Anda di halaman 1dari 21

Excessive reassurance seeking versus compulsive checking pada OCD:

Membandingkan motivator dan mekanisme implisit


Kata kunci:
Gangguan obsesif-kompulsif
Reassurance seeking
Pemindahan tanggung jawab
Penilaian kembali ancaman
Ambiguitas

ABSTRAK
Latar belakang dan tujuan: Excessive reassurance seeking (ERS) pada OCD meningkat
seiring dengan meningkatnya kondisi ancaman tinggi dan tanggung jawab pribadi, tetapi
mekanisme yang digunakan ERS untuk mengatasi masalah ini belum jelas. Kami menyelidiki
apakah reassurance setelah ancaman terkait OCD memfasilitasi penilaian ulang ancaman
sementara dan/atau mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain. Kami juga memeriksa
teori 'checking by proxy' pada ERS OCD dengan membandingkan mekanisme fungsional dari
reassurance dan perilaku checking.
Metode: Partisipan dari komunitas (N = 398) direkrut melalui MTurk dan diacak ke salah
satu dari empat kondisi berikut: informasi turunan objek (checking) yang ambigu, informasi
turunan orang (reassurance) yang ambigu, informasi turunan objek yang tidak ambigu dan
informasi turunan orang yang tidak ambigu. Partisipan membaca skenario yang berisi risiko
bahaya atau kontaminasi sebelum mereka membayangkan checking atau menerima
reassurance informasi sesuai kondisi mereka. Tingkat tanggung jawab personal dan
eksternal, kemungkinan ancaman dan ketidakpastian dibuat sebelum dan setelah menerima
informasi.
Hasil: Untuk mendukung hipotesis checking by proxy ERS, partisipan dalam kondisi
informasi yang tidak ambigu melaporkan penurunan ketidakpastian, penurunan perkiraan
kemungkinan ancaman dan peningkatan tanggung jawab orang lain, terlepas dari apakah
mereka membayangkan checking atau menerima reassurance. Mereka yang berada dalam
kondisi ambigu melaporkan tidak ada perubahan dalam estimasi ancaman atau keyakinan
tanggung jawab. Tingkat gejala OCD memoderasi respons terhadap ambiguitas: tidak seperti
pada OCD rendah, partisipan dengan OCD tinggi tidak merespons secara berbeda terhadap
kepastian yang ambigu versus kepastian yang tidak ambigu.
Keterbatasan: Penelitian dilakukan secara online karena pembatasan Covid-19 dan
memanfaatkan partisipan non-klinis.
Kesimpulan: Seperti checking, reassurance memfasilitasi seseorang untuk melakukan
penilaian ulang ancaman jangka pendek dan menyebarkan tanggung jawab yang mengikuti
ancaman obsesif. Respons yang berbeda terhadap ambiguitas reassurance menghilang seiring
dengan peningkatan gejala OC.

1. Pendahuluan
Excessive reassurance seeking (ERS) adalah manifestasi interpersonal OCD yang muncul
setiap hari hingga mencapai 60% pada kasus pediatrik (Flessner et al., 2011; Peris et al.,
2008) dan 50% pada kasus dewasa (Albert et al., 2010; Gomes et al., 2016; Pinto et al., 2013;
Stewart et al., 2008). ERS pada OCD mengacu pada permintaan berulang untuk informasi
terkait keselamatan dari orang lain, terlepas dari kenyataan bahwa informasi ini telah
diberikan di masa lalu (Parrish & Radomsky, 2011). ERS terutama muncul dalam bentuk
pertanyaan berulang dari orang yang dicintai (misalnya, "Apakah Anda 100% yakin tangan
saya bersih?"), tetapi juga dapat dicari secara lebih intrinsik (misalnya, dengan memeriksa
ekspresi wajah orang yang dicintai; Gillihan et al. , 2012). Meskipun ERS hadir dalam
depresi dan gangguan kecemasan, ERS pada OCD tampak unik dalam hal perhatian
tematiknya (Morillo et al., 2007; Parrish & Radomsky, 2010), intensitas (Haciomeroglu &
Inozu, 2019) dan cara hati-hati di mana ERS dicari (Haciomeroglu & Inozu, 2019; Kobori &
Salkovskis, 2013).
ERS adalah fitur klinis OCD yang bermasalah yang berdampak negatif pada pengasuh
dan membantu mempertahankan keyakinan pada OC. ERS adalah sumber utama beban
pengasuh pada OCD sehingga menyebabkan ketegangan yang signifikan (Albert et al., 2010,
2017) dan perasaan frustrasi serta kebencian terhadap pencari kepastian (reassurance seeker)
(Halldorsson et al., 2016). Seperti kompulsi tradisional, ERS diperkirakan untuk sementara
meredakan kecemasan obsesional, memperkuat ERS secara negatif sambil mencegah
reassurance seeker belajar bahwa mereka dapat mentolerir kecemasan dan ketidakpastian
(Halldorsson, 2015; Salkovskis, 1985, 1999). Untuk alasan ini, ERS menyebabkan adanya
tantangan selama pengobatan OCD dengan mencegah adanya interaksi antara paparan dan
respons (ERP). ERS yang tidak terdeteksi selama pemaparan (misalnya, "Apakah Anda yakin
saya tidak akan sakit jika saya tidak mencuci tangan lima kali setelah menyentuh lantai?")
menghambat pembelajaran tentang ketakutan obsesif, membuat sesi pemaparan menjadi tidak
efektif (Gillihan et al. , 2012). Keterlibatan dalam perilaku akomodasi seperti ERS adalah
prediktor utama dari hasil pengobatan yang buruk dan keparahan OCD pada anak (Francazio
et al., 2016; Merlo et al., 2009; Morgan et al., 2013) dan klien OCD dewasa (Ferrao ˜ et al.,
2006).
Para peneliti belum memastikan mengapa reassurance seeking diperkuat sebagai
respons terhadap ketakutan obsesional. Meskipun para peneliti telah mengidentifikasi
persepsi ancaman dan tanggung jawab sebagai pemicu reassurance seeking pada OCD
(Leonhart & Radomsky, 2019; Parrish & Radomsky, 2006, 2011), mereka belum
mengeksplorasi bagaimana ERS mengatasi pemicu ini, dan apakah dampak fungsionalnya
berbeda dengankondisi apabila mereka melakukan kompulsi. Sejauh ini, penelitian terbatas
pada kualitatif, wawancara laporan diri (misalnya Kobori et al., 2012; Kobori & Salkovskis,
2013; Parrish & Radomsky, 2010) telah dilakukan, namun mungkin tidak mencerminkan efek
penerimaan reassurance dalam konteks. Memahami bagaimana reassurance mengatasi
ancaman dan tanggung jawab yang dirasakan sangat penting untuk memahami apakah
perawatan OCD secara memadai mengatasi motivator ERS, dan/atau apakah tambahan terapi
baru diperlukan (Francazio et al., 2016; Thompson-Hollands et al., 2015).
Konseptualisasi ERS yang paling populer pada OCD menghadirkan reassurance
sebagai bentuk 'checking by proxy', yang menunjukkan bahwa pemeriksaan kompulsif dan
ERS mengatasi persepsi ancaman dan tanggung jawab melalui rute yang serupa (Rachman,
2002). Pengecekan kompulsif mengharuskan individu untuk memeriksa secara fisik atau
fokus visual yang berasal dari keterpaksaan agar tercapai rasa aman dan rasa kepastian,
sedangkan reassurance seeking merupakan bentuk pemeriksaan verbal di mana orang lain
berkonsultasi untuk informasi keselamatan. Pada teori 'checking by proxy', ERS
merepresentasikan penggunaan orang yang dicintai agar bisa mendapatkan kepastian dan
informasi terkait bahaya ketika pemeriksaan langsung sulit dilakukan (misalnya, karena jarak
fisik dari objek yang akan diperiksa) atau tidak memuaskan setelah dilakukan (misalnya,
memeriksa kontaminasi kuman yang tidak terlihat); Rachman, 2002; Salkovskis, 1985). Teori
bahwa reassurance seeking secara fungsional sebanding dengan checking didukung oleh
fakta bahwa banyak individu yang terlibat dalam perilaku pemeriksaan juga terlibat dalam
ERS, ERS dapat dianggap sebagai perpanjangan tidak langsung dari checking (Parrish &
Radomsky, 2010). Namun, beberapa individu dengan OCD melaporkan terlibat secara
eksklusif dalam reassurance seeking atau checking, merujuk kepada kemungkinan fungsi
yang berbeda (Haciomeroglu, 2020; Starcevic et al., 2012). Terlepas dari dominasi teori
‘checking by proxy’ dalam model ERS saat ini pada kasus OCD, kesetaraan fungsional ERS
dan checking dalam menghadapi ancaman obsesif, sepengetahuan kami, tidak pernah diuji.
Untuk mendukung teori ‘checking by proxy’, penelitian menunjukkan bahwa ERS dan
checking dapat berfungsi untuk mengurangi ketidakpastian terkait paksaan dan memfasilitasi
penilaian ulang ancaman, meskipun melalui cara yang berbeda. Checking merupakan upaya
untuk menilai kembali dan mengurangi bahaya secara langsung, sedangkan reassurance dari
orang lain memungkinkan individu untuk mendapatkan penilaian ancaman yang objektif dan
menilai kembali kemampuan pribadi mereka untuk mengatasi kemungkinan skenario yang
mengancam (Rasmussen & Eisen, 1992; Starcevic et al., 2012). Penggunaan ERS untuk
sementara mengurangi ketidakpastian telah didokumentasikan dalam penelitian kualitatif;
Kobori dkk. (2012) menemukan bahwa 9 dari 10 peserta dengan OCD melaporkan
“kebutuhan untuk merasa benar atau pasti” tentang ketakutan obsesif sebagai faktor motivasi
dalam mencari kepastian.
Mirip dengan pemeriksaan kompulsif, penilaian ulang ancaman juga tampaknya
mendorong ERS. Sebuah studi online yang meneliti reassurance yang ambigu dan tidak
ambigu selama skenario OCD dengan ancaman tinggi atau rendah dan tanggung jawab
menemukan bahwa hanya ancaman tinggi yang meningkatkan dorongan reassurance seeking
berikutnya bersamaan dengan dorongan untuk melakukan checking (Parrish & Radomsky,
2011). Meningkatnya dorongan untuk memastikan dan memeriksa setelah adanya ancaman
tinggi menunjukkan bahwa reassurance seeking dapat memberikan manfaat tambahan untuk
memeriksa, mungkin dengan memfasilitasi penilaian ancaman yang lebih objektif (Starcevic
et al., 2012). ERS, seperti pemeriksaan kompulsif, memungkinkan individu OCD untuk
sementara menurunkan perkiraan ketidakpastian dan ancaman terkait kompulsif, serta
mengurangi kecemasan untuk sementara.
Bahkan mungkin ada contoh di mana sifat interpersonal alami reassurance
menawarkan keuntungan dibandingkan pemeriksaan langsung, yang menunjukkan bahwa
ERS dapat lebih representatif daripada 'checking by proxy'. Salah satu mekanisme yang
secara unik mendorong ERS lebih baik dari pemeriksaan kompulsif adalah kemampuannya
untuk mendistribusikan kembali tanggung jawab terkait ancaman obsesif. Dengan bersikeras
bahwa "semuanya akan baik-baik saja" dalam kaitannya dengan ancaman obsesif, orang
dengan reassurance mengambil tanggung jawab implisit untuk setiap hasil negatif yang
mungkin terjadi, mengurangi perasaan reassurance seeking terhadap tanggung jawab
(Leonhart & Radomsky, 2019; Salkovskis, 1985). Untuk alasan ini, ERS pada OCD telah
dikonseptualisasikan sebagai upaya untuk mentransfer tanggung jawab oleh banyak ahli teori
(Rachman, 2002; Salkovskis, 1985, 1999; Salkovskis & Warwick, 1986), dan pengurangan
tanggung jawab telah diidentifikasi oleh reassurance seeker OCD sebagai faktor motivasi
dalam dua studi wawancara kualitatif (Kobori et al., 2012; Parrish & Radomsky, 2010).
Bukti kuat yang mendukung ERS sebagai strategi pengalihan tanggung jawab
disampaikan oleh penelitian terbaru yang meneliti efek tanggung jawab pada reassurance
seeker selama tugas pencuci piring in vivo (Leonhart & Radomsky, 2019). Individu yang
berada dalam kondisi tanggung jawab tinggi yang mencari kepastian tentang kebersihan
piring melaporkan adanya perasaan tanggung jawab yang lebih rendah, sedangkan individu
yang tidak menjadi reassurance seeker melaporkan adanya peningkatan tanggung jawab
(Leonhart & Radomsky, 2019). Temuan ini menunjukkan bahwa reassurance seeking
memungkinkan peserta untuk mentransfer tanggung jawab kepada konfederasi; namun,
ukuran komparatif tanggung jawab diri dan konfederasi tidak diambil. Ukuran distribusi
tanggung jawab antara pencari reassurance dan penyedia reassurance diperlukan untuk
mengonfirmasi pengalihan tanggung jawab sebagai mekanisme utama yang mendukung ERS
pada OCD.
Kejelasan ketentuan reassurance pada OCD dapat menurun karena pengasuh menjadi
frustrasi atas permintaan reassurance yang berulang-ulang, berdampak pada kemampuannya
untuk mengurangi ancaman yang dirasakan dan/atau mengalihkan tanggung jawab
(Halldorsson et al., 2016; Kobori et al., 2017). Peran ambiguitas dalam melanggengkan
pencarian reassurance sebagian didukung oleh Parrish dan Radomsky (2011), yang
menemukan bahwa reassurance ambigu mempertahankan kecemasan pra-reassurance,
pencarian reassurance dan memeriksa desakan pada peserta non-klinis. Pada individu OCD
dengan toleransi ketidakpastian yang rendah (misalnya Jacoby et al., 2013; Sarawgi et al.,
2013; Tolin et al., 2003), kepastian yang ambigu (“Mungkin akan baik-baik saja!”) bahkan
dapat meningkatkan kecemasan, mendorong ER atau checking lebih lanjut. Para peneliti
belum memeriksa apakah reassurance yang ambigu dan tidak ambigu memfasilitasi tingkat
penilaian ulang ancaman dan transfer tanggung jawab yang sama, atau apakah dampak
merugikan dari menerima reassurance yang ambigu diperburuk pada individu dengan OCD.
Kapasitas reassurance yang ambigu dan tidak ambigu untuk memfasilitasi perubahan
kognitif dan memicu desakan untuk mencari reassurance harus diperiksa sebagai fungsi dari
karakteristik OCD.
Proses pencarian reassurance pada OCD berlangsung dalam tiga tahap; pencarian
reassurance, diberikan oleh reassurer, dan akhirnya diterima dan diproses oleh pemohon.
Untuk memeriksa lebih lanjut proses inti yang memotivasi pencarian reassurance pada OCD,
kami menyelidiki dampak jangka pendek dari menerima reassurance interpersonal pada
kecemasan, ketidakpastian, ancaman, dan tanggung jawab pada kasus OCD. Dengan
memeriksa bagaimana respons emosional dan kognitif berubah setelah reassurance, kami
berharap untuk lebih bisa memahami mengapa reassurance seeking dipertahankan dalam
presentasi klinis OCD. Sebagai tes dari teori 'checking by proxy' dari ERS, kami juga
menyelidiki apakah efek menerima reassurance dalam konteks OCD sebanding dengan
pemeriksaan independen. Untuk menguji bagaimana ambiguitas dapat memengaruhi proses
ERS, kepastian yang ambigu dan tidak ambigu dibandingkan dalam hal efeknya pada
individu dengan berbagai tingkat gejala OCD. Dengan demikian, penelitian ini memiliki
empat hipotesis utama:
i. Pada respon skenario ancaman OC, checking dan reassurance langsung akan
menghasilkan penurunan yang setara dalam hal kecemasan, ketidakpastian, ancaman
yang dirasakan, dan dorongan kompulsif.
ii. Reassurance, tetapi bukan checking langsung, akan menyebabkan penurunan
persepsi pribadi dan peningkatan tanggung jawab eksternal (reassurer).
iii. Reassurance yang ambigu akan kurang efektif daripada reassurance yang tidak
ambigu dalam mengurangi ancaman yang dirasakan, tanggung jawab, dan respons
emosional terhadap ancaman OC.
iv. Gejala OCD akan memoderasi respons terhadap umpan balik yang ambigu dan tidak
ambigu sehingga umpan balik yang ambigu akan menjadi kurang efektif dalam
mengurangi penilaian ancaman dan tanggung jawab pada tingkat gejala OCD yang
lebih tinggi.
2. Metode
2.1. Partisipan
Partisipan direkrut melalui Amazon’s Mechanical Turk interface (MTurk). MTurk adalah
platform berbasis internet yang memungkinkan pengguna yang terdaftar untuk
menyelesaikan tugas secara online dengan imbalan penggantian keuangan. Kualitas data yang
dikumpulkan melalui MTurk sebanding dengan metode pengumpulan data secara tradisional
ketika sampel dibatasi terutama untuk negara-negara berbahasa Inggris (Buhrmester et al.,
2011; Feitosa et al., 2015). Partisipasi dalam penelitian ini terbatas untuk pekerja MTurk dari
Amerika Serikat dengan lifetime MTurk work approval rate secesar 90% atau lebih tinggi
(setidaknya 90% dari tugas masa lalu peserta diselesaikan untuk kepuasan peneliti). Sampel
komunitas yang tidak dipilih digunakan untuk mengevaluasi mekanisme yang mendasari
pencarian reassurance sejalan dengan bukti bahwa dorongan OCD mewakili manifestasi
ekstrem dari perilaku yang terlihat pada populasi umum (Abramowitz & Jacoby, 2015). Studi
ini disetujui oleh Panel Penasihat Etika Penelitian Manusia Universitas New South Wales.
Sampel awal untuk penelitian ini terdiri dari 400 peserta. Satu peserta mengundurksan
diri dari penelitian dan satu peserta dieksklusikan berdasarkan kriteria eksklusi data (lihat 2.5
Analisis Data), sehingga menyisakan 398 peserta pada akhir penelitian. Statistik demografis
(termasuk penilaian pengaturan tempat tinggal untuk mengukur kapasitas pencarian
reassurance) dan skor ukuran rata-rata untuk sampel peserta akhir dirangkum pada Tabel 1.
2.2. Desain
Penelitian ini menggunakan desain campuran antara dan dalam subjek. Subyek
ditugaskan untuk menerima informasi yang berasal dari objek (analog dengan jenis informasi
yang diterima selama pemeriksaan kompulsif) atau informasi yang berasal dari orang (analog
dengan jenis informasi yang diterima setelah permintaan reassurance) yang menguraikan
skenario bertema OCD. Informasi disajikan kepada subjek dalam format ambigu (luaran
objek atau respons reassurance yang tidak pasti) atau tidak ambigu (ada luaran objek atau
respons reassurance tertentu). Sehingga hal ini menciptakan empat kondisi; informasi
turunan objek yang ambigu (n = 100), informasi turunan orang yang ambigu (n = 98),
informasi turunan objek yang tidak ambigu (n = 97) dan informasi turunan orang yang tidak
ambigu (n = 103). Tanggapan peserta untuk setiap kondisi pada luaran target dinilai sebelum
(T1) dan setelah (T2) menerima informasi.

Tabel 1 Demografi sampel (N = 398), rata-rata dan standar deviasi untuk pengukuran standar
berdasarkan kondisi eksperimental.

Catatan. Nilai yang dilaporkan untuk jenis kelamin, etnis, pendidikan dan pengaturan tempat
tinggal adalah frekuensi dengan persentase total dalam tanda kurung. A/Obj=Ambigu/Objek,
UA/Obj=Tidak ambigu/Objek, A/Per=Ambigu/Orang, UA/Per=Tidak ambigu/Orang. DASS-
21=Skala Stres Kecemasan Depresi-21, OCIR=Inventaris Kompulsif Obsesif-Direvisi.
a
Termasuk individu yang tinggal dengan pasangan, teman serumah, anak-anak, dan keluarga

2.3. Alat-Bahan dan Pengukuran


Depression Anxiety Stress Scales – versi 21 item (DASS-21; Lovibond & Lovibond, 1995).
DASS-21 adalah kuesioner pelaporan secara mandiri yang dirancang untuk mengukur gejala
depresi, kecemasan, dan stres. Skor keseluruhan dan subskala pada DASS-1 menunjukkan
tingkat konsistensi internal yang tinggi pada sampel non-klinis (α = 0,82–0,93; Henry &
Crawford, 2005). Tanggapan DASS-21 menunjukkan konsistensi internal yang tinggi secara
keseluruhan dalam penelitian ini (α = 0,97).
Obsessive-Compulsive Inventory-Revisi (OCI-R; Foa et al., 2002). OCI-R terdiri dari
18 item pelaporan mandiri yang dirancang untuk menilai tingkat keparahan gejala obsesif-
kompulsif selama sebulan terakhir. Konsistensi internal OCI-R tinggi dalam sampel klinis (α
= 0,81-0,93; Foa et al., 2002), dan juga tinggi dalam penelitian ini (α = 0,97).
Skenario Eksperimental. Enam skenario tertulis singkat (~200 kata) disajikan
berdasarkan tema utama bahaya OCD (3×; misalnya pintu tidak terkunci, oven/keran
dihidupkan) dan kontaminasi (3×; misalnya kuman pada makanan, menyentuh permukaan
yang tidak bersih). Skenario ditulis dalam setting waktu sekarang untuk mendorong peserta
membayangkan diri mereka benar-benar mengambil bagian dalam peristiwa skenario.
Skenario bertema bahaya diadaptasi dari bahan yang digunakan untuk memeriksa ERS oleh
Parrish dan Radomsky (2011); skenario bertema kontaminasi dibuat khusus untuk penelitian
ini. Untuk meniru jenis skenario yang umumnya memunculkan pencarian reassurance dan
perilaku (Boschen & Vuksanovic, 2007; Parrish & Radomsky, 2006, 2011; Radomsky et al.,
2001), skenario menarik perhatian pada potensi hasil skenario negatif dan menekankan
tanggung jawab partisipan jika hasil tersebut terjadi.
Tugas Menanggapi Skenario. Tugas menanggapi skenario yang digunakan dalam
penelitian ini diadaptasi dari tugas serupa yang dirancang oleh Parrish dan Radomsky (2011).
Skenario menggambarkan kondisi adanya bahaya OCD atau masalah kontaminasi yang
disajikan kepada peserta dalam urutan acak. Setelah setiap skenario, peserta disajikan dengan
informasi tambahan yang menguraikan ancaman skenario utama (misalnya pintu yang
mungkin tidak terkunci) baik melalui pemeriksaan objek hipotetis (misalnya pintu) atau
percakapan hipotetis dengan individu lain di tempat kejadian. Contoh skenario dengan
informasi skenario tambahan dapat ditemukan pada Tabel 2. Informasi yang diturunkan dari
objek atau orang disajikan kepada peserta dalam format yang ambigu atau tidak ambigu
tergantung pada alokasi kelompok (lihat 2.2 Desain). Untuk mengurangi karakteristik
permintaan, dua skenario bertindak sebagai kontrol dan diikuti oleh objek yang tidak berarti
atau informasi yang berasal dari orang yang tidak relevan dengan ancaman skenario utama
(misalnya, mendeskripsikan warna pintu). Sehingga menyisakan empat skenario target (2x
bertema kontaminasi, 2x bertema bahaya) di mana tanggapan peserta digunakan untuk
menentukan efek dari objek yang relevan atau informasi yang diturunkan dari orang pada
hasil tanggapan.
Peserta diminta untuk memberikan beberapa peringkat laporan mandiri pada skala
Likert 7 poin (1 = tidak sama sekali, 7 = jumlah ekstrim) mengikuti setiap sketsa (T1) dan
sekali lagi setelah membaca informasi tambahan yang terkait dengan setiap skenario (T2) .
Pada T1 dan T2, peringkat dicatat terkait dengan: (i) menyatakan kecemasan (“Seberapa
cemas (khawatir/bersalah) perasaan Anda mengikuti skenario di atas?”), (ii) perkiraan
ancaman awal (“Seberapa besar kemungkinan [hasil negatif] yang akan terjadi mengikuti
skenario?”), (iii) kepastian tindakan sasaran (“Seberapa yakinkah perasaan Anda bahwa Anda
[tindakan sasaran misalnya mengunci pintu depan]?”), (iv) desakan mencari jaminan
(“Seberapa kuat Anda ingin mengonfirmasi bahwa Anda [menargetkan tindakan] dengan
bertanya kepada orang lain dalam skenario?”), (v) memeriksa desakan (“Seberapa kuat Anda
ingin mengonfirmasi bahwa Anda [menargetkan tindakan] dengan mencari bukti fisik bahwa
Anda [ tindakan sasaran]?").
Untuk memeriksa efek penerima informasi berbasis objek dan orang pada transfer
tanggung jawab, semua sketsa menggambarkan individu lain yang hadir dalam skenario yang
berpotensi mendapat alihan tanggung jawabnya. Pada T1 dan T2, peserta diminta untuk
menilai seberapa besar tanggung jawab mereka terhadap orang lain dalam skenario (yang
juga merupakan orang yang memberikan reassurance dalam kondisi informasi berbasis
orang) untuk setiap hasil skenario negatif. Pemeringkatan ini dilakukan dengan menggunakan
dua slider ('ANDA' dan '[ORANG LAIN]') pada skala Likert 10 poin di mana total kedua
slider harus dijumlahkan menjadi 10 (100%).

Tabel 2 Contoh sketsa skenario dengan jenis informasi tambahan dari tugas yang merespons
skenario
Contoh Skenario (diadaptasi dari Parrish & Radomsky, 2011)
Anda telah diminta untuk menjaga rumah seorang teman yang kaya raya saat dia pergi
dalam rangka perjalanan bisnis. Teman Anda bersikeras agar Anda menjaga rumahnya,
karena di dalamnya terdapat beberapa barang yang sangat berharga dan dia telah
mengalami beberapa pembobolan sebelumnya, dan dia merasa bahwa Anda adalah satu-
satunya orang yang dapat dia percayai sesuai dengan tanggung jawab ini. Sebelum
berangkat dalam perjalanannya, dia memberi tahu Anda agar Anda merasa seperti di rumah
sendiri saat dia pergi dan merasa bebas untuk menjamu teman sambil menikmati kolam
renang, dek halaman belakang, dll. Jadi, suatu malam, Anda memiliki seorang teman untuk
barbeque sebelumnya keluar untuk menonton film bersama. Saat Anda melakukan bersih-
bersih setelah barbekyu, teman kerja Anda mengingatkan Anda bahwa Anda akan terlambat
menonton film jika Anda tidak segera pergi. Anda memberi tahu mereka bahwa Anda akan
menemui mereka di mobil setelah Anda menyikat gigi dan mengunci pintu.
Saat Anda masuk ke tempat parkir di bioskop, Anda tiba-tiba merasa bahwa Anda mungkin
lupa mengunci pintu depan sebelum meninggalkan rumah, yang mungkin mengakibatkan
rumah teman kaya raya tadi dirampok dan beberapa barang yang sangat langka dan mahal
hilang (mis., karya seni, stereo, dll.). Anda sebelumnya tidak pernah membiarkan pintu
tidak terkunci, tetapi Anda mengira ada Anda melakukan untuk yang pertama kali!
Informasi yang diturunkan dari objek
Ambigu Anda ingat bahwa teman kaya Anda baru-
baru ini memasang sejumlah kamera
keamanan di sekitar properti untuk mencoba
menangkap calon pencuri. Anda
memutuskan untuk mengakses rekaman
keamanan dari kamera pintu depan dari jarak
jauh di ponsel Anda untuk mencoba dan
mencari tahu apakah Anda mengunci pintu.
Anda memeriksa rekaman keamanan untuk
pintu depan. Pintunya pasti tertutup, tetapi
Anda tidak bisa memastikan apakah posisi
kunci berarti pintu terkunci atau tidak.
Jelas Anda ingat bahwa teman kaya Anda baru-
baru ini memasang sejumlah kamera
keamanan di sekitar properti untuk mencoba
menangkap calon pencuri. Anda
memutuskan untuk mengakses rekaman
keamanan dari kamera pintu depan dari jarak
jauh di ponsel Anda untuk mencoba dan
mencari tahu apakah Anda mengunci pintu.
Anda memeriksa rekaman keamanan untuk
pintu depan. Pintunya pasti tertutup, dan
Anda bisa tahu dari posisi kuncinya bahwa
pintunya terkunci.
Informasi yang Diturunkan Orang
Ambigu Teman kerja Anda mungkin melihat Anda
mengunci pintu depan saat mereka
menunggu Anda di dalam mobil untuk pergi
ke bioskop. Anda bertanya kepada mereka
apakah mereka ingat melihat Anda
mengunci pintu depan. Teman Anda ragu-
ragu dan berkata, "Oh, biasanya Anda
mengunci semuanya dengan baik, saya tidak
akan khawatir."
Jelas Teman kerja Anda mungkin melihat Anda
mengunci pintu depan saat mereka
menunggu Anda di dalam mobil untuk pergi
ke bioskop. Anda bertanya kepada mereka
apakah mereka ingat melihat Anda
mengunci pintu depan. Teman Anda
mengangguk dan menjawab, "Kamu pasti
mengunci pintu depan jadi saya tidak
khawatir."
2.4. Prosedur
Studi ini dipublikasikan melalui iklan di platform MTurk sebagai studi yang menyelidiki efek
informasi pada respons terhadap peristiwa yang membuat stres, dan dimuat secara online
menggunakan perangkat lunak survei Qualtrics (Qualtrics, Provo, UT). Setelah menyetujui
untuk menyelesaikan penelitian, partisipan secara acak dialokasikan ke salah satu dari empat
jenis informasi/kelompok ambiguitas (lihat 2.2 Desain). Peserta menyelesaikan Tugas
Menanggapi Skenario, diikuti oleh pertanyaan DASS-21, OCI-R, dan isian data demografi.
Partisipan ditanyai, kemudian peneliti berterima kasih atas partisipasi partoisipan, dan diberi
kode agar dapat menerima hadiah uang di MTurk.
2.5. Analisis data
Peserta dieksklusikan jika waktu respons mereka secara signifikan lebih cepat daripada
perkiraan waktu penyelesaian (<5 menit; waktu uji coba: 20 menit) dan mereka memberikan
respons yang identik untuk ketujuh hasil pada dua skenario di T1 (Chmielewski & Kucker,
2020). Hanya satu peserta yang memenuhi kedua kriteria eksklusi. Analisis statistik
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak IBM SPSS (Versi 26).
3. Hasil
3.1. Analisis data awal
Pemeriksaan boxplot untuk setiap kombinasi antar kelompok faktor menegaskan bahwa tidak
ada outlier univariat ekstrim pada data set. Perhitungan Jarak Mahalanobis mengungkapkan
15 outlier multivariat (p <.001); outlier multivariat dibiarkan dalam data set akhir karena
hasil MANOVA identik ketika dijalankan kembali dengan outlier multivariat yang
dikecualikan. Uji Box's M signifikan untuk analisis MANOVA (p <.00), menunjukkan
adanya pelanggaran asumsi homogenitas. Untuk menjelaskan hal ini, jejak Pillai digunakan
sebagai statistik uji omnibus untuk uji multivariat (Olson, 1974). Skor pada kepastian
tindakan target (misalnya, penguncian pintu) dalam tugas yang merespons skenario diberi
kode terbalik untuk tes MANOVA (selanjutnya disebut sebagai ketidakpastian tindakan
target). Karena tingkat korelasi yang tinggi di antara hasil studi, kami menerapkan metode
Benjamini-Hochberg untuk mengontrol tingkat penemuan palsu sebesar 0,05 (Benjamini &
Hochberg, 1995; Chen et al., 2017).
3.2. Pemeriksaan kontrol data
Mengonfirmasi pengacakan. Analisis chi-square mengungkapkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam distribusi jenis kelamin, etnis, pendidikan atau pengaturan
hidup antara empat kelompok studi (jenis kelamin: χ2 (3, N = 398) = 1,92, p = 0,59, etnis: χ2
( 12, N = 398) = 11.36, p = .50, pendidikan: χ2 (9, N = 398) = 11.99, p = .21, pengaturan
tempat tinggal: χ2 (3, N = 398) = 0.68, p = .88 ). Sebuah ANOVA antarkelompok
menegaskan bahwa tidak ada perbedaan usia antara empat kelompok, F(3, 394) = 1,51, p =
0,21.
Rata-rata skor total pada ukuran gejala depresi dan OCD tidak berbeda secara
signifikan antarkelompok studi (DASS-21: F(3, 394) = 0,64, p = 0,59, OCI-R: F(3, 394) =
0,70, p = 0,55). Skor total rata-rata gejala OCD untuk keempat kelompok studi melebihi batas
klinis yang direkomendasikan (21; Foa et al., 2002). Berarti, standar deviasi dan frekuensi
karakteristik peserta untuk masing-masing kelompok disajikan pada Tabel 1.
Mengontrol efek percobaan. Sebuah MANOVA 2x2 [(tipe informasi: orang atau
objek yang diturunkan) x (Waktu: sebelum/sesudah informasi yang tidak relevan)] dilakukan
pada percobaan kontrol (informasi ancaman yang tidak relevan diberikan setelah skenario)
untuk mengonfirmasi perubahan dalam hasil laporan mandiri yang spesifik untuk penerimaan
reassurance atau checking informasi yang relevan meyakinkan. Ukuran efek eta-squared
(ηp2) parsial diinterpretasikan sesuai dengan pedoman oleh Cohen (1969) sebagaimana
dikutip dalam Richardson (2011), yang menyatakan bahwa 0,0099 menunjukkan ukuran efek
kecil, 0,0588 menunjukkan ukuran efek sedang, dan 0,1379 merupakan indikasi ukuran efek
yang besar.
Efek utama waktu yang signifikan dikualifikasikan berdasarkan interaksi waktu ×
umpan balik yang signifikan, F(6, 391) = 2.42, p = .03, ηp2 = 0.04. Rerata pada seluruh jenis
umpan balik, kecemasan, F(6, 391) = 15.66, p <.001, ηp2 = 0.04, dan memeriksa dorongan,
F(6, 391) = 5.01, p = .03, ηp2 = 0.01, menurun secara signifikan setelah menerima informasi
yang tidak relevan; efek ini berukuran kecil. Desakan kepastian juga menurun setelah
informasi yang tidak relevan, memenuhi syarat waktu × interaksi umpan balik; desakan
mencari kepastian menurun secara signifikan setelah menerima informasi yang diturunkan
dari orang yang tidak relevan, F(1, 200) = 11.89, p < .01, ηp2 = 0.06, dan efek ini berukuran
sedang, tetapi tidak setelah informasi yang diturunkan dari objek yang tidak relevan (p = .
96). Tidak ada pengaruh waktu terhadap ketidakpastian tindakan target (p = 0,12), perkiraan
ancaman (p = 0,61) atau tanggung jawab pribadi (p = 0,06) atau tanggung jawab eksternal (p
= 0,06).
3.3. Analisis utama
Pengaruh jenis informasi dan ambiguitas pada hasil pelaporan mandiri. Sebuah
MANOVA 2x2x2 [(Jenis informasi: objek atau orang) x (ambiguitas informasi: ambigu atau
tidak ambigu) x (Waktu: sebelum atau sesudah informasi)] dilakukan pada data luaran tugas
menanggapi skenario. Distribusi data untuk semua hasil tugas digambarkan pada Gambar. 1
dan 2.
Efek utama dari tipe informasi pada luaran tugas menanggapi skenario, F(6, 389) =
1.13, p = .35, ηp2 = 0.02, tidak signifikan, seperti interaksi tipe informasi × waktu, F(6, 389)
= 1.62, p = 0,14, ηp2 = 0,02. Dengan demikian, rata-rata pada seluruh ambiguitas informasi,
efek menerima informasi tambahan adalah setara pada semua hasil yang merespons skenario
(termasuk peringkat tanggung jawab) terlepas dari apakah informasi diperoleh melalui
checking atau reassurance yang dibayangkan.
Hasil studi ini mengindikasikan efek utama yang signifikan untuk waktu, F(6, 389) =
17.41, p <.001, ηp2 = 0.21, dan ambiguitas, F(6, 389) = 4.40, p <.001, ηp2 = 0.06,
dikualifikasikan oleh sebuah interaksi waktu × ambiguitas yang signifikan, F(6.389) = 10,43,
p <.001, ηp2 = 0,14, yang mewakili efek besar. Ketika informasi pasca-skenario tidak
ambigu, peringkat yang dilaporkan sendiri pada semua skenario menanggapi hasil tugas
(kecuali tanggung jawab eksternal, yang merupakan kebalikan dari peringkat tanggung jawab
pribadi) menurun secara signifikan setelah informasi yang tidak ambigu disajikan, dan efek
ini merupakan sedang hingga sangat besar dalam hal ukuran (kecemasan: F(1.196) = 78.09, p
< .001, ηp2 = 0.28, ketidakpastian tindakan target: F(1.196) = 39.16, p <.001, ηp2 = 0.17,
perkiraan ancaman: F(1.196) = 47,93 , p < .001, ηp2 = 0.20, dorongan mencari reassurance:
F(1.196) = 23.63, p <.001, ηp2 = 0.11, memeriksa dorongan: F(1, 196) = 29.72, p <.001, ηp2
= 0.13 , tanggung jawab pribadi: F(1, 196) = 29.12, p < .001, ηp2 = 0.13, tanggung jawab
eksternal: F(1, 196) = 29.12, p <.001, ηp2 = 0.13). Namun, ketika informasi pasca-skenario
tambahan bersifat ambigu, hanya peringkat yang dilaporkan secara mandiri untuk aspek
kecemasan, F(1.196) = 15,46, p <.001, ηp2 = 0,07, desakan mencari jaminan, F(1.196) =
13,65, p <.001 , ηp2 = 0.07, dan pemeriksaan desakan, F(1.196) = 5.15, p = .02, ηp2 = 0.03,
menurun secara signifikan setelah informasi disampaikan; efek penurunan ini berukuran kecil
hingga sedang. Penerimaan informasi ambigu pasca-skenario tidak berpengaruh pada
peringkat pelaporan mandiri dari ketidakpastian tindakan target (p = 0,86), perkiraan
ancaman (p = 0,06), atau tanggung jawab pribadi (p = 0,41) atau eksternal (p = 0,06). Jenis
informasi × ambiguitas × interaksi waktu tidak signifikan, F(6, 389) = 1.13, p = .34, ηp2 =
0.02, menunjukkan bahwa ambiguitas memiliki efek yang sama pada hasil pelaporan mandiri
terlepas dari apakah informasi tersebut mencerminkan imajinasi checking atau reassurance,
seperti yang digambarkan pada Gambar 3.
Gambar 1. Peringkat kecemasan, perkiraan ancaman, ketidakpastian tindakan target,
pencarian jaminan dan pemeriksaan desakan sebelum dan sesudah menerima informasi
pasca-skenario tambahan yang ambigu atau tidak ambigu. (A) Informasi yang diturunkan dari
objek. (B) Informasi yang diturunkan orang. Titik-titik menunjukkan outlier skor individu
dengan nilai lebih dari 1,5 kali rentang interkuartil untuk setiap hasil.
Gambar 2. Peringkat tanggung jawab pribadi dan eksternal sebelum dan sesudah menerima
informasi pasca-skenario tambahan yang ambigu atau tidak ambigu. (A) Informasi yang
diturunkan dari objek. (B) Informasi yang diturunkan orang.
Gambar 3. Skenario menanggapi hasil tugas direpresentasikan sebagai skor perubahan rata-
rata dari baseline pasca-skenario. Bilah kesalahan mewakili interval kepercayaan 95%.

3.4. Analisis sekunder


Efek moderat dari gejala OC pada hubungan antara ambiguitas reassurance dan
perubahan kognitif. Analisis MANOVA menunjukkan bahwa reassurance yang ambigu
kurang efektif dalam mengurangi kecemasan, reassurance dan dorongan untuk memeriksa
dibandingkan dengan informasi yang tidak ambigu, serta gagal untuk memfasilitasi perkiraan
penurunan tanggung jawab/ancaman. OCD ditandai dengan intoleransi ketidakpastian (Tolin
et al., 2003) dan interpretasi negatif dari rangsangan ambigu (Kuckertz et al., 2013). Dengan
demikian, kami memeriksa apakah efek diferensial dari reassurance jaminan yang ambigu
dibandingkan dengan reassurance yang tidak ambigu lebih jelas untuk individu dengan
gejala OCD tingkat tinggi. Analisis moderasi dilakukan untuk menguji apakah skor total
OCI-R memoderasi efek ambiguitas reassurance pada tugas menanggapi skenario. Untuk
mencegah inflasi kesalahan Tipe 1 dan kontrol untuk multikolinearitas, kecemasan,
kepastian, dan dorongan pemeriksaan diperiksa sebagai variabel tekanan komposit.
Ketika peringkat luaran pra-reassurance dikovariasikan, skor OCIR secara signifikan
memoderasi efek ambiguitas reassurance pada peringkat tekanan, F(1, 196) = 9,58, p <.01,
ΔR2 = 0,025, ketidakpastian tindakan target, F(1, 196) = 27.57, p < .001, ΔR2 = 0.072, dan
perkiraan kemungkinan ancaman, F(1, 196) = 4.35, p = .04, ΔR2 = 0.009, tetapi bukan
peringkat tanggung jawab pribadi, F(1, 196) = 3,34, p = 0,07. Interaksi diselidiki dengan
menguji efek kondisional dari ambiguitas reassurance pada skor total OCI-R pada persentil
ke-16 (rendah), ke-50 (sedang), dan ke-84 (tinggi); Skor OCI-R pada persentil ke-50 dan ke-
84 sama-sama berada di atas kisaran batas OCD klinis.
Ketika gejala OC rendah, reassurance yang tidak ambigu secara signifikan lebih baik
daripada reassurance yang ambigu dalam mengurangi tekanan, β = − 0,90, p < 0,001,
ketidakpastian tindakan target, β = − 1,47, p < 0,001, dan perkiraan ancaman, β = − 0,82 , p <
.001. Ketika gejala OC sedang, reassurance yang tidak ambigu masih menghasilkan
penurunan tekanan yang signifikan, β = − 0.31, p = .01, ketidakpastian tindakan target, β = −
0.33, p = .01, dan estimasi ancaman, β = − 0.39, p <.00, dibandingkan dengan reassurance
ambigu, tetapi ukuran efek ini kurang dari setengahnya pada kelompok gejala OC rendah.
Pada tingkat gejala OC yang tinggi, tidak ada bukti untuk efek diferensial dari reassurance
yang ambigu dan tidak ambigu dalam mengurangi tekanan, β = − 1,07, p = 0,65,
ketidakpastian, β = 0,12, p = 0,49, atau estimasi ancaman, β = − 0,21, p = ,22. Dengan
demikian, bertentangan dengan prediksi, efek diferensial menerima reassurance yang ambigu
dan tidak ambigu menurun, bukannya meningkat, karena peningkatan gejala OCD.
4. Diskusi
Seperti yang dihipotesiskan, reassurance yang tidak ambigu menurunkan
ketidakpastian dan perkiraan kemungkinan ancaman, mengalihkan tanggung jawab terkait
ancaman ke penyedia reassurance. Dengan demikian, dalam jangka pendek, pencarian
reassurance dalam OCD dapat diperkuat melalui kapasitas reassurance untuk menilai
kembali ketidakpastian, ancaman, dan tanggung jawab, yang sementara waktu mengurangi
kecemasan obsesif. Temuan ini mendukung studi kualitatif di mana peserta yang
diwawancarai mengidentifikasi upaya untuk mengatasi ketidakpastian sebagai motivasi inti
ERS pada OCD (Halldorsson & Salkovskis, 2017; Kobori et al., 2012). Selanjutnya, dengan
menunjukkan bahwa reassurance transfer tanggung jawab untuk hasil negatif kepada
penyedia reassurance, studi saat ini menunjukkan bahwa penyebaran tanggung jawab dapat
memotivasi ERS pada OCD (Rachman, 2002; Salkovskis, 1985, 1999; Salkovskis &
Warwick, 1986). Dengan cara ini, penelitian saat ini mereplikasi dan memperluas studi yang
dilakukan Leonhart dan Radomsky (2019), yang menemukan bahwa pencarian reassurance
menurunkan tanggung jawab pribadi tetapi tidak dapat menyimpulkan bahwa tanggung jawab
ini dialihkan ke penyedia reassurance.
Jika pengalihan tanggung jawab membantu memotivasi pencarian reassurance, strategi
kognitif yang mengurangi tanggung jawab yang membengkak dapat membantu mengatasi
ERS refraktori. Memperbaiki bias tentang tanggung jawab dapat dibenarkan ketika ERS hadir
tanpa adanya perilaku checking secara paksa (Starcevic et al., 2012) karena penilaian
tanggung jawab mungkin tidak ditargetkan secara khusus dalam upaya yang lebih luas untuk
mengurangi perilaku checking (Foa, 2010; Ladouceur et al., 1996). Manipulasi eksperimental
mengurangi pemeriksaan penurunan tanggung jawab (Lopatka & Rachman, 1995), namun
para peneliti belum secara khusus memeriksa kemanjuran strategi kognitif umum yang
menargetkan tanggung jawab (misalnya bagan pai tanggung jawab) dalam mengurangi
pencarian reassurance. Hal ini terlepas dari bukti berbasis kasus bahwa teknik seperti kontrak
tanggung jawab (di mana dokter bertanggung jawab atas ancaman obsesif) dapat mengurangi
ERS (Kasus 2; Kohlenberg & Vandenberghe, 2007). Studi selanjutnya harus memeriksa
bagaimana ERS merespon teknik restrukturisasi kognitif yang menargetkan tanggung jawab.
Prediksi utama dari penelitian ini adalah bahwa reassurance saja akan memfasilitasi
pengalihan tanggung jawab kepada penyedia reassurance. Sebaliknya, kami memperkirakan
bahwa pengalihan tanggung jawab tidak akan terjadi setelah checking karena tidak adanya
individu lain untuk menerima alihan tanggung jawab tersebut; dengan demikian, pengalihan
tanggung jawab dihipotesiskan berfungsi untuk mewakili kemungkinan keuntungan dari
reassurance atas pemeriksaan individu dengan OCD. Faktanya, reassurance yang tidak
ambigu menghasilkan manfaat yang sebanding dengan perilaku checking yang tidak ambigu
pada semua tindakan respons dalam penelitian ini, tanpa keuntungan yang jelas untuk
reassurance dalam mencapai pengalihan tanggung jawab. Temuan ini tampaknya mendukung
teori 'checking by proxy' dari ERS di mana reassurance tidak memberikan keuntungan
intrinsik atas perilaku pemeriksaan kompulsif selain memungkinkan perilaku pemeriksaan
dilakukan ketika objek yang menjadi perhatian tidak dapat diakses secara langsung
(Rachman, 2002). Pada checking by proxy, klien OCD yang mengalami ERS dapat
mengambil manfaat dari pendekatan klinis yang mengurangi perilaku pemeriksaan
kompulsif.
Khususnya, manfaat jangka pendek menerima reassurance dalam penelitian ini
sebanding dengan perilaku checking baik jenis dan tingkat perubahan kognitif yang
difasilitasi. Dengan demikian, reassurance terbukti sebagai penguatan dan masalah bagi
individu dengan OCD karena dorongan yang diteliti menjadi lebih luas seperti perilaku
memeriksa dan mencuci. Karena reassurance terutama dicari dari pengasuh dan orang yang
dicintai, temuan ini menyoroti perlunya mengembangkan progam pengobatan tambahan
(misalnya, lihat Thompson-Hollands et al., 2015) untuk mendidik dan membantu anggota
keluarga individu dengan OCD untuk mengurangi pemberian reassurance bersama dengan
ERP standar. Tambahan yang mendukung orang tersayang untuk mengatasi ERS terutama
diperlukan untuk keluarga dan pasangan dari orang dewasa yang mengalami OCD, yang
mungkin cenderung tidak berpartisipasi dalam perawatan berbasis keluarga konvensional
(Stewart et al., 2020).
Reassurance dan checking memfasilitasi transfer tanggung jawab jangka pendek,
memberikan tantangan adanya kemungkinan bahwa pencarian reassurance secara unik
didorong oleh keinginan untuk mengalihkan kesalahan atas hasil negatif di masa mendatang.
Mengingat bahwa checking biasanya meningkatkan tanggung jawab pribadi terhadap
ancaman yang dirasakan (Oglesby, 2011; Van Den Hout & Kindt, 2004), pengalihan
tanggung jawab setelah perilaku pemeriksaan tidak terduga, dan mungkin berhubungan
dengan penggunaan pemeriksaan non-berulang dalam penelitian. Perilaku pengecekan
kompulsif bersifat perseveratif; karena jumlah pemeriksaan yang dilakukan meningkat,
begitu pula perasaan bahwa individu bertanggung jawab atas hasil negatif jika pemeriksaan
dilakukan secara tidak benar (Boschen & Vuksanovic, 2007; Radomsky et al., 2010; Van Den
Hout & Kindt, 2004). Pemeriksaan tunggal seperti penelitian saat ini mungkin tidak cukup
untuk meningkatkan tanggung jawab pribadi untuk memeriksa perilaku, sebaliknya
memungkinkan peserta untuk memberhentikan dan mengalihkan tanggung jawab terkait
ancaman setelah perilaku pemeriksaan tunggal selesai (Radomsky et al., 2010). Jadi,
meskipun checking dan reassurance dapat menghasilkan pengalihan tanggung jawab yang
sebanding setelah perilaku pemeriksaan tunggal atau peristiwa pencarian reassurance,
peningkatan tanggung jawab pribadi yang dikaitkan dengan perilaku pemeriksaan berulang
dapat mencegah pengalihan tanggung jawab. Dengan cara ini, ERS masih bisa dicari alih-alih
melakukan pemeriksaan kompulsif dalam upaya menghindari konfrontasi perasaan tanggung
jawab.
Seperti yang diantisipasi, reassurance yang ambigu menimbulkan lebih sedikit
perubahan kognitif daripada reassurance yang tidak ambigu, hanya menyebabkan sedikit
penurunan kecemasan dan mempertahankan ketidakpastian, ancaman, dan tanggung jawab
yang tinggi. Temuan ini sebagian mereplikasi studi Parrish dan Radomsky (2011);
reassurance ambigu tidak mempertahankan kecemasan dan dorongan kompulsif, namun,
penurunan jauh lebih kecil setelah reassurance ambigu dibandingkan dengan reassurance
yang jelas (misalnya, kecemasan: ηp2 = 0,07 versus ηp2 = 0,28). Penurunan kecil dalam
kecemasan, pencarian reassurance, dan pemeriksaan desakan mengikuti reassurance ambigu
dapat menunjukkan bahwa menerima respons non-alarmist terhadap permintaan reassurance
bertindak sebagai bentuk reassurance bahwa ancaman tidak mungkin terjadi (Gillihan et al.,
2012; Halldorsson, 2015).
Tanpa diduga, efek diferensial dari ambiguitas pada respons kognitif menjadi tidak
signifikan ketika karakteristik OC meningkat, menunjukkan bahwa individu OC tinggi dapat
merespons reassurance yang ambigu dan tidak ambigu dengan cara yang serupa. Jika
individu dengan OC tinggi menganggap reassurance yang tidak ambigu sebagai tidak pasti
atau tidak tulus, hal ini dapat menjelaskan adanya pencarian reassurance berulang pada OCD
setelah reassurance keselamatan yang tampaknya tidak ambigu. Distorsi seputar kepastian
reassurance yang tidak ambigu dapat dibuktikan dalam kecemasan kesehatan, di mana ERS
juga umum terjadi (Halldorsson & Salkovskis, 2017), tetapi belum dipertimbangkan pada
OCD. Sebagai contoh, individu dengan kecemasan kesehatan yang tinggi cenderung menilai
reassurance medis sebagai kurang pasti daripada kelompok kecemasan kesehatan sedang
atau rendah (dan dokter yang meyakinkan) segera setelah reassurance (Lucock et al., 1998).
Jika distorsi kepastian yang serupa terjadi pada OCD, hal ini dapat digabungkan dengan bias
ancaman OCD terhadap rangsangan terkait obsesi yang ambigu (misalnya, Jelinek et al.,
2009; Kuckertz et al., 2013) untuk memicu kecemasan dan pencarian reassurance lebih lanjut
bahkan setelah ' reassurance tertentu' dari pasangan hidup yang terpercaya. Persepsi
kepastian dalam menanggapi reassurance yang ambigu dan tidak ambigu harus diperiksa
secara langsung pada individu yang didiagnosis dengan OCD untuk mengkonfirmasi
hipotesis ini.
4.1. Keterbatasan
Pertama, format studi online menyulitkan untuk menggeneralisasi efek yang dilaporkan
terhadap ancaman obsesif aktual dan pencarian reassurance. Pendekatan ini diperlukan
karena pengujian tatap muka dilarang di Universitas New South Wales di bawah pedoman
Covid-19 pada saat pengujian berlangsung (Juli 2020). Dibandingkan dengan pengujian
online, reassurance tatap muka dan perilaku checking memberikan efek yang lebih besar
pada respons emosional seperti kecemasan (lihat Leonhart & Radomsky, 2019; Parrish &
Radomsky, 2011), jadi tampaknya temuan penelitian akan direplikasi menggunakan in vivo
reassurance /checking pasca-skenario.
Kedua, penggunaan partisipan non-klinis menghambat generalisasi untuk kelompok
OCD. Bahkan, meskipun tidak dipilih, rata-rata skor OCIR dalam penelitian ini berada di atas
batas klinis (Foa et al., 2002). Efek ini mungkin berhubungan dengan peningkatan OCD pada
kohort MTurk (Arditte et al., 2016), peningkatan gejala OC karena masalah Covid-19
(misalnya, Benatti et al., 2020; Davide et al., 2020), atau karena adanya priming pada
skenario bertema OCD. Terlepas dari hal itu, perbedaan kualitatif dalam pencarian
reassurance pada individu OCD tidak mungkin terjadi karena perilaku kompulsif seperti ERS
dalam OCD mewakili manifestasi ekstrem dari perilaku non-klinis (Abramowitz et al., 2014;
Abramowitz & Jacoby, 2015).
Pada akhirnya, perlu diakui bahwa penelitian ini memberikan ikhtisar potensi motivator
ERS pada OCD yang mungkin tidak akurat mencerminkan motivasi semua individu dalam
konteks klinis. ERS pada satu individu dengan OCD mungkin terutama didorong oleh adanya
pengurangan tekanan emosional, sedangkan penurunan rasa tanggung jawab pribadi dapat
lebih relevan bagi individu di mana rasa tanggung jawab yang meningkat merupakan inti dari
presentasi klinis mereka (Mitchell et al., 2020). Mengidentifikasi motivator ERS spesifik
yang relevan dengan klien tertentu akan memungkinkan seorang dokter untuk lebih
meringkas pengobatan ERS untuk kebutuhan klien secara individu.
4.2. Ringkasan dan kesimpulan
Studi saat ini memberikan bukti yang mendukung teori 'memeriksa dengan proksi' dari
ERS di OCD dan mengidentifikasi ketidakpastian / penilaian kembali ancaman dan
pengalihan tanggung jawab sebagai mekanisme yang mendasari pencarian jaminan sebagai
tanggapan terhadap ancaman obsesif. Selanjutnya, penelitian ini memberikan bukti yang
mungkin bahwa ERS di OCD dapat dipertahankan oleh distorsi kognitif yang menyebabkan
jaminan yang tidak ambigu ditafsirkan sebagai ambigu, memicu pencarian jaminan lebih
lanjut.

Anda mungkin juga menyukai