Anda di halaman 1dari 18

MATERI 8.

BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS

PENDAHULUAN
Akuntansi Diferensial menyajikan informasi mengenai taksiran pendapatan, biaya
dan atau aktiva yang berbeda jika suatu tindakan tertentu dipilih, dibandingkan dengan
alternatif tindakan yang lain.
Informasi akuntansi diferensial berkaitan dengan masa yang akan datang dan
diperlukan untuk masalah pemilihan alternatif (alternative choice problem).

PENDAPATAN DIFERENSIAL (DIFERENTIAL REVENUE)


Pendapatan diferensial merupakan pendapatan yang berbeda dalam suatu kondisi,
dibandingkan dengan kondisi-kondisi yang lain.

BIAYA DIFERENSIAL (DIFERENTIAL COST)


Biaya diferensial adalah biaya yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan
dengan kondisi-kondisi yang lain.
Biaya diferensial dinamakan pula dengan Biaya Relevan (Relevant Cost).
Penggunaan biaya relevan untuk pemilihan alternatif.

Manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan, koordinasi dan


pengendalian akan selalu dihadapkan pada masalah pemilihan alternatif tindakan.
Pengambilan keputusan untuk memilih alternatif tindakan berkaitan dengan masa
yang akan datang.
Informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan manajemen merupakan
informasi masa yang akan datang.

Informasi biaya masa yang akan datang bukan seluruhnya merupakan biaya
yang relevan untuk pengambilan keputusan. Hanya biaya masa yang akan datang yang
berbeda diantara alternatif tindakan saja, yang merupakan biaya relevan untuk
pengambilan keputusan.

Contoh 1
Perusahaan akan mengambil keputusan untuk memilih jenis bahan baku yang
akan digunakan dalam suatu proses produksi. Informasi mengenai taksiran biaya
penggunaan masing-masing jenis bahan baku adalah:
Bahan Baku Bahan Baku Bahan Baku
X Y Z
Harga beli per kg Rp 3.000,00 Rp 3.000,00 Rp 3.000,00
Upah langsung per kg 9.000,00 8.000,00 8.500,00

Dari contoh1.
harga bahan baku dan upah langsung merupakan biaya masa yang akan datang.
Dalam pemilihan jenis bahan baku yang akan dipergunakan maka:
Upah langsung merupakan biaya relevan karena biaya tersebut berbeda untuk setiap
jenis bahan baku.
Harga bahan baku merupakan biaya tidak relevan (irrelevant cost). Apapun jenis bahan
baku yang dipilih, harganya tidak berbeda, sehingga harga bahan baku tidak perlu
diperhatikan (diabaikan).

Biaya disebut sebagai biaya relevan atau biaya diferensial jika memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. Merupakan biaya masa yang akan datang. Dan
b. Berbeda diantara alternatif.
Biaya tidak relevan adalah biaya yang tidak memenuhi kriteria tersebut di atas, yaitu:
a. Biaya masa yang lalu atau
b. Biaya masa yang akan datang yang sama diantara alternatif.
PERBEDAAN ANTARA BIAYA PENUH DENGAN BIAYA DIFERENSIAL
Perbedaan antara Biaya Penuh dengan Biaya Diferensial dapat ditinjau dari 3
(tiga) aspek yaitu: 1)Sifat Biaya, 2)Sumber Data dan 3)Perspektif Waktu.
Tabel 1. Perbedaan antara Biaya Penuh dengan Biaya Diferensial
Biaya Penuh Biaya Diferensial
Sifat Biaya Biaya keseluruhan yang Unsur Biaya Penuh yang berbeda
dibebankan pada produk atau dalam suatu kondisi tertentu.
obyek biaya, baik langsung
maupun tidak langsung.
Sumber Data Berasal dari sistem akuntansi Tidak ada sistem akuntansi biaya
biaya, yang pada umumnya yang khusus untuk pengumpulan
disusun untuk pengukuran dan biaya diferensial. Hanya jika
pelaporan biaya penuh secara diperlukan untuk pemilihan
rutin. alternatif, informasi biaya
diferensial dikumpulkan dan
informasi biaya penuh dan
informasi lain.
Perspektif Pada umumnya berkaitan dengan Selalu berkaitan dengan masa
Waktu informasi biaya masa yang lalu yang akan datang.
(biaya historis). Untuk beberapa
kebutuhan, misal penentuan
harga jual yang normal, data
biaya historis disesuaikan dengan
taksiran masa yang akan datang.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS


Biaya relevan atau biaya diferensial dipergunakan untuk pengambilan keputusan
yang menyangkut pemilihan berbagai alternatif tindakan bagi manajemen.
Pengambilan keputusan dapat dikelompokkan menjadi pengambilan keputusan
yang bersifat rutin dan pengambilan keputusan khusus.
Pengambilan keputusan rutin pada umumnya terjadi dan berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan yang bersifat teratur dan rutin.
Pengambilan keputusan khusus pada umumnya bersifat tidak rutin dan tidak
teratur waktu terjadinya dibandingkan dengan keputusan operasi perusahaan secara
periodik, bersifat khusus dan bahkan luar biasa.

Penerapan konsep biaya relevan dalam pengambilan keputusan khusus,


terutama yang berkaitan dengan pemilihan alternatif dalam hal:
1. Menerima atau menolak pesanan penjualan khusus.
2. Pengurangan atau penambahan jenis produk/departemen.
3. Membuat sendiri atau membeli bahan baku produksi.
4. Menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan.
5. Menjual atau memproses lebih lanjut hasil produksi.
6. Penggantian aktiva tetap.

Menerima atau Menolak Pesanan Penjualan Khusus


Perusahaan memperoleh pesanan penjualan dengan harga khusus (misal lebih
rendah dari harga jual normal).
Untuk mengambil keputusan menerima atau menolak pesanan khusus tersebut,
manajemen harus mempertimbangkan pendapatan diferensial dan biaya diferensial.
Jika perusahaan beroperasi pada kapasitas penuh, maka pengerjaan pesanan
khusus tersebut akan menyebabkan kenaikan biaya produksi yang bersifat tetap dan
variabel. Dengan demikian biaya produksi tetap dan variabel tersebut merupakan biaya
diferensial yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan alternatif.
Jika operasi perusahaan masih berada di bawah kapasitas penuh, dan
memungkinkan pengerjaan pesanan khusus tersebut tanpa menambah kapasitas
pabrik, maka biaya produksi yang bersifat variabel merupakan biaya diferensial.
Jika dengan pengerjaan pesanan khusus tersebut mengakibatkan kenaikan
biaya usaha, selain biaya produksi yang berubah, biaya usaha tersebut juga merupakan
biaya diferensial yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan tersebut.

Contoh 2.
Perhitungan rugi-laba perusahaan sebelum pengerjaan pesanan khusus:
Hasil Penjualan 1.000 x Rp2.000,00 = Rp 2.000.000,00
Biaya Produksi:
Variabel 1.000 x Rp1.200,00 = Rp 1.200.000,00
Tetap = 300.000,00
Rp 1.500.000,00
Laba Kotor Rp 500.000,00
Biaya Usaha 150.000,00
Laba Bersih Rp 350.000,00

Berdasarkan data tersebut di atas, biaya produksi rata-rata per unit produk adalah
Rp1.500,00 yaitu Rp1.500.000,00 : 1.000.
Perusahaan menerima pesanan khusus sebanyak 100 unit dengan harga jual
Rp1.400,00 per unit produk.
Untuk mengerjakan pesanan tersebut perusahaan tidak perlu menambah kapasitas
pabrik dan biaya usaha.
Bagaimana keputusan manajemen mengenai pesanan khusus tersebut?

Jika melihat harga jual per unit (Rp1.400,00) yang lebih kecil daripada biaya
produksi per unit (Rp1.500,00), tentu pesanan khusus tersebut akan ditolak.
Manajemen harus memperhatikan informasi yang relevan untuk pengambilan
keputusan tersebut.
Biaya produksi yang bersifat tetap dan biaya usaha merupakan biaya yang tidak
berubah dalam pemilihan alternatif tersebut, sehingga biaya tersebut tidak perlu
diperhatikan.
Hasil penjualan dan biaya produksi yang bersifat variabel merupakan informasi
yang relevan, karena jumlahnya akan berbeda dalam pemilihan alternatif tersebut, yaitu:
Tanpa Dengan
Perbedaan
Pesanan Khusus Pesanan Khusus
Hasil Penjualan :
1.000 x Rp 2.000,00 Rp 2.000.000,00 - -
1.000 x Rp 2.000,00 - Rp 2.140.000,00 Rp 140.000,00
100 x Rp 1.400,00
Biaya Produksi Variabel
1.000 x Rp 1.200,00 Rp 1.200.000,00 - -
1.100 x Rp 1.200,00 - Rp 1.320.000,00 Rp 120.000,00
Margin Kontribusi Rp 800.000,00 Rp 820.000,00 Rp 20.000,00

Berdasarkan analisis tersebut di atas, maka sebaiknya manajemen menerima


(mengerjakan) pesanan penjualan khusus tersebut, karena tambahan pendapatan
(Rp140.000,00) lebih besar daripada tambahan biayanya (Rp120.000,00).
Dengan mengerjakan pesanan khusus tersebut margin kontribusi perusahaan
(Rp820.000,00) lebih besar dibandingkan jika pesanan khusus tersebut ditolak
(Rp800.000,00).

Biaya tambahan (incremental cost) yaitu tambahan biaya yang akan terjadi jika
suatu alternatif dipilih.
Dalam contoh di atas biaya tambahan sebesar Rp120.000,00 jika pesanan
khusus diterima.

Peniadaan atau Penambahan Jenis Produk/Departemen


1. Peniadaan Jenis Produk/Departemen
Pengambilan keputusan untuk meniadakan (mengeliminasi) suatu jenis
produk atau departemen timbul karena jenis produk atau departemen yang
bersangkutan menderita kerugian secara terus-menerus.
Manajemen harus mempertimbangkan pendapatan diferensial dan biaya
diferensial dalam pengambilan keputusan.
Jika keputusan yang akan diambil adalah meniadakan salah satu jenis
produk/departemen, maka harus pula dipertimbangkan adanya biaya terhindarkan
(avoidable cost) dan biaya tak terhindarkan (unavoidable cost).
Biaya terhindarkan adalah biaya-biaya yang tidak akan terjadi, jika suatu
jenis produk/departemen ditiadakan (dieliminasi).
Biaya tak terhindarkan adalah biaya yang tetap akan terjadi dengan
pengambilan keputusan untuk meniadakan suatu jenis produk/ departemen.
Biaya tak terhindarkan merupakan biaya bersama (joint cost) bagi beberapa
jenis produk/departemen, sehingga peniadaan salah satu jenis produk/departemen
tidak mempengaruhi terjadinya biaya tersebut.
Biaya terhindarkan merupakan biaya relevan yang harus dipertimbangkan
dalam pemilihan alternatif.
Biaya tak terhindarkan merupakan biaya yang tidak relevan dalam
pengambilan keputusan.

Contoh 3.
Sebuah Departemen Store memiliki 3 departemen utama yaitu: Departemen
Makanan, Departemen Kelontong dan Departemen Obat-obatan. Berikut ini taksiran
perhitungan rugi laba untuk setiap departemen tersebut:
Departemen
Jumlah
Makanan Kelontong Obat-obatan
Hasil penjualan 5.000 4.000 500 9.500
Biaya variabel 4.000 2.800 300 7.100
Margin kontribusi 1.000 1.200 200 2.400
Biaya tetap :
- Terhindarkan 750 500 75 1.325
- Tak terhindarkan 300 500 100 900
Jumlah 1.050 1.000 175 2.225
Laba (rugi) (50) 200 25 175

Manajemen Departemen Store tersebut akan mengambil keputusan untuk


meneruskan atau meniadakan Departemen Makanan yang dalam beberapa tahun
terakhir ini selalu merugi.
Berdasarkan data perhitungan rugi – laba ketiga departemen tersebut
manajemen membuat analisis pendapatan diferensial dan biaya diferensial untuk
kedua alternatif yang akan dipilih sebagai berikut :
Alternatif I Alternatif II
Meneruskan Meniadakan Perbedaan
Dep.Makanan Dep.Makanan
Hasil Penjualan Rp 9.500.000,00 Rp 4.500.000,00 Rp 5.000.000,00
Biaya :
- Variabel 7.100.000,00 3.100.000,00 4.000.000,00
- Tetap terhindarkan 1.325.000,00 575.000,00 750.000,00
Jumlah Rp 8.425.000 Rp 3.675.000,00 Rp 4.750.000,00
Laba sebelum biaya
tak terhindarkan Rp 1.075.000,00 Rp 825.000,00 Rp 250.000,00
diperhitungkan

Perhatikan kolom perbedaan pada tabel analisis di atas:


pendapatan yang dikorbankan kalau perusahaan meniadakan Departemen
Makanan sebesar Rp5.000.000,00 lebih besar daripada biaya yang dapat
dihindarkan (Rp4.750.000,00) apabila perusahaan meniadakan Departemen
Makanan.
Dengan demikian keputusan manajemen yang seharusnya diambil adalah
meneruskan Departemen Makanan, karena keadaannya akan menjadi lebih buruk
jika perusahaan meniadakan Departemen Makanan.

Biaya kesempatan (opportunity cost) yaitu pendapatan atau penghematan


biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu.
Pada analisis di atas biaya kesempatan adalah Rp5.000.000,00 yaitu
apabila perusahaan memilih meniadakan. Departemen Makanan.

Karena biaya kesempatan lebih besar daripada biaya terhindarkan apabila


perusahaan meniadakan Departemen Makanan, maka sebaiknya perusahaan
meneruskan departemen tersebut.
Jika biaya kesempatan lebih kecil dibandingkan dengan biaya terhindarkan
jika perusahaan meniadakan departemen tersebut, maka perusahaan memutuskan
untuk meniadakan departemen tersebut.

Biaya terhindarkan sebenarnya merupakan variasi dari pengertian biaya


tambahan. Oleh karena itu biaya terhindarkan sering pula disebut sebagai
penghemat biaya tambahan (incremental cost saving).

2. Penambahan Jenis Produk/Departemen


Meniadakan Departemen A dan menambah departemen baru yaitu
Departemen d.
Manajemen harus menganalisis pendapatan diferensial dan biaya
diferensial antara tetap meneruskan Departemen A dengan meniadakan
Departemen A dan menambah Departemen d (mengganti Departemen A dengan
Departemen D ).

Contoh 4.
Dengan tetap menggunakan angka pada contoh 3., ditambah data
mengenai Departemen Kosmetik sebagai berikut: taksiran hasil penjualan
Rp3.000.000,00 sedangkan biaya variabel dan biaya tetap terhindarkan masing-
masing sebesar Rp2.100.000,00 dan Rp350.000,00.
Perusahaan dihadapkan pada pemilihan alternatif : meneruskan
Departemen Makanan atau meniadakan departemen tersebut dan menambah
departemen baru yaitu Departemen Kosmetik.

Analisis:
Alternatif I Alternatif II
Meneruskan Menggantinya
Perbedaan
Departemen dengan
Makanan Kosmetik
Hasil Penjualan Rp 9.500.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 2.000.000,00
Biaya :
- Variabel 7.100.000,00 5.200.000,00 1.900.000,00
- Tetap terhindarkan 1.325.000,00 925.000,00 400.000,00
Jumlah Rp 8.425.000,00 Rp 6.125.000,00 Rp 2.300.000,00
Laba sebelum biaya tak
terhindarkan Rp 1.075.000,00 Rp 1.375.000,00 (Rp 300.000,00)
diperhitungkan

Berdasarkan analisis di atas, maka seharusnya manajemen memilih alternatif


II karena biaya kesempatan jika alternatif II dipilih (Rp2.000.000,00) lebih kecil
dibandingkan dengan biaya yang dapat dihindarkan (Rp2.300.000,00).
Jika alternatif I yang dipilih maka laba yang diperoleh (Rp175.000,00 =
Rp1.075.000,00 — Rp900.000,00) lebih kecil dibandingkan dengan jika alternatif II
yang dipilih (Rp475.000,00 = Rp1.375.000,00 - Rp900.000,00).
Kesimpulan: peniadaan Departemen Makanan dapat dibenarkan, jika
departemen tersebut diganti dengan Departemen Kosmetik.
Membuat Sendiri atau Membeli dari Luar
Manajemen sering dihadapkan pada persoalan yang berkaitan erat dengan
penggunaan bahan produksi (misalnya suku cadang dalam perusahaan perakitan).
Di satu pihak perusahaan mempunyai fasilitas untuk memproduksi suku
cadang tertentu, di pihak lain perusahaan dapat membeli suku cadang tersebut dari
perusahaan lain.
Jika fasilitas perusahaan untuk memproduksi suku cadang tersebut telah
mencapai kapasitas penuh, maka untuk memenuhi kebutuhan proses produksi
karena meningkatnya volume penjualan perusahaan, barangkali dapat dibenarkan
jika perusahaan memutuskan untuk membeli kekurangan suku cadang yang
diperlukan dari perusahaan lain
. Jika kapasitas perusahaan untuk memproduksi suku cadang masih cukup
tersedia, maka keputusan untuk membeli suku cadang dari luar harus
mempertimbangkan biaya diferensial dan kemungkinan fasilitas perusahaan yang
menganggur.
Pengambilan keputusan yang menyangkut beberapa alternatif harus
mempertimbangkan aspek kualitatif dan aspek kuantitatif dari pemilihan alternatif
tersebut.
Aspek kualitatif adalah segi yang tidak dapat diukur dengan satuan uang
dalam pengambilan keputusan.
Misalnya dalam hal perusahaan memutuskan untuk membeli suku cadang
dari luar sementara kapasitas perusahaan menganggur. Masalah yang perlu
dipikirkan adalah pekerja yang menganggur, yang tidak akan memperoleh
penghasilan jika upahnya dihitung berdasarkan satuan produk yang dihasilkan.
Jika manajemen memutuskan untuk meniadakan departemen tertentu
dalam perusahaan. Bagaimana menangani karyawan dari departemen yang
ditiadakan tersebut.
Jika karyawan tersebut dapat dipekerjakan pada departemen yang baru
dibuka, tentunya diperlukan latihan bagi karyawan yang akan dipekerjakan pada
departemen baru tersebut.

Aspek kuantitas dari pengambilan keputusan manajemen, yaitu segi


manfaat dan biaya dari pemilihan alternatif yang dapat diukur dengan satuan uang.

Manajemen seharusnya tidak mengabaikan aspek kualitatif dari


pengambilan keputusan, jika manajemen dihadapkan pada pilihan alternatif:
membuat sendiri atau membeli dari luar suku cadang yang diperlukan, sementara
fasilitas perusahaan cukup tersedia.

Contoh 5.
Suatu perusahaan bergerak di bidang perakitan dapat memproduksi sendiri
salah satu jenis suku cadang yang diperlukan. Berikut ini adalah perhitungan biaya
produksi suku cadang tersebut:

Per Unit 8.000 Unit


Biaya Bahan Baku Rp 30,00 Rp 240.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung 40,00 320.000,00
Biaya Overhead:
— Variabel 10,00 80.000,00
— Tetap, terdiri atas:
— Gaji Pengawas 30,00 240.000,00
— Penyusutan Peralatan 20,00 160.000,00
— Alokasi dari Departemen Lain 50,00 400.000,00
Biaya Produksi Rp 180,00 Rp 1.440.000,00

Perusahaan mendapat tawaran suku cadang sejenis dari perusahaan lain seharga
Rp150,00 per unit.

Berdasarkan data di atas, jika keputusan yang harus diambil manajemen


adalah memilih antara membuat sendiri atau membeli dari luar, maka secara sekilas
manajemen akan memilih untuk membeli dari luar yang harganya Rp150,00 per unit
daripada memproduksi sendiri yang biaya produksi per unitnya Rp180,00.
Dalam pemilihan alternatif harus memperhatikan biaya relevan dan
mengabaikan biaya tidak relevan.
Biaya yang tidak relevan dalam masalah ini adalah: biaya tak terhindarkan
dan biaya tenggelam (sunk cost).
Biaya tenggelam atau disebut pula biaya terbenam adalah biaya-biaya yang
timbul sebagai akibat pengambilan keputusan di masa yang lalu.
Contoh biaya tenggelam adalah biaya penyusutan (depresiasi), deplesi dan
amortisasi (kecuali penyusutan/deplesi/amortisasi dari aktiva yang akan digunakan
pada masa yang akan datang).
Karena biaya tenggelam tersebut berkaitan dengan masa yang lalu, maka
biaya tersebut merupakan biaya tidak relevan dalam pengambilan keputusan.
Analisis

Biaya Diferensial Biaya Diferensial


Per Unit Total
Membuat Membeli Membuat Membeli
Biaya Bahan Baku Rp 30,00 - Rp 240.000,00 -
Biaya Tenaga Kerja Langsung 40,00 - 320.000,00 -
Biaya Overhead :
- Variabel 10,00 - 80.000,00 -
- Tetap :
- Gaji Pengawas 30,00 - 240.000,00 -
Harga beli dari luar - Rp 150,00 - Rp 1.200.000,00
Rp 110,00 Rp 150,00 Rp 880.000,00 Rp 1.200.000,00
Selisih menguntungkan jika membuat Rp 40,00 Rp 320.000,00
sendiri

Dari hasil analisis di atas, ternyata membuat suku cadang yang diperlukan,
merupakan pilihan yang lebih menguntungkan daripada jika perusahaan membeli
suku cadang tersebut dari perusahaan lain.
Yang perlu diperhatikan dalam analisis tersebut adalah mengenai biaya
penyusutan peralatan dan alokasi biaya overhead dari departemen lain.
Biaya penyusutan merupakan biaya tenggelam dan termasuk kategori biaya
yang tidak relevan.
Alokasi biaya yang berasal dari departemen lain merupakan biaya tetap yang
tidak terhindarkan, sehingga biaya tersebut tidak terpengaruh dengan alternatif yang
dipilih oleh manajemen.

Menyewakan atau Menjual Fasilitas Perusahaan

Contoh 6.
Perusahaan mempunyai mesin yang sudah tidak dipergunakan dalam operasi.
Harga perolehan mesin tersebut adalah Rp2.000.000,00 dan akumulasi penyusutan
sampai dengan saat ini sebesar Rp1.200.000,00.
Mesin tersebut dapat disewakan kepada perusahaan lain dengan taksiran
pendapatan sewa setahun Rp 1.250.000,00.
Jika dijual mesin tersebut diperkirakan laku seharga Rp1.000.000,00.
Biaya reparasi dan asuransi mesin agar siap disewakan adalah Rp350.000,00.
Jika dijual perusahaan harus memberi komisi untuk perantara sebesar
Rp60.000,00.
Keputusan yang akan diambil oleh manajemen adalah menyewakan atau
menjual mesin tersebut.

Analisis

Menyewakan Menjual Perbedaan


Pendapatan sewa/ penjualan Rp 1.250.000,00 Rp 1.000.000,00 Rp 250.000,00
Biaya :
- Reparasi dan 350.000,00 60.000,00 290.000,00
asuransi/komisi
Pendapatan bersih Rp 900.000,00 Rp 940.000,00 (Rp 40.000,00)

Berdasarkan analisis di atas, maka perusahaan lebih baik menjual mesin


tersebut karena lebih menguntungkan sebesar Rp40.000,00 dibandingkan jika mesin
tersebut disewakan.

Informasi mengenai nilai buku mesin sebesar Rp800.000,00 atau


(Rp2.000.000,00 – Rp1.200.000,00) tidak perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan tersebut, karena nilai buku mesin dalam hal ini merupakan biaya tenggelam
(sunk cost).
Harga perolehan dari akumulasi penyusutan mesin merupakan informasi yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan masa lalu, sehingga tidak relevan dalam
kaitan pengambilan keputusan yang dibuat manajemen pada masa sekarang.

Untuk membuktikan apakah nilai buku mesin berpengaruh terhadap pengambilan


keputusan menjual atau menyewakan mesin, berikut ini adalah analisis yang
memperhitungkan unsur biaya tenggelam tersebut:

Alternatif I : Menyewakan mesin


Pendapatan Sewa Rp 1.250.000,00
Biaya penyusutan mesin Rp 800.000,00
Biaya reparasi & asuransi 350.000,00
1.150.000,00
Pendapatan bersih Rp 100.000,00
Alternatif II: Menjual mesin
Hasil penjualan Rp 1.000.000,00
Nilai buku mesin Rp 800.000,00
Biaya komisi perantara 60.000,00
860.000,00
Pendapatan bersih Rp 140.000,00
Selisih menguntungkan jika menjual mesin : Rp 40.000,00

Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Hasil Produksi


Jika produk perusahaan diolah melalui beberapa departemen produksi maka
Hasil produksi dari suatu departemen produksi mungkin dapat langsung dijual ke pasar
atau diolah lebih lanjut dalam departemen produksi lanjutan.

Contoh 7. (jika perusahaan menghasilkan satu macam produk):


Perusahaan menghasilkan 10.000 unit produk A.
Biaya produksi sebesar Rp300,00 per unit.
Produk A dapat langsung dijual tanpa diproses lebih lanjut dengan harga
Rp500,00 per unit.
Produk A dapat pula diolah lebih lanjut menjadi produk B, diperlukan tambahan
biaya pengolahan sebesar Rp25,00 per unit produk A.
Setiap 100 unit produk A menjadi 80 unit produk B.
Harga jual produk B sebesar Rp750,00 per unit.

Analisis untuk memilih alternatif menjual langsung produk A atau memproses


lebih lanjut menjadi produk B:

Menjual Memproses Perbedaan


Langsung Lebih lanjut
Hasil penjualan :
10.000 x Rp 500,00 Rp 5.000.000 - -
(10.000 – 2.000) x Rp 750,00 - Rp 6.000.000 Rp 1.000.000
Biaya pengolahan :
10.000 x Rp 25,00 - 250.000 250.000
Selisih lebih menguntungkan jika
- - Rp 750.000
produk A diproses lebih lanjut

Perusahaan lebih menguntungkan jika memproses produk A lebih lanjut menjadi


produk B.
Biaya untuk mengolah produk A sebesar Rp300,00 per unit tidak relevan untuk
mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan tersebut, karena pemilihan alternatif
dilakukan setelah terjadinya biaya produksi tersebut.

Biaya produk bersama (joint product cost) terjadi pada perusahaan yang
mengolah lebih dari satu macam produk dengan menggunakan bahan baku yang
sama.
Permasalahan akan muncul jika produk bersama tersebut masing-masing dapat
langsung dijual atau secara terpisah dapat diproses lebih lanjut.
Manajemen dihadapkan pada pemilihan alternatif: macam produk yang mana
yang sebaiknya langsung dijual dan macam produk yang mana yang sebaiknya
diproses lebih lanjut.

Contoh 8. (jika perusahaan mengolah lebih dari satu macam produk dengan
menggunakan bahan baku yang sama).
Perusahaan mengolah produk A, B dan C dengan menggunakan bahan baku
yang sama.
Biaya produk bersama untuk mengolah ketiga macam produk tersebut adalah Rp
2.200.000,00.
Masing-masing produk tersebut dapat langsung dijual atau diproses lebih lanjut
secara terpisah.
Berikut ini adalah informasi mengenai alokasi biaya produk bersama, harga jual
sebelum dan setelah diproses lebih lanjut, dan biaya pengolahan lebih lanjut untuk
masing-masing produk tersebut.
Harga jual Harga jual
Biaya
Alokasi biaya sebelum setelah
Produk pengolahan
produk bersama pengolahan pengolahan
lebih lanjut
lebih lanjut lebih lanjut
A Rp 800.000,00 Rp 1.200.000,00 Rp 500.000,00 Rp 1.600.000,00
B 1.000.000,00 1.500.000,00 600.000,00 2.400.000,00
C 400.000,00 600.000,00 100.000,00 900.000,00

Keputusan yang akan diambil oleh manajemen adalah produk apa yang sebaiknya
langsung dijual dan produk apa yang sebaiknya diproses lebih lanjut.

Analisis:
Produk
A B C
Harga jual setelah diproses Rp 1.600.000,00 Rp 2.400.000,00 Rp 900.000,00
Harga jual sebelum diproses 1.200.000,00 1.500.000,00 600.000,00
Tambahan pendapatan jika Rp 400.000,00 Rp 900.000,00 Rp 300.000,00
proses lebih lanjut
Tambahan biaya jika diproses Rp 500.000,00 600.000,00 100.000,00
lebih lanjut
Selisih menguntungkan (tidak
menguntungkan) jika (Rp 100.000,00) Rp 300.000,00 Rp 200.000,00
diproses lebih lanjut

Berdasarkan hasil analisis di atas, alternatif yang dipilih oleh manajemen adalah:
Produk A langsung dijual, karena kenaikan pendapatan jika diproses lebih lanjut
(Rp400.000,00) lebih kecil dibandingkan dengan tambahan biayanya (Rp500.000,00).
Produk B dan produk C sebaiknya diproses lebih lanjut, karena kenaikan
pendapatan jika diproses lebih lanjut untuk kedua jenis produk tersebut lebih besar
dibandingkan dengan tambahan biayanya.

Penggantian Aktiva Tetap


Penggantian penggunaan aktiva tetap dilakukan oleh manajemen karena
berbagai alasan antara lain:
a. Keausan/kerusakan fisik dan
b. Perkembangan teknologi.
Manajemen pada umumnya dihadapkan pada pemilihan alternatif: terus menggunakan
aktiva tetap yang lama atau mengganti dengan aktiva tetap yang baru.

Contoh 9.
Berikut ini adalah data mengenai mesin lama dan mesin baru yang diusulkan sebagai
pengganti mesin lama:
Mesin Lama Mesin Baru
Harga perolehan Rp 10.000.000,00 Rp 12.000.000,00
Nilai buku 8.000.000,00 -
Taksiran umur ekonomis 5 tahun 4 tahun
Sisa umur ekonomis 4 tahun 4 tahun
Nilai jual sekarang 3.000.000,00 -
Nilai jual 4 tahun y.a.d. 0 0
Biaya operasi variabel per tahun 20.000.000,00 15.500.000,00

Penyusutan per tahun mesin lama dan mesin baru menggunakan metode garis lurus.

Manajemen harus mempertimbangkan biaya diferensial selama taksiran umur


ekonomis mesin baru.
Berdasarkan data tersebut di atas, mungkin manajemen, akan
mempertimbangkan untuk tetap menggunakan mesin lama, karena dengan dijualnya
mesin lama untuk diganti dengan mesin baru, perusahaan akan menderita kerugian
penjualan mesin lama sebesar Rp5.000.000,00 atau (harga jual Rp3.000.000,00
dikurangi nilai buku Rp8.000.000,00).
Nilai buku mesin lama merupakan biaya tenggelam, sehingga tidak relevan
dalam pengambilan keputusan.

Analisis yang dilakukan oleh manajemen sebaiknya hanya terbatas pada biaya -
biaya relevan saja, sebagai berikut:

Alternatif I
Alternatif II
Terus Biaya Diferensial
Menggunakan
Menggunakan selama 4 tahun
Mesin Baru
Mesin Lama
Harga perolehan - Rp 12.000.000,00 (Rp12.000.000,00)
(penyusutan) mesin baru
Nilai jual mesin lama Rp 3.000.000,00 - 3.000.000,00
Biaya operasi variabel 80.000.000,00 62.000.000,00 18.000.000,00

Rp 9.000.000,00

Berdasarkan analisis di atas,


a. Penyusutan (depresiasi) mesin baru merupakan biaya relevan, karena penyusutan
mesin baru adalah biaya masa yang akan datang yang berlaku jika salah satu
alternatif dipilih. Sebaliknya penyusutan mesin lama selama sisa umur ekonomis jika
alternatif I dipilih, meskipun merupakan biaya masa yang akan datang, jumlahnya
akan tetap sama dengan penghapusan nilai buku mesin lama jika alternatif II dipilih.
Dengan demikian penyusutan mesin lama merupakan biaya tidak relevan.
b. Nilai jual mesin lama, merupakan pendapatan yang berbeda jika salah satu alternatif
dipilih.
c. Biaya operasi variabel, merupakan biaya tambahan jika alternatif I dipilih atau
penghematan biaya jika alternatif II dipilih.

RANGKUMAN
Pendapatan atau biaya diferensial adalah pendapatan atau biaya yang berbeda
dalam suatu kondisi, dibandingkan dengan kondisi-kondisi yang lain. Konsep diferensial
diperlukan, terutama untuk dasar pengambilan keputusan manajemen yang bersifat
khusus.
Pengambilan keputusan khusus, merupakan jenis pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh manajemen, yang pada umumnya bersifat tidak rutin dan tidak teratur
waktu terjadinya. Jenis pengambilan keputusan yang bersifat khusus antara lain
meliputi: pengambilan keputusan menerima pesanan penjualan khusus, penambahan
jenis produk/departemen, membuat sendiri bahan baku produksi, penggantian aktiva
tetap.
Karakteristik biaya relevan adalah (a) merupakan biaya masa yang akan datang
dan (b) berbeda di antara alternatif. Jenis biaya relevan antara lain: biaya tambahan,
biaya terhindarkan atau penghematan biaya tambahan, dan biaya kesempatan atau
pendapatan/ penghematan biaya yang dikorbankan. Biaya relevan atau biaya
diferensial dapat dibedakan dengan biaya penuh dengan tinjauan pada tiga aspek
yaitu: sifat biaya, sumber data, dan perspektif waktu.
Penerapan konsep diferensial dalam pengambilan keputusan khusus dengan
cara memilih beberapa alternatif, mengisyaratkan bahwa hanya pendapatan dan biaya
diferensial merupakan informasi yang relevan untuk dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan khusus yang akan dilakukan oleh manajemen.

PERTANYAAN
1)Jelaskan mengenai akuntansi diferensial.
2)Jelaskan apakah informasi biaya yang akan datang merupakan biaya relevan
untuk pengambilan keputusan.
3)Diperkirakan harga bahan baku per unit untuk jenis A Rp 100,00; jenis B Rp
200,00; Jenis C Rp 300,00.
Jelaskan apakah harga bahan baku merupakan biaya relevan atau tidak.
4)Sebutkan keputusan manajemen yang didasarkan pada biaya relevan.
5)Jelaskan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memutuskan menerima
atau menolak pesanan penjualan khusus.
6)Jelaskan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memutuskan untuk
meniadakan atau meneruskan jenis produk/departemen.
7)Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika akan memutuskan untuk
membuat sendiri atau membeli dari luar.
8)Jelaskan mengenai:
a)biaya terhindarkan.
b)biaya tidak terhindarkan.
c)biaya tambahan.
d)biaya tenggelam.

Anda mungkin juga menyukai