Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

“REKRISTALISASI”

OLEH :

PUTRI WULANDARI RESKY ANANDA


N011 19 1066

KELOMPOK IV
GOLONGAN JUMAT SIANG

SEMESTER AWAL 2021/2022


LABORATORIUM FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
LEMBAR KERJA

Judul Praktikum : Rekristalisasi


Tanggal : 11 November 2021

Data Hasil Pengamatan

Perhatikan gambar hasil


rekristalisasi piperine berikut
ini. Bobot isolat : 23 mg
Ekstrak awal :5g
Organoleptik : Memiliki bentuk panjang seperti jarum
dengan warna kristal berwarna kuning

Perhitungan persen rendemen :

x 100%

= x 100%

= 0.46%

Paraf Asisten

A. Elga Permatasari
LAPORAN
1. Apa yang dimaksud dengan rekristalisasi dan apa gunanya dalam
proses isolasi senyawa bioaktif?

Rekristalisasi merupakan teknik pemurnian senyawa bahan alam


yang berdasarkan pada perbedaan kelarutannya dalam keadaan
panas atau dingin dalam suatu pelarut dengan cara melarutkan
senyawa tersebut kemudian dibentuk menjadi kristal kembali.
Senyawa bahan alam yang berbentuk padat hasil isolasi dari suatu
tanaman sering terkontaminasi oleh pengotor meskipun terkadang
hanya dalam jumlah yang relatif lebih kecil. Teknik umum yang
sering digunakan untuk pemurnian senyawa tersebut adalah
rekristalisasi yang didasarkan pada perbedaan kelarutannya dalam
keadaan panas atau dingin dalam suatu pelarut (Endarini, 2016).

2. Jelaskan mengapa rekristalisasi memanfaatkan pemanasan kemudian


pendinginan dengan lambat

Kelarutan suatu senyawa dalam pelarut biasanya meningkat seiring


dengan meningkatnya temperatur, yang mengartikan bahwa
kelarutan juga tinggi pada pelarut yang panas. Kemudian
pembentukan kristal kembali dilakukan dengan pendinginan larutan
hingga tercapai keadaan di atas jenuh. Sehingga tahap
rekristalisasi meliputi tahap awal yaitu melarutkan senyawa yang
akan dimurnikan dalam sedikit mungkin pelarut atau campuran
pelarut dalam keadaan panas atau bahkan sampai suhu pendidihan
sehingga akan diperoleh larutan jernih. Kemudian tahap berikutnya
adalah mendinginkan larutan yang akan menyebabkan
terbentuknya kristal yang kemudian dipisahkan melalui proses
penyaringan (Endarini, 2016).

3. Jelaskan diagram rekristalisasi berikut ini. Zat A dan zat B merupakan


senyawa yang terdapat pada campuran yang direkristalisasi pada suhu
20 hingga 80 derajat kemudian didinginkan kembali.

Berdasarkan pada grafik yang terbentuk menunjukkan adanya


proses rekristalisasi dari zat A dan zat B yang berlangsung pada
suhu 10-80oC. Pada grafik menunjukkan adanya peningkatan
temperatur yang berbanding lurus dengan peningkatan kelarutan
suatu senyawa. Semakin tinggi suhu yang digunakan, maka akan
semakin cepat suatu senyawa larut dalam pelarutnya. Setelah
mencapai temperatur 80oC, maka proses pemanasan dihentikan,
kemudian dilakukan proses pendinginan untuk membentuk
senyawa menjadi kristal kembali. Senyawa A mulai mengkristal
kembali setelah proses pendinginan, karena telah mencapai titik
jenuhnya. Sedangkan pada senyawa memiliki grafik yang tampak
lurus meskipun adanya penurunan suhu, dikarenakan senyawa
tersebut belum mencapai titik jenuhnya (Endarini, 2016).
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kristalografi dan difraksi sinar-x

Kristalografi sinar-x adalah metode yang digunakan untuk


menentukan atau mengidentifikasi senyawa tumbuhan baru dalam
bentuk kristal dengan cara mendifraksikan seberkas sinar-x ke
segala arah. Metode ini terutama sangat bermanfaat pada senyawa
terpenoid yang rumit karena dengan cara ini dapat ditentukan
struktur kimia dan stereokimia (Endarini, 2016). Difraksi sinar-x
adalah teknik analitik yang sesuai untuk menguji kristal zat padat
dari senyawa bahan alam. Prinsip difraksi sinar-x dihasilkan disuatu
tabung sinar-x dengan pemanasan kawat pijar atau filament untuk
menghasilkan elektron elektron, kemudian elektron elektron yang
berupa sinar x tersebut dipercepat terhadap suatu sampel dengan
memberikan suatu voltase dan menembak sampel dengan suatu
elektron (Razzak, 2008).
DAFTAR PUSTAKA

Endarini, L. H. Farmakognosi dan Fitokimia. Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia : Jakarta. 2016
Razzak, M.T dkk, Karakteristik Jenis Antibiotik Berdasarkan Pola Difraksi
Sinar-X (XRD) dan Spektrum FTIR. Jurnal Farmasi Kimia. 2008.
118- 128.

Anda mungkin juga menyukai