Ekologi Profetik
Ekologi Profetik
net/publication/335175475
CITATION READS
1 3,398
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Saepul Rochman on 15 August 2019.
Ekologi Profetik:
Prinsip Interdependensi Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.
1
Absori, 2Saepul Rochman
Program Doktor Ilmu Hukum, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Surakarta, Indonesia
1
absorisaroni@gmail.com, 2rochmanson@gmail.com
Abstrak —Pancasila memang tidak mencantumkan positif terutama karena kedua ilmuwan ini meyakini bahwa
konsep ekologi secara eksplisit di dalam sila-silanya. alam semesta dapat dihitung, diprediksi dan berkepastian.1
Kelima sila tersebut hanya menuliskan pokok-pokok
Setelah terjadi revolusi hukum, barulah hukum positif ini
dasar negara berupa asas ketuhanan, kemanusiaan,
mendominasi seluruh kajian hukum dan melepaskan diri dari
persatuan, musyawarah dan keadilan sosial. Ini
pengetahuan sebagaimana yang dipahami oleh hukum kodrat,
menimbulkan persoalan dalam konteks perundang-
atau paling tidak hukum sebagai ilmu dan hukum sebagai
undangan menjadi tidak memiliki dasar normatif
terapan yang bebas nilai setelah dipisahkan dengan moralitas
yang jelas, akibat lainnya adalah pada ranah
dan keadilan yang diorientasikan pada kepastian. Ini terlihat
penelitian hukum lingkungan hidup dan nilai-nilai
dalam filsafat alam Aristoteles, Leibniz dan Galilean.
interdependensi antara Tuhan, manusia dan alam
Sementara dalam filsafat Sosial, Aguste Comte menuliskan
semesta tidak memiliki ancangan yang pasti. Tujuan
tentang bagaimana masyarakat berubah menjadi lebih
penulisan makalah ini adalah untuk mengeksplorasi
rasional dan empiris dari yang semula teisitik dan metafisis.
nilai-nilai profetik, karena itu metode yang
Hukum positif meskipun telah dikritik oleh mazhab-mazhab
digunakan adalah metode filosofis. berdasarkan
lain tetap mempertahankan pendirian dan digunakan di
hasil penelitian disimpulkan bahwa pertama, dalam
negara-negara bebas; Belanda, Perancis dan German. Franz
hal tidak ditemukannya konsep ekologi tidak berarti
Magnis Suseno dalam Epilog atas The Origin of Species
alam menjadi objek eksploitasi tetapi manusia
menuliskan bagaimana hubungan yang mungkin antara
merupakan bagian dari alam semesta, dan kedua,
pandangan Darwin tentang evolusionisme dengan Comte
nilai interdependensi transendental dalam
yang memaklumkan teorinya dengan tiga tahap sejarah
perspektif profetik menunjukan adanya amanah
manusia; mitos, metafisika atau filsafat, hingga tahap
untuk memprevensi kerusakan lingkungan.
pengetahuan positif. Dimana seluruh ilmu-ilmu barat berawal
Kata Kunci — Profetik, ekologi, Interdepedensi, dari evolusi dan positivism ini.2
kerusakan, eksploitasi. Indonesia sebagai negara koloni belanda mengadopsi
pandangan positivisme hukum ini, setidaknya ada tiga tokoh
I. PENDAHULUAN
yang muncul sebagai ilmuwan positivisme hukum
Dalam perspektif natural science, ilmu-ilmu sosial diantaranya, John Austin, Hans Kelsen dan Dworkin. Secara
merupakan hasil dari pengaruh simultan perkembangan teori historis hukum yang digunakan di Hindia belanda adalah
sains. Dalam bentuknya yang paling nyata adalah pemanfaatan perintah raja (koninklijk besluit) yang dalam hal ini raja belanda
teknologi telah banyak berkontribusi dalam perubahan yang merebut kekuasaan dari raja-raja nusantara, ini
prilaku manusia. Pemanfaatan alam merupakan imbas dari ekuivalen dengan teori Austin tentang hukum. Namun
penggunaan teknologi dan pada hakikatnya merupakan berdasarkan fakta historis, hukum yang diterapkan di negara
sesuatu yang wajar apabila didasarkan pada alasan kebutuhan jajahan belanda bergantung kepada isi suratnya yang diikuti
dan restoratif. Ini didasarkan pada visi peradaban manusia secara harfiah (letterlijk) dalam bentuk reglement regeling oleh
yang memiliki kesadaran akan dirinya dan alam semesta, dan residen sebagai penguasa koloni. Pandangan ini identik
melalui alam semesta itulah manusia mampu menemukan dengan teori hukum Kelsen yang memandang bahwa hukum
berbagai paradigma saintifik yang berguna bagi kehidupannya merupakan rumusan norma.
sendiri
Pada masa modern alam kemudian dianggap sebagaii
Dalam konteks ilmu hukum, paradigma hukum sumber daya atau kekuatan. Indonesia sejak didirikan pada
positivistik berakar pada pandangan filosofis Newton dan tahun 1945 yang dikenal dengan Rezim Soekarno, telah
Rene Descartes mengenai ancangan dalam melihat alam membatalkan berbagai investasi yang terjadi sebelum masa
semesta. Newton melihat alam semesta sebagai pergerakan kemerdekaan antara Hindia Belanda dengan pihak ketiga.
benda-benda yang dapat dihitung secara matematik,
sementara Descartes melihat alam semesta sebagai
1
mekanika itu sendiri yang terhubung satu sama lain dengan Mulyadhi Kerthanegara, 2007, Mengislamkan Nalar Sebuah Respon
Terhadap Modernitas, (Penerbit Erlangga: Jakarta), hlm. xiii
adanya perbenturan antarbenda. Dua pandangan dunia sains 2
Charles Darwin, 2003, The Origin of Species: Asal-Usul Spesies, (Yayasan
di zamannya ini kemudian menjadi cikal-bakal ilmu hukum Obor Indonesia: Jakarta), hlm. 463.
10
A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, 2001, Ilmu Pengetahuan, (PT. Kanisius:
Yogyakarta), hlm. 134.
7 11
Christian Siregar, Pancasila, Keadilan Sosial, dan Persatuan Indonesia, Joko Siswanto, Metafisika Substansi, Jurnal Filsafat Universitas Gadjah
Humaniora Vol.5 No.1 April 2014, Hlm. 108. Mada, Mei 1995, hlm. 39.
8 12
Ronto, 2012, Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara, (PT. Balai John Boyd, Destruction and Creation,
Pustaka: Jakarta), hlm. 17. www.Goalsys.Com/.../DESTRUCTION_AND_CREATION. 3 September
9
Bartolomeus Samho, Stephanus Djunatan, Sylvester Kanisius Laku, 2012, 1976
Pancasila Sebagai Kekuatan Pembebas, (Universitas Katholik Parahyangan
dan Yayasan Kanisius: Yogyakarta), hlm. 12.
DAFTAR PUSTAKA