Anda di halaman 1dari 8

ASEAN WAY DALAM PERPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL

Sefriani
Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia
e-mail: sefri_ani@yahoo.com

Abstract
ASEAN is not free from conflict among its members. For the example is Conflict between gunmen called
themselves as representative of Sulu Kingdom with Malaysian policeman, conflict territory surrounding
preh vihear temple between Cambodia and Thailand, conflict ambalat between Indonesia-malaysia
potentially disturb peace and security of regional. Nothing done by ASEAN as organization which is most
responsible to peace and stability at South East Asia Region. This matter caused by ASEAN way followed
by ASEAN as conflict Resolution. ASEAN Way claim ASEAN applied non intervention to domestic affair
of its member. ASEAN way claim also unanimous vote in decision making. ASEAN way often make
ACEAN became contra productive toward existence of ASEAN itself. Constructive intervention or flexible
engagement or enhanced interaction is solution offered to enhance ASEAN more advantage for South
East Asia Region.
Key words: ASEAN way, non intervention, constructive intervention

Abstrak
ASEAN tidaklah bebas dari konflik antar anggotanya. Sebut saja beberapa waktu yang lalu konflik antara
Sekelompok orang bersenjata yag menamakan dirinya perwakilan kerajaan Sulu dengan Pasukan Polisi
Diraja Malaysia; konflik perbatasan di sekitar kuil preh vihear antara Kamboja dengan Thailand; Konflik
kawasan ambalat antara Indonesia-Malaysia dan lain-lain yang berpotensi mengganggu perdamaian
dan keamanan regional. Tidak ada upaya sedikitpun yang dilakukan ASeAN sebagai organisasi yang
paling bertanggung jawab terhadap perdamaian keamanan kawasan asia Tenggara. Hal ini diakibatkan
oleh ASeAN Way yang merupakan mekanisme penyelesaian snegketa yang dianut oleh ASeAN yang
menuntut ASeAN bersikap non intervensi terhadap urusan dalam negeri anggotanya. ASeAN Way juga
menuntut pengambilan suara berdasarkan mufakat. Apa yang dianut ASeAN ini terkadang menjadi
kontraproduktif terhadap keberadaan ASeAN. Constructive intervention atau yang disebut juga dengan
flexible engagement, atau enhanced interaction merupakan solusi yang ditawarkan untuk mendorong
agar keberadaan ASeAN menjadi lebih berarti bagi kawasan
Kata kunci: ASeAN Way, Non intervensi, Constructive intervention

A. Pendahuluan read/527343/konflik-sabah-malaysia-kerahkan-
jet-tempur-hadang-pasukan-sulu)
ASEAN tidaklah bebas konflik. Sebut saja
konflik bersenjata antara tentara Malaysia Konflik lain yang juga cukup menyita
melawan warga Philipina yang mengaku sebagai perhatian dan berpotensi mengancam perdamaian
warga kerajaan Sulu, Mindanau, Philipina, di keamanan regional atau internasional adalah
awal 2013 yang lalu yang mengklaim Sabah sengketa perbatasan di sekitar kuil Preh Viheaar
adalah wilayah milik leluhur mereka (http:// dan sengketa kawasan Ambalat antara Indonesia-
sorot.news.viva.co.id/news/read/396304-akar- Malaysia. Konflik-konflik ini menampakan bahwa
perang-sulu-malaysia, 22 Maret 2013) Jumlah ASeAN hanya bersikap pasif sebagai organisasi
korban yang tewas dari kedua belah pihak di mana kekerasan, pelanggaran HAM, konflik
akibat konflik bersenjata antara pasukan tentara berdarah, konflik bersenjata terjadi. PBB langsung
Malaysia melawan warga Sulu itu tidaklah sedikit. bereaksi dengan menyerukan perdamaian,
Malaysia menggunakan jet tempur dan senjata- mengapa ASeAN hanya bersikap diam, seolah
senjata militrenya untuk menumpas warga Sulu, tidak terjadi apapun di wilayahnya. Sikap yang
sehingga mengundang reaksi internasional sama ditunjukkan oleh organisasi ini dalam kasus
termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kekerasan terhadap etnis Rohingnya di Thailand,
yang menyerukan para pihak untuk menghentikan konflik perbatasan antara Kamboja dengan
konflik bersenjata tersebut ( news.liputan6.com/ Thailand, konflik beberapa negara ASeAN di

Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Asean way dalam Perpektif Hukum .... 89
kawasan Spratly, konflik bersenjata yang telah untuk menyelesaiakan masalah yang terjadi
terjadi bertahun-tahun antara Thailand melawan dalam tubuh ASeAN memerlukan reformasi ?
Malaysia di perbatasan tiga provinsi Thailand
Selatan—Pattani, yala, dan Narathiwat—yang
B. Metode Penelitian
berbatasan langsung dengan Malaysia. Bahkan
awal Maret lalu, konflik memanas, bom meledak Penelitian ini merupakan penelitian hukum
menewaskan enam orang. (http://internasional. normatif yang menggunakan data sekunder yang
kompas.com/read/2013/03/16/02473056/Sabah. terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan
Konflik.dan.Belenggu.ASEAN,) tersier. Bahan hukum primer dalam penelitian ini
Sangat ironis pula, dalam kasus pemberontak adalah Deklarasi bangkok 1967, Treaty of Amity
Moro melawan pemerintah Philipina, bukan and cooperation in South East Asian Nations
ASeAN yang tampil sebagai mediator antara (TAC) 1976. Piagam ASeAN 2008 dan Piagam
kedua pihak yang bertikai tetapi justru Organisasi PBB 1945. Bahan hukum sekunder berupa
Konferensi islam (OKI). Kondisi yang berbeda hasil penelitian, tulisan dan pendapat para pakar
ditunjukkan oleh organisasi-organisasi regional hukum internasional terkait ASeAN dan prinsip
yang lain, dimana permasalahan di kawasan non intervensi. Adapun bahan tersier berupa
akan diselesaikan melalui organisasi regional dulu kamus dan ensiklopedi. Bahan-bahan hukum
daripada melibatkan kekuatan di luar kawasan. tersebut diperoleh dengan library research.
Para ahli hukum organisasi internasional juga Semua bahan hukum yang diperoleh dalam
sepakat bahwa organisasi regional seharusnya penelitian akan dikumpulkan, dikelompokkan
merupakan organisasi yang paling tepat untuk sesuai variabel masing-masing, untuk selanjutnya
menyelesaikan konflik yang terjadi di kawasannya. dianalisis secara kualitatif. dengan menggunakan
Organisasi regional dipandang lebih bisa beberapa pendekatan. Beberapa pendekatan
memahami kondisi dan situasi yang ada di yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wilayahnya dibanding organisasi lain. Pasal 52 (1) pendekatan perundang-undangan ( statute
Piagam PBB juga menegaskan bahwa approach), pendekatan historis, pendekatan
konsep (conceptual approach), serta pendekatan
Nothing in the present charter precludes the perbandingan (comparative approach). (Peter
existence of regional arrangements or agencies Mahmud Marzuki :2005:93-95) Hasil dari penelitian
for dealing with such matters relating to the ini akan disajikan dalam bentuk deskriptif analitis.
maintenance of international peace and security
as are appropriate for regional action provided that
such arrangements or agencies and their activities C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
are consistent with the Purposes and Principles of 1. ASEAN Way Sebagai Cara ASEAN Meng-
the United Nations. hadapi Berbagai Masalah dan Konflik
Dengan demikian sesungguhnya ASeAN bisa Terbentuk dari sebuah deklarasi tahun
bertindak lebih banyak untuk menjaga stabilitas, 1967, awalnya ASeAN adalah organisasi
keamanan, dan perdamaian di kawasan Asia regional yang berusaha berintegrasi dalam
Tenggara. Dengan sikap diamnya tak heran jika sebuah institusi yang berdasarkan pada
banyak pihak yang meragukan apakah ASeAN kerjasama fungsional. Oleh karananya
itu benar ada? Apa guna ASeAN bagi bangsa- AS e AN kemu di an me nja di orga ni sasi
bangsa Asia Tenggara? (Simon Chesterman:2012 regional nonpolitik yang berfungsi dalam
:203). Pernyataan-pernyataan tersebut sangat sektor-sektor ekonomi, teknik, keilmuan,
wajar karena memang selama ini ASe AN sosial dan kebudayaan. Ide utamanya
seperti tidak ada dikala wilayah Asia tenggara adalah bagaimana membuat suatu institusi
dilanda konflik, kekerasan, atau pelanggaran regional tanpa mengancam kedaulatan
HAM yang mengarah pada gangguan terhadap nasional negara anggotanya namun tetap
stabilita, keamanan dan perdamaian kawasan menguntungkan.(http://skiasyik.wordpress.
Asia Tenggara. Menjadi suatu pertanyaan com/2008/03/25/asean-charter/). Hal ini
besar tentunya konflik-konflik atau tindak dikarenakan kondisi saat itu mayoritas
kekerasan yang terjadi di wilayah Asia Tenggara. anggota ASeAN adalah negara yag baru
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan saja memperoleh kemerdekaan, konfrontasi
masalah dalam tulisan ini adalah (1) mengapa Indonesia Malaysia baru saja berakhir,
ASEAN senantiasa bersikap pasif terhadap konflik- konflik Indocina dan kawasan Asia tenggara
konflik yang terjadi di kawasan asia tenggara ?. lainnya yang menjadi perebutan pengaruh
(2) apakah ASeAN way sebagai cara bagi ASeAN dari negara-negara besar. Singkat kata

90 Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Asean way dalam Perpektif Hukum ....
kawasan asia tenggara saat itu penuh dengan saling menghormati, konsensus, dialog
percaturan politik dan kekuatan, sehingga dan konsultasi, juga larangan penggunaan
kecurigaan antara masing-masing anggota kekerasan bersenjata itu disebut sebagai
masih ada (Syahmin A.K:1988: . 210-211). ASeAN Way (Joel Vander Kooi: 2007:19).
Misi yang akan dicapai oleh ASeAN Ditambahkan pula oleh Narine bahwa
sesuai yang dinyatakan dalam Deklarasi ASEAN way mengutamakan pengaturan
Bangkok 1967 adalah untuk menciptakan dan implementasi nasional dibandingkan
kawasan Asia tenggara dalam suasana penciptaan otoritas supranasional (Shaun
penuh rasa persahabatan, kedamaian Nar i n e,: 2 0 02 :1 2 - 1 3) . Nik o l as B u s se
dan kemakmuran. Negara-negara ASeAN sebagaimana dikutip oleh Gillian Goh,
harus mengusahakan kemajuan dalam menyatakan bahwa ASEAN way adalah
perekonomian dan pembangunan dalam metode dan norma yang digunakan oleh
semua sektor yang ada, meningkatkan organisasi ASeAN dalam menghadapi
pertahanan keamanan nasional dan regional, situasi konflik di Asia Tenggara (Goh, GilliaN:
serta menjaga kestabilan politik nasional 2013:115). Mekanisme tersebut disebut
maupun regional (Deklarasi Bangkok 1967). dengan ASeAN Way karena memang ASeAN
Pada tahun 1976, dalam KTT ASeAN memiliki cara dan gaya tersendiri dalam
di Denpasar, Bali, bidang kerjasama ASeAN menangani permasalahan-permasalahan
diperluas dengan bidang politik sebagaimana yang terjadi dalam kawasannya ( Joel Vander
dinyatakan dalam Treaty of Amity and Kooi: 2007:19).
cooperation in South East Asian Nations Pada tahun 1971 ASeAN way yang
(TAc). Hal penting yang dapat dicatat ditetapkan dalam TAC kembali ditegaskan oleh
dari instrumen ini adalah bahwa segala ASeAN. Pada tahun ini ASeAN menyatakan
sengketa yang timbul antar anggota ASeAN diri sebagai wilayah damai, bebas, dan
diusahakan penyelesaiannya secara damai. netral. ASeAN merupakan The Zone of
Intervensi atau ikut urusan dalam negeri Peace, Freedom, and Neutrality (ZOPFAN).
negara anggota dan penggunaan kekerasan Kebebasan dalam ZOPFAN dimaksudkan
harus dihindarkan. Pasal 2 TAC menegaskan sebagai kebebasan yang berhak diperoleh
bahwa hubungan antar anggota ASeAN oleh setiap anggota untuk tidak diintervensi
dilandasi prnsip-prinsip sebagai berikut. mengenai permasalahan domestik mereka.
a. Mutual respect for the independence, Intervensi disini bisa diartikan dalam hal
sovereignty, equality, territorial integrity kemerdekaan atau independensi serta
and national identity of all nations; integritas negara itu sendiri. Intervensi akan
b. The right of every State to lead its national mengganggu kebebasan, kemerdekaan
existence free from external interference, dan integritas ASeAN yang menginginkan
subversion or coersion; netralitas di regionalnya. (Robin. Ramcharan,
c. Non-interference in the internal affairs of 2000:69)
one another; ASeAN Way semakin memperoleh
d. Settlement of differences or disputes by kekuatan ketika dinyatakan lagi dalam ASeAN
peaceful means; Charter. Piagam ASeAN menyebutkan bahwa
e. Renunciation of the threat or use of force; ASeAN dilandasi prunsip-prinsip utama
f. effective cooperation among themselves. sebagai berikut:
a. menghormati kemerdekaan, kedaulatan,
Dari apa yang diatur dalam instrumen
regional di atas nampak bahwa prinsip kesetaraan, integritas wilayah, dan
non intervensi menjadi prinsip utama yang identitas nasional seluruh negara
melandasi kerjasama negara-negara anggota anggota ASeAN;
ASeAN. Prinsip nonintervensi sampai saat b. tidak campur tangan urusan dalam negeri
ini masih dipegang teguh oleh para anggota negara anggota ASeAN;
ASeAN dalam kebijakan regionalnya, di c. penghormatan terhadap hak setiap
samping prinsip-prinsip lain seperti saling negara anggota untuk menjaga eksistensi
menghor mati, k ons ens us, dialog dan nasionalnya bebas dari campur tangan
konsultasi. (Hiro Katsumata:2004:237) eksternal, subversi, dan paksaan;
Mekanisme kerjasama dan penyelesaian d. menghormati kebebasan fundamental
konflik di kawasan Asia Tenggara yang pemajuan dan perlindungan HAM, dan
dilandasi prinsip non intervency diplomacy, pemajuan keadilan sosial;

Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Asean way dalam Perpektif Hukum .... 91
e. menjunjung tinggi piagam PBB dan (Joel Vander Kooi: 2007:19) ). Apa yang
hukum internasional termasuk hukum ditetapkan dalam Pasal 21 ini sesungguhnya
humaniter yang telah disetujui oleh merupakan penegasan dari Enhanced
negara anggota ASeAN; Dispute Settlement Mechanism (EDSM) yang
f. tidak turut serta dalam kebijakan atau dideklarasikan oleh ASeAN pada tahun 2004,
kegiatan apapun termasuk penggunaan yang merasakan tidak adanya jaminan atau
wilayahnya , yang dilakukan negara lemahnya pelaksanaan komitmen kerjasama
anggota atau nonanggota ASe AN bidang ekonomi akibat kuatnya prinsip
atau subyek negara manapun yang kedaulatan negara di organisasi mereka.
mengancam kedaulatan, integritas (Joel Vander Kooi: 2007:1). Namun demikian
wilayah, atau stabilitas politik dan ini hanya berlaku untuk bidang ekonomi saja,
ekonomi negara-negara anggota ASeAN tidak untuk bidang yang lain seperti terjadinya
( Piagam ASeAN:2008). kekerasan atau pelanggaran HAM di suatu
negara ASeAN, termasuk kekerasan yang
Di samping prinsip-prinsip di atas, dilakukan aparat Malaysia terhadap penyusup
ASeAN Way juga dirumuskan dalam Pasal 2 dari Sulu.
(e) Piagam ASeAN yang menetapkan bahwa
Dari paparan di atas jelaslah bahwa sikap
kerjasama negara-negara anggota ASeAN
diam ASeAN dalam kasus Sabah merupakan
dilandasi prinsip non intervensi urusan dalam
bentuk pelaksanaan ASeAN Way, memberikan
negeri anggotanya.
penghormatan kepada Malaysia untuk
Dari sisi fungsional, ada empat kewajiban mengamankan integritas wilayahnya dari
yang harus dipatuhi setiap negara anggota warga kerajaan Sulu yang menyusup masuk
ASeAN sebagai konsekuensi dari keberadaan ke wilayah itu. Berdasarkan ASeAN Way,
prinsip non intervensi, yaitu: negara-negara anggota ASeAN berkomitmen
a. Pantangan untuk mengkritisi tindakan untuk tidak mengakui, tidak melindungi,
apapun dari satu negara anggota terhadap memberi bantuan kepada segenap kelompok
warga negaranya, termasuk pelanggaran yang mengancam stabilitas keamanan dan
terhadap hak-hak asasi manusia, integritas wilayah anggota ASeAN seperti
serta membuat keputusan mengenai halnya yang dilakukan warga Sulu di sabah.
keanggotaan suatu negara berdasarkan Dengan konsep ASeAN Way, negara-negara
sistem atau bentuk pemerintahannya; ASeAN akan menganggap masalah Sabah
b. Mengkritisi tindakan dari satu negara adalah urusan dalam negeri Malaysia,
yang melanggar prinsip nonintervensi sehingga tidak ingin ikut campur di dalamnya.
c. Menolak pengakuan ( recognition) , Penghormatan terhadap apa yang dianggap
permohonan suaka , ataupun bentuk menjadi urusan dalam negeri negara anggota
dukungan lainnya terhadap kelompok lain secara tidak langsung ikut mencegah
p e m b e r o n t a k ya n g m e n g g a n g g u terjadinya salah persepsi dan kecurigaan
kestabilan nasional negara tetangga antar anggota. Dengan ASeAN Way pula
d. Menyediakan dukungan politis dan pantang bagi negara anggota ASeAN
bantuan materi untuk negara yang untuk mengkritisi tindakan apapun termasuk
sedang berk ampan ye menentan g kekerasan yang dilakukan aparat Malysia
k egiat an- k egiat an s ubv er s if yang terhadap penyusup Sulu di Sabah.
mengganggu stabilitas negara (Amitav
Acharya:2001:58). 2. ASEAN Way Memerlukan Reformasi
Lebih lanjut, Pasal 20 (1) ASeAN Sekilas tidak ada yang salah dengan
Charter menekankan bahwa pengambilan ASeAN Way. Prinsip non intervensi yang
keputusan berdasarkan prinsip konsultasi menjadi salah satu landasan kerja ASeAN
dan konsensus. Satu catatan penting yang merupakan prinsip yang berasal dari hukum
merupakan perkembangan baru dalam internasional. Prinsip non intervensi adalah
ASeAN Way tercantum dalam Pasal 21. Pasal prinsip yang menyatakan bahwa suatu
ini menyatakan bahwa apabila berkaitan negara tidak memiliki hak untuk mencampuri
dengan implementasi komitmen di bidang (to interfere) urusan atau pemasalahan
ekonomi maka Pasal 21 (2) memungkinkan dalam negeri negara lain secara diktaktor.
diterapkannya ketentuan yang lebih fleksibel Prinsip ini merupakan satu dari lima prinsip
termasuk formula minus MR X, apabila peaceful coexistence yang tercantum dalam
ada kesepakatan untuk melakukannya Piagam PBB yang kemudian diadopsi oleh

92 Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Asean way dalam Perpektif Hukum ....
para pendiri ASeAN dengan penyesuaian aturan pengeculain dari prinsip non intervensi
tertentu terhadap norma-norma regional. Bila sebagaimana yang diatur dalam BAB VII
ditarik jauh ke dalam, prinsip ini mengandung Piagam PBB di atas dalam Piagam ASeAN.
nilai-nilai penghormatan terhadap kedaulatan Tidak berlebihan kiranya apabila dikatakan
dan integritas teritorial dari setiap negara, AS e AN masih meng anut prin si p n on
pen ye le sa ia n set iap masa la h pol it ik intervensi secara kolot, membabi buta.
melalui perundingan, serta peningkatan Tidak ada yang salah juga dengan
kerjasama dalam aspek keamanan dan prinsip konsensus yang dianut ASeAN,
pertahanan wilayah sesuai dengan salah karena prinsip ini juga dianut oleh PBB dan
satu tujuan pembentukan ASeAN, yaitu organisasi-organisasi internasional yang lain.
to promote peace in the region (Bambang Hal yang membedakan dengan yang dianut
Cipto:2007:26). ASeAN adalah bahwa dalam aturan dan
Kuatnya pr insip noninter vens i di praktek organisasi internasional yang lain
kalangan anggota ASeAN dapat dimaklumi memungkinkan adanya voting bila konsensus
bila melihat sejarah bahwa hampir semua tidak diperoleh. Konsensus atau kesepakatan
negara anggota ASeAN pernah mengalami bulat bukanlah harga mati sebagaimana yang
menjadi bangsa jajahan. Pengalaman pahit dianut ASeAN. Prinsip suara mayoritas atau
sebagai bangsa jajahan yang tidak memiliki mayoritas bersyarat bisa diterapkan apabila
kedaulatan untuk mengatur bangsanya kesepakatan bulat tidak dapat diperoleh.
sendiri sangat mempengaruhi pola pikir para Adapun di ASeAN hal itu dimungkinkan hanya
anggota ASeAN. Pada umumnya negara- untuk bidang ekonomi seperti yang diatur
negara ini ingin mendapatkan kemerdekaan, dalam Pasal 21 (2) dengan formula minus
penghormatan terhadap kedaulatan secara Mr X-nya.
mutlak melalui persamaan kedudukan sesama Di satu sisi diakui bahwa sesungguhnya
negara merdeka. Negara-negara bekas prinsip non-intervensi juga konsensus yang
jajahan yang telah merasakan penderitaan selama ini dijunjung tinggi oleh ASeAN telah
dari pelaksanaan hak ekstrateritorial secara banyak berkontribusi terhadap eksistensi
illegal yang dilakukan bangsa barat tidak ASeAN. Jaminan pengakuan kedaulatan
akan mentolerir segala bentuk penundukan ini menjadi faktor penting untuk meredam
terhadadap negara mereka yang dilakukan sikap saling curiga sesama negara anggota.
oleh negara lain. (Dahai, qi, 2008:320) Hilangnya rasa saling curiga akan membantu
Hal yang membedakan prinsip non tumbuhnya saling percaya yang cukup tinggi
intervensi yang dianut dan diatur dalam antara anggota ASeAN. Hal ini penting, sebab
instrumen-instrumen hukum ASeAN dengan rasa percaya timbal balik menjadi prasyarat
yang ada dalam piagam PBB adalah bahwa eksisnya suatu organisasi regional yang
apa yang dianut ASeAN bersifat absolut. beranggotakan negara dengan perbedaan
Tidak memberi perkecualian terhadap kepentingan yang tidak dapat terelakkan.
penerapan prinsip tersebut sebagaimana Prinsip nonintervensi dan konsensus
yang ditemukan dalam BAB VII Piagam PBB yang merupakan isi dari ASeAN Way ini juga
yang memberi kemungkinan diabaikannya telah berfungsi sebagai mekanisme preventif
prinsip nonintervensi apabila menurut Dewan terhadap munculnya sejumlah konflik terbuka
keamanan PBB telah terjadi ancaman di antara negara anggota ASeAN. Asean Way
te rha da p p erd ama ia n d an k eaman an telah memberikan sumbangan yang teramat
internasional, pelanggaran perdamaian dan berarti dalam pengembangan ASeAN sejak
keamanan atau juga telah terjadi tindakan berdirinya hingga saat ini.
agresi. Praktek masyarakat internasional juga Di sisi lain, seiring dengan kompleknya
mengenal adanya humantarian intervention, perma sa lah an yang di hadapi ASe AN,
intervensi atas dasar kemanusiaan. Ketika seiring dengan perkembangan hukum
terjadi masalah kemanusiaan, humanitarian internasional yang ada, prinsip non inetrvensi
catastrope, yang menggoncang perasaan dan konsensus yang absolut dan kaku yang
kemanusiaan, intervensi dalam bentuk dianut ASeAN dapat menjadi bumerang bagi
penggunaan kekerasan dapat dilakukan ASeAN sendiri. ASeAN sering dianggap
dengan otoritas Dewan Keamanan PBB hanya merupakan asosiasi regional yang
untuk menyelamatkan para korban dan tidak responsif. memunculkan kekhawatiran
mengakhiri krisis kemanusiaan yang terjadi akan hilangnya kepercayaan masyarakat
di suatu negara manapun.. Tidak ditemukan terhadap kemampuan dan kapabilitas

Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Asean way dalam Perpektif Hukum .... 93
ASeAN di wilayah Asia Tenggara, bahkan mereka ingin menyelesaikan permasalahan
mempertanyakan apakah sesungguhnya sesuai dengan cara mereka sendiri (Robin.
ASeAN ada atau tidak. Prinsip non intervensi Ramcharan, 2000:79)
memang tidak boleh ditinggalkan begitu Perkembangan yang terjadi akhirnya
saja, tatapi penerapan yang kaku akan menunjukkan bahwa fleksibilitasi dianggap
menjadikan prinsip ini menjadi tidak efektif perlu karena penerapan prinsip non-intervensi
terutama ketika ketika dihadapkan dengan dan konsensus yang kolot, absolut, atau
konsep keamanan regional di mana interaksi membabi buta menjadi tidak relevan lagi.
antar negara maupun nonnegara tidak Permasalahan yang semakin kompleks
dapat dihindari;(http://putrinyaperwira- yang dihadapi negara-negara AS e AN
fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-64064- juga perkembangan hukum internasional
Mas yarak at%20Buda ya%20dan%2 0 yang ada menuntut AS e AN dapat
Politik%20Asia%20Tenggara ASeAN%20 menyelesaikan tantangan-tantangan baru,
Way.html). Penerapan yang kaku justru seperti permasalahan HAM, lingkungan
menjadikan prinsip non intervensi sebagai hidup, ekonomi, demokrasi, perbatasan,
penghambat kinerja ASeAN. dan isu hubungan sosial yang lain yang
Penerapan prinsip nonintervensi yang yang membutuhkan respon multilateral,
kaku akan memaksa ASeAN berperan sebagai dengan cara yang lebih terbuka dan efisien.
pihak yang pasif ketika sebenarnya dituntut http://putrinyaperwira-fisip09.web.unair.
untuk mengambil kebijakan yang responsif ac.id/artikel_detail64064Masyarakat%20
terhadap dinamika hubungan regional. Budaya%20dan%20Politik%20Asia%20
Apalagi dengan kondisi dimana negara- Tenggara-ASeAN%20Way.html
negara anggota ASeAN belum sepenuhnya Konsep Flexible engagement kemudian
berada dalam skala keamanan yang stabil; dianggap mampu mengontrol anggota
dalam artian memiliki pemerintahan yang ASeAN (Jürgen. Haacke:1990. :583) Flexible
demokratis dan menjunjung hak asasi engagement atau intervensi konstruktif
manusia seperti yang menjadi hegemoni memperbolehkan adanya intervensi terutama
dalam sistem internasional saat ini. Prinsip ketika permasalahan internal berpotensi
konsensus yang kaku juga akan menghambat mengganggu stabilitas regional, seperti
kerja ASeAN. Bisa dibayangkan hanya permasalahan keamanan dan kemakmuran.
karena ada satu negara saja yang tidak Sesu ngg uh n ya k o nsep fle xib le
setuju, sementara sembilan yang lain setuju engagement atau constructive intervention
agar ASeAN melakukan sesuatu, terpaksa yang diusulkan Thailand bukanlah hal
tindakan tersebut tidak bisa dilakukan untuk baru. Piagam PBB yang telah dibuat sejak
menghormati satu negara yang tidak setuju tahun 1945 telah mengenal semuanya itu.
dan mememenuhi tuntutan konsensus. Meskipun PBB didirikan dengan berlandaskan
Belajar dari tidak efektifnya penerapan prisip nonintervensi, namun prinsip ini tidak
prinsip nonintervensi dan konsensus yang mutlak. Prinsip intervensi bisa dilanggar
kaku dalam ASeAN Way, oleh karenanya ketika menurut Dewan Keamanan telah
diusulkan adanya konsep alternatif seperti terjadi ancaman perdamaian keamanan,
constructive intervention atau yang disebut pelanggaran perdamaian keamanan atau telah
juga dengan flexible engagement, atau terjadi tindakan agresi. Dewan Keamanan
enhanced interaction. Flexible engagement dapat mengambil semua tindakan yang
adalah perbincangan antar seluruh anggota dianggap perlu untuk menghentikan tindakan
ASeAN mengenai permasalahan serta yang mengancam perdamaian keamanan,
kebijakan domestik tanpa bermaksud untuk melanggar perdamaian keamanan atau
mengintervensi. (Robin. Ramcharan, 2000:68) tindakan agresi. Perkembangan Hukum
Konsep Flexible engagement yang Internasional juga menunjukkan adanya
diusulkan Thailand awalnya tidak diterima humanitarian inetrvensi juga right to protect.
oleh negara-negara anggota ASeAN, kecuali Keduanya merupakan bentuk intervensi
Filipina, karena menganggap proposal dengan penggunaan kekerasan dengan
tersebut sebagai pelanggaran intervensi alasan kemanusiaan untuk melindungi
isu domestik suatu negara. Myanmar, korban-korban pelanggaran HAM yang masif.
Laos, Kamboja dan Malaysia menyebutkan Mengambil analogi di atas semestinya
keberatan dari segi historis yang sudah terlalu AS e AN Way juga mengadopsi prinsip
diintervensi oleh pihak eksternal sehingga nonintervention sebagaimana yang dianut

94 Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Asean way dalam Perpektif Hukum ....
PBB, tidak setengah-setengah. Dalam internasional. Reformasi tersebut akan
konteks Piagam ASeAN, maka seharusnya semakin menguatkan pondasi ASEAN way,
ASeAN summit dapat mengambil peran akan menimbulkan kepercayaan antar-
sebagaimana yang dilak uk an Dewan anggota ASeAN sendiri sebagai kawan
keamanan PBB. Apabila menurut ASeAN dan partner dalam hubungan regional juga
Summit suatu masalah atau konflik yang terjadi kepercayaan pada masyarakat internasional
di suatu negara sudah mengancam stabilitas, secara umum bahwa ASeAN dengan ASeAN
perdamaian dan keamanan kawasan Asia way-nya mampu dan memiliki kapabilitas
Tenggara, maka wajib hukumnya bagi ASeAN untuk menjaga stabilitas, k eamanan ,
untuk merespon, mengambil tindakan untuk perdamaian dan kesejahteraan anggotanya.
meminimalisir korban juga memulihkan situasi
yang mengancam stabilitas, perdamaian
d. Simpulan
dan keamanan kawasan ASeAN tersebut.
Tidak hanya bersifat pasif. Konflik di Sabah Sikap pasif ASeAN dalam dalam konflik
misalnya sangat berpotensi mengancam bersenjata Sulu-Malaysia disebabkan oleh ASeAN
stabilitas, keamanan, perdamaian di kawasan Way yang dianut oleh ASeAN dalam menghadapi
AS e AN mengingat Sabah berbatasan sengketa di kawasan Asia Tenggara. Keberadaan
langsung dengan Indonesia dan Brunei ASEAN way dalam menyelesaikan konflik di
Darussalam. ASeAN tetaplah harus dipertahankan sebagai
Dari fakta itu semua dapat disimpulkan jati diri ASeAN. Namun demikian, ada beberapa
bahwa keberadaan ASEAN way dalam hal yang perlu direformasi seperti penerapan
menyelesaikan konflik di ASEAN tetaplah prinsip non intervensi dan konsensus yang
harus dipertahankan sebagai jati diri ASeAN. sangat kaku atau absolut sebagaimana yang
ASeAN tetap harus memiliki mekanisme diberlakukan selama ini untuk menyesuaikan
sendiri dalam menjaga stabilitas keamanan dengan kompleksitas masalah, kebutuhan dan
kawasan Asia Tenggara agar tidak mudah perkembangan hukum internasional. Reformasi
didikte kekuatan-kekuatan luar yang justru tersebut akan semakin menguatkan pondasi
bisa memperkeruh suasana. ASeAN-lah ASEAN way, akan menimbulkan kepercayaan
yang paling memahami kondisi negara- antar-anggota ASeAN sendiri sebagai kawan
negara anggotanya. Ada beberapa hal yang dan partner dalam hubungan regional juga
perlu direformasi seperti penerapan prinsip kepercayaan pada masyarakat internasional
nonintervensi dan konsensus yang sangat secara umum bahwa ASeAN dengan ASeAN
kaku atau absolut sebagaimana yang way-nya mampu dan memiliki kapabilitas untuk
diberlakukan selama ini untuk menyesuaikan menjaga stabilitas, keamanan, perdamaian dan
dengan k omplek sitas masalah, juga kesejahteraan anggotanya.
kebutuhan dan perkembangan hukum

Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Asean way dalam Perpektif Hukum .... 95
daftar Pustaka

Acharya, Amitav. 2001. constructing a Security community in Southeast Asia: ASEAN and the Problem
of Regional Order. London: Routledge.
Arfi Bambani Amri. “Akar Perang Sulu Malaysia, .Warisan konflik kolonial. Antara bayar sewa dan
penyerahan.,”. diakses [22 Maret 2013] di http://sorot.news.viva.co.id/news/read/396304-akar-
perang-sulu-malaysia,
Bambang Cipto. 2007. hubungan Internasional di Asia Tenggara: Teropong terhadap Dinamika, Realitas,
dan Masa Depan. yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chesterman,Simon. 2012. ‘“Does ASeAN exist? The Association of Southeast Asian Nations as an
International Legal Person”. dalam Singapore Year Book of International Law. 12 S.Y.B.I. L. 199,
hlm 199-211
Goh, Gillian. The ASEAN Way: Non-Intervention and ASEAN’s Role in Conflict Management, hlm.115.
Diakses 17 maret 2013: http://www.stanford.edu/group/sjeaa/journal3/geasia1.pdf
Haacke, Jürgen. 1999. “The Concept of Flexible engagement and The Practice of enhanced Interaction:
Intramural Challenges to The Asean Way”. Dalam The Pacific Review, Vol 12, No. 4. London:
Taylor & Francis Ltd. Hlm. . 281-611.
I Wayan Parthiana. 1987. Beberapa Masalah dalam hukum internasioanl dan hukum Nasional Indonesia.
Bandung: Binacipta.
Katsumata. Hiro 2004. “Why Is Asean Diplomacy Changing? From “Non-Interference” to “Open and
Frank Discussions”, dalam Asian Survey, Vol. 44, No. 2, hlm 237. diakses di http://ezproxy.ugm.
ac.id:2056/action/doBasicResults?hp=25&la=&gw=jtx&jcpsi=1&artsi=1&query=asean&sbq=ase
an&si=76&jtxsi=76 19 Maret 2013
Kooi, Joel Vander 2007, “The ASeAN enhanced Dispute Settlemet Mechanism: Doing it the ASeAN
Way”. dalam New York International Law Review ,20 N.Y. Int’l L. Rev. 1, hlm. 1-37
Narine, Shaun 2002. Explaining ASEAN: Regionalism in southeast Asia, Lynne Rienner Publishers, Inc
qi, Dahai. 2008.” State Immunity, China and Its Shifting Position”, 7 Chinese J. Int’l L. 307. hlm.307-333
Ramcharan, Robin. 2000. “ASeAN and Non-interference : A Principle Maintained”. dalam Contemporary
Southeast Asia, Vol. 22, No.1, hlm.60-88
Syahmin A.K. 1988. Masalah-Masalah Aktual hukum Organisasi Internasional. Bandung: Armico.
“konlik sabah malaysia kerahkan jet tempur”. diakses di news.liputan6.com/read/527343/konflik-sabah-
malaysia-kerahkan-jet-tempur-hadang-pasukan-sulu. [21 maret 2013]
“Malaysia versus Kesultanan Sulu. Tipe Konflik Unik dalam Sistem Negara Bangsa’, diakses di http://
hi.umy.ac.id/malaysia-vs-kesultanan-sulu-tipe-konflik-unik-dalam-sistem-negara-bangsa/
Sabah. Konflik, dan belengguASEAN. diakses di http://internasional.kompas.com/read/2013/03/16/02473056/
Sabah.Konflik.dan.Belenggu.ASEAN, [21 maret 2013]
http://skiasyik.wordpress.com/2008/03/25/asean-charter/ - _ftn1 diakses [19 maret 2013]
“ASeAN Way”. diakses [22 Maret 2013] di http://putrinyaperwira-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_
detail-64064 Masyarakat%20Budaya%20dan%20Politik%20Asia%20Tenggara-ASeAN%20Way.
html

96 Yustisia Vol. 3 No. 1 Januari - April 2014 Asean way dalam Perpektif Hukum ....

Anda mungkin juga menyukai