ISSN: 2354-6751
Abstrak
Sushi merupakan ciri khas makanan rakyat Cina, sushi biasanya disajikan dengan beras jepang, rumput
laut, telur ikan, dan sebagainya, tetapi harga yang ditawarkan sangatlah mahal sehingga tak seluruh
kalangan dapat menikmatinya. Bukan hanya itu, sushi memiliki rasa yang asing jika dikonsumsi oleh
orang yang belum pernah memakannya, sehingga terkadang sushi juga jarang dikonsumsi oleh
masyarakat awam. “Sushi Kampung” merupakan produk olahan dengan rasa yang sudah biasa
dinikmati oleh orang awam yaitu dengan varian rasa rendang, dendeng dan juga dapat dikemas dengan
sushi yang digoreng yang mana usaha ini akan dibangun di Jalan Melati, Kelurahan Padang Bulan,
Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru. Dari segi aspek pasar didapatkan market sebesar 69% dari
pengunjung usaha lainnya, dengan alasan penasaran dengan rasa sushi tersebut. Dari segi aspek
finansial, dilakukan uji kelayakan dengan melihat nilai NPV, AE, BCR, PBP, dan IRR usaha ini layak
secara ekonomis.
1. Pendahuluan
2. Methodologi
Banyaknya aktivitas menuntut seseorang
untuk mendapatkan asupan makanan, agar tubuh Penelitian ini merupakan penelitian
menjadi bugar dan tetap semangat dalam kuantitatif deskriptif. Tahapan penelitian dimulai
melewati rutinitas pekerjaan. Pada era globalisasi dari survey pasar dan pesaing hingga akhirnya
saat ini dengan semakin meningkatnya krisis dilakukan analisa kelayakan usaha dengan
ekonomi masyarakatpun lebih cerdas memilih menggunakan metode NPV, AE, BCR, PBP dan
makanan yang murah dan berkualitas, sehingga IRR.
menuntut calon wirausaha memberikan harga
yang ekonomis agar dapat dijangkau oleh seluruh 3. Hasil dan Pembahasan
kalangan masyarakat. Sushi merupakan jenis
makanan yang sangat terkenal di Jepang, 3.1 Gambaran Produk
suksesnya produk sushi ini di Indonesia juga
telah menginspirasi banyak wirausahaan di Dari sekian banyak jenis sushi, ada 2 yang
Indonesia untuk membuat restoran Jepang yang cukup dikenal di Indonesia yaitu nigirizushi dan
menyediakan berbagai jenis sushi. Tetapi yang makizushi. Nigirizushi adalah salah satu bentuk
sangat disayangkan, tidak semua kalangan dapat sushi yang paling tradisional dan dibuat dengan
menikmati makanan yang terbuat dari nasi meletakkan nasi di telapak tangan kiri lalu
Jepang ini, hal tersebut dikarenakan harga sushi membentuknya dengan jari-jari tangan yang lain.
yang mahal sehingga diberi julukan makanan Nori sering dipakai untuk mengikat neta (lauk)
mewah. Oleh karena itu akan dikembangkan agar tidak terlepas dari nasi. Usaha kami
sebuah usaha makanan yang diberi nama Sushi dikembangkan berdasarkan dua jenis produk
Kampung. Pemilihan nama ini dikarenakan Sushi tersebut, tetapi tidak menggunakan lauk mentah,
ini dapat dinikmati seluruh kalangan mulai dari tetapi menggunakan lauk yang merupakan
kalangan bawah, menengah, hingga atas makanan khas di Indonesia seperti lauk rendang,
sekalipun. dendeng, dan ayam balado, dan ditambah dengan
variasi sushi goreng dengan isian mentimun c. Kondisi masyarakat yang konsumtif.
jepang.
4. Thread (Ancaman)
3.2Aspek Pemasaran a. Jumlah kompetitor yang meningkat.
b. Naiknya harga bahan baku, sehingga
A. Situasi Pasar mempengaruhi harga produk.
Situasi persaingan didaerah ini cukup banyak, c. Peniruan produk atau munculnya produk
karena didaerah tersebut terdapat beberapa baru yang lebih unggul.
pedagang yang menjual makanan ringan,
walaupun berbeda jenis produknya. C. Analisa Pesaing
B. Analisa SWOT
Dari tabel diatas dapat dilihat pendapatan
1. Strength (Kekuatan) perharinya paling banyak didapatkan oleh
Kekuatan dari Sushi Kampung ini adalah: pedagang Gorengan yang berlokasi di Jalan
a. Produk makanan yang dihasilkan Melati, dengan rata-rata pendapatan Rp. 266.667.
berkualitas dan higienis.
b. Harga dapat dijangkau oleh seluruh D. Target Pasar
kalangan.
c. Sushi kampung merupakan inovasi dari Berdasarkan wawancara yang telah
sushi jepang, yang terbuat dari beras dilakukan, dari 141 konsumen yang berkunjung
jepang dan ayam balado. di lokasi target penjualan, 97 diantaranya atau
d. Lokasi yang strategis untuk tempat 69% diantaranya berkeinginan untuk membeli
bersantai dan dilengkapi dengan berbagai Sushi Kampung, dengan alasan karna penasaran
jenis minuman yang tersedia berdekatan dengan rasa yang akan diproduksi. Tabel target
dengan lokasi penjualan. pasar dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.
2. Weakness (Kelemahan) Target Pasar Sushi Kampung
Kelemahan dari Sushi Kampung ini adalah: Target Pasar dengan market 69%
Jumlah Produk Rata-Rata Produk
a. Keterbatasan lokasi, sehingga tidak dapat No
Penjualan Pesaing Penjualan Pesaing Harian Bulanan Tahunan
menampung banyak pengunjung.
1 1750 194 134 4025 48300
b. Produk dapat ditiru.
c. Produk tidak dapat bertahan lama.
Berdasarkan tabel diatas, peramalan
3. Opportunity (Peluang) penjualan Sushi Kampung jika berkisar 134 buah
a. Tidak memiliki pesaing dengan produk perharinya atau 48.300 buah pertahunnya.
yang sama sehingga mudah memasarkan
produk. 3.3 Aspek Teknis
b. Lokasi berdekatan dengan sekolah, kantor,
dan lingkungan masyarakat. A. Proses Produksi
D. Struktur Organisasi
B. Penanganan Limbah
A. Perincian Investasi
Gerobak Rp 1.000.000
Kompor Gas Rp 50.000
Panci Rp 10.000
2. Perincian Pembelian Bahan Kuali Rp 15.000
Baskom Rp 5.000
Tabel 5.
Perincian Pembeliaan Bahan Papan Sushi Rp -
Meja Rp 100.000
Perincian Bahan Keperluan Harga Satuan Harga Keperluan
Kursi Rp 200.000
Beras 60 Kg Rp 15.000 Rp 900.000
Beras Ketan
Tabung Gas Rp 600.000
30 Kg Rp 18.000 Rp 540.000
Vinegar 2 Botol Rp 55.000 Rp 110.000 Bak Limbah Rp 400.000
Daging 15 Kg Rp 110.000 Rp 1.650.000 Total Rp 2.380.000
Tepung Roti 3 Kg Rp 25.000 Rp 75.000
Bumbu Dapur Rp 1.500.000
Gas Elpiji
Saus Sambal
4 Tabung
4 Kg
Rp
Rp
150.000
28.000
Rp
Rp
600.000
112.000
B. Cashflow
Total Rp 5.487.000 Cashflow berfungsi untuk melihat grafik
Sehingga dapat disimpulkan modal investasi antara pengeluaran dan pendapatan dari usaha
awal yaitu sebesar: tersebut, yang mana pada sushi kampung ini
Investasi = Pembelian Peralatan + estimasi cashflow dengan umur ekonomis usaha
selama 5 tahun.
Pembelian Bahan
= Rp. 20.560.000 +
Rp. 5.487.000
= Rp. 26.047.000
3. Depresiasi
Tabel 6.
Depresiasi Peralatan Sushi Kampung
2. Annual Benefit
Annual Benefit didapatkan dari estimasi
pendapatan dari usaha sushi kampung ini
selama 1 periode atau 1 tahun, dibawah ini Depresiasi Usaha Sushi Kampung
merupakan estimasi pendapatan: Jenis Peralatan Nilai
Gerobak Rp 666.667
Tabel 9.
Kompor Gas Rp 70.000
Annual Benefit Usaha Sushi Kampung
Panci Rp 22.000
Kuali Rp 51.000
Annual Benefit Estimasi Pendapatan Harga Satuan Total Pendapatan Baskom Rp 20.000
Papan Sushi Rp 20.000
Pendapatan Penjaualan 48.300 Buah Rp 2.000 Rp 96.600.000 Meja Rp 88.000
Kursi Rp 92.000
Tabung Gas Rp 80.000
3. Annual Cost Bak Limbah Rp 260.000
Annual Cost merupakan pengeluaran yang Total Rp 1.369.667
harus dikeluarkan untuk setiap periodenya atau
1 tahun, berikut perincian annual cost dari C. Net Present Value (NPV)
usaha sushi kampung:
PWB = AB (P/A,i,5) + S (P/F,i,5)
Tabel 10.
Annual Cost Usaha Sushi Kampung = 96.600.000 (3,3522) +
Annual Cost Jumlah Keperluan Harga Satuan Harga Keperluan 2.380.000 (0,4972)
Beras 720 Kg Rp 15.000Rp 10.800.000 = Rp. 325.005.856
Beras Ketan 360 Kg Rp 18.000Rp 6.480.000
Vinegar 24 Botol Rp 55.000Rp 1.320.000
Daging 180 Kg Rp 110.000Rp 19.800.000 PWC = I + AC (P/A,i,5) + G (P/G,i,5)
Tepung Roti 36 Kg Rp
25.000Rp 900.000
= 26.047.000 + 66.413.667
Bumbu Dapur - Rp 1.800.000
Saus Sambal 48 Kg Rp 28.000 Rp 1.344.000 (3,3522) + 2.500.000 (5,7751)
Gas Elpiji 4 Tabung Rp 150.000 Rp 600.000 = Rp. 263.116.645
Gaji Karyawan 8 orang Rp 20.000.000
Depresiasi Peralatan Rp 1.369.667
Biaya Tak Terduga Rp 2.000.000 NPV = PWB – PWC
Total Rp 66.413.667
= Rp. 325.005.856 – Rp.
4. Sisa
263.116.645
= Rp. 61.889.211
Sisa merupakan hasil residu dari peralatan
berdasarkan umur ekonomisnya, pada usaha ini
umur ekonomis rata-rata yaitu selama 5 tahun, NPV ≥ 0 sehingga dapat disimpulkan bahwa
dibawah ini merupakan perincian sisa dari usaha investasi layak secara ekonomis.
sushi kampung:
Tabel 11. D. Annual Ekivalen ( AE)
Sisa Usaha Sushi Kampung
Jenis Peralatan Nilai
EUAB = AB + S (A/F,i,5)
Gerobak Rp 1.000.000
Kompor Gas Rp 50.000 = 96.600.000 + 2.380.000
Panci Rp 10.000 (0,14832)
Kuali Rp 15.000
Baskom Rp 5.000 = Rp. 96.953.002
Papan Sushi Rp -
Meja Rp 100.000
Kursi Rp 200.000 EUAC = I (A/P,i,5) + AC + G (P/G,i,5)
Tabung Gas Rp 600.000 = 26.047.000 (0,29832) +
Bak Limbah Rp 400.000
Total Rp 2.380.000
66.413.667 + 2.500.000
(5,7751)
5. Depresiasi = Rp. 88.621.758
Tabel 12.
Tabel 13.
Pay Back Periode (PBP) IRR = 50% + 3,609 (10%)
Periode Investasi Jumlah Benefit Keterangan
IRR = 50% +36,09%
0 Rp 30.050.000 -
Dari tabel diatas pada periode pertama atau Dari perhitungan IRR diatas dapat
tahun pertama jumlah benefit sudah dapat disimpulkan IRR ≥ MARR (86,09% ≥ 15%),
menutupi nilai investasi awal sehingga usaha maka investasi layak secara ekonomis.
dapat dikatakan layak secara ekonomis.
4. Simpulan
G. Internal Rate of Return (IRR)
Setelah melakukan beberapa aspek terhadap
usaha sushi kampung ini, dapat disimpulkan
Jika suku bunga (i) yang digunakan 50%, bahwa:
maka NPV nya sebagai berikut: 1. Usaha sushi kampung termasuk kedalam
PWB = AB (P/A,i,5) + S (P/F,i,5) jenis usaha perseorangan, yang mana terletak
= 96.600.000 (1,737) + di Jalan Melati Kelurahan Padang Bulan,
2.380.000 (0,1317) Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru,
= Rp. 168.107.646 Provinsi Riau.
2. Dari kajian aspek pemasaran target pasar
untuk produk sushi kampung ini yaitu
PWC = I + AC (P/A,i,5) + G (P/G,i,5) sebanyak 134 perhari, 4.025 perbulan atau
= 26.047.000 + 66.413.667 (1,737) +
Daftar Pustaka