walaupun masih berbentuk tidak pasti (segilima atau
persegi), dan memiliki plastida yang berwarna ungu yang menyebabkan
bawang merah berwarna merah keunguan. Hal ini diperkuat dari
pengamatan yang dilakukan oleh Asnidar et al. (2018) yang menemukan
bahwa jaringan bawang merah memiliki bagian-bagian yang terlihat di
bawah mikroskop seperti inti sel, dinding sel untuk melindungi dan
membentuk sel, sitoplasma atau cairan dalam sel, dan plastida yang berupa
butir-butir yang mengandung butir-butir zat warna ungu.
V.4 Hydrilla sp.
Hydrilla sp merupakan tumbuhan ganggang yang banyak
ditemukan di perairan misalnya danau dan memiliki banyak kandungan
penting di dalamnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dibuat oleh
Ginting, dkk. (2022) yang berkata bahwa Ganggang hydrilla atau Hydrilla
verticillata merupakan tumbuhan air yang tumbuh di perairan Danau Toba
dan mengandung banyak kandungan penting seperti gizi, klorofil,
karotenoid, vitamin C, alkaloid, flavonoid, steroid, saponin, kalsium,
magnesium, mineral, dan antioksidan.
Bagian yang terlihat saat diamati di bawah mikroskop adalah
bagian dinding sel yang menyelubungi dan melindungi sel lalu terlihat
jelas untuk kloroplasnya yang memberikan warna hijau pada jaringan
maupun sel Hydrilla sp. Banyaknya kloroplas ini sangat membantu proses
fotosintesis untuk tanaman hydrilla. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari
Hamzah (2018) yang menyatakan bahwa tumbuhan hydrilla ini memiliki
dinding sel dengan ruang antar sel yang terlihat jelas serta hal yang paling
mencolok adalah kloroplas yang berwarna hijau juga membantu membuat
makanan untuk tanaman dan berperan penting dalam fotosintesis.
V.5 Ceiba pentandra
Ceiba pentandra atau kapuk randu adalah jenis pohon besar yang
dapat ditemukan di tempat-tempat seperti Afrika. Kapuk randu banyak
dimanfaatkan terutama bagian kayunya untuk keperluan manusia. Hal ini
disebutkan oleh Mark & Rivers (2017) bahwa Ceiba pentandra merupakan
pohon besar yang bisa ditemukan di daerah neotropik dan Afrika dan
banyak dimanfaatkan bagian kayunya.
Bagian yang mudah terlihat dari kapuk randu saat diamati di
bawah mikroskop adalah bagian dinding sel yang tentunya berguna untuk
melindungi sel tumbuhan dan mempertahankan bentuk sel, ruang antar sel,
serta gelembung udara. Hal ini sesuai dengan pengamatan yang dilakukan
oleh Jarlina (2018) bahwa sel buah kapuk terdiri atas dinding sel,
gelembung udara, dan ruang sel.
VI. KESIMPULAN

6.1. Mikroskop terdiri dari dua jenis berdasarkan kenampakan yang

dihasilkan oleh mikroskop tersebut yaitu mikroskop dua dimensi

(mikroskop cahaya atau biologi) dan mikroskop tiga dimensi

(mikroskop stereo).

6.2. Mikroskop biologi memiliki komponen-komponen penting untuk

membantunya memperoleh gambar yang diinginkan antara lain

revolver, lensa okuler, lensa objektif, mikrometer dan makrometer,

diafragma, kondensor, dan meja preparat, sedangkan khusus untuk

mikroskop stereo terdapat diopter dan juga tombol fokus.

6.3. Penggunaan mikroskop dimulai dengan persiapan alat dan bahan lalu

mengambil mikroskop lalu membawanya ke meja kerja dengan benar.

Setelah itu, mengatur perbesaran (mikroskop biologi), intensitas cahaya

yang masuk, dan meletakkan preparat lalu dijepit. Setelah itu, mengatur

fokus dengan bantuan tombol fokus atau makrometer dan mikrometer.

Catat hasil pengamatan sesuai dengan apa yang diamati dengan

mikroskop.

6.4. Bagian dari sel tumbuhan yang terlihat di bawah mikroskop terdiri dari

inti sel, dinding sel, kloroplas, sitoplasma, dan terkadang vakuola.

Khusus untuk Ceiba pentandra terdapat ruang antar sel dan gelembung

udara.

6.5. Hanya dinding sel dan kloroplas yang terdapat pada sel tumbuhan dan

tidak akan ditemukan pada sel hewan karena aspek fungsinya sebagai

produsen atau makhluk autotrof (kloroplas).


DAFTAR PUSTAKA

Afitri, A. (2019, December 9). Bagian-Bagian Mikroskop Stereo dan Fungsinya Serta

Cara Kerjanya. Materi IPA. https://materiipa.com/mikroskop-stereo

Aji, A., Oktafiani, D., Yuniarto, A., & Amin, A. K. (2022). Biosynthesis of gold

nanoparticles using Kapok (Ceiba pentandra) leaf aqueous extract and

investigating their antioxidant activity. Journal of Molecular Structure, 1270.

Asnidar, A., Siregar, R. M., Misriani, & Najah, N. (2019, July 14). (DOC) LAPORAN

PRAKTIKUM SEL TUMBUHAN | Misriani Misriani. Academia.edu. Retrieved

September 16, 2023, from

https://www.academia.edu/39818265/LAPORAN_PRAKTIKUM_SEL_TUMB

UHAN

Bakhtiar, N., & Susilawati. (2018). Biologi Dasar Terintegrasi. Kreasi Edukasi.

Fatmayanti, N. (2019). Sel Tumbuhan. scribd.

Gajghate, S. S. (2017). Introduction to Microscopy. research gate.

https://www.researchgate.net/publication/320945390

Hamzah, G. D. R. (2018, April 11). Laporan Praktikum Struktur Sel. LAPORAN

PRAKTIKUM STRUKTUR SEL - GUSNI DEWI RANTI HAMZAH.

Retrieved September 16, 2023, from

https://mahasiswa.ung.ac.id/433417004/home/2018/4/11/laporan-praktikum-stru

ktur-sel.html

Heidary, F., Ghahfarokhi, M. S., & Abyaneh, M. R. (2022, March). Inhibitory effects of

Allium cepa L. ethanolic exrtract on biological activities and expression of

ERG11 in Candida albicans. Journal of Herbal Medicines, 32.


Jarlina. (2018). LAPORAN PRAKTIKUM I ANATOMI TUMBUHAN antumb

jarlina.docx. Academia.edu. Retrieved September 16, 2023, from

https://www.academia.edu/38197884/LAPORAN_PRAKTIKUM_I_ANATOMI

_TUMBUHAN_antumb_jarlina_docx

Kurniati, T. (2020). Biologi Sel. Cendekia.

Leni, Ginting, M., Marbun, N. R., & Sinaga, M. (2022). Formulasi dan Evaluasi

Sediaan Gummy Candies dari Sari Ganggang Hydrilla (Hydrilla verticillata L.)

yang Tumbuh di Perairan Danau Toba. Majalah Farmasetika, 8(1), 13-26.

Microbiology Notes. (2022, December 31). Dissecting Microscope. Microbiology Note.

https://microbiologynote.com/dissecting-microscope-stereo-microscope-definiti

on-uses-parts-principle/

Muqoddam, M., Kartika, W., & Wibowo, S. A. (2020). Modul Digitalisasi Mikroskop.

UMY.

Pratiwi, E. E., Dinarti, D., & Maharijaya, A. (2020, April). Keragaman Genetik Bawang

Merah ( Allium cepa var. aggregatum ) Berdasarkan Marka Morfologi dan

Molekuler. http:/ /dx.doi.org/10.29244/jhi.1 1 . 1 . 51 - 60

Ramadhani, S. P. (2020). Pengelolaan Laboratorium. Yiesa Rich Foundation.

Shrivastava, M., & Shrivastava, S. (2021). Application and research progress of

Hydrilla verticillata in ecological restoration of water contaminated with metals

and metalloids. Environmental Challenges, 4.

Sutriyono. (2016, Oktober). Rancang Bangun Mikroskop Stereo Untuk

Mendokumentasikan Video Pergerakan Hydra sp Sebagai Daya Dukung

Terhadap Praktikum Sistematika Hewan Avertebrata. Integrated Lab Journal,

4(2), 225-230.
LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 17 September 2023

Mengetahui,
Asisten Praktikan

Meizulfa Ayu Risnanda Marco Steven Nugroho


24020120130076 24020123130065

Anda mungkin juga menyukai