Disusun Oleh :
2. Devi Novitasari
3. Diana Putri
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Keperawatan Maternitas ini dengan
judul “Konsep Asuhan Keperawatan Ruptur Uteri dan Anemia” Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi Besar SAW kepada keluarga, sahabat, hingga kepada
umatnya sampai akhir zaman.
Dalam penyelesaian tugas makalah ini tidak terlepas dari kesulitan dan kendala, namun
berkat arahan dari dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas serta saran kami banyak
mendapat bantuan baik material maupun moril dari berbagai pihak akhirnya kami kelompok
dapat menyelesaikan dengan baik, untuk itu kami mengucapkan terimakasih.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN TEORI....................................................................................................................5
2.1 Pengertian Ruptur Uteri dan Anemia.........................................................................................5
2.2 Penyebab Ruptur Uteri dan Anemia...........................................................................................5
2.3 Tanda Gejala Ruptur Uteri dan Anemia......................................................................................6
2.4 Klasifikasi Ruptur Uteri dan Anemia...........................................................................................7
2.5 Penatalaksanaan Ruptur Uteri dan Anemia...............................................................................9
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................................................11
3.1 Pengkajian Keperawatan...........................................................................................................11
3.2 Diagnosa Keperawatan..............................................................................................................15
3.3 Perencanaan Keperawatan.......................................................................................................17
3.4 Pelaksanaan Keperawatan........................................................................................................17
3.5 Evaluasi Keperawatan...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA……….……………………………………………………………………………………………………………….18
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ruptur uteri adalah robekan atau diskontuinitas dinding rahim akibat dilampauinya daya
regang miometrium. Penyebab ruptur uteri adalah disproporsi janin dan panggul, partus
macet atau traumatik. Ruptur uteri termasuk salah satu diagnosis banding apabila wanita
dalam persalinan lama mengeluh nyeri hebat pada perut bawah, diikuti dengan syok
dan pendarahan pervaginam. Robekan tersebut dapat mencapai kandung kemih dan
organ vital di sekitarnya. Resiko infeksi sangat tinggi dan angka kematian bayi sangat tinggi
pada kasus ini. Ruptur uteri inkomplit yang menyebabkan hematoma pada parametrium,
kadang-kadang sangat sulit untuk segera dikenali sehingga seringkali menimbulkan
komplikasi serius bahkan kematian.
Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak hanya
terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia diperkirakan dua
milyar dengan prevalensi terbanyak di wilayah Asia dan Afrika. World Health Organization
(WHO) menyebutkan bahwa anemia merupakan 10 masalah kesehatan terbesar di abad
modern, kelompok yang berisiko tinggi anemia adalah wanita usia subur, ibu hamil,anak usia
sekolah, dan remaja (WHO, 2016).
Tujuan Penulisan
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pengertian anemia secara umum adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel
darah merah yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin
yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Astriana, 2017). Anemia
adalah penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam
sirkulasi darah. Kadar hemoglobin kurang dari 12 gram/dl untuk wanita tidak hamil dan
kurang dari 11 gram/dl untuk wanita hamil (Padmi, 2018).
5
Selain pada ibu hamil, ruptur uteri bisa terjadi pada wanita yang tidak hamil. Ruptur uteri
juga dapat terjadi akibat kecelakaan, jatuh, serta tusukan, pukulan, atau luka tembak ke
bagian perut, atau kanker choriocarcinoma.
Berdasarkan penyebabnya, anemia pada ibu hamil dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a.) Anemia defisiensi zat besi, yaitu anemia yang terjadi karena kekurangan zat besi di
dalam tubuh. Di mana, zat besi ini diperlukan untuk memproduksi sel darah merah
yang kaya nutrisi dan oksigen.
b.) Anemia defisiensi vitamin B12, yaitu anemia yang disebabkan oleh kekurangan
vitamin B12. Defisiensi vitamin B12 dapat terjadi karena kurangnya asupan makanan
yang mengandung vitamin B12, gangguan penyerapan vitamin B12, atau kondisi
medis tertentu.
c.) Anemia defisiensi asam folat, yaitu anemia karena kekurangan asam folat yang
berfungsi membentuk protein baru untuk menghasilkan sel darah merah.
Sementara itu, gejala ruptur uteri pada janin adalah penurunan denyut jantung dan melambat
atau berhentinya gerakan janin (fetal distress).
6
Gejala anemia saat hamil yang dapat terjadi di antaranya:
Yaitu bila ruptur uteri terjadi secara spontan pada uterus tanpa parut
(utuh) dan tanpa adanya manipulasi dari penolong.
Ruptur uteri yang disebabkan oleh trauma dapat terjadi karena jatuh,
kecelakaan seperti tabrakan dan sebagainya.
Ruptur uteri demikian ini terdapat paling sering pada parut bekas seksio sesarea,
peristiwa ini jarang timbul pada uterus yang telah dioperasi untuk
mengangkat mioma (miomektomi) dan lebih jarang lagi pada uterus dengan parut
karena kerokan yang terlampau dalam.
1. Ruptur uteri komplit, bila robekan terjadi pada seluruh lapisan dinding uterus.
3. Ruptur uteri imminens, bila baru ada gejala akan terjadi Ruptur.Penderita merasa
kesakitan terus menerus baik waktu his maupun diluar his. Teraba ligamentum
rotundum menegang.
7
C. Menurut waktu terjadinya rupture uteri dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Ruptur Uteri Gravidarum, terjadi waktu sedang hamil, sering berlokasi pada korpus
2. Ruptur Uteri Durante Partum, terjadi waktu melahirkan anak,lokasinya sering pada
SBR.
1. Korpus uteri, biasanya terjadi pada rahim yang sudah pernah mengalami
operasi, seperti seksio sesarea klasik (korporal) atau miomektomi.
2. Segmen bawah rahim (SBR), biasanya pada partus sulit dan lama(tidak maju).
SBR tambah lama tambah regang dan tipis dan akhirnyaterjadilah ruptur.
3. Servik uteri, biasanya terjadi pada waktu melakukan ekstraksi forcep atau versi dan
ekstraksi, sedang pembukaan belum lengkap 4. Kolpoporeksis-kolporeksis, robekan-
robekan diantara servik dan vagina.
Ada beberapa klasifikasi anemia yang dialami ibu hamil menurut WHO (2011), yaitu:
a. Anemia ringan: anemia pada ibu hamil disebut ringan apabila kadar
b. Anemia sedang: anemia pada ibu hamil disebut sedang apabila kadar
c. Anemia berat: anemia pada ibu hamil disebut berat apabila kadar hemoglobin
Merupakan salah satu jenis anemia yang diakibatkan oleh kurangnya zat besi
sehingga terjadi penurunan sel darah merah.
8
Jenis anemia ini adalah anemia terbanyak kedua setelah anemia defisiensi zat besi dan
biasanya terkait dengan penyakit infeksi.
3) Anemia pernisius
Biasanya diderita orang usia 50-60 tahun yang merupakan akibat dari kekurangan
vitamin B12. Penyakit ini bisa diturunkan.
4) Anemia hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan oleh hancurnya sel darah merah yang lebih cepat dari
proses pembentukannya dimana usia sel darah merah normalnya adalah 120 hari.
Disebabkan oleh kurangnya asupan asam folat. Selama masa kehamilan, kebutuhan
asam folat lebih besar dari biasanya.
6) Anemia aplastic
a.) Histerektomi
Histerektomi adalah operasi pengangkatan kandungan (rahim danuterus) pada seorang
wanita, sehingga setelah menjalani operasi ini dia tidak bisa lagi hamil dan
mempunyai anak.
b.) Histerorafi
Histerorafi adalah tindakan operatif dengan menjahit luka dengan sebaik-baiknya.
Histerorafi jarang sekali bisa dilakukan kecuali bila luka robekan masih bersih dan
rapi pasiennya belum punya anak.
9
2) Pemberian Zat besi intramuscular. Terapi ini dipertimbangkan apabila respon
pemberian zat besi secara oral tidak berjalan baik.
3) Tranfusi darah diberikan apabila gejala anemia disertai dengan adanya resiko gagal
jantung yakni ketika kadar Hb 5-8 g/dl. Komponen darah yang diberikan adalah PRC
dengan tetesan lambat.
10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan dasar utama memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan individu. Pengkajian harus akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan dan
kebenaran data sangat penting dalam merumuskan suatu diagnose keperawatan dan
memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan respon individu, sebagaimana telah
ditentukan dalam standar praktek keperawatan.
a. Identitas
Pengkajian identitas meliputi: nama, umur, alamat, nomor rekam medis, agama,
pekerjaaan, suku/bangsa, status pernikahan, pendidikan.Tanggal dan jam masuk rumah sakit
dan tanggal pengkajian. Setelah identitas pasien dalam asuhan keperawatan juga terdapat
identitas penanggung jawab. Identitas penanggung jawab meliputi: nama, umur, alamat,
pekerjaan, hubungan dengan pasien, suku/bangsa.
b. Keluhan utama
Mengetahui riwayat penyakit yang di derita klien yang dapat mempengaruhi kesehatan
saat ini.
11
3. Riwayat Obestri
- Riwayat kelahiran, persalinan dan nifas yang lalu: riwayat kehamilan sebelumnya
(umur kehamilan dan faktor penyulit), riwayat persalinansebelumnya (jenis,
penolong dan penyulit), komplikasi post partum (laserisasi, infeksi dan
perdarahan), jumlah anak vang dimiliki.
1:Keadaan Umum
Keadaan umum biasanya lemah, jumlah GCS, berat badan, tinggi badan dan lingkar
lengan atas (LILA)
2.Kesadaran
12
4. Pengkajian Head to Toe
a) MataData yang perlu dikaji yaitu konjungtiva anemis atau tidak, bentuk mata
simetris atau tidak
b) Hidung
Data yang dikaji yaitu bentuk hidung adakah hambatan atau tidak.
c) Mulut
e) Ekstremitas
1) Ekstermitas atas
Kesimetrisan pada jung jari sianosis atau tidak, edema ada atau tidak.
2) Ekstermitas bawah
a. Identitas klien dan keluarga, nama, umur, TTL, nama ayah/ibu, pekerjaan ayah/ibu, agama,
pendidikan, alamat
b. Keluhan utama
13
d. Keadaan kesehatan saat ini
- Klien pucat, kelemahan, sesak napas, adanya gejala gelisah,diaphoresis, takikardi, dan
penurunan kesadaran
e. Pemeriksaan fisik
b. Kesadaran: apakah klien tampak compas mentis kooperatif sampai terjadi penurunan
tingkat kesadaran apatis, somnolen, spoor, coma.
c. Tanda-tanda vital
- TB dan BB
- Kulit: apakah kulit teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat, terdapat perdarahan
dibawah kulit.
- Mata: apakah ada kelainan bentuk mata, konjungtiva anemis, kondisi sclera, terdapat
perdarahan subkonjungtiva, keadaan pupil, palpebral dan reflekcahaya
- Hidung: apakah ada kelainan bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari hidung,
atau gangguan fungsi penciuman
- Mulut: apakah ada kelainan bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering,
bibir pecah-pecah, atau perdarahan
- Leher: apakah terdapat pembesaran kelenjar getah bening, tiroid membesar, dan
kondisi distensi vena jugularis
- Thoraks: periksa pergerakan dada, adakah pernapasan cepat atau irama napas tidak
teratur.
14
- Abdomen: periksa apakah ada pembesaran hati, nyeri, bising usus, dan bias di bawah
normal.
- Genetalia: pada laki-laki apakah testis sudah turun ke dalam skrotum dan pada
perempuan apakah labia minora tertutup labia mayora.
f. Pemeriksaan penunjang
- Riwayat Sosial
Siapa yang mengasuh klien dirumah, kebersihan didaerah tempat tinggal, orang yang
terdekat dengan klien, keadaan lingkungan, pekarangan, dan pembuangan sampah.
3.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah proses keperawatan yang merupakan bagian dari penilaian
klinis tentang pengalaman atau tanggapan individu, keluarga, atau masyarakat terhadap
masalah kesehatan aktual, potensial, dan proses kehidupan.
Perencanaan Keperawatan
Observasi
15
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sisterik
Terapeutik
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungen pasien
Edukasi
2. Diagnosa Anemia :
Perencanaan keperawatan
Observasi
Terapeutik
16
b. Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Edukasi
2. Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau aktivitas lainnya
4. Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat seperti kelelahan, sesak nafas saat
aktivitas.
17
DAFTAR PUSTAKA
18