Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN HASIL OBSERVASI

Anggota Kelompok :

Dennis Izyantama (04)


Fiddarain Akramann (05)

Observasi dilakukan oleh penulis pada Jum’at, 11 Agustus 2023 di Kampus MAN Insan
Cendekia Serpong, tepatnya pada pukul 13:30 s.d. 15:45. Lokasi Observasi adalah areal di depan
Gedung PPT dan Objek observasi adalah organisme yang berada di lokasi observasi. Dari observasi
tersebut didapatkan hasil dan analisis berupa :

A. Pengamatan Kelompok Habitus


Kelompok habitus yang ditemukan oleh penulis di tempat observasi adalah
kelompok habitus pohon, perdu, liana, dan rumput. Hasilnya adalah sebagai berikut :

Bentuk Luas
NO vegetasi/Jenis Kingdom Area/Frekuens Habitus
hewan i
1 Pohon Pisang Plantae ± 20 Pohon
2 Pohon Palem Plantae 1 Pohon
3 Perdu A Plantae ± 2/m2 Perdu
4 Perdu B Plantae ±5 Perdu
5 Pohon B Plantae 1 Pohon
6 Pohon C Plantae 2 Pohon
7 Paku picisan Plantae 1 Liana
8 Liana B Plantae 1 Liana
9 Rumput A Plantae Sedikit sekali Rumput
10 Rumput B Plantae Banyak sekali Rumput
11 Perdu C Plantae ±5 Perdu
12 Perdu B Plantae sedikit Perdu

Dari data di atas, kelompok habitus yang paling dominan adalah Pohon dan Perdu.
Menurut penulis hal ini diakibatkan oleh kondisi tanah yang kering dan kurang subur.
Sehingga hanya terdapat perdu dan pohon-pohon tua. Diikuti oleh rumput liar yang
menyelimuti hampir seluruh area yang diobservasi.

B. Pengamatan Kelompok Hewan


Kelompok habitus yang ditemukan oleh penulis di tempat observasi hanyalah
kelompok hewan Invertebrata. Hasilnya adalah sebagai berikut :

NO Jenis Hewan Kingdom Frekuensi Kelompok Hewan


1 Kupu-Kupu A Animalia ± 10 Invertebrata (Serangga)
2 Kupu-kupu B Animalia ±3 Invertebrata (Serangga)
Dari hasil Diatas, kelompok hewan yang paling dominan dan merupakan satu-
satunya yang ditemukan merupakan Invertebrata berupa serangga. Menurut penulis hal ini
diakibatkan tidak adanya sumber makanan yang mencukupi di area observasi. Alasan lain
adalah banyaknya sampah menumpuk yang menutupi rerumputan, sehingga menyulitkan
hewan-hewan untuk makan.

C. Interaksi antar Organisme


Menurut penulis, terdapat hubungan saling menguntungkan (Simbiosis Mutualisme)
antar organisme pada lokasi observasi. Yaitu pada tumbuhan berbunga (perdu B) dengan
kupu-kupu A dan B, dimana perdu B diuntungkan dengan bantuan penyerbukan dari kupu-
kupu, sedangkan kupu-kupu diuntungkan karena dapat menghisap nektar dari bunga
tersebut.

Selain itu juga terdapat Simbiosis Komensalisme. Yaitu antara pohon C dengan
tumbuhan Paku Picisan yang menempel padanya. Dimana tumbuhan Paku Picisan
diuntungkan dengan tersedianya sumber cahaya (dengan cara melingkari/menempel pada
inangnya). Sedangkan pohon C tidak dirugikan karena tumbuhan Paku Picisan tidak
“mencuri” makanan dan zat hara dari inangnya. Hal tersebut dikarenakan Paku Picisan
bersifat Epifit atau non parasite.

D. Ide untuk Lingkungan Madrasah


Seperti yang sudah penulis singgung, salah satu masalah utama adalah penumbukan
sampah dan lingkungan yang kurang terpelihara. Hal ini nantinya akan menimbulkan
berbagai macam permasalahan dan kerusakan lingkungan lainnya jika tidak ditangani dengan
serius. Maka gagasan yang diusulkan oleh penulis adalah untuk mengadakan kembali
kegiatan kerja bakti di lingkungan madrasah. Dengan melakukan kerja bakti secara rutin,
misalnya setiap seminggu atau dua minggu sekali, kita dapat melindungi lingkungan dari
polutan baik di air maupun di tanah. Hal nantinya juga akan menghasilkan lingkungan yang
lebih hidup dan memungkinkan lebih banyak organisme untuk tumbuh dan menetap di
lingkungan tersebut dan akhirnya akan menambah Biodiversitas di lingkungan kampus.

Anda mungkin juga menyukai