Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ASOBA

SENYAWA MARKER, PENETAPAN KADAR MARKER DAN METODE


VISUALISASINYA

DOSEN PENGAMPU :
Apt. Mamik Ponco Rahayu., M.Si

Di Susun Oleh :
Diana Nur Aulia Sari (23175078A)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
2020
1. Latar belakang
Rimpang temu kunci memiliki banyak senyawa metabolit primer dan sekunder.
Senyawa ini disebut sebagai senyawa penanda (marker) dan dapat digunakan sebagai penciri
tanaman. Senyawa penanda diseleksi untuk keperluan identifikasi dan standarisasi. Seleksi
penanda mungkin didasarkan pada faktor-faktor yang berbeda meliputi stabilitas, kemudahan
analisis, waktu dan biaya dari analisis, efek terapeutik atau indikator dari kualitas produk
(Patterson, 2006).
Pinostrobin merupakan senyawa flavanoid yang terdapat pada tanaman temu kunci
Senyawa ini memiliki rumus struktur C16H14O4 dengan titik lebur 112-113 °C (100-
101°C). Pinostrobin merupakan flavanoid utama dalam temu kunci (Boesenbergia
pandurata) (Anonim, 2010). Dengan banyaknya manfaat dan kegunaan pinostrobin, maka
perlu dilakukan ekstraksi untuk mengidentifikasi dan mengukur kadar pinostrobin di dalam
rimpang temu kunci, yang nantinya bisa digunakan sebagai antioksidan, antiinflamasi,
antikanker dan lain lain.
2. Tujuan penelitian
Untuk mengidentifikasi dan mengetahui kadar senyawa Pinostrobin dari Rimpang
Temu Kunci secara Kromatografi Lapis Tipis Densitometri.
3. Metode penelitian
Identifikasi Pinostrobin dilakukan dengan maserasi menggunakan pelarut washbensin
dan direksritalisasi menggunakan metanol dingin. Kemurnian senyawa dilakukan dengan
KLT, pengukuran jarak lebur dan HPLC. Selanjutnya dilakukan penetapan kadar dengan
metode KLT-Densitometri.
a. Ekstraksi dan kristalisasi
Sebanyak 500 gram serbuk dimaserasi sebanyak 2 kali dengan washbensin selam 24
jam, disaring ampas, kemudian sari dipisahkan dari pelarutnya dengan alat rotary
evaporator. Kristal isolat yang diperoleh saat pemekatan ekstrak washbensin dicuci
menggunakan metanol. Perlakuannya dengan cara mengambil endapan kristal, dilarutkan
dengan metanol hangat, kemudian dipekatkan dan diamkan dilemari es selama 24 jam
samapai terbentuk kristal. Kristal dicuci dengan metanol dingin hingga tidak larut lagi dan
kristal yang tidak berwarna.
b. Penetapan Kadar Pinostrobin dengan KLT-Densitometri.
- Buat larutan standar dari baku kritaal Pinostrobin pembanding (SIGMA),
ditimbang sebanyak 1,125 mg dilarutkan dalam 1 mL etanol ( 1,125 µg/µL).
- Kristal isolat Pinostrobin dan standar baku Pinostrobin SIGMA) dilakukan uji
KLT menggunakan fase diam silika gel GF 254 dan fase gerak campuran washbensin : etil
asetat (5:1 v/v)
- Sampel diinjeksikan pada plat silika gel GF 254 sebanyak 5 µL dan standar
sebanyak 1 µL, 3 µL, 5 µL, 7 µL dan 9 µL. Plat dimasukkan ke dalam chamber yang telah
terisi larutan jenuh dengan posisi berdiri, ditunggu sampai proses elusi selesai, plat diangkat
dan dikeringkan.
- Hasil KLT dideteksi menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 287
nm. Selanjutnya dilakukan penetapan kadar pinostrobin dalam sampel dengan alat
densitometer.
4. Hasil dan pembahasan
a. Rekristalisasi dan Pencucian Kristal
Ketika ekstrak washbensen dipekatkan diperoleh endapan berbentuk kristal amorf
berwarna putih kekuningan. Sehingga perlu dilakukan reksristalisasi untuk pemurnian
senyawa atau kristal dengan melakukan pencucian kristal. Endapan ini dicuci dengan
menggunakan metanol panas, kemudian disimpan dalam lemari pendingin selama 24 jam.
Kristal yang diperoleh kemudian dicuci dengan metanol dingin hingga menghasilkan
kristal yang berwarna putih bersih. Filtrat diuapkan sampai 1/3 nya, kemudian disimpan
dalam lemari es selama 24 jam. Pencucian ini dilakukan terus menerus sampai tidak
terbentuk kristal putih lagi. Dari 500 gram serbuk rimpang temu kunci dihasilkan 11,80
endapan kristal ekstrak washbensen dan diperoleh kristal murni 4,41 gram. Rendemen
37,37%. Kristal yang terbentuk merupakan senyawa target yaitu pinostrobin.
b. Uji Pendahuluan Serbuk Rimpang Temu Kunci terhadap Kandungan Pinostrobin
Untuk memastikan bahwa senyawa target isolasi yaitu pinostrobin memang
terdapat dalam serbuk simplisia yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu
Boesengbergia pandurata (Roxb) Schlect, uji yang dilakukan dengan melihat profil KLT
serbuk rimpang temu kunci Boesenbergia pandurata (Roxb) Schlect yang dibandingkan
dengan pembanding pinostrobin ( dari SIGMA) menggunakan fase gerak washbensin :
etil asetat (5:1 v/v). Profil KLT terlihat pada gambar 1.
(a) serbuk rimpang temu kunci. (b) Pinostrobin (SIGMA)
Dari profil diatas menunjukkan 5 bercak tunggal, dimana bercak no 1 memiliki
harga hRf sama dengan bercak b sebesar 56. Hal ini dijadikan patokan bahwa serbuk
rimpang temu kunci memiliki kandungans senyawa pinostrobin.
c. Penetapan Kadar Pinostrobin dengan KLT-Densitometri
Untuk mengukur kadar pinostrobin dari sampel dapat dilakukan dengan membuat
kurva kalibrasi dengan cara melakukan penotolan sampel dan standar pinostrobin pada
berbagai konsentrasi, hasil pada plat KLT dapat dilihat pada gambar 5. Dari pola
kromatogram yang diperoleh kemudian dilakukan pengukuran dengan alat Densitometri
CAMAC TLC Scanner , diperoleh luas area dari sampel dan standar pinsotrobin yang
ditunjukkan pada Tabel. 1

Dari luas area tersebut dapat dihitung konsentrasi dari sampel (kristal ekstrak
washbensin Boesenbergia pandurata (Roxb) Schlect ) melalui ekstrapolasi kurva
kalibarsi. Kurva kalibari dapat dilihat pada gambar 6. Dari persamaan kurva kalibrasi di
peroleh regresi linier dengan nilai persamannnya A= 706,755, b = 1531,1 dan r = 0,9982
dari persamaan y = 706,755 +1531,1 X dapat diketahui kadar pinostrobin dari ekstrak
wahbensin sebesar 1,83 µg/mL atau 37,2 % ± 2,3.

Penetapam kadar Pinostrobin menggunakan KLT dengan eluen n-hekasan:etil


asetat (5:1). Dari hasil KLT kemudian dilakukan pengukuran dengan alat Densitometer.
Pembanding dibuat beberapa seri konsentrasi dimaksudkan untuk mendapatkan kurva
kalibrasi dari larutan pembanding tersebut sehingga diperoleh persamaan regresi
liniernya. Hasil pengukuran densitometer kemudian dikorelasikan dengan garis regresi
dari pembanding yang diperoleh sehingga diperoleh kadar atau konsentrasi dalam sampel
tersebut.

5. Kesimpulan
1. Hasil determinasi tumbuhan diketahui tanaman termasuk dalam suku Zingiberaceae,
genus Boesenbergia pandurata (Roxb) Schlect
2. Randemen kristal pinostrobin 37,37%.
3. Hasil pengujian identifikasi dengan KLT dengan deteksi UV 254 nm diperoleh nilai
hRf 56 yang sama dengan spembanding pinostrobin.
4. Pengukuran bercak KLT dengan densitometer diperoleh luas area pinostrobin
14938,9 sehingga dari ekstrapolasi berdasarkan kurva kalibari dapat diketahui
konsentrasi pinostrobin dari ekstrak washbensin pada tanaman rimpang temu kunci
(Boesenberia pandurata (Roxb) Schlect sebesar 1,83 µg/mL.

6. Daftar pustaka
Pramiastuti, O. 2017. IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PINOSTROBIN
DALAM RIMPANG TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata (Roxb) Schlecht)
SECARA KLT-DENSITOMETRI. Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-
Journal), 8(2), 9-9.

Anda mungkin juga menyukai