QUALITY
MANAGEMENT
AND ITS CONFLUENCE WITH SIX SIGMA
PENGAMPU: DR. MAHENDRA WARDHANA, S.T., M.T.
ANGGOTA TIM
Novianita Sita Devi (6032221106)
Ahmad Nur Firmansyah (6032221124)
Megapuspa Marieta (6032221066)
Rizki Fitriani (6032221188)
Angghisna Richard N. (6032221197)
CONTENTS
1 Definisi
2 Perbedaan
3 Persamaan
4 Perpaduan
5 Studi Kasus
DEFINISI
QUALITY MANAGEMENT
Manajemen mutu adalah tindakan
mengawasi semua kegiatan dan
tugas yang diperlukan untuk
mempertahankan tingkat
keunggulan yang diinginkan.
Manajemen mutu mencakup
penentuan kebijakan mutu,
membuat dan menerapkan
perencanaan dan penjaminan mutu,
serta pengendalian mutu dan
peningkatan mutu.
Sumber: www.investopedia.com
SIX SIGMA
Mikel Harry,
President dan CEO dari Six Sigma Academy Inc.
Proses bisnis yang memungkinkan perusahaan
untuk secara drastis meningkatkan keuntungan
mereka dengan merancang dan memantau
aktivitas bisnis sehari-hari dengan cara yang
meminimalkan pemborosan dan sumber daya
sambil meningkatkan kepuasan pelanggan.
SIX SIGMA
Six Sigma adalah seperangkat teknik dan alat
untuk perbaikan proses dimana metodologinya
berfokus pada peningkatan statistik pada proses
bisnis dan mendukung pengukuran keberhasilan
kualitatif.
Sumber: www.investopedia.com
SIX SIGMA
Six Sigma adalah pendekatan peningkatan bisnis strategis yang berupaya
meningkatkan kepuasan pelanggan dan kesehatan keuangan perusahaan.
Manfaat langsung yang dinikmati oleh bisnis yang menerapkan Six Sigma
termasuk pengurangan biaya operasional, peningkatan produktivitas,
pertumbuhan pangsa pasar, retensi pelanggan, pengurangan waktu
siklus dan pengurangan tingkat kerusakan.
Metode Six Sigma terdiri dari lima tahap, yang dikenal sebagai DMAIC,
meliputi Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control.
Sumber: Tang, Loon Ching dkk. (2006). Six Sigma - Advanced Tools for Black Belts and Master Black Belts. England: John Wiley & Sons, Ltd
DESIGN THINKING
Design Thinking adalah proses nonlinier serta berulang yang digunakan
tim untuk memahami pengguna, menantang asumsi, mendefinisikan
ulang masalah, dan membuat solusi inovatif untuk prototipe dan
pengujian.
Design Thinking juga bisa didefinisikan sebuah proses kognitif dan pola
pikir yang dilakukan secara berulang-ulang untuk mencari penyelesaian
terhadap suatu masalah.
Dengan menggunakan Design Thinking ini, penyelesaian masalah bisa
lebih fokus pada kebutuhan manusia dengan teknologi agar dapat
mencapai kesuksesan bisnis.
Innovesia. 2020. “Menciptakan Inovasi Melalui Desain Thinking”,
https://kumparan.com/innovesia-1586749959366194381/menciptakan-inovasimelalui-design-thinking-1tRHebsFFQU, diakses pada 7 Maret 2023
DESIGN THINKING
Ada 5 tahapan dalam design thinking yang perlu dilakukan agar diperoleh
produk atau output baru yang baik dan sesuai dengan kebutuhan user atau
pengguna, antara lain:
1. Emphatize: Memahami kebutuhan calon konsumen
2. Define: Mengidentifikasi masalah hingga kebutuhan calon konsumen
3. Ideate: Mengumpulkan ide-ide solusi
4. Prototype: Membuat model solusi
5. Test: Melakukan pengujian terhadap solusi yang dipilih
https://www.interaction-design.org/literature/topics/design-thinkin
PERSAMAAN &
PERBEDAAN
PERSAMAAN
Lean Six Sigma juga mengamati masalah
dan berinteraksi dengan pelanggan secara
langsung untuk mengalami situasi, yang
mirip dengan fase Empathize dalam
Design Thinking.
DESIGN
THINKING Metode PDCA (Plan-Do-Check-Act) dan
Experiment of Design (DOE) yang
& digunakan dalam Lean Six Sigma mirip
dengan fase Prototyping dan Test dalam
SIX Design thinking.
https://www.cias.co/post/design-thinking-vs-six-sigma
PERPADUAN
DESIGN THINKING
& SIX SIGMA
APAKAH
DESIGN THINKING
BISA DIPADUKAN
DENGAN SIX SIGMA?
Design Thinking memang biasanya digunakan untuk inovasi, tetapi karena proses
Design Thinking sangat fleksibel, Design Thinking juga mulai sering digunakan
sebagai framework untuk continuous improvement.
Ketika kita bicara soal continuous improvement, ada framework lain yang sudah
lama menjadi standard, terutama untuk improvement kualitas, yaitu Lean Six
Sigma.
Walaupun begitu, 2 hal ini tidak bisa digabungkan karena digunakan pada
kasus yang berbeda.
https://www.cias.co/post/design-thinking-vs-six-sigma
APAKAH
DESIGN THINKING
BISA DIPADUKAN
Design Thinking tepat untuk kasus
DENGAN SIX SIGMA?
improvement yang mana masih banyak
misteri atau ketidakpastian terkait
improvement yang disasar sehingga kita
harus melibatkan user dengan lebih intens
dan tidak bisa bergantung pada data
kuantitatif saja.
Di sisi lain, Lean Six Sigma sebaiknya
diigunakan ketika yang disasar sudah jelas,
yaitu optimalisasi kualitas dan efisiensi.
https://www.cias.co/post/design-thinking-vs-six-sigma
Sementara Six Sigma
Design Thinking dapat dapat membantu
membantu mengukur dan
KENAPA mengidentifikasi
kebutuhan pengguna dan
masalah yang dihadapi
meningkatkan kinerja
proses bisnis untuk
memenuhi kebutuhan dan
Menurut artikel yang diterbitkan di Harvard Business Review, ada empat kondisi yang
perlu dipenuhi untuk memadukan Six Sigma dengan Design Thinking:
1. Memiliki fokus yang jelas pada pengembangan produk atau layanan yang
memenuhi kebutuhan User dan memberikan nilai tambah bagi
perusahaan/pelaku.
2. Memiliki tim yang kuat dan beragam yang terdiri dari anggota yang berbeda
latar belakang, pengetahuan, dan pengalaman. Tim ini harus mampu
berkolaborasi dan terbuka terhadap gagasan dan ide-ide baru.
3. Memiliki pendekatan yang terstruktur (terdapat data kuantitatif dan
kualitatif) untuk menggabungkan Six Sigma dengan Design Thinking. Pendekatan
ini dapat membantu tim mengintegrasikan pendekatan-pendekatan ini secara
efektif dan efisien.
4. Memiliki dukungan dari kepemimpinan perusahaan. Kepemimpinan
perusahaan harus memahami manfaat dari memadukan Six Sigma dengan Design
Thinking dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut.
Sumber: Liedtka, J. (2015). Why design thinking works. Harvard Business Review, 93(9), 72-80.
Fokus pendekatan kedua metodologi
Sumber: https://www.theuncommonleague.com/blog/design-thinking-lean-six-
sigma#:~:text=With%20a%20strong%20foundation%20of,them%20to%20their%20unique%20needs.
STUDY KASUS
GE HEALTHCARE
Salah satu contoh perusahaan yang menggabungkan
metode Six Sigma dan Design Thinking adalah GE
Healthcare. GE Healthcare adalah perusahaan global yang
menyediakan solusi kesehatan terpadu dan inovatif.
Dalam upayanya untuk meningkatkan kualitas produk dan mengurangi biaya produksi,
GE Healthcare memutuskan untuk menerapkan Six Sigma dan Design Thinking secara
bersamaan. Six Sigma digunakan untuk memperbaiki proses bisnis yang ada dan
memastikan produk berkualitas tinggi, sedangkan Design Thinking digunakan
untuk mengembangkan produk baru yang lebih inovatif dan responsif terhadap
kebutuhan pelanggan.
Sumber:
1. GE Healthcare, "Design Thinking with Six Sigma: A Winning Combination in Healthcare Innovation," oleh Shelly Despot
2. https://www.g-mark.org/award/describe/41310?locale=en
Melalui pendekatan ini, GE Healthcare berhasil meningkatkan efisiensi operasional
dan mengurangi biaya produksi, sambil juga menciptakan produk-produk yang lebih
inovatif dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Contoh produk yang dihasilkan
melalui pendekatan ini adalah CT scanner Revolution Evo, yang mendapat
penghargaan Good Design Award (GDA) pada tahun 2014 yang didesain oleh Kiyoshi
Matsumura sebagai Lead Industrial Designer di GE Healthcare Japan Corporation.
Studi kasus ini menunjukkan bahwa penggabungan Six Sigma dan Design Thinking
dapat membantu perusahaan mencapai tujuan bisnis yang lebih baik dengan
mengoptimalkan proses bisnis yang ada dan menciptakan produk-produk inovatif
yang lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan.
Sumber:
1. GE Healthcare, "Design Thinking with Six Sigma: A Winning Combination in Healthcare Innovation," oleh Shelly Despot
2. https://www.g-mark.org/award/describe/41310?locale=en
JURNAL PENINGKATAN EFEKTIVITAS PELAYANAN PELANGGAN
PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MENGGUNAKAN
PENDEKATAN SIX SIGMA & DESIGN THINKING