Anda di halaman 1dari 8

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil dari penelitian dan pembahasan tentang

Study kasus pelaksanaan personal hygiene pada lansia yang terjadi skabies di UPTD

Griya Werdha Surabaya yang dilakukan pada bulan oktober 2019. Data yang

diperoleh akan disajikan dalam bentuk narasi, tabel dan gambar.

Pada penyajian hasil dibagi dalam dua bagian yaitu data umum yang meliputi

karakteristik tempat penelitian dan karakteristik responden yang terdiri dari

pendidikan, umur, jenis kelamin, dan data skabies serta data khusus tentang Personal

hygine lansia dan kejadian scabies pada lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya.

Selanjutnya dilakukan pembahasan hasil yang telah diperoleh dari hasil observasi

untuk mengetahui pelaksanaan personal hygine pada lansia dan kejadian skabies.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik Tempat Penelitian

Lokasi penelitian di UPTD Griya Werdha Surabaya di bawah jembatan tol

jambangan dan dekat dengan rumah sakit mata 1 kilometer. Program-program yang

ada di panti adalah posyandu lansia setiap minggu sekali di puskesmas kebonsari,

pemeriksaan kesehatan lansia ke rumah sakit, screning mata di RS mata sebulan

sekali, melakukan tanaman hijau seminggu sekali, membuat prakarya dll. Kegiatan

lainnya adalah penyuluhan-penyuluhan mengenai terapi herbal untuk mengontrol

kesehatan, mengajarkan cara cuci tangan dan kebersihan diri.

46
47

4.1.2 Karakteristik Responden

Pada responden 1 dengan Tn G, usia 72 tahun, jenis kelamin laki-laki,

pendidikan terakhir Sekolah Dasar.

Pada responden 2 dengan Tn Su, usia 78 tahun, jenis kelamin laki-laki,

pendidikan terakhir sekolah menengah pertama.

Pada responden 3 dengan Tn W, usia 76 tahun, jenis kelamin laki-laki,

pendidikan terakhir sekolah menengah atas.

Pada responden 4 dengan Tn D, usia 71 tahun, jenis kelamin laki-laki,

pendidikan terakhir sekolah menengah pertama.

Pada responden 5 dengan Tn H, usia 73 tahun, jenis kelamin laki-laki,

pendidikan terakhir Sekolah dasar.

Pada responden 6 dengan Tn S, usia 75 tahun, jenis kelamin laki-laki,

pendidikan terakhir Sekolah Dasar.

Pada responden 7 dengan Ny S, usia 71 tahun, jenis kelamin perempuan,

pendidikan terakhir Sekolah menengah pertama.

Pada responden 8 dengan Ny W, usia 72 tahun, jenis kelamin laki-laki,

pendidikan terakhir Sekolah menengah Atas.

Pada responden 9 dengan Tn R, usia 73 tahun, jenis kelamin laki-laki,

pendidikan terakhir sekolah menengah atas.

Pada responden 10 dengan Tn Sa, usia 73 tahun, jenis kelamin laki-laki,

pendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama.


48

4.1.2. Identifikasi pelaksanaan personal hygiene pada lansia yang terjadi skabies

di UPTD Griya Werdha Surabaya

Tabel 4.1 pelaksanaan personal hygiene pada lansia yang terjadi skabies di
UPTD Griya Werdha Surabaya

No Responden Perawatan Berhias Toileting Makan Total


kulit (berpakaian) &
(Mandi) Minum
1 Tn G 2 4 0 3 9
2 Tn Su 3 3 3 3 12
3 Tn W 2 4 1 3 10
4 Tn D 3 4 3 3 13
5 Tn H 3 4 2 3 12
6 Tn S 3 4 2 3 12
7 Ny S 3 5 2 3 13
8 Ny W 4 4 2 3 13
9 Tn R 3 4 2 3 12
10 Tn SA 3 3 2 3 11

Berdasarkan data di atas dari 10 lansia yang diteliti sebanyak 3 lansia

mendapatkan nilai baik (nilai ≥ 13 poin) dari total 16 poin dengan nilai (>76%).

Berdasarkan data di atas dari 10 lansia yang diteliti sebanyak 7 lansia

mendapatkan nilai cukup (nilai lebih dari 9 s/d <13 poin) dari total 16 poin

dengan nilai ( >56%- 76%).

4.1.3. Mengidentifikasi kejadian skabies pada lansia di UPTD Griya Werdha

Surabaya.

Status Frequency Prosentase (%)


Terjadi Skabies 10 100%
Tidak Terjadi Skabies 0 0%
Total 10 100%
49

Berdasarkan data di atas sejumlah 10 lansia,di dapatkan bahwa seluruh

responden mengalami gejala dan kejadien scabies,hal itu di tunjukan bahwa

hasil observasi 10 lansia mendapatkan skor lebih dari 1.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Identifikasi pelaksanaan personal hygiene pada lansia yang

terjadi skabies di UPTD Griya werdha Surabaya.

Berdasarkan hasil penelitian pada 10 pasien di UPTD Griya

werdha Surabaya di dapatkan bahwa sejumlah 3 responden yang

mengalami kejadian skabies melaksanakan personal hyegiene secara

baik atau lebih dari 76%. Hal itu di karenakan dari 3 lansia memenuhi

berperilaku baik dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan,

meskipun dari beberapa poin ada yang tidak di lakukan seperti di poin

menggunakan handuk pribadi dan kering, juga di karenakan beber9apa

poin seperti memakai pakaian yang dapat menyerap keringat dan tidak

menumpuk pakaian basah.

Berdasarkan hasil penelitian pada 10 pasien di UPTD Griya

werdha Surabaya di dapatkan bahwa sejumlah 7 responden yang

mengalami kejadian skabies melaksanakan personal hyegiene secara

cukup atau lebih dari 56% dan kurang dari 76%. Hal itu di karenakan

dari 7 lansia tidak begitu memenuhi berperilaku baik dalam menjaga

kebersihan diri dan lingkungan, meskipun dari beberapa poin ada yang
50

tidak di lakukan seperti di poin perawatan kulit,Berhias, Toileting dan

makan minum lansia tersebut.

Personal Hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia

dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya,

kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya,

klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat

melakukan perawatan diri (Direja, 2011) Perawatan diri atau

kebersihan diri (personal hiygiene) merupakan perawatan diri sendiri

yang di lakukan untuk mempertahankan kesehatan,baik secara fisik

maupun psikologis (Hidayat, 2006). Kurangnya perawatan diri pada

pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses

pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri

menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak mampuan

merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias secara

mandiri, dan toileting (Damaiyanti, 2008)

Kondisi itu yang menyebabkan pada lansia yang meskipun

penilaiannya scoring baik, tapi tetap di dapatkan gejala scabies, karena

di dalam poin tersebut ada poin penting yang lansia tidak

memenuhinya seperti pemakaian handuk pribadi. Dan perawatan

pakaian pribadi dengan cara menumpuk secara campur atau acak

dengan lansia lain dalam satu kamar.

Faktor predisposisi seperti biologis dan social pada lansia juga

berpengaruh dalam menentukan perilaku kebersihan diri lansia.


51

Menurut Depkes tahun (2000) di situ di sebutkan salah satu faktor

predisposisi lansia perilaku kebersihan dirinya berkurang yaitu faktor

biologis dan sosial.

a) Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga

perkembangan inisiatif terganggu.

b) Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan

perawatan diri.

c) Sosial

Kurang dukungan dari latihan kemampuan perawatan diri

lingkungannya. Situasi lingkungan mempemgaruhi latihan kemampuan

dalam perawatan diri.

Penularan penyakit skabies dapat terjadi secara langsung maupun tidak

langsung, adapun cara penularannya adalah:

1. Kontak langsung (kulit dengan kulit) Penularan skabies terutama

melalui kontak langsung seperti berjabat tangan, tidur bersama dan

hubungan seksual. Pada orang dewasa hubungan seksual merupakan

hal tersering, sedangkan pada anak-anak penularan didapat dari orang

tua atau temannya.

2. Kontak tidak langsung (melalui benda) Penularan melalui kontak tidak

langsung, misalnya melalui perlengkapan tidur, pakaian atau handuk

dahulu dikatakan mempunyai peran kecil pada penularan. Namun


52

demikian, penelitian terakhir menunjukkan bahwa hal tersebut

memegang peranan penting dalam penularan skabies dan dinyatakan

bahwa sumber penularan utama adalah selimut (Djuanda, 2010).

Hal itu di dukung oleh penelitian sebelumnya oleh Vicky

Ariwibowo bahwa di dapatkan hasil penelitian di UPTD Griya Werdha

dari lansia yang terdampak scabies dan tidak terdampak tingkat

personal hyegienenya cukup atau dengan nilai >56%-75%.

4.2.2. Mengidentifikasi kejadian skabies pada lansia di UPTD Griya

Werdha Surabaya.

Berdasarkan hasil penelitian pada 10 pasien di UPTD Griya

werdha Surabaya di dapatkan bahwa sejumlah 10 responden

mengalami kejadian scabies. Hal itu di karenakan dari lembar

observasi di dapatkan bahwa dari 10 lansia mengalami gejala scabies

semua,maupun dari riwayat scabies lansia semua mempunyai riwayat

scabies.

Skabies adalah penyakit kulit akibat investasi dan sensitisasi

oleh tungau Sarcoptes scabei. Skabies tidak membahayakan bagi

manusia. Adanya rasa gatal pada malam hari merupakan gejala utama

yang mengganggu aktivitas dan produktivitas. Penyakit scabies banyak

berjangkit di:

a. Lingkungan yang padat penduduknya

b. Lingkungan kumuh
53

c. Lingkungan dengan tingkat kebersihan kurang. Skabies cenderung

tinggipada anak-anak usia sekolah, remaja bahkan orangdewasa

(Siregar, 2005).

Beberapa studi menunjukan bahwa adanya hubungan antara kejadian

skabies dengan personal hyegine pada lansia. Di antaranya, faktor

lingkungan dan kebiasaan hidup sehari-hari. Lingkungan yang sehat

dan bersih akan membawa efek yang baik bagi kulit. Demikian pula

sebaliknya, lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya

berbagai macam penyakit, selain itu kulit juga mempunyai nilai

estetika. Penyakit kulit dapat disebabkan oleh jamur, virus, kuman,

parasithewani dan lain-lain. Salah satu penyakit kulit yang disebabkan

oleh parasita dalah skabies (Djuanda, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Viky Ariwibowo

menunjukan bahwa terdapat hubungan antara perilaku kurang bersih

dengan kejadian skabies di UPTD Griya Werdha, hal itu di karenakan

bukan hanya dari perawatan kulit,toileting dan makan minun,akan

tetapi faktor berhias atau berpakaian sangat berpengaruh sebagai faktor

pencetus terjadinya kuman penyebab penyakit skabies.

Anda mungkin juga menyukai