Makalah BIOLOGI
Makalah BIOLOGI
NAMA KELOMPOK:
Faktor
Glikolisis Glokolisis Mitokondria
Eksternal
Dekarboksila
Siklus Krebs
si Oksidatif
KONSEP
PETA
Transpor
Siklus Krebs
Elektron
Transpor
Elektron
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah begitu banyak
melimpahkan karunia dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya tanpa tantangan yang berarti, Shalawat teriring salam semoga tetap terlimpah
curah kepada panutan alam yakni Nabi besar Muhammad SAW, kepada para keluarganya,
para sahabatnya sampai kepada kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman.
Dalam makalah ini masih terdapat begitu banyak kekurangan karena pengetahuan
kami mengenai materinya pun masih belum terlalu jauh serta keterbatasan sumber. Oleh
karena itu segala bentuk kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
makalah ini sangat kami harapkan.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Respirasi Sel......................................................................................................3
2.2 Peran Respirasi Sel Bagi Organisme.................................................................4
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Proses Respirasi Sel............................................4
2.3.1 Faktor Internal...........................................................................................4
2.3.2 Faktor Eksternal........................................................................................6
2.4 Tahapan Respirasi Sel........................................................................................8
2.4.1 Tahapan Respirasi Seluler Pada Tumbuhan..............................................8
2.4.2 Tahapan Respirasi Seluler Pada Hewan....................................................17
2.5 Organel Yang Berperan Dalam Respirasi Sel....................................................19
Sebuah sel adalah blok bangunan dasar untuk semua organisme hidup. Sel dianggap
sebagai unit terkecil dari entitas yang hidup dan dapat menciptakan bentuk kehidupan
uniseluler atau kehidupan yang lebih rumit. Sel sangat membutuhkan ATP untuk memenuhi
kebutuhan energi untuk melakukan berbagai tugas daam tubuh, termasuk menggerakan otot,
menjaga organ-organ vital, pembelahan sel serta replikasi.
Respirasi sel adalah salah satu cara sel memperoleh energi. Ini adalah fungsi dari
metabolisme sel. Respirasi sel mengubah partikel makanan kedalam air dan karbondioksida.
Didalam setiap sel hidup terjadi proses metabolisme. Salah satu proses tersebut adalah
katabolisme . Katabolisme disebut pula disimilasi karena dalam proses ini energi yang
tersimpan ditimbulkan kembali atau di bongkar untuk menyelenggarakan proses-proses
kehidupan.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Respirasi seluler adalah proses perombakan molekul organik kompleks yang kaya
akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah (proses katabolik)
pada tingkat seluler. Pada respirasi sel, oksigen terlibat sebagai reaktan bersama dengan
bahan bakar organik dan akan menghasilkan air, karbondioksida, serta produk energi
utamanya ATP. ATP (Adenosin Trifosfat) memiliki energi untuk akatifitas selseperti
melakukan sintesis molekul dari molekul pemula yang lebih kecil, menjalankan kerja
mekanik serta seperti pada kontraksi otot, dan mengangkut biomolekul atau ion melalui
membran menuju darah berkonsentrasi lebih tinggi. Secara garis besar, respirasi sel
melibatkan proses proses yang disebut glikolisis, siklus krebs atau siklus asam sitrat, dan
rantai transpor elektron.
Pada hakikatnya, respirasi adalah pemanfaatan energi bebas dalam makanan menjadi
energi bebas yang ditimbun dalam bentuk ATP. Dalam sel, ATP digunakan sebagai sumber
energi bagi seluruh aktivitas hidup yang memerlukan energi.
Menurut Campbell et al. (2002), aktivitas hidup yang memerlukan energi antara lain,
kerja mekanis (kontraktil dan motilitas), transpor aktif (mengangkut molekul zat atau ion
yang melawan gradien konsentrasi zat), produksi panas (bagi tubuh burung dan hewan
menyusui). Namun, selain ketiga tujuan tersebut, energi dibutuhkan oleh tubuh untuk transfer
materi genetik dan metabolisme sendiri.
Jadi respirasi seluler adalah proses perombakan molekul organik kompleks yang kaya
akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah (proses katabolik)
pada tingkat seluler. Pada respirasi sel, oksigen terlibat sebagai reaktan bersama dengan
bahan bakar organik dan akan menghasilkan air, karbon dioksida, serta produk energi
utamanya ATP.
ATP (adenosin trifosfat) memiliki energi untuk aktivitas sel seperti melakukan sintesis
biomolekul dari molekul pemula yang lebih kecil, menjalankan kerja mekanik seperti pada
kontraksi otot, dan mengangkut biomolekul atau ion melalui membran menuju daerah
berkonsentrasi lebih tinggi.
Respirasi selular aerobik mengacu pada proses di mana sel-sel menggunakan oksigen
untuk membantu mengubah makanan menjadi energi yang tersimpan. Tanpa transfer energi
ini, sel-sel tidak dapat melakukan tugas-tugas penting yang dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup organisme. Bila oksigen tidak tersedia, beberapa sel dapat melakukan respirasi
anaerobik, ini jenis respirasi menghasilkan energi jauh lebih sedikit.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses respirasi sel pada tumbuhan dan juga hewan,
yaitu :
Faktor internal dalam respirasi adalah faktor yang berasal dari dalam tumbuhan sendiri,
seperti :
Faktor eksternal dalam respirasi merupakan faktor yang berasal dari luar sel atau
lingkungan, yaitu:
a. Suhu.
Secara umum pada batas-batas tertentu kenaikan suhu menyebabkan pula kenaikan
laju respirasi. Kecepatan reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu
sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies tumbuhan. Namun,
kenaikan suhu yang melebihi batas minimum kerja enzim, akan menurunkan laju respirasi
karena enzim respirasi tidak dapat bekerja dengan baik pada suhu tertalu tinggi.
b. Kandungan O2 udara.
Pengaruh kadar oksigen dalam atmosfer terhadap kecepatan respirasi akan berbeda-
beda tergantung pada jaringan dan jenis tumbuhan, tetapi meskipun demikian makin
tinggi kadar oksigen di atmosfer maka makin tinggi kecepatan respirasi tumbuhan.
e. Cahaya.
Cahaya akan mendorong laju respirasi pada jaringan tumbuhan yang berklorofil
karena cahaya berpengaruh pada tersedianya substrat respirasi yang dihasilkan dari proses
fotosintesis.
g. Garam-garam mineral.
Bila terjadi penyerapan garam-garam mineral dari dalam tanah, maka laju respirasi
akan meningkat. Hal ini dikaitkan dengan energi yang diperlukan pada saat garam/ion
diserap dan diangkut. Keperluan energi itu dipenuhi dengan menaikkan laju respirasi.
Fenomena ini dikenal dengan respirasi garam
Respirasi seluler berlangsung dalam berbagai tahap. Proses ini terjadi pada manusia,
tanaman, hewan dan bahkan dalam bakteri mikroskopis.
Respirasi seluler terjadi di sel-sel tubuh. Selama respirasi, energi dari glukosa dilepaskan
dengan bantuan oksigen. Proses ini secara ilmiah dikenal sebagai respirasi aerobik. Ada juga
respirasi anaerobik yang terjadi tanpa adanya oksigen.
1. Glikolisis
1. Tahap pertama, glukosa akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim hexokinase.
Tahap ini membutuhkan energi dari ATP (adenosin trifosfat). ATP yang telah
melepaskan energi yang disimpannya akan berubah menjadi ADP.
2. Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh enzim
fosfohexosa isomerase.
3. Fruktosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, reaksi ini dikatalisis oleh
enzim fosfofruktokinase. Dalam reaksi ini dibutuhkan energi dari ATP.
4. Fruktosa 1,6-bifosfat (6 atom C) akan dipecah menjadi gliseraldehida 3-fosfat (3 atom
C) dan dihidroksi aseton fosfat (3 atom C). Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim
aldolase.
5. Satu molekul dihidroksi aseton fosfat yang terbentuk akan diubah menjadi
gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosa fosfat isomerase. Enzim tersebut bekerja
bolak-balik, artinya dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat menjadi dihdroksi
aseton fosfat.
6. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat oleh enzim
gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase. Pada reaksi ini akan terbentuk NADH.
7. 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat
kinase. Para reaaksi ini akan dilepaskan energi dalam bentuk ATP.
8. 3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase.
9. 2-fosfogliserat akan diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim enolase.
10. Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim piruvat
kinase. Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.
2. Dekarboksilasi Oksidasif
Sebelum masuk ke tahap selanjutnya dalam mitokondria, asam piruvat terlebih dahulu
akan diubah menjadi senyawa Asetil Co-A dan berlangsung dalam membran mitokondria.
Dekarboksilasi oksidatif adalah reaksi yang mengubah asam piruvat yang beratom 3 C
menjadi senyawa baru yang beratom C dua buah, yaitu asetil koenzim-A (asetil ko-A).
Reaksi dekarboksilasi oksidatif ini (disingkat DO) sering juga disebut sebagai tahap
persiapan untuk masuk ke siklus Krebs. Reaksi DO ini mengambil tempat di intermembran
mitokondria.
Setelah melalui reaksi glikolisis, jika terdapat molekul oksigen yang cukup maka
asam piruvat akan menjalani tahapan reaksi selanjutnya, yaitu siklus Krebs yang bertempat di
matriks mitokondria. Jika tidak terdapat molekul oksigen yang cukup maka asam piruvat
akan menjalani reaksi fermentasi. Akan tetapi, asam piruvat yang mandapat molekul oksigen
yang cukup dan akan meneruskan tahapan reaksi tidak dapat begitu saja masuk ke dalam
siklus Krebs, karena asam piruvat memiliki atom C terlalu banyak, yaitu 3 buah. Persyaratan
molekul yang dapat menjalani siklus Krebs adalah molekul tersebut harus mempunyai dua
atom C (2 C). Karena itu, asam piruvat akan menjalani reaksi dekarboksilasi oksidatif.
Tahapan Proses Dekarboksilasi oksidatif
1. Pertama-tama, molekul asam cuka yang dihasilkan reaksi glikolisis akan melepaskan
satu gugus karboksilnya yang sudah teroksidasi sempurna dan mengandung sedikit
energi, yaitu dalam bentuk molekul CO2. Setelah itu, 2 atom karbon yang tersisa dari
piruvat akan dioksidasi menjadi asetat (bentuk ionisasi asam asetat).
2. Selanjutnya, asetat akan mendapat transfer elektron dari NAD+ yang tereduksi
menjadi NADH. Kemudian, koenzim A (suatu senyawa yang mengandung sulfur
yang berasal dari vitamin B) diikat oleh asetat dengan ikatan yang tidak stabil dan
membentuk gugus asetil yang sangat reaktif, yaitu asetil koenzim-A, yang siap
memberikan asetatnya ke dalam siklus Krebs untuk proses oksidasi. Selama reaksi
transisi ini, satu molekul glukosa yang telah menjadi 2 molekul asam piruvat lewat
reaksi glikolisis menghasilkan 2 molekul NADH.
3.Siklus Kreb
Berlangsung dalam matriks mitokondria. Siklus Krebs yang dikenal dengan siklus asam
sitran serta siklus asam trikarboksilat merupakan serangkaian reaksi enzimatis biokimia
tubuh. Siklus Krebs adalah siklus yang memegang peranan penting dalam respirasi selular
organisme aerob. Pada sel eukariotik, siklus Krens terletak di matriks mitokondria.
Komponen yang berperan serta rangkaian reaksi ini ditemukan oleh Albert Szent-Györgyi
and Hans Kreb. Jalur metabolisme ini meliputi serangkaian reaksi konversi biomolekul
seperti karbohidrat, lemak serta protein menjadi energi siap pakai (ATP) serta H2O dan CO2
. Sebelum reaksi ini dimulai, terdapat dua reaksi yang mendahului yakni glikolisis dan
oksidasi asam piruvat.
Menjelaskan reaksi-reaksi metabolik akhir yang umum terdapat pada jalur biokimia
utama katabolisme tenaga
Menggambarkan bahwa CO2 tidak hanya merupakan hasil akhir metabolisme, namun
dapat berperan sebagai zat antara, misalnya untuk proses lipogenesis.
Mengenali peran sentral mitokondria pada katalisis dan pengendalian jalur-jalur
metabolik tertentu, mitokondria berfungsi sebagai penghasil energi.
Fungsi
1. Siklus Krebs diawali dengan masuknya Asetil CoA (beratom C2) yang bereaksi dengan
asam oksaloasetat (beratom C4) menghasilkan Asam Sitrat (beratom C6).
2. Sitrat diubah menjadi isositrat melalui pembuangan satu molekul air dan penambahan
satu molekul air lagi.
3. Kemudian isositrat dioksidasi,mereduksi NAD+ menjadi NADH ,senyawa yang
dihasilkan kehilangan satu molekul CO2-
4. Satu lagi CO2 hilang,dan senyawa yang dihasilkanpun dioksidasi,mereduksi NAD+
menjadi NADH.Molekul yang tersisa kemudian melekat ke koenzimm A melalui ikatan
yang tidak stabil.
5. Dua hydrogen di transfer ke FADH membentuk FADH2 dan mengoksidasi suksinat.
6. Penambahan satu molekul air menyusun ulang ikatan-ikatan dalam subsrat.
7. Substrat dioksidasi mereduksi NAD+ menjadi NADH dan membentuk kembali
oksaloasetat.
8. Dari seluruh rangkaian peristiwa siklus Krebs dihasilkan : 4 molekul CO2, 6 molekul
NADH2 , 2 molekul FADH2, dan 2 molekul ATP.
4. Rantai Transpor Elektron
Rantai transpor elektron berlangsung pada krista mitokondria. Prinsip dari reaksi ini
adalah: setiap pemindahan ion H (elektron) yang dilepas dari dua langkah pertama tadi antar
akseptor dihasilkan energi yang digunakan untuk pembentukan ATP.
Setiap satu molekul NADH yang teroksidasi menjadi NAD akan melepaskan energi
yang digunakan untuk pembentukan 3 molekul ATP. Sedangkan oksidasi FADH menjadi
FAD, energi yang lepas hanya bisa digunakan untuk membentuk 2 ATP. Jadi, satu mol
glukosa yang mengalami proses respirasi dihasilkan total 38 ATP.
Tabel berikut menjelaskan perhitungan pembentukan ATP per mol glukosa yang dipecah
pada proses respirasi.
Glikolisis 2 2 –
Dekarboksilasi oksidatif – 2 –
Daur Krebs 2 6 2
Rantai transpor elektron 34 – –
Total 38 10 2
Mitokondria terdiri dari membran luar, membran dalam dan bahan seperti gel disebut
matriks. Matriks ini lebih kental daripada sitoplasma sel karena mengandung sedikit air.
Matriks mitokondria memiliki beberapa fungsi:
1. Ini adalah di mana siklus asam sitrat berlangsung. Ini merupakan langkah penting
dalam respirasi selular, yang menghasilkan molekul energi yang disebut ATP.
2. Ini berisi DNA mitokondria dalam struktur yang disebut sebuah nukleoid. Sebuah
mitokondria mengandung DNA sendiri dan mereproduksi pada jadwal sendiri,
terlepas dari siklus sel sel inang.
3. Ini berisi ribosom yang menghasilkan protein yang digunakan oleh mitokondria.
4. Ini berisi butiran ion yang tampaknya terlibat dalam keseimbangan ion dari
mitokondria.
Matriks mengandung ribosom yang mirip dengan bakteri. Ini berisi DNA
mitokondria, yang juga menyerupai bakteri. Ini memiliki butiran mungkin digunakan untuk
keseimbangan ion dalam sel. Densitasnya lebih besar dari yang dari sitoplasma di sekitar
mitokondria. Akhirnya, matriks adalah di mana siklus asam sitrat berlangsung.
Selama tahap respirasi aerobik, glukosa teroksidasi dan energi dilepaskan. Ketika
ikatan kimia glukosa dipecah menjadi energi, karbon dioksida dan air yang dihasilkan
sebagai produk sampingan. Energi dalam bentuk ATP dilepaskan melalui respirasi aerobik
secara sederhana dapat dijelaskan dengan bantuan persamaan berikut:
atau
Dalam transpor elektron ini, kesepuluh molekul NADH dan kedua molekul FADH2
tersebut mengalami oksidasi sesuai reaksi berikut.
Glikolisis
Glikolisis adalah tahap pertama dalam respirasi aerobik. Tahap ini sebenarnya
anaerobik karena tidak membutuhkan oksigen. Setiap sel dalam tubuh, mampu melakukan
glikolisis di sitosol (sel cairan sitoplasma). Jadi diyakini bahwa glikolisis mungkin muncul
sangat awal dalam evolusi kehidupan.
Dalam tahap ini, glukosa teroksidasi sebagian. Sementara tubuh enzim mentransfer
glukosa ke molekul piruvat (zat organik juga dikenal sebagai asam piruvat), gugus fosfat
akan dihapus dengan bantuan enzim katalis yang berbeda. Karbon dengan dua molekul
oksigen dihapus karena tidak lagi mengandung energi di dalamnya.
Dengan demikian, glikolisis adalah sumber dari beberapa karbon dioksida yang
dihasilkan oleh tubuh. Melalui glikolisis, 2 ATP molekul yang dihasilkan. Proses ini juga
melepaskan molekul air 2 dan 2 molekul NADH energi yang kaya. Pada akhir tahap ini, 90%
dari energi yang tersedia dari glukosa tidak dilepaskan, karena masih terkunci dalam elektron
asam piruvat. Ini pyruvates melanjutkan dari sitosol menuju mitokondria dari sel, di mana
siklus Krebs terjadi.
Siklus Krebs
Siklus Krebs terdiri dari satu set yang rumit reaksi. Hal ini memungkinkan sel untuk
menghasilkan energi dengan degradasi pyruvates kaya energi menjadi CO2. Dalam tahap ini
respirasi aerobik, ATP siap untuk melepaskan energi yang tersimpan dalam ikatan molekul
pyruvates.
Pyruvates yang teroksidasi selama tahap ini. Satu karbon dan dua atom oksigen dari
setiap molekul puruvate dikeluarkan dengan bantuan mikro-enzim. Ini menghasilkan asetil
KoA, yang pada gilirannya membantu menghasilkan asam sitrat. Asam sitrat selanjutnya
dipecah dan ini menghasilkan 2 molekul CO2.
Molekul asetil KoA benar-benar teroksidasi dalam tahap ini. Oksigen sangat penting
dalam proses ini. Dua putaran lengkap siklus Krebs menghasilkan 6 molekul NADH dan 2
molekul menghasilkan energi lainnya dari FADH2 bersama dengan 2 molekul ATP dan
molekul karbon dioksida 4. Ahli biokimia Inggris, Hans Krebs, pertama kali dipostulatkan
fenomena ini pada tahun 1937 dan karena itu dikenal sebagai siklus Krebs.
Pada setiap pergantian siklus Krebs, ADP (adenosin difosfat) diubah menjadi molekul
ATP dan 5 pasang elektron energi tinggi yang disita oleh 5 molekul pembawa untuk
transportasi lebih lanjut. Ini menghasilkan rantai transpor elektron. Dalam tahap ini, elektron
ini energi tinggi lagi digunakan untuk mengkonversi ADP menjadi ATP.
Rantai ini terdiri dari jaringan elektron pembawa protein yang hadir dalam membran
bagian dalam sel, mitokondria. Elektron ditransfer dari satu tempat ke tempat lain oleh
protein. Protein ini bertanggung jawab untuk fosforilasi oksidatif (penambahan fosfat) dan
transfer elektron menjelang akhir rantai. Ini adalah proses metabolisme di mana nutrisi yang
teroksidasi dan energi dilepaskan untuk menghasilkan ATP.
Tahap ini adalah tahap terakhir dalam respirasi aerobik. Dalam dua tahap pertama, sangat
sedikit energi yang dihasilkan. Sebagian besar energi yang tersisa yang terkunci dalam
molekul glukosa, yang dirilis pada tahap ketiga respirasi aerobik. Jadi 32-34 ATP molekul
yang dihasilkan selama rantai transfer elektron. Dalam semua, 38 molekul ATP yang
dihasilkan untuk setiap molekul glukosa selama berbagai tahap respirasi aerobik.
Oksigen benar-benar disebarkan ke dalam mitokondria dari sel selama respirasi aerobik.
ATP adalah molekul yang dihasilkan selama proses ini. ATP memasok energi untuk sel-sel
dan sel-sel menjadi mampu melakukan metabolisme. Dengan demikian, respirasi aerobik
menyebabkan pelepasan energi yang membantu organisme hidup melakukan proses
metabolisme dan aktivitas fisik.
2.5 ORGANEL SEL YANG BERPERAN DALAM RESPIRASI SEL
Semua makhluk hidup di bumi terdiri dari sel-sel yang merupakan unit dasar
kehidupan. Pada tumbuhan sel dikategorikan menjadi berbagai jenis sel yaitu: sel-sel
somatik dan sel-sel reproduksi. Setiap sel memiliki nukleus dan zat berair seperti jelly yaitu
80% air yang menempati bagian yang tersisa dari sel. Ini disebut Sitoplasma. Sitoplasma
memegang bagian yang berbeda dari organel sel bersama-sama. Sitoplasma berperan dalam
respirasi sel. Sitoplasma menjadi bagian utama dari sel, kelainan dalam isi sitoplasma dapat
berakibat fatal bagi kehidupan organisme dan selama itu seperti makhluk tidak hidup, adalah
sitoplasma yang menjadi platform utama untuk semua reaksi biokimia yang penting untuk
kelangsungan hidup. Ini memberikan larutan suspensi untuk organel dan sitoskeleton
memberikan bentuk pada sel karena gerakan yang masuk dan keluar melalui membran dapat
dimungkinkan.
Sedangkan pada organel mitokondria seperti tidak mampu memecah glukosa untuk
membentuk piruvat yang sangat penting untuk menghasilkan energi. Sitoplasma dan enzim di
dalamnya memecah makromolekul dalam porsi kecil untuk memfasilitasi produksi energi
untuk mitokondria dari semua sel. Sitoplasma memainkan peran penting dalam proses
glikolisis serta dalam sintesis asam lemak, asam amino dan gula. Fungsi penting lainnya yang
dilakukan dalam sitoplasma termasuk sintesis protein, glikolisis anaerobik, sitokinesis.
Fungsi Sitoplasma
Mitokondria adalah salah satu organel sel dan berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya fungsi respirasi sel pada makhluk hidup, selain fungsi selular lain, seperti
metabolisme asam lemak, homeostasis kalsium, transduksi sinyal selular, biosintesis
pirimidina, dan penghasil energi yang berupa adenosina trifosfat pada lintasan
katabolisme.
Mitokondria memiliki 2 lapisan membran, yaitu lapisan membran luar serta lapisan
membran bagian dalam. Pada lapisan membran bagian dalam terdapat lipatan-lipatan yang
disebut dengan cristae atau krista. Di dalam mitokondria terdapat sebuah 'ruangan' yang
disebut dengan matriks, dimana terdapat beberapa mineral yang dapat ditemukan pada
'ruangan' tersebut. Sel yang memiliki banyak sekali mitokondria dapat dijumpai di jantung,
hati, serta otot.
Energi yang digunakan dalam pemecahan glukosa disediakan oleh molekul ATP. Dan
molekul ATP diproduksi oleh sel ini organel. Seluruh proses respirasi selular aerobik adalah
3 langkah proses.
BAB III
3.1 KESIMPULAN
Respirasi sel adalah proses penguraian senyawa organik kompleks secara kimia
dengan bantuan oksigen yang menghasilkan energi yang di gunakan untuk kegiatan hidup
makhluk hidup. Definisi respirasi sel dapat disederhanakan sebagai suatu proses oksidasi
bahan makanan dalam sel tubuh untuk menghasilkan energi.
Peran respirasi sel pada organisme yaitu mengacu pada proses di mana sel-sel
menggunakan oksigen untuk membantu mengubah makanan menjadi energi yang tersimpan.
Tanpa transfer energi ini, sel-sel tidak dapat melakukan tugas-tugas penting yang dibutuhkan
untuk kelangsungan hidup organisme.
Respirasi sel dapat dipengaruhi oleh faktor internal seperti jumlah plasma dalam sel,
jumlah substrat respirasi dalam sel,umur dan tipe tumbuhan. Respirasi sel juga dipengaruhi
oleh faktor eksternal seperti suhu,kandungan O2 dan Co2 udara,kandungan air dalam
jaringan,cahaya,luka dan stimulus mekanik, dan garam-garam mineral.
Respirasi sel terjadi melalui beberapa tahapan atau proses,yaitu glikoisis,
dekarboksilasi oksidasif,sikus kreb,dan rantai transpor elektron.
Organel yang berperan dalam respirasi sel yaitu sitoplasma dan mitokondria.
3.2 SARAN
Adapun saran penulis adalah perlu adanya pengkajian lebih lanjut tentang proses-
proses respirasi pada tumbuhan dan diadakannya percobaan sederhana yang spesifik untuk
membuktikan bahwa tumbuhan melakukan respirasi