Anda di halaman 1dari 3

Poin Perubahan

Pada RUU HPP

Bisnis Best Friend


1. Program Pengungkapan Sukarela (PPS Pajak )
Program ini berupa pemberian kesempatan kepada Wajib Pajak untuk melaporkan atau mengungkapkan
kewajiban perpajakan yang belum dipenuhi secara sukarela

Ket. Kebijakan I Kebijakan II

Subyek WP OP dan Badan peserta TA WP OP

Aset per 31 Desember 2015 Aset perolehan 2016-2020


Basis Aset
yang belum diungkap pada saat mengikuti TA yang belum dilaporkan dalam SPT Tahunan 2020

•11% untuk deklarasi LN •18% untuk deklarasi LN


Tarif PPh
• 8% untuk aset LN repatriasi dan aset DN •14% untuk aset LN repatriasi dan aset DN
Final
• 6% untuk aset LN repatriasi dan aset DN, •12% untuk aset LN repatriasi dan aset DN,
yang diinvestasikan dalam yang diinvestasikan dalam
SBN/hilirisasi/renewable energy SBN/hilirisasi/renewable energy

2. NIK difungsikan sebagai NPWP WP OP


Dalam Undang-Undang (UU) Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP), fungsi NIK ditambah menjadi sekaligus
sebagai NPWP bagi WP OP.

Bisnis Best Friend


3. PPN naik menjadi 12 %

Maret April Desember Januari


Hari ini Seterusnya
2022 2022 2024 2025
Kebijakan II

10% 11% 12%


WP OP

4. Perubahan lapisan tarif PPh OP


pasal 17 ayat (1) RUU HPP :

Sampai dengan Rp 60 juta tarif pajak 5 persen


Di atas Rp 60 juta sampai dengan Rp 250 juta tarif pajak 15 persen
Di atas Rp 250 juta sampai dengan Rp 500 juta tarif pajak 25 persen
Di atas Rp 500 juta sampai dengan Rp 5 miliar tarif pajak 30 persen
Di atas Rp 5 miliar tarif pajak 35 persen

5. Tarif PPh Badan


Pemerintah memberlakukan tarif Penghasilan (PPh) Badan sebesar 22 persen mulai Tahun Pajak 2022.

6. Pajak Karbon
Mulai tahun 2022, pajak karbon akan diterapkan pada sektor Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
batubara dengan menggunakan mekanisme pajak yang mendasarkan pada batas emisi (cap and tax).
Adapun pengenaan tarifnya yakni Rp 30 per kilogram karbondioksida ekuivalen (CO2e)

Anda mungkin juga menyukai