Anda di halaman 1dari 20

78

LAMPIRAN

WAWANCARA 1

Narasumber : Abdul Wahab

Pewawancara : Ikhsan

Narasumber selanjutnya dalam penulisan dialog di bawah ini disebut


sebagai A1, dan untuk pewawancara akan disebut sebagai P, sebutan tersebut
penulis buat untuk mempermudah dalam melakukan panggilan atau pengejaan dan
agar lebih mudah untuk di ingat. Subjek ialah seorang bernama Abdul Wajab
warga yang di tuakan menjadi sosok yang berpengaruh dan imam mushola di
salah satu mushola wilayah tambak Sekelenting yang kini juga merupakan
seorang Moden di desa wedung kecamatan Wedung kabupaten Demak.

Berikut adalah dialog hasil wawancara P dengan A1

Assalamualaikum Wr Wb pak Wahab, saya mau bertanya tentang kebiasaan masyarakat


1. P :
wilayah pertambakan dusun Sekelenting ini, sebelumnya saya mau bertanya apakah pak
Wahab asli orang yang berdomisili di dusun Sekelenting ini?

A1: Wa’alaikumsalam Wr Wb mas Ikhsan boleh, silahkan mas. Iya saya orang asli dusun
2.
Sekelenting sini, sejak lahir hingga sekarang umur saya yang kini sudah masuk kepala 4
dan punya seorang istri serta 3 orang anak, saya masih menetap di sini

P : Apakah pak Wahab mempunyai tambak di dusun Sekelenting ini pak?


3.

A1: Alhamdulillah punya mas, saya punya tambak yang lokasinya ada di dekat laut
4.
79

P : Apakah ada saat khusus untuk warga masyarakat tambak melakukan ritual rohani
5.
dengan menggunakan hasil tambak sebagai persembahan?

A1: Ada mas, waktu ritual “syawal” dengan cara melakukan selamatan/ banca’an yang
6.
dilaksanakan di laut. Dilaksanakan oleh orang sekampung dan seluruh masyarakat.
Semua orang dari kalangan masyarakat berkumpul dan masing - masing membawa
makanan untuk di doakan dan di nikmati bersama, Ritual selamatan syawal ini di
laksanakan sesudah sholat Idul Fitri di bulan ramadahan pada hari raya umat muslim.
Trus ada juga ritual “Sedekah Bumi” atau juga di sebut ritual “Apitan” karna apit dalam
bahasa Indonesia itu artinya kecepit, yaitu tradisi yang dilakukan di bulan apit pada
kalender jawa bulan Dzulqa’dah jelang hari raya umat muslim Idul Adha, di sebut
sedekah bumi makna nya bukan berarti makanan persembahannya di tinggal di alam,
mungkin di beberapa kawasan lain di kabupaten Demak ada yang persembahannya itu
di tinggal di pantai atau bahkan di hanyutkan di laut, namun jika di kawasan tambak
Sekelenting ini pelaksanaan tempatnya dilakukan di balai desa dan di hadiri oleh
penduduk masyarakat yang bersama-sama membawa makanan masing – masing dan
lanngsung saling menyantap menikmati makanan satu sama lain setelah di doakan,
dengan niatan berdoa dan syukuran berterima kasih kepada Tuhan karna telah
menghadirkan kekayaan alam dan nikmat atas alam yang dapat di nikmati oleh seluruh
masyarakat dan ciptaanNya, termasuk di dalamnya ialah produk tambak/ ikan-ikan hasil
di tambak kasawan Sekelenting ini supaya warganya makmur dan hasilnya bisa
bertambah banyak.
(menit, 2:27)

P : Bagaimana kepedulian pemilik tambak terhadap tambak yang ia gunakan untuk mencari
7.
nafkah?

A1: Salah satu kejadian alamiah yang terjadi di tambak ialah tanggul/ tanah pembatas
8.
tambak mengalami kemerosotan/ terkikis secara berkala, jadi salah satu tindakan yang
harus dilakukan oleh pengelola tambak ialah harus menambahkan tanah ke tanggul/
tanah pembatas supaya tanahnya tetap tinggi di atas air sehingga air tidak ambyar keluar
80

tambak dan pembatas tambak tetap dapat terlihat dengan jelas.


Selain itu, yang harus di perhatikan dalam perawatan tambak ialah di sarangan pintu,
posong dan sembah atau gerbang keluar masuknya air ke tambak. Dikarenakan sarangan
pintu itu ialah gebang alian air maka akan ada efek alamiah berupa air yang tersedot ke
dalam maupun keluar tergantung pada keadaan/ situasi tambak dimana saat itu airnya
masuk ke tambak atau malah sebaliknya air di keluarkan dari tambak. Adanya peristiwa
tersebut menjadikan gerbang keluar masuk air/ sarangan pintu menjadi banyak limbah
sampah dan juga lumut yang terdiam berhenti di pintu masuk aliran air ke tambak,
sehingga menjadikan air semakin tercemar dan proses penangkapan ikan yang di
tangkap sedikit demi sedikit melalui pembukaan gerbang keluar air akan lebih sulit
karna jaring ada yang terhalangi oleh limbah sampah. Maka dari itu tindakan untuk
memberihkan sampah pada sarangan/ gerbang harus selalu di lakukan secara berkala
melihat dari seberapa kotor limbah sampah itu menumpuk di sarangan pintu/gerbang air.
Diatas tanggul tambak juga harus di tanami mangrove tanaman bakau, karna tanaman
bakau dapat memperkuat tanggul sehingga tanggul tidak mengalami longsor, begitu
pula dengan tambak alami yang ada di pinggir laut. Tanaman bakau juga berfungsi
melindungi tambak dari erosi air laut.

P : Siapa saja kah yang memiliki tanggung jawan kepada lingkungan?


9.

A1: Yang punya tanggung jawab ya pasti pemilik tambak, yang mengelola tambak juga
10.
misal pegawainya, karna dia ialah perkerja dari pemilik tambak

11. P : Apakah ada bentuk kepedulian terhadap sesama masyarakat? Khususnya dari pemilik
tambak?

12. A1: Ada mas, jadi masyarakat secara bersama-sama setuju membuat kas untuk sumbangan
madrasah atau sekolah keagamaan yang mana sumbangan tersebut dilakukan setiap hari
secara sukarela khusus untuk renovasi atau pembangunan sekolah. Sumbangan uang
oleh warga tersebut di pungut setiap sore hari, dengan cara pertama, di tunjuklah oleh
warga seseorang (sebut saja petugas) yang bertugas untuk mengambil uang, kedua,
81

petugas yang ditunjuk tersebutakan berkelliling di setiap masing-masing rumah untuk


mengambil uang, ketiga, tuan rumah membuat suatu wadah kecil yang di gunakan untuk
manaruh uang dan di tempatkan di depan rumah dimana tempat tersebut mudah untuk di
liat dan di jangkau oleh petugas. Walaupun pungutan sumbangan ini sukarela namun
warga biasanya memberi sumbangan setiap sore hari berkisar Rp.1000-Rp.2000.
Untuk sekarang uang dari sumbangan ini sedang di fokuskan untuk merenovasi sekolah
keagamaan yang namanya madrasah diniah – mathali’ul falah, madrasah tersebut di
gunakan setiap hari setiap pagi dan sore hari, kalau pagi di fungsikan untuk sekolah
biasa, kalau sore hari di gunakan untuk sekolah TPQ (Taman Pendidikan Al-Quran).
(menit, 10:00)

13. P : Pak, apakah ada irigasi untuk tambak? Kalau ada bagaimanakah cara kerjanya?

14. A1: Ada mas, fungsi dari irigasi itukan menyalurkan air menuju ke tambak. Jadi, wilayah
tambak Sekelenting ini posisinya berada bersebelahan dengan laut, maka dari itu untuk
tambak buatan yang ada dekat wilayah perumahan warga itu dibuatkan irigasi, irigasi ini
di buat seperti jalan yang airnya berasal dari air laut yang di alirkan pada masing –
masing tambak di wilayah tambak sekelenting ini. Pada masing – masing tambak
terdapat 2 (dua) lubang pada lebar tanggung yang di gunakan sebagai gerbang keluar
masuk air yang di namakan sembah dan posong, karna air irigasi berasal dari laut, maka
pengaruh cuaca dan pasang surut air laut juga akan mempengaruhi pelan deras nya
aliran air menuju ke tambak. Beberapa tambak ada juga yang penggunakan pompa air
yang di gunakan untuk mempercepat masuknya air kedalam tambak untuk di isi setelah
air di kuras untuk di panen. Prosesnya orang wilayah tambak Sekelenting ini
menyebutnya dengan aliran dari laut - kali gede - menuju ke tambak.
Untuk perihal sampah tadi juga berkaitan dengan aliran air ini, dikarenakan banyak
masyarakat yang membuang sampah sembarang termasuk di kali gede, maka sampah
yang di buang di kali gede akan secara alamiah hanyut terbawa aliran sungai menuju
hingga bisa sampai ke gerbang tambak, nah ini lah pentingnya untuk mengecek dan
membersihkan sampah pada gerbang tambak secara teratur.
82

(menit, 11:45)

15. P : Lantas, bagaimana jika warga tidak ikut melakukan iuran atau menyumbang dana yang
di gunakan untuk uang kepedulian?

16. A1: Kalau warga tidak memberi iuran maka akan ada desakan oleh petugas, yang mana
desakan tersebut berupa teguran dengan maksud agar tuan rumah harus segera
memberikan uang, karna uang tersebut di gunkan untuk membangun atau merenovasi
fasilitas dan bangunan yang ada di dusun Sekelenting dan di gunakan oleh seluruh
masyarakat dusun maka akan terkesan tidak adil jika ada masyarakat yang tidak
melakukan iuran, saya (A1) juga menyadari bahwa paksaan tersebut juga sebenernya
tidak baik, namun iuran tersebut kan sudah di ringankan dengan membayarnya
seikhlasnya, jadi berapapun pasti akan di terima.
(menit, 12:50)

17. P : Apa tanggung jawab pemilik tambak kepada masyarakat?

18. A1: Tanggung jawab pemilik tambak kepada masyarakat salah satunya ialah Njerupoh,
Njerupoh itu merupakan kebiasaan yang sudah ada sejak lama yang mana di adakan
oleh pemilik dan pengelola tambak setelah waktu selesainya tindakan panen itu
dilakukan, Njrupoh adalah pemberian sisa hasil panen secara suka rela dengan ada 2
(dua) cara, yang pertama, ketika pemilik tambak dan/ pengelola tambak memanen
menggunakan jaring sampai selesai nya proses panen, sisa – sisa ikan yang lepas dari
jaring tersebut dapat di ambil sendiri secara langsung oleh warga. Yang kedua, panen
dengan model menguras tambak, saat panen ini air tambak akan di keluarkan dulu
sampai sekitar sebatas lulut kebawah untuk memudahkan proses penyaringan ikan, dan
jika proses pemanenan ikan sudah selesai para wara di perbolehkan turun ke tambak
untuk mengambil sisa hasil panen.
Jadi maksud pemberian suka rela dari pemilik tambak kepada warga yang melakukan
Njerupoh ialah secara suka rela memberikan sisa hasil panen setelah proses panen
tersebut dilakukan, yang mana pengelola dan/ pemilik tambak tersebut tidak
menghitung atau mendekte berapa jumlah ikan yang di berikan pada setiap warga yang
83

melakukan Njerupoh. Namun kadang karna kedermawanan, pengelola tambak ada yang
menggunakan trik seperti memang sengaja menyelundupkan ikan ia taruh di tanah atau
tempat yang sekiranya susah atau tidak terkena oleh jaring, sehinga ikan tersebut dapat
di ambil oleh penNjerupoh.
(menit, 13:40)

19. P : Bagaimana jika saat memanen warga tidak ada yang melakukan Njerupoh?

20. A1: Jika tidak ada yang tau, atau tidak ada yang melakukan Njrupoh, biasanya pemilik atau
pengelola memberikan sisa hasil panen tersebut secara langsung ke masing – masing
pintu rumah warga.
(menit, 14:00)

21. P : Mengapa tanggung jawab kepada masyarakat itu dilakukan pak?

22. A1: Ya kan sedari awal niat dari di lakukannya tindakan berbagi hasil panen atau Njerupoh
itu kan untuk saling tolong – menolong, terutama kepada warga yang tidak mampu jadi
agar warga tersebut bisa ikut merasakan ke senenangan dan kenikmatan ikan hasil
panen, dan pemilik tambak juga senang karna telah berbagi kepada tetangganya atau
warga yang kurang mampu. Dan juga secara tidak langsung itukan sudah menjadi
kewajiban kita sebagai sesama manusia yang mana ialah makhluk sosial, kita tidak bisa
sendiri da pasti kita akan membutuhkan pertolongan dengan orang lain. Apalagi
tambak-tambak yang ada di wilayah sini (Sekelenting) itu jaraknya tidak jauh dari
pantauan warga, jadi pasti secara langsung maupun tidak langsung setiap warga pasti
memperhatikan apa yang kita lakukan. Dari tindakan melihat dan memantau tersebut
maka akan menjadi tindakan untuk saling memperhatikan, nah jika itu sudah terjadi
maka akan tercipta kepedulian.
(menit, 14:00)

23. P : Bagaimana tanggung jawab pemilik tambak kepada masyarakat itu di lakukan?

24. A1: Pembagian hasil panen melalui Njerupoh dan ada juga yang di bagikan secara langsung
84

ke rumah warga masing – masing.


(menit, 15:00)

25. A1: Disini ada kelompok yang namanya kelompok Sinar Makmur mas, kelompok sinar
Makmur ini mempunyai anggota yang mana bertujuan untuk memakmurkan wisata. Di
wilayah Sekelenting ini kan wilayahnya bersebelahan dengan dusun gejoyo, jadi nama
wisatanya di namakan wisata Onggojoyo, disana terdapat juga hutan Mangrove yang di
tengah – tengah nya ada terdapat tumpukan pasir laut yang membentuk seperi pulau
kecil, nah itu jika ada pengunjung yang minat, bisa juga untuk melakukan touring
berkeliling ke hutan mangrove.
Selain itu, kegiatan dari kelompok Sinar makmur ini ialah menanam dan menjaga
mangrove bakau, selain itu jika ada tindakan kepedulian membersihkan sampah di laut
dan kali gede.
(menit, 19:20)

26. P : Dikenakan biaya berapa pak untuk bisa menikmati wisatanya Onggojoyo itu?

27. A1: Tadi ada rombongan dari dempag kab Demak, 1 (satu) rombongan berisi 20 (dua
puluh) orang mereka membayar Rp.200.000,00, jadi untuk satu orang ya di kenakan
biaya Rp.10.000,00
(menit,19:36)

28. P : Saya ijin kembali bertanya tentang syawalan dan apitan tadi pak, itu pelaksanaannya
bagaimana ya?

29. A1: Ya sama kayak tadi kalau apitan pelaksanaannya di lakukan pada bulan apit, dan
dilakukantapi lebih sering di laksanakan di balai desa. Tapi kalau syawalan di lakukan
di dekat laut, syawalan itu kan maknanya dolan atau bermain meminta keselematan
pada Tuhan, agar laut itu bersahabat dengan kita dan tidak ada bala’ atau bahaya yang
menghampiri kita, maka dari itu kita kasih bancaan atau persembahan.
Kalau apitan juga bancaan atau persembahan namun tujuan utamnya minta agar
diberikan kemakmuran dan kehidupan untuk warga masyarakat di sekitaran laut
85

termasuk wilayah dusun Sekelening. Acara apitan ini di adakan full 1 (hari) dimulai dari
pagi hari sampai malam hari, dengan runtutan acara, pertama, bancaan atau di doakan
dahulu, tapi doanya itu lama karna jumlah perbembahannya kan juga banyak jadi
mengikuti jumlah pesembahannya, lalu yang kedua, kemungkinan siang hari lanjut
dilaksanakan makan bersama menikmati makanan persembahan yang telah di doakan
tadi, yang ke tiga, malamnya biasanya di adakan acara wayangan wayang kulit yang di
hadiri banyak warga masyarakat termasuk yang ada di luar kota pun biasanya datang ke
balai desa untuk menonton wayang.
(menit,24.10)

30. A1: Pembahasan soal Njerupoh tadi sebagai kebiasaan yang dilakukan warga masyarakat
kepada tambak pemilik tambak, pemilik tambak akan melakukan pembibitan atau mulai
proses pengisian air dan dan menaruh bibit ikan setelah proses Njerupoh itu selesai dan
tidak ada orang yang melakukan Njerupoh lagi, biasanya dilakukan sehari atau beberapa
hari setelah panen.
(menit, 00:30) audio Sekelenting part 2

31. A1: Beda panen tambak alami dan tambak buatan itu terletak pada caranya, tindakan panen
itu dapat dilakukan kalau air di dalam tambak tersebut sudah berkurang, jadi
pengambilan hasil panen bisa dengan mudah dilakukan. Nah kalau airnya tidak surut
atau masih ada tinggi sampai batas tambak maka bisanya dilakukan tindakan mengambil
ikan dengan cara di jaring, namun tidak pasti akan dapat banyak, nah jika itu dilakukan
maka tidak di adakan Njerupoh.
Nah kalau tambak alami yang posisinya berada di laut, bisanya memanen ya hanya
dengan menunggu pasang surut air laut, air laut pada posisi yang surut atu rendah
airnya, baru dapat di laksanakan panen.
Kalau tambak alami berbeda, tidak perlu menunggu pasang surut air laut tapi dapat
dilakukan pengurasan, dengan cara di buka gerbang pintu air masuk airnya, atau di
keluarkan air menggunakan mesin pompa air sampai pada kondisi dimana air sudah
surut dan ikan dapat di panen, kalau tidak ikan panen dengan menguras, jika bisa panen
menggunakan jaring, karna air tambak itu diam dan tidak selalu di alirkan maka proses
86

penjaringan menjadi lebih mudah. Biasanya kalau proses penjaring dilakukan besas
waktunya, namun seringnya dilakukan sekitar pukul 11.00 -12.00 WIB, tergantung pada
banyak nya orang yang membantu bisa dapat hasil ikan berkisar pada 5-7kg ikan, kalau
sedikit orang nya ya dapatnya sekitar 1-2kg ikan.
(menit,01:20)
87

WAWANCARA 2

Narasumber : Amal

Pewawancara : Ikhsan

Narasumber selanjutnya dalam penulisan dialog di bawah ini disebut


sebagai A2, dan untuk pewawancara akan disebut sebagai P, sebutan tersebut
penulis buat untuk mempermudah dalam melakukan panggilan atau pengejaan dan
agar lebih mudah untuk di ingat. Subjek ialah seorang bernama Amal warga yang
di tuakan tambak Sekelenting yangbeliau berprofesi sebagai petani tambak.

Berikut adalah dialog hasil wawancara P dengan A2

Assalamualaikum Wr Wb pak Amal, saya mau bertanya tentang kebiasaan masyarakat


1. P :
wilayah pertambakan dusun Sekelenting ini, kebiasaan apa saja yang di lakukan warga
masyarakat sekelenting ketika pemilik tambak panen pak?

Waalaikumsalam Wr Wb mas, iya ada kebiasaan yang dinamakan Jrupoh mas, jrupoh itu seperti
2. A2 :
nyasak mas, kalau nyasak itu mencari sisa panen di persawahan, kalau jrupoh, mencari sisa hasil
panen di tambak mas

Kenapa bisa di adakan jrupoh pak? Dan siapa yang mengadakan jrupoh tersebut?
3. P:

Jrupoh itu sudah jadi kebiasaan masyarakat mas di dusun Sekelenting sini, orang sini kalau ada
4. A2 :
panen itu, terkhususnya orang yang tidak mampu pasti mencri jrupoh, soalnya enak mas di bisa
dapat ikan gratis dari yang punya tambak.

Kapan jrupoh itu di laksanakan pak?


5. P:
88

Jrupoh itu gak mesti mas, karna di adakan itu menunggu pemilik tambak panen, klo nunggu
6. A2 :
panen dari bibit itu bisa 3 – 6 bulan mas, namanya juga mengembangbiakan mahluk hidup mas,
jadi butuh waktu dan proses

Apakah pemilik tambak ini memiliki penghasilan ketika waktu panen saja pak?
7. P:

Kalau mau yang dalam jumlah besar itu ya ketika panen mas, namun untuk kebutuhan harian
8. A2 :
bisaanya kami bisa menyerok ikan menggunakan jaring sedikit – sedikit mungkin 2 (dua) kilo
sampai 5 (lima) kilo ikan trus di jual

Bapak kegiatan usaha tambak ini sejak kapan pak?


9. P:

Kegiatan saya sebagai pengelola tambak ini sudah turun – temurun mas, ini di ajarkan dari
10. A2 :
orang tua saya, trus ini saya ajarkan ke anak saya, nanti biar anak saya biarpun masih kecil
sudah bisa membantu orang tuaya menghasilkan uang, jadi di sini itu anak kecilpun banyak
yang sudah menikah, karna sudah bisa mencari nafkah lewat tambak ini
89

LAPORAN OBSERVASI

Pemahaman awal

Dusun Wedung merupakan salah satu kawasan pertambakan ikan di

Kawasan Moro Demak yang terletak di daerah Moro atau muara laut Demak

(Pesisir Pantura) Kabupaten Demak. Dengan kondisi geografis tersebut tak

mengherankan apabila di kawasan tersebut dipenuhi oleh banyak petak-petak

tambak yang berukuran panjang sekitar kurang lebih 2Ha dan kedalaman sekitar

1Meter yang diisi oleh berbagai macam ikan air asin seperti bandeng, udang

windu, bago, pelik, belanak, dll dalam satu petaknya. Dengan hamparan petak-

petak kolam tambak yang begitu luas dikawasan tersebut telah melahirkan sebuah

kebiasaan masyarakat yang disebut sebagai “Njrupoh” (atau sering disebut

dengan “jerupoh”). Kebiasaan Njrupoh sendiri merupakan kegiatan warga di

sekitar kolam tambak untuk mengambil (mengais) sisa hasil panen pemilik

tambak yang luput atau tidak terambil oleh para pekerja tambak dalam memanen

ikan di tambak tersebut dalam kondisi kolam tambak tersebut terkuras sampai

dengan kolam tambak diisi kembali oleh air.

Kebiasaan Njrupoh merupakan kebiasaan turun temurun dan telah

dianggap sebagai hal yang wajar dalam kalangan masyarakat sekitar termasuk

pemilik tambak itu sendiri. Bahkan dianggap sebagai cara berbagi hasil panen

antara pemilik tambak dengan masyarakat karena hasil Njrupoh tersebut

dipergunakan warga untuk makanan sehari-hari, mengingat rata-rata masyarakat

yang melakukan kegiatan Njruproh adalah kalangan warga ekonomi rendah atau
90

kurang mampu. Selain itu, adanya kegiatan Njruproh ini dapat dimaklumi karena

dengan luas tambak yang berukuran rata-rata 10 - 20 Meter tersebut, mustahil bagi

pemilik tambak untuk dapat mengambil seluruh hasil panen yang hanya

dikerjakan oleh 5-8 pekerja saja. Bahkan dari pengakuan seorang pemilik tambak

yang mempunyai tambak berkururan panjang 2Ha bernama Muklisin, ia

menuturkan bahwa tidak jarang masyarakat yang hendak melakukan Njruproh

tersebut secara sukarela membantu para pekerja untuk memanen (menarik jaring

yang biasa tertanam di dalam kolam) agar hasil panen tersebut dapat segera

diangkut oleh pemilik tambak.

Mekanisme Pengolahan Tambak

Perlu diketahui bahwa tambak Sekelonting dusun Wedung daerah moro

Demak menjadi salah satu focus pembahasan penelitian yang di kaji oleh penulis

dalam penelitian ini, sewajarnya tambak dibagi menjadi dua jenis, yakni tambak

laut dan tambak buatan yang terletak di daratan persisir laut. Untuk kolam tambak

buatan, tambak ini merupakan tambak yang sengaja dibentuk di darat dengan cara

menggali tanah untuk dijadikan sebagai kolam. Tambak buatan di daratan digali

dan dibentuk menjadi sebuah lahan pertambakan dan menggunakan aliran air

sungai – sungai kecil sekitaran pantai Moro Demak untuk mengisi volume air

dalam tambak, tambak buatan tersebut berbentuk persegi Panjang dengan panjang

mulai dari 30 meter untuk tambak kecil dan 2-3 Ha untuk tambak besar. Pengisian

air tambak buatan untuk memenuhi volume air dengan kedalaman kurang lebih 1

meter tersebut dilakukan dengan 2 (dua) cara dan peralatan yang berbeda, yaitu
91

pertama, cara manual dengan menggunakan peralatan yang sederhana, dan kedua,

cara otomastis yang menggunakan peralatan mesin bertenaga diesel/ pompa air

tambak.

Pengisian volume air pada tambak dilakukan melalui 2 (dua) jalur air

buatan yang berbentuk lubang dengan sistem kerja buka tutup yang disebut di

daerah kabupaten Demak ini sebagai sembah/ gerbang lubang besar dan posong/

gerbang lubang kecil, lubang tersebut diberikan jaring dibelakangnya yang

ditempatkan pada luar lahan tambak atau di jalur sungai yang berfungsi untuk

menahan kotoran atau sampah – sampah yang datang dari arah sungai ketika air

masuk ke dalam lahan tambak, dan berfungsi juga sebagai penahan ikan ketika air

disurutkan keluar, sistematika penggunaan sembah dan posong ini ialah ketika

pada waktu pengisian air setelah memanen hasil tambak, gerbang besar/ sembah

dan gerbang kecil/ posong dibuka pada saat yang bersamaan dan ketika saat

panen, gerbang besar/ sembah ditutup dan hanya dibuka gerbang kecil/posong

agar aliran air keluar menuju kearah sungai. Semua bentuk dan jenis tambak

menggunakan sistem gerbang sembah dan posong, namun terkhusus pada tambak

buatan, sembah dan posong ada yang menggunakan peralatan manual dan ada

juga yang menggunakan peralatan otomatis dengan penjelasan sebagai berikut :

c. Tambak buatan dengan peralatan manual ialah tambak dengan peralatan yang

sederahana dengan item yang terbuat dari bahan kayu dan dibentuk

menyerupai pintu atau gerbang buka tutup dengan jaring kecil yang diletakkan

pada sisi kanan dan kiri atau besar dan kecil lubang lahan tambak yang berada
92

pada ujung tambak yang memiliki luas lebih kecil dari pada panjang tambak

dan lebih dekat dengan aliran sungai. Lubang besar disebut sembah digunakan

sebagai gerbang aliran air sungai masuk ke tambak, sedangkan lubang kecil

yang disebut posong digunakan sebagai gerbang keluar aliran air tambak

keluar ke sungai, di buat sistem air keluar sedemikian rupa agar saat air

tambak surut dan keluar menjadikan aliran air menjadi lebih kecil dan

meminimalisir ikan – ikan kecil keluar dan terjerat pada jaring di luar tambak.

d. Tambak buatan dengan peralatan otomatis menggunakan sistem kinerja air

keluar masuk yang sama dengan tambak yang menggunakan peralatan manual

namun peralatan yang digunakan berupa mesin diesel atau pemompa sebagai

daya tarik dengan pipa yang dimasukkan pada lubang buka tutup pada saluran

air/ sembah posong, guna dari mesin pemompa ini ialah untuk mempercepat

dan mengefisiensikan aliran air masuk ke kolam tambak sehingga pekerja

tambak tidak menunggu waktu lama untuk memulai menanamkan bibit pada

kolam tambak.

Masyarakat yang akan melakukan njrupoh di tambak buatan harus sabar

menunggu hasil waktu dari bibit sampai panen yang berkisar antara 1-6 bulan

tergantung pada jenis ikan yang diternak, panen hasil ternak ikan yang terdapat

pada tempat tambak buatan tersebut perlu diklasifikasikan cara prosesnya yang

nantinya juga akan berdampak pada kegiatan njrupoh yang dilakukan oleh warga

sekitar. Ada 2 (dua) cara memanen hasil ternak yang dilakukan dalam tambak

buatan, yaitu pertama, pengambilan hasil ternak ikan dengan cara mengsurutkan

air tambak dengan mekanisme gerbang posong yang dibuka dan gerbang sembah
93

yang ditutup rapat sehingga secara alamiah mengalirkan air dan ikan yang ada

dalam kolam tambak keluar menuju kearah aliran air yang lebih kecil dan kuat,

dengan adanya fenomena tersebut maka para pekerja pengambil hasil ternak lebih

mudah melihat hewan ternak yang akan di panen dan dengan menggunakan jaring

serta tumbuhan rambat yang tebal untuk menghalangi ikan yang berlawanan arah

dari arah posong, ikan – ikan digiring dan diambil menggunakan jaring lebar

kemudian dihalang – halangi dan dikumpulkan kearahkan jaring yang ada

digerbang posong berada, sehingga pekerja tambak dapat langsung mengangkat

hasil panen tambak, dan dibelakang pekerja yang melakukan kegiatan giring ikan

tersebut, warga dengan menggunakan jaring – jaring kecil atau ember dapat

melakukan tindakan njerupoh dengan mengambil hasil sisa ikan yang terlapas dari

giringan pekerja tambak yang memanen, dan hasil yang masyarakat ambil tersebut

menjadi hak pribadi bagi masyarakat itu sendiri dan dapat digunakan untuk

kebutuhan masyarakat pribadi, seperti di konsumsi ataupun di jual.

Selain dari pada itu, cara lain untuk memanen hasil ternak pada tambak

buatan dapat dilakukan dengan cara menanamkan jaring yang besar hingga dapat

memenuhi dan menutupi alas permukaan tambak, cara ini dimasuksudkan agar

hasil ternak yang ditangkap oleh jaring menjadi lebih banyak dari pada cara

menggiring ikan dan mengsurutkan air kolam pada tambak, dengan cara

menanamkan jaring tersebut tidak perlu tindakan yang mengharuskan untuk

mengsurutkan air pada kolam tambak, dengan terjadinya hal tersbut maka

pembibitan tidak perlu menunggu air masuk ke dalam kolam tanpa adanya alasan

khusus, air kolam tidak perlu dikuras dan pembibitan bisa langsung dimulai
94

setelahnya, namun dikarenakan air yang tetap ada dalam kolam dan dimulainya

pembibitan langsung segera setelah panen, menjadikan kegiatan njrupoh tidak

bisa dilaksanakan dan menjadikan masyarakat sekitar susah ikut andil dalam

menikmati hasil dari panen ternak tambak selain daripada pembagian secara suka

rela langsung dari pemilik tambak.

Peralihan Hak Atas Tanah Tambak

Di Kawasan Moro Demak, Wedung, Kabupaten Demak ini kepemilikan

lahan tambak pada tambak Sekelonting dikuasai oleh orang – perorangan, dan

belum dikuasai oleh badan hukum berbentuk PT maupun CV. Namun tidak

menampik fakta bahwa saat ini beberapa petak tambak telah dimiliki oleh

perorangan yang berasal dari wilayah desa Wedung. Dalam hal ini, penulis belum

dapat memastikan secara pasti bahwa belum ada investor berupa PT maupun CV,

namun dugaan sementara yang diyakini penulis adalah hingga saat ini belum ada

PT yang memiliki lahan tambak dikawasan tersebut dikarenakan mengingat akses

menuju lokasi tambak Sekelonting yang masih sangat sulit dan hanya dapat dilalui

oleh kendaraan roda 2 (dua) saja untuk jalur darat, dan perahu kecil untuk

transportasi air yang mana juga hanya bisa melintasi jalur sungai – sungai kecil,

berdasarkan penuturan dari Abdul Wahab, pemilik tambak tersebut, tambak –

tambak pada wilayahnya Sekelonting adalah warisan turun-temurun termasuk

pada ajaran ternak pada pertambangan yang meraka sudah biasa kerjakan dari

mulai saat meraka masih bocah cilik sampai sudah dewasa, dengan keterbatasan

jalur transportasi yang kurang leluasa, menjadikan warga dusun tambak


95

Sekelonting itu terhambat akan ekspose kekegiatan komersial yang lebiih

menguntungkan hasilnya dari pada cuma mengenyangkan perut sendiri dengan

mengonsumsi ikan tiap hari.

Maka dari itu pula di kawasaan ini, ada cara pemanfaatan tambak selain

daripada di oleh sendiri oleh pemilik tambak, yaitu pada beberapa lahan tambak

milik warga ada yang disewakan kepada perorangan pihak lain, dengan durasi

penyewaan yang beraneka ragam berkisar rata-rata antara 2 – 5 Tahun dan ada

pula yang lebih serta dilakukan melalui kesepakatan perjanjian tertulis, namun

juga ada yang tidak menggunakan kesepakatan tertulis dan hanya berdasarkan atas

kepercayaan dari masing – masing pihak saja. kebiasaan mekanisme pembagian

keuntungan tersebut masih menggunakan system “paroan” (bagi dua) dengan

kewajiban pembagian kesepakatan antara pemilik lahan dengan penyewa ialah

pemilik lahan tambak harus menyediakan tempat lahan tambak yang disepakati

sedangkan untuk penyediaan bibit, pupuk, makanan, dll merupakan tanggungan

dari investor/penyewa dan resiko yang akan datang setelah itu juga berada pada

tanggung jawab investor.

Selain melalui sewa, peralihan hak lahan tambak juga dapat dilakukan

dengan mekanisme lelang tambak. Lelang dibedakan menjadi beberapa jenis,

yaitu ada lelang sewa milik orang perorang atau desa, dan lelang beli yang

dilakukan hanya dari orang – perorangan. Informasi terkait lelang inipun agar bisa

sampai ke telinga warga juga menggunakan cara yang efisien, dimana informasi

akan diumumkan di masjid saat warga dapat berkumpul pada hari jum’at sebelum
96

melaksanakan sholat jum’at. Dan atau diinfokan secara tertulis di kantor balai

desa Sekelonting. Lelang sewa tambak yang dimiliki oleh warga tidak dengan

campur tangan perangkat desa sebab lelang tersebut merupakan tindakan

kesadaran sepihak dari pemilik tanah untuk melelangkan sendiri lahan tambak

miliknya dan meminta bantuan masjid untuk diumumkan ke warga masyarakat

sekitar, demikian itu maka para warga yang berminat dapat langsung datang

menemui pemilik lahan tambak untuk menawarkan harga lelangannya tanpa ada

campur tangan dari balai desa sebagai pihak ke-3 (tiga), jika sudah didapatkan

hasil pemenang lelang maka hasil tersebut akan diumumkan pada kegiatan sholat

jum’at seperti sebelumnya. begitu pula dengan lelang beli lahan tambak milik

warga, namun berbeda halnya dengan lelang yang dilakukan oleh pihak balai

desa, lahan tambak milik balai desa hanya dapat dialihkan haknya dengan cara

lelang sewa dikarekan tidak diperbolehkan sesuai ketentuan yang berlaku, hak

kepemilikan tanah milik negara tidak boleh di jual namun boleh dimanfaatkan

oleh warga masyarakat Indonesia.

Sayangnya banyak dari pemilik lahan tambak di tambak Sekelonting dusun

Wedung ini masih buta akan hukum sehingga banyak lahan tambak dari mereka

yang belum memiliki setifikat hak milik resmi dari BPN dan mengurangi

kekuatan pembuktian dimata hukum pada saat terjadi permasalahan lahan tanah

pertambakan. Untuk lahan tambak milik balai desa yang di sewakan orang –

perorangan, penulis masih belum mengetahui apakah pada saat lahan kolam

tambak milik balai desa panen, tambak tersebut juga ikut melaksanakan kegiatan

njrupoh atau tidak.


97

Salah satu kekurangan dalam penelitian ini ialah peneliti belum pernah

berkesempatan menyaksikan secara langsung pelaksanaan jrupoh, namun sebagai

link vidio di bawah ini dapat menjadi referensi jika pembaca ingin melihat

bagaimana jrupoh di laksanakan

https://youtu.be/Oy57S06hRFc = Vidio Njrupoh

https://youtu.be/EXYNS2vKLM4 = Vidio panen tambak biasa

https://youte.be/8lpNMhxXrFU = Vidio panen dengan metode jaring besar

Anda mungkin juga menyukai