LAMPIRAN
WAWANCARA 1
Pewawancara : Ikhsan
A1: Wa’alaikumsalam Wr Wb mas Ikhsan boleh, silahkan mas. Iya saya orang asli dusun
2.
Sekelenting sini, sejak lahir hingga sekarang umur saya yang kini sudah masuk kepala 4
dan punya seorang istri serta 3 orang anak, saya masih menetap di sini
A1: Alhamdulillah punya mas, saya punya tambak yang lokasinya ada di dekat laut
4.
79
P : Apakah ada saat khusus untuk warga masyarakat tambak melakukan ritual rohani
5.
dengan menggunakan hasil tambak sebagai persembahan?
A1: Ada mas, waktu ritual “syawal” dengan cara melakukan selamatan/ banca’an yang
6.
dilaksanakan di laut. Dilaksanakan oleh orang sekampung dan seluruh masyarakat.
Semua orang dari kalangan masyarakat berkumpul dan masing - masing membawa
makanan untuk di doakan dan di nikmati bersama, Ritual selamatan syawal ini di
laksanakan sesudah sholat Idul Fitri di bulan ramadahan pada hari raya umat muslim.
Trus ada juga ritual “Sedekah Bumi” atau juga di sebut ritual “Apitan” karna apit dalam
bahasa Indonesia itu artinya kecepit, yaitu tradisi yang dilakukan di bulan apit pada
kalender jawa bulan Dzulqa’dah jelang hari raya umat muslim Idul Adha, di sebut
sedekah bumi makna nya bukan berarti makanan persembahannya di tinggal di alam,
mungkin di beberapa kawasan lain di kabupaten Demak ada yang persembahannya itu
di tinggal di pantai atau bahkan di hanyutkan di laut, namun jika di kawasan tambak
Sekelenting ini pelaksanaan tempatnya dilakukan di balai desa dan di hadiri oleh
penduduk masyarakat yang bersama-sama membawa makanan masing – masing dan
lanngsung saling menyantap menikmati makanan satu sama lain setelah di doakan,
dengan niatan berdoa dan syukuran berterima kasih kepada Tuhan karna telah
menghadirkan kekayaan alam dan nikmat atas alam yang dapat di nikmati oleh seluruh
masyarakat dan ciptaanNya, termasuk di dalamnya ialah produk tambak/ ikan-ikan hasil
di tambak kasawan Sekelenting ini supaya warganya makmur dan hasilnya bisa
bertambah banyak.
(menit, 2:27)
P : Bagaimana kepedulian pemilik tambak terhadap tambak yang ia gunakan untuk mencari
7.
nafkah?
A1: Salah satu kejadian alamiah yang terjadi di tambak ialah tanggul/ tanah pembatas
8.
tambak mengalami kemerosotan/ terkikis secara berkala, jadi salah satu tindakan yang
harus dilakukan oleh pengelola tambak ialah harus menambahkan tanah ke tanggul/
tanah pembatas supaya tanahnya tetap tinggi di atas air sehingga air tidak ambyar keluar
80
A1: Yang punya tanggung jawab ya pasti pemilik tambak, yang mengelola tambak juga
10.
misal pegawainya, karna dia ialah perkerja dari pemilik tambak
11. P : Apakah ada bentuk kepedulian terhadap sesama masyarakat? Khususnya dari pemilik
tambak?
12. A1: Ada mas, jadi masyarakat secara bersama-sama setuju membuat kas untuk sumbangan
madrasah atau sekolah keagamaan yang mana sumbangan tersebut dilakukan setiap hari
secara sukarela khusus untuk renovasi atau pembangunan sekolah. Sumbangan uang
oleh warga tersebut di pungut setiap sore hari, dengan cara pertama, di tunjuklah oleh
warga seseorang (sebut saja petugas) yang bertugas untuk mengambil uang, kedua,
81
13. P : Pak, apakah ada irigasi untuk tambak? Kalau ada bagaimanakah cara kerjanya?
14. A1: Ada mas, fungsi dari irigasi itukan menyalurkan air menuju ke tambak. Jadi, wilayah
tambak Sekelenting ini posisinya berada bersebelahan dengan laut, maka dari itu untuk
tambak buatan yang ada dekat wilayah perumahan warga itu dibuatkan irigasi, irigasi ini
di buat seperti jalan yang airnya berasal dari air laut yang di alirkan pada masing –
masing tambak di wilayah tambak sekelenting ini. Pada masing – masing tambak
terdapat 2 (dua) lubang pada lebar tanggung yang di gunakan sebagai gerbang keluar
masuk air yang di namakan sembah dan posong, karna air irigasi berasal dari laut, maka
pengaruh cuaca dan pasang surut air laut juga akan mempengaruhi pelan deras nya
aliran air menuju ke tambak. Beberapa tambak ada juga yang penggunakan pompa air
yang di gunakan untuk mempercepat masuknya air kedalam tambak untuk di isi setelah
air di kuras untuk di panen. Prosesnya orang wilayah tambak Sekelenting ini
menyebutnya dengan aliran dari laut - kali gede - menuju ke tambak.
Untuk perihal sampah tadi juga berkaitan dengan aliran air ini, dikarenakan banyak
masyarakat yang membuang sampah sembarang termasuk di kali gede, maka sampah
yang di buang di kali gede akan secara alamiah hanyut terbawa aliran sungai menuju
hingga bisa sampai ke gerbang tambak, nah ini lah pentingnya untuk mengecek dan
membersihkan sampah pada gerbang tambak secara teratur.
82
(menit, 11:45)
15. P : Lantas, bagaimana jika warga tidak ikut melakukan iuran atau menyumbang dana yang
di gunakan untuk uang kepedulian?
16. A1: Kalau warga tidak memberi iuran maka akan ada desakan oleh petugas, yang mana
desakan tersebut berupa teguran dengan maksud agar tuan rumah harus segera
memberikan uang, karna uang tersebut di gunkan untuk membangun atau merenovasi
fasilitas dan bangunan yang ada di dusun Sekelenting dan di gunakan oleh seluruh
masyarakat dusun maka akan terkesan tidak adil jika ada masyarakat yang tidak
melakukan iuran, saya (A1) juga menyadari bahwa paksaan tersebut juga sebenernya
tidak baik, namun iuran tersebut kan sudah di ringankan dengan membayarnya
seikhlasnya, jadi berapapun pasti akan di terima.
(menit, 12:50)
18. A1: Tanggung jawab pemilik tambak kepada masyarakat salah satunya ialah Njerupoh,
Njerupoh itu merupakan kebiasaan yang sudah ada sejak lama yang mana di adakan
oleh pemilik dan pengelola tambak setelah waktu selesainya tindakan panen itu
dilakukan, Njrupoh adalah pemberian sisa hasil panen secara suka rela dengan ada 2
(dua) cara, yang pertama, ketika pemilik tambak dan/ pengelola tambak memanen
menggunakan jaring sampai selesai nya proses panen, sisa – sisa ikan yang lepas dari
jaring tersebut dapat di ambil sendiri secara langsung oleh warga. Yang kedua, panen
dengan model menguras tambak, saat panen ini air tambak akan di keluarkan dulu
sampai sekitar sebatas lulut kebawah untuk memudahkan proses penyaringan ikan, dan
jika proses pemanenan ikan sudah selesai para wara di perbolehkan turun ke tambak
untuk mengambil sisa hasil panen.
Jadi maksud pemberian suka rela dari pemilik tambak kepada warga yang melakukan
Njerupoh ialah secara suka rela memberikan sisa hasil panen setelah proses panen
tersebut dilakukan, yang mana pengelola dan/ pemilik tambak tersebut tidak
menghitung atau mendekte berapa jumlah ikan yang di berikan pada setiap warga yang
83
melakukan Njerupoh. Namun kadang karna kedermawanan, pengelola tambak ada yang
menggunakan trik seperti memang sengaja menyelundupkan ikan ia taruh di tanah atau
tempat yang sekiranya susah atau tidak terkena oleh jaring, sehinga ikan tersebut dapat
di ambil oleh penNjerupoh.
(menit, 13:40)
19. P : Bagaimana jika saat memanen warga tidak ada yang melakukan Njerupoh?
20. A1: Jika tidak ada yang tau, atau tidak ada yang melakukan Njrupoh, biasanya pemilik atau
pengelola memberikan sisa hasil panen tersebut secara langsung ke masing – masing
pintu rumah warga.
(menit, 14:00)
22. A1: Ya kan sedari awal niat dari di lakukannya tindakan berbagi hasil panen atau Njerupoh
itu kan untuk saling tolong – menolong, terutama kepada warga yang tidak mampu jadi
agar warga tersebut bisa ikut merasakan ke senenangan dan kenikmatan ikan hasil
panen, dan pemilik tambak juga senang karna telah berbagi kepada tetangganya atau
warga yang kurang mampu. Dan juga secara tidak langsung itukan sudah menjadi
kewajiban kita sebagai sesama manusia yang mana ialah makhluk sosial, kita tidak bisa
sendiri da pasti kita akan membutuhkan pertolongan dengan orang lain. Apalagi
tambak-tambak yang ada di wilayah sini (Sekelenting) itu jaraknya tidak jauh dari
pantauan warga, jadi pasti secara langsung maupun tidak langsung setiap warga pasti
memperhatikan apa yang kita lakukan. Dari tindakan melihat dan memantau tersebut
maka akan menjadi tindakan untuk saling memperhatikan, nah jika itu sudah terjadi
maka akan tercipta kepedulian.
(menit, 14:00)
23. P : Bagaimana tanggung jawab pemilik tambak kepada masyarakat itu di lakukan?
24. A1: Pembagian hasil panen melalui Njerupoh dan ada juga yang di bagikan secara langsung
84
25. A1: Disini ada kelompok yang namanya kelompok Sinar Makmur mas, kelompok sinar
Makmur ini mempunyai anggota yang mana bertujuan untuk memakmurkan wisata. Di
wilayah Sekelenting ini kan wilayahnya bersebelahan dengan dusun gejoyo, jadi nama
wisatanya di namakan wisata Onggojoyo, disana terdapat juga hutan Mangrove yang di
tengah – tengah nya ada terdapat tumpukan pasir laut yang membentuk seperi pulau
kecil, nah itu jika ada pengunjung yang minat, bisa juga untuk melakukan touring
berkeliling ke hutan mangrove.
Selain itu, kegiatan dari kelompok Sinar makmur ini ialah menanam dan menjaga
mangrove bakau, selain itu jika ada tindakan kepedulian membersihkan sampah di laut
dan kali gede.
(menit, 19:20)
26. P : Dikenakan biaya berapa pak untuk bisa menikmati wisatanya Onggojoyo itu?
27. A1: Tadi ada rombongan dari dempag kab Demak, 1 (satu) rombongan berisi 20 (dua
puluh) orang mereka membayar Rp.200.000,00, jadi untuk satu orang ya di kenakan
biaya Rp.10.000,00
(menit,19:36)
28. P : Saya ijin kembali bertanya tentang syawalan dan apitan tadi pak, itu pelaksanaannya
bagaimana ya?
29. A1: Ya sama kayak tadi kalau apitan pelaksanaannya di lakukan pada bulan apit, dan
dilakukantapi lebih sering di laksanakan di balai desa. Tapi kalau syawalan di lakukan
di dekat laut, syawalan itu kan maknanya dolan atau bermain meminta keselematan
pada Tuhan, agar laut itu bersahabat dengan kita dan tidak ada bala’ atau bahaya yang
menghampiri kita, maka dari itu kita kasih bancaan atau persembahan.
Kalau apitan juga bancaan atau persembahan namun tujuan utamnya minta agar
diberikan kemakmuran dan kehidupan untuk warga masyarakat di sekitaran laut
85
termasuk wilayah dusun Sekelening. Acara apitan ini di adakan full 1 (hari) dimulai dari
pagi hari sampai malam hari, dengan runtutan acara, pertama, bancaan atau di doakan
dahulu, tapi doanya itu lama karna jumlah perbembahannya kan juga banyak jadi
mengikuti jumlah pesembahannya, lalu yang kedua, kemungkinan siang hari lanjut
dilaksanakan makan bersama menikmati makanan persembahan yang telah di doakan
tadi, yang ke tiga, malamnya biasanya di adakan acara wayangan wayang kulit yang di
hadiri banyak warga masyarakat termasuk yang ada di luar kota pun biasanya datang ke
balai desa untuk menonton wayang.
(menit,24.10)
30. A1: Pembahasan soal Njerupoh tadi sebagai kebiasaan yang dilakukan warga masyarakat
kepada tambak pemilik tambak, pemilik tambak akan melakukan pembibitan atau mulai
proses pengisian air dan dan menaruh bibit ikan setelah proses Njerupoh itu selesai dan
tidak ada orang yang melakukan Njerupoh lagi, biasanya dilakukan sehari atau beberapa
hari setelah panen.
(menit, 00:30) audio Sekelenting part 2
31. A1: Beda panen tambak alami dan tambak buatan itu terletak pada caranya, tindakan panen
itu dapat dilakukan kalau air di dalam tambak tersebut sudah berkurang, jadi
pengambilan hasil panen bisa dengan mudah dilakukan. Nah kalau airnya tidak surut
atau masih ada tinggi sampai batas tambak maka bisanya dilakukan tindakan mengambil
ikan dengan cara di jaring, namun tidak pasti akan dapat banyak, nah jika itu dilakukan
maka tidak di adakan Njerupoh.
Nah kalau tambak alami yang posisinya berada di laut, bisanya memanen ya hanya
dengan menunggu pasang surut air laut, air laut pada posisi yang surut atu rendah
airnya, baru dapat di laksanakan panen.
Kalau tambak alami berbeda, tidak perlu menunggu pasang surut air laut tapi dapat
dilakukan pengurasan, dengan cara di buka gerbang pintu air masuk airnya, atau di
keluarkan air menggunakan mesin pompa air sampai pada kondisi dimana air sudah
surut dan ikan dapat di panen, kalau tidak ikan panen dengan menguras, jika bisa panen
menggunakan jaring, karna air tambak itu diam dan tidak selalu di alirkan maka proses
86
penjaringan menjadi lebih mudah. Biasanya kalau proses penjaring dilakukan besas
waktunya, namun seringnya dilakukan sekitar pukul 11.00 -12.00 WIB, tergantung pada
banyak nya orang yang membantu bisa dapat hasil ikan berkisar pada 5-7kg ikan, kalau
sedikit orang nya ya dapatnya sekitar 1-2kg ikan.
(menit,01:20)
87
WAWANCARA 2
Narasumber : Amal
Pewawancara : Ikhsan
Waalaikumsalam Wr Wb mas, iya ada kebiasaan yang dinamakan Jrupoh mas, jrupoh itu seperti
2. A2 :
nyasak mas, kalau nyasak itu mencari sisa panen di persawahan, kalau jrupoh, mencari sisa hasil
panen di tambak mas
Kenapa bisa di adakan jrupoh pak? Dan siapa yang mengadakan jrupoh tersebut?
3. P:
Jrupoh itu sudah jadi kebiasaan masyarakat mas di dusun Sekelenting sini, orang sini kalau ada
4. A2 :
panen itu, terkhususnya orang yang tidak mampu pasti mencri jrupoh, soalnya enak mas di bisa
dapat ikan gratis dari yang punya tambak.
Jrupoh itu gak mesti mas, karna di adakan itu menunggu pemilik tambak panen, klo nunggu
6. A2 :
panen dari bibit itu bisa 3 – 6 bulan mas, namanya juga mengembangbiakan mahluk hidup mas,
jadi butuh waktu dan proses
Apakah pemilik tambak ini memiliki penghasilan ketika waktu panen saja pak?
7. P:
Kalau mau yang dalam jumlah besar itu ya ketika panen mas, namun untuk kebutuhan harian
8. A2 :
bisaanya kami bisa menyerok ikan menggunakan jaring sedikit – sedikit mungkin 2 (dua) kilo
sampai 5 (lima) kilo ikan trus di jual
Kegiatan saya sebagai pengelola tambak ini sudah turun – temurun mas, ini di ajarkan dari
10. A2 :
orang tua saya, trus ini saya ajarkan ke anak saya, nanti biar anak saya biarpun masih kecil
sudah bisa membantu orang tuaya menghasilkan uang, jadi di sini itu anak kecilpun banyak
yang sudah menikah, karna sudah bisa mencari nafkah lewat tambak ini
89
LAPORAN OBSERVASI
Pemahaman awal
Kawasan Moro Demak yang terletak di daerah Moro atau muara laut Demak
tambak yang berukuran panjang sekitar kurang lebih 2Ha dan kedalaman sekitar
1Meter yang diisi oleh berbagai macam ikan air asin seperti bandeng, udang
windu, bago, pelik, belanak, dll dalam satu petaknya. Dengan hamparan petak-
petak kolam tambak yang begitu luas dikawasan tersebut telah melahirkan sebuah
sekitar kolam tambak untuk mengambil (mengais) sisa hasil panen pemilik
tambak yang luput atau tidak terambil oleh para pekerja tambak dalam memanen
ikan di tambak tersebut dalam kondisi kolam tambak tersebut terkuras sampai
dianggap sebagai hal yang wajar dalam kalangan masyarakat sekitar termasuk
pemilik tambak itu sendiri. Bahkan dianggap sebagai cara berbagi hasil panen
yang melakukan kegiatan Njruproh adalah kalangan warga ekonomi rendah atau
90
kurang mampu. Selain itu, adanya kegiatan Njruproh ini dapat dimaklumi karena
dengan luas tambak yang berukuran rata-rata 10 - 20 Meter tersebut, mustahil bagi
pemilik tambak untuk dapat mengambil seluruh hasil panen yang hanya
dikerjakan oleh 5-8 pekerja saja. Bahkan dari pengakuan seorang pemilik tambak
tersebut secara sukarela membantu para pekerja untuk memanen (menarik jaring
yang biasa tertanam di dalam kolam) agar hasil panen tersebut dapat segera
Demak menjadi salah satu focus pembahasan penelitian yang di kaji oleh penulis
dalam penelitian ini, sewajarnya tambak dibagi menjadi dua jenis, yakni tambak
laut dan tambak buatan yang terletak di daratan persisir laut. Untuk kolam tambak
buatan, tambak ini merupakan tambak yang sengaja dibentuk di darat dengan cara
menggali tanah untuk dijadikan sebagai kolam. Tambak buatan di daratan digali
dan dibentuk menjadi sebuah lahan pertambakan dan menggunakan aliran air
sungai – sungai kecil sekitaran pantai Moro Demak untuk mengisi volume air
dalam tambak, tambak buatan tersebut berbentuk persegi Panjang dengan panjang
mulai dari 30 meter untuk tambak kecil dan 2-3 Ha untuk tambak besar. Pengisian
air tambak buatan untuk memenuhi volume air dengan kedalaman kurang lebih 1
meter tersebut dilakukan dengan 2 (dua) cara dan peralatan yang berbeda, yaitu
91
pertama, cara manual dengan menggunakan peralatan yang sederhana, dan kedua,
cara otomastis yang menggunakan peralatan mesin bertenaga diesel/ pompa air
tambak.
Pengisian volume air pada tambak dilakukan melalui 2 (dua) jalur air
buatan yang berbentuk lubang dengan sistem kerja buka tutup yang disebut di
daerah kabupaten Demak ini sebagai sembah/ gerbang lubang besar dan posong/
ditempatkan pada luar lahan tambak atau di jalur sungai yang berfungsi untuk
menahan kotoran atau sampah – sampah yang datang dari arah sungai ketika air
masuk ke dalam lahan tambak, dan berfungsi juga sebagai penahan ikan ketika air
disurutkan keluar, sistematika penggunaan sembah dan posong ini ialah ketika
pada waktu pengisian air setelah memanen hasil tambak, gerbang besar/ sembah
dan gerbang kecil/ posong dibuka pada saat yang bersamaan dan ketika saat
panen, gerbang besar/ sembah ditutup dan hanya dibuka gerbang kecil/posong
agar aliran air keluar menuju kearah sungai. Semua bentuk dan jenis tambak
menggunakan sistem gerbang sembah dan posong, namun terkhusus pada tambak
buatan, sembah dan posong ada yang menggunakan peralatan manual dan ada
c. Tambak buatan dengan peralatan manual ialah tambak dengan peralatan yang
sederahana dengan item yang terbuat dari bahan kayu dan dibentuk
menyerupai pintu atau gerbang buka tutup dengan jaring kecil yang diletakkan
pada sisi kanan dan kiri atau besar dan kecil lubang lahan tambak yang berada
92
pada ujung tambak yang memiliki luas lebih kecil dari pada panjang tambak
dan lebih dekat dengan aliran sungai. Lubang besar disebut sembah digunakan
sebagai gerbang aliran air sungai masuk ke tambak, sedangkan lubang kecil
yang disebut posong digunakan sebagai gerbang keluar aliran air tambak
keluar ke sungai, di buat sistem air keluar sedemikian rupa agar saat air
tambak surut dan keluar menjadikan aliran air menjadi lebih kecil dan
meminimalisir ikan – ikan kecil keluar dan terjerat pada jaring di luar tambak.
keluar masuk yang sama dengan tambak yang menggunakan peralatan manual
namun peralatan yang digunakan berupa mesin diesel atau pemompa sebagai
daya tarik dengan pipa yang dimasukkan pada lubang buka tutup pada saluran
air/ sembah posong, guna dari mesin pemompa ini ialah untuk mempercepat
tambak tidak menunggu waktu lama untuk memulai menanamkan bibit pada
kolam tambak.
menunggu hasil waktu dari bibit sampai panen yang berkisar antara 1-6 bulan
tergantung pada jenis ikan yang diternak, panen hasil ternak ikan yang terdapat
pada tempat tambak buatan tersebut perlu diklasifikasikan cara prosesnya yang
nantinya juga akan berdampak pada kegiatan njrupoh yang dilakukan oleh warga
sekitar. Ada 2 (dua) cara memanen hasil ternak yang dilakukan dalam tambak
buatan, yaitu pertama, pengambilan hasil ternak ikan dengan cara mengsurutkan
air tambak dengan mekanisme gerbang posong yang dibuka dan gerbang sembah
93
yang ditutup rapat sehingga secara alamiah mengalirkan air dan ikan yang ada
dalam kolam tambak keluar menuju kearah aliran air yang lebih kecil dan kuat,
dengan adanya fenomena tersebut maka para pekerja pengambil hasil ternak lebih
mudah melihat hewan ternak yang akan di panen dan dengan menggunakan jaring
serta tumbuhan rambat yang tebal untuk menghalangi ikan yang berlawanan arah
dari arah posong, ikan – ikan digiring dan diambil menggunakan jaring lebar
hasil panen tambak, dan dibelakang pekerja yang melakukan kegiatan giring ikan
tersebut, warga dengan menggunakan jaring – jaring kecil atau ember dapat
melakukan tindakan njerupoh dengan mengambil hasil sisa ikan yang terlapas dari
giringan pekerja tambak yang memanen, dan hasil yang masyarakat ambil tersebut
menjadi hak pribadi bagi masyarakat itu sendiri dan dapat digunakan untuk
Selain dari pada itu, cara lain untuk memanen hasil ternak pada tambak
buatan dapat dilakukan dengan cara menanamkan jaring yang besar hingga dapat
memenuhi dan menutupi alas permukaan tambak, cara ini dimasuksudkan agar
hasil ternak yang ditangkap oleh jaring menjadi lebih banyak dari pada cara
menggiring ikan dan mengsurutkan air kolam pada tambak, dengan cara
mengsurutkan air pada kolam tambak, dengan terjadinya hal tersbut maka
pembibitan tidak perlu menunggu air masuk ke dalam kolam tanpa adanya alasan
khusus, air kolam tidak perlu dikuras dan pembibitan bisa langsung dimulai
94
setelahnya, namun dikarenakan air yang tetap ada dalam kolam dan dimulainya
bisa dilaksanakan dan menjadikan masyarakat sekitar susah ikut andil dalam
menikmati hasil dari panen ternak tambak selain daripada pembagian secara suka
lahan tambak pada tambak Sekelonting dikuasai oleh orang – perorangan, dan
belum dikuasai oleh badan hukum berbentuk PT maupun CV. Namun tidak
menampik fakta bahwa saat ini beberapa petak tambak telah dimiliki oleh
perorangan yang berasal dari wilayah desa Wedung. Dalam hal ini, penulis belum
dapat memastikan secara pasti bahwa belum ada investor berupa PT maupun CV,
namun dugaan sementara yang diyakini penulis adalah hingga saat ini belum ada
menuju lokasi tambak Sekelonting yang masih sangat sulit dan hanya dapat dilalui
oleh kendaraan roda 2 (dua) saja untuk jalur darat, dan perahu kecil untuk
transportasi air yang mana juga hanya bisa melintasi jalur sungai – sungai kecil,
pada ajaran ternak pada pertambangan yang meraka sudah biasa kerjakan dari
mulai saat meraka masih bocah cilik sampai sudah dewasa, dengan keterbatasan
Maka dari itu pula di kawasaan ini, ada cara pemanfaatan tambak selain
daripada di oleh sendiri oleh pemilik tambak, yaitu pada beberapa lahan tambak
milik warga ada yang disewakan kepada perorangan pihak lain, dengan durasi
penyewaan yang beraneka ragam berkisar rata-rata antara 2 – 5 Tahun dan ada
pula yang lebih serta dilakukan melalui kesepakatan perjanjian tertulis, namun
juga ada yang tidak menggunakan kesepakatan tertulis dan hanya berdasarkan atas
pemilik lahan tambak harus menyediakan tempat lahan tambak yang disepakati
dari investor/penyewa dan resiko yang akan datang setelah itu juga berada pada
Selain melalui sewa, peralihan hak lahan tambak juga dapat dilakukan
yaitu ada lelang sewa milik orang perorang atau desa, dan lelang beli yang
dilakukan hanya dari orang – perorangan. Informasi terkait lelang inipun agar bisa
sampai ke telinga warga juga menggunakan cara yang efisien, dimana informasi
akan diumumkan di masjid saat warga dapat berkumpul pada hari jum’at sebelum
96
melaksanakan sholat jum’at. Dan atau diinfokan secara tertulis di kantor balai
desa Sekelonting. Lelang sewa tambak yang dimiliki oleh warga tidak dengan
kesadaran sepihak dari pemilik tanah untuk melelangkan sendiri lahan tambak
sekitar, demikian itu maka para warga yang berminat dapat langsung datang
menemui pemilik lahan tambak untuk menawarkan harga lelangannya tanpa ada
campur tangan dari balai desa sebagai pihak ke-3 (tiga), jika sudah didapatkan
hasil pemenang lelang maka hasil tersebut akan diumumkan pada kegiatan sholat
jum’at seperti sebelumnya. begitu pula dengan lelang beli lahan tambak milik
warga, namun berbeda halnya dengan lelang yang dilakukan oleh pihak balai
desa, lahan tambak milik balai desa hanya dapat dialihkan haknya dengan cara
lelang sewa dikarekan tidak diperbolehkan sesuai ketentuan yang berlaku, hak
kepemilikan tanah milik negara tidak boleh di jual namun boleh dimanfaatkan
Wedung ini masih buta akan hukum sehingga banyak lahan tambak dari mereka
yang belum memiliki setifikat hak milik resmi dari BPN dan mengurangi
kekuatan pembuktian dimata hukum pada saat terjadi permasalahan lahan tanah
pertambakan. Untuk lahan tambak milik balai desa yang di sewakan orang –
perorangan, penulis masih belum mengetahui apakah pada saat lahan kolam
tambak milik balai desa panen, tambak tersebut juga ikut melaksanakan kegiatan
Salah satu kekurangan dalam penelitian ini ialah peneliti belum pernah
link vidio di bawah ini dapat menjadi referensi jika pembaca ingin melihat