DISUSUN OLEH:
DYAH HARMILA AZHARI (E1M014012)
LILIS SULISTYANTI (E1M014031)
MUHAMAD USMAN SOFYAN (E1M014034)
SELLY WAHYURAMDANI (E1M014048)
B. Tujuan : Untuk mengetahui cara isolasi Phinostrobin dari rimpang temu kunci dengan
1. Rumusan masalah
2. Pertanyaan praktikum
a. Apa saja prosedur dalam isolasi senyawa phinostrobin dalam percobaan ini ?
D. Landasan Teori
Rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) sebagai
bumbu masak, sebagai pelarut dahak, untuk mengatasi
flatulensi, dll. Di dalam rimpang temu kunci terdapat zat
aktif yang berpotensi sebagai antioksidan, antimutagenetik,
dan agen antiogenensis yang dimungkinkan karena
kemampuan menekan ekspresi enzim siklooksigenase-2
(COX-2) yang bermanfaat dalam pencegahan atau terapi
kanker. Senyawa antioksidan di dalam rimpang temu kunci adalah phinostrobin.
Phinostrobin merupakan salah satu senyawa flavonoid.
Pinostrobin merupakan senyawa antioksidan. Perannya
Menangkal zat radikal bebas penyebab kanker.
Menurut Sudjadi (2008), Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan metode
pemisahan yang paling populer, memiliki banyak kegunaan yang memberikan keuntungan
seperti peralatan yang dibutuhkan sederhana, murah, waktu yang digunakan untuk analisis
singkat, sampel yang dibutuhkan sedikit, dan memiliki daya pisah yang cukup baik.
Pemisahan komponen-komponen berdasrkan perbedaan adsorbsi atau partisi oleh fase diam
dipisahkan oleh gerak pelarut pengembang. Pemilihan eluen (fasa gerak) yang tepat
merupakan langkah penting dalam keberhasilan analisis menggunakan KLT. Pemilihan
eluen berdasarkan pada prinsip like disolve like. Eluen yang dipilih hendaknya
merupakan campuran pelarut yang mempunyai polaritas serendah mungkin hal ini
dimaksudkan uanatuk mengurangi serapan dari setiap komponen dari campuran pelarut.
Keuntungan yang pasti dari KLT adalah biaya yang sangat rendah dan kemudahannya.
2. Bahan
a. Rimpang temu kunci 1 kg
b. n-heksana
c. Aquadest
d. Fase diam : plat KLT (plat aluminium silika)
e. Fase gerak :
Kloroform
Kloroform : n-heksana = 6 : 4
Kloroform : etilasetat = 7 : 3
f. Ketas saring
F. Prosedur Kerja
1. Isolasi
a) Rimpang temu kunci dibersihkan (tidak menggunakan air), kemudian diiris tipis-tipis,
selanjutnya dikeringkan pada suhu kamar.
b) Rimpang temu kunci kering dihaluskan menggunakan blender.
c) Ditimbang rimpang temu kunci halus sebanyak 30 gr dengan neraca analitik,
kemudian dimaserasi dengan n-heksan sebanyak 150 mL selama 3 hari.
d) Hasil maserat disaring menggunakan kertas saring.
e) Hasil maserat dipanaskan hingga volumenya dari volume awal, tunggu sampai
dingin.
f) Dilakukan kristalisasi selama 1 hari.
g) Dilakukan rekristalisasi dengan larutan n heksana sebanyak 4 kali.
h) Kristal yang didapat kemudian diuapkan pada suhu ruang hingga kering.
2. KLT
a) Diuji kemurniannya dengan KLT , dengan menggunakan fase gerak atau eluen :
1. n-heksana 10 mL
2. Kloroform (9 mL) : n-heksana (3 mL) = 3 : 1
3. n-heksana (5 mL) : Etilasetat (5 mL) = 1 : 1
b) Siapkan kristal yang diperoleh (endapan putih kekuningan) dari hasil isolasi
kemudian dicairkan kembali dengan menggunakan n-heksana.
1) Plat KLT (plat aluminium silika) dipotong dengan ukuran 1,5 x 5 cm sebanyak 3
buah.
2) Membuat garis start dengan ukuran 0,5 cm dari dasar plat, serta membuat garis
finish dengan ukuran 0,5 cm dari ujung plat.
3) Pada garis start dibuat tempat penotolan sampel dan standar yg diberi jarak 0,5
cm.
4) Senyawa hasil isolasi yang telah dicairkan dan senyawa standar ditotolkan
menggunakan pipa kapiler pada plat KLT.
5) Masing-masing plat KLT dimasukkan kedalam 3 gelas kimia yang masing-masing
berisi eluen berbeda dengan perbandingan yang berbeda.
6) Kemudian ambil fase diam setelah eluen mencapai garis finish, angkat plat KLT
dan dibiarkan sampai mongering pada suhu ruangan.
7) Diamati spot yang terbentuk menggunakan UV-Lamp, kemudian ditandai
ditempat bercak atau spot.
8) Dibandingkan spot sampel dan spot standar yang dihasilkan.
Skema langkah kerja :
Kurniasari, D., 2016. Pembuatan dan karakterisasi nanopartikel ekstrak etanol temu kunci
(boesenbergia pandurata) pada berbagai variasi komposisi kitosan. Skripsi. UNY.
Sari, P. O., dan Taufiqurrahmah, T. 2006. Isolation and identification of flavonoid compound
extractire ethyl acetate fraction extracted from the rhizomes fingerroot of
(boesenbergia pandurata (roxb.) Schlecht) (zingiberaceae). J. Indo. Chem. 6 (2):
219-223.
Widyarini, S., dkk. 2014. Efek anti angiogenesis temu kunci (boesenbergia pandurata, (roxb.)
schlecht) pada membran korio alantois embrio ayam yang diinduksi basic
fibroblast growth factor (bfgf) . J. KHAZANA. 6(2) : 35-45.
LAMPIRAN LAMPIRAN
PROSES PENYIAPAN SAMPEL
Rimpang temu kunci Setelah Dikupas Rimpang temu kunci setelah dikeringkan
Simplisia Temu Kunci setelah diblender
PROSES MASERASI