Anda di halaman 1dari 13

KETAUHIDAN DAN KERASULAN

Yamliko Askabul Kafi (221001009)


Saeful Rizky (221001011)
Doni Wijaya Saputra (221001030)

ABSTRAK
IImu tauhid merupakan salah satu ilmu pokok yang harus diajarkan secara baik kepada setiap
orang Muslim. Ilmu tauhid menempati kedudukan yang sangat penting. Sebab, ia merupakan
dasar bagi seorang Muslim dalam rangka mengimani keesaan Allah. Karena, kesalahan
dalam pengajaran Ilmu tauhid akan mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman, bahkan
kesesatan. Ada beberapa metode yang bisa diaplikasikan dalam pengajaran Ilmu tauhid,
dimana Masing-masing metode memiIiki berbagai kelebihan dan kelemahan. Dalam rangka
penerapan metodemetode tersebut dalam pengajaran, maka kebijakan pengajar sangat
diperlukan. Keanekaragaman umat beragama yang hidup di dunia yang berbeda ras dan suku,
juga termasuk kitab sucinya. Al-Quran dan al-Kitab memiliki banyak perbedaan yang
mencolok khususnya masalah teologi, di samping itu juga terdapat beberapa perbedaan
perspektif salah satunya tentang pemahaman penafsiran kerasulan Muhammad, dalam agama
Islam Muhammad adalah seorang nabi akhir zaman yang menjadikannya seorang rasul yang
berhasil memimpin umat manusia dari “Kegelapan menuju zaman pencerahan”. Beliau
seorang negarawan dan politikus yang patut dicontoh oleh umat manusia.(Hadi, 2013)

Kata kunci :Metode, pengajaran, kerasulan, dan ilmu tauhid

PENDAHULUAN

Pada dasarnya Pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi individu sebagai


manusia sehingga dapat hidup secara optimal, baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian
dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan social sebagai pedoman hidup2. Dengan
demikian Pembelajaran memegang peran penting dalam menentukan hitam putihnya
manusia, dan akhlak menjadi standar utama kualitas manusia. Artinya, baik buruknya akhlak
merupakan salah satu indikator berhasil atau tidaknya Pembelajaran. Pendidikan bukan hanya
bertujuan membentuk manusia yang cerdas otaknya dan terampil dalam melaksanakan tugas,
namun diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berakhlak mulia, sehingga
menghasilkan warga negara yang berakhlak mulia. Oleh karena itu Pembelajaran tidak
semata-mata mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga mentransfer
nilainilai akhlak dan nilai-nilai kemanusian yang bersifat universal. Dengan transfer akhlak
yang bersifat universal, diharapkan peserta didik dapat menghargai kehidupan orang lain
tercermin dalam tingkah laku serta aktualisasi diri, semenjak usia dini hingga kelak dewasa
menjadi warga Negara yang baik. Namun pada kenyataannya manusia Indonesia, khususnya
anak-anak usia sekolah (SD, SMP, dan SMA) saat ini, kurang memperhatikan nilai akhlak
yang tercermin dari perilaku tidak menghormati nilai-nilai kemanusiaan seperti terjadi.
(Khadafie, Peran Lembaga Pendidikan dalam Pencegahan dan Penanggulangan Tindakan
Kekerasan Pada Siswa., 2022)
Sepanjang sejarah umat manusia masalah akhlak selalu menjadi pokok persoalan,
karena pada dasarnya pembicaraan tentang akhlak selalu berhubungan dengan persoalan
prilaku manusia dan menjadi permasalahan utama manusia terutama dalam rangka
pembentukan peradaban. Prilaku manusia secara langsung maupun tidak langsung masih
menjadi tolok ukur untuk mengetahui perbuatan atau sikap manusia. Wajar kiranya persoalan
akhlak selalu dikaitkan dengan persoalan sosial masyarakat, karena akhlak menjadi simbol
bagi peradaban suatu bangsa (Suwito, 1995).
Pada awal tahun 2020 (Januari-Juni) angka kekerasan pada anak mencapai angka 3.087
kasus, berdasarkan data SIMPONI PPA dari jumlah kasus tersebut, 1.848 merupakan kasus
kekerasan seksual, disusul kekerasan fisik sejumlah 852 kasus dan kekerasan psikis mencapai
768 kasus (Kemen PPPA, 2020). Anak telah menjadi objek kekerasan terutama kekerasan
seksual, anak menjadi objek untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehingga mereka harus
bekerja, anak sebagai objek eksploitasi seksual oleh pedofilia. (khadafie, 2023)

Islam adalah agama yang berintikan keimanan dan amal, akidah dan perbuatan. Akidah
berlandaskan pada tauhid, yakni mengesakan Tuhan. Menurut Syekh Muhammad Abduh,
ulama yang juga tokoh pembaharu dari Mesir, pengertian ilmu tauhid adalah ilmu yang
membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib ada pada-Nya, sifat-sifat jaiz
disifatkan pada-Nya dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib ditiadakan dari padaNya.
Juga membahas tentang rasul-rasul Allah untuk membawa kebenaran risalah-Nya, apa yang
wajib ada pada dirinya, hal-hal yang jaiz dihubungkan (dinisbahkan) pada diri mereka, dan
hal-hal yang terlarang menghubungkannya kepada diri mereka.

inti persoalan yang dibahas dalam ilmu tauhid adalah tentang keesaan Allah dan segala sifat-
Nya. Karena itulah menurut Muhammad Abduh, ilmu ini dinamakan dengan ilmu tauhid,
karena persoalan penting yang dibicarakan di dalamnya adalah tentang keesaan Allah
(wahdah). Esa zat-Nya, Esa perbuatan-Nya, menciptakan alam seluruhnya dan Ia pula satu-
satunya tempat kembali seluruh alam ini dan penghabisan segala tujuan.(Hadi, 2013)

Pengertian Tauhid

Kata tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata wahhada yuwahhidu. Secara
etimologi, tauhid berarti keesaan.Maksudnya, iktikad atau keyakinan bahwa Allah adalah
Esa; Tunggal; Satu. Pengertian ini sejalan dengan pengertian tauhid yang digunakan dalam
bahasa Indonesia, yaitu “keesaan Allah”; mentauhidkan berarti “mengakui keesaan Allah;
mengesakan Allah.” Secara istilah syar‟i, tauhid berarti mengesakan Allah dalam hal
mencipta, menguasai, mengatur dan memurnikan (mengikhlaskan) peribadahan hanya
kepada-Nya, meninggalkan penyembahan kepada selainNya serta menetapkan asma‟ul husna
dan sifat al-„ulya bagi-Nya dan mensucikan-Nya dari kekurangan dan cacat. Asal makna
“tauhid” ialah meyakinkan, bahwa Allahadalah “satu”, tidak ada syarikat bagi-Nya. Oleh
sebab itu, sebab dinamakan “Ilmu Tauhid”, ialah karena bahagiannya yang terpenting,
menetapkan sifat “wahdah” (satu) bagi Allah dalam zat-Nya dan dalam perbuatan-Nya
menciptakan alam seluruhnya dan bahwa Ia sendiri-Nya pula tempat kembali segala alam ini
dan penghabisan segala tujuan.(Irwan Arfin et al. - 2021 - Pengertian Dan Pembagian
Tauhid.Pdf, n.d.)

Hakikat Tauhid

Berdasarkan pokok bahasan dalam kajian tauhid di atas tersebut, maka tauhid diklasifikasikan
kepada tauhid Rububiyah, tauhid Uluhiyah, dan tauhid Ubudiyah.

1. Tauhid Rububiyah

Tauhid rububiyah, rububiyah adalah kata yang dinisbatkan kepada salah satu nama Allah,
yaitu Rabb‟. Nama ini mempunyai beberapa arti, antara lain: AlMurabbi (pemelihara),al-
Nashir (penolong), al-Malik (pemilik), alMushlih (yang memperbaiki), al-Sayyid (tuan).
Dalam terminologi syari‟at Islam, istilah tauhid rububiyyah berarti percaya bahwa hanya
Allah satu-satunya pencipta, pemilik, pengendali alam raya yang dengan takdirnya-Nya Ia
menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan alam dengan sunnah-sunnah-
Nya”.Dalam pengertian ini istilah tauhid rububiyah belum terlepas dari akar makna
bahasanya.Sebab Allah adalah pemelihara makhluk, para rasul dan wali-wali-Nyadengan
segala spesifikasi yang telah diberikannya kepada mereka. Tauhid rububiyah mencakup
dimensi-dimensi keimanan berikut ini: Pertama, beriman kepada perbuatan perbuatan Allah
yang bersifat umum. Misalnya, menciptakan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan,
menguasai.Kedua, beriman kepada takdir Allah. Ketiga, beriman kepada zat Allah. Landasan
tauhid rububiyah adalah dalil-dalil berikut: Artinya: “Segala uji Bagi Allah Rabb Semesta
Alam.”(QS.Al-Fatihah: 2) Makna Rabb pada ayat diatas adalah bahwa Allah adalah Pencipta
mereka, Yang menguasai,Yang memperbaiki dan Yang memelihara dengan segala nikmat
dan anugerah-Nya. Dan Artinya: Itulah Allah Tuhan Kamu, tidak ada tuhan selain Dia,
Pencipta segala sesuatu. (Q.S. Al-An’am,6:102). (Irwan Arfin et al., 2021, p. 6)

2. Tauhid Uluhiyah
Tauhid uluhiyah adalah Percaya sepenuhnya bahwa Allah-lah yang berhak menerima semua
peribadatan makhluk, dan hanya Allah sajalah yang sebenarnya yang harus
disembah.Manusia bersujud kepada Allah, Allah tempat meminta, Allah tempat mengadukan
nasibnya, manusia wajib menaati perinta dan menjauhi larangan-Nya. Semua yang berupa
kebatilan langsung kepada Allah, tanpa perantara(wasilah).Allah melarang kita menyembah
selain-Nya seperti menyembah batu, menyembah matahari, maupun menyembah manusia.
Semua itu adalah perbuatan syirin yang sangat besar dosanya dan dibenci oleh Allah, bahkan
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik itu.

3. Tauhid Ubudiyah

Kata ubud berasal dari kata kerja „Abada yang berarti mengabdikan diri(Ibadah). Beribadah
kepada allah dengan menyembah kepada-Nya. Penyembahan disini bukan bermaksud Allah
berhajat disembah hambanya karena Allah tidak ingin disembahakan tetapipenyembahan
disini merupakan ketaatan,kepatuhan,ketumbuhan antara hamba dengan Tuhannya.Antara
makhluk dengan khaliknya tidak ubahnya kita atau kepatuhan ketundukannya seorang anak
terhadap orang tua. Seorang karyawan kepada pimpinannya yang semua kewajiban dilakukan
dengan penuh rasa tanggung jawab, hanya saja didalam ketaatan menjalankan kewajiban
tidak terdapat unsur benci sedikitpun kepadanya. Dengan selalu menjalankan perintah-
perintahNya dan menjauhi segala laranganLaranganNya.(Irwan Arfin et al., 2021)

Bukti Kerasulan Muhammad SAW

Tanpa bukti yang jelas, sebuah pengakuan tidak bisa dibenarkan. Semua orang sepakat
dengankaidah ini.Seorang yang mengaku sebagai rasul atau utusanAllah juga harus dengan
bukti. Muhammad Sawtermasuk di antara manusia yang mengaku rasulyang diutus Allah
Tuhan semseta alam kepadasegenap manusia. Seperti halnya para nabi danrasul sebelumnya,
dia juga membawa buktikerasulan berupa mukjizat-mukjizat yang tidak bisa ditandingi dan
ditiru oleh orang lain, seperti:memperbanyak makanan yang sedikitsebagaimana yang terjadi
saat perang Khandaq(Jawami’ussirah, Ibnu Hazam), mengeluarkan air bersih dari sela-sela
jemarinya (riwayat ImamBukhari, Malik, Ahmad dan Baihaqi), suaratangis tongkatnya yang
di dengar oleh parasahabatnya, menghilang dari penglihatan UmmuJamil saat ingin
mencelakainya, dan sebagainya.Dari sekian mukjizat nabi Muhammad Saw., adasatu
mukjizat yang paling besar yaitu kitab suciAl-Qur’an. Di antara alasannya:1) Di dalam
beberapa ayat, Al-Qur’anmenantang semua ummat manusia untuk membuat yang semisal
dengan Al-Qur’an,namun tidak ada yang bisa melakukannyasampai saat ini walau hanya satu
surah yang paling pendek. (QS. Al-Baqarah: 23, QS. Al-Isra’: 88, dan QS. Yunus: 38).2)
Bahasa Al-Qur’annya yang tinggi namunsangat indah, susunannya menakjubkan, isinya
padat dan sejalan dengan perkembangan masa,tidak ada pertentangan dan kekeliruan
didalamnya. Semuanya membuktikan bahwa Al-Qur’an memang benar-benar firman Allah
Swtyang tidak ada keraguan di dalamnya.3) Keabadian Al-Qur’an. Al-Qur’an yangsekarang
adalah Al-Qur’an yang dahulu. Tidak ada perubahan kata bahkan huruf di dalamnya.Itu
karena Allah Swt benar-benar menjaganyadari perubahan, seperti yang dijanjikanNya
didalam QS. Al-Hijr: 9.4) Mukjizat ilmiahnya yang terus-menerusterungkap.5) Mukjizat Al-
Qur’an ini tidak hanya disaksikanoleh orang-orang yang hidup di masa turunnya,tapi juga
oleh generasi sesudahnya hingga akhir zaman. (PUTRA, 2018)

Perbedaan Nabi dan Rasul

Nabi dan rasul merupakan manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah SWT. Pengutusan
para nabi dan rasul di setiap zamannya telah berlaku sejak Nabi Adam AS hingga Nabi
Muhammad SAW.

Lalu apakah antara nabi dan rasul ada perbedaannya? Ada, dan Al-Qur'an menerangkan
dalam Surah Al-Isra ayat 55.

Artinya: Sungguh, Kami telah melebihkan sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain) dan
Kami anugerahkan Zabur kepada Daud.

Penjelasan mengenai perbedaan antara nabi dan rasul akan dimuat pada tulisan ini yang
dikutip dari berbagai sumber. (Nurfajrina, Apa Perbedaan Antara Nabi dan Rasul Dalam
Islam?, 2020)

1. Perbedaan dalam pengertiannya

Mengutip buku Panduan Muslim Sehari-hari oleh Dr. KH. M. Hamdan Rasyid & Saiful Hadi
El-Sutha, secara bahasa, kata nabi berasal dari bahasa Arab yakni naba'a- yanbu'u artinya
orang yang memberikan informasi bermanfaat dan diperoleh dari pengetahuan atau prasangka
yang sangat kuat.
Menurut istilah syariat, definisi nabi dijelaskan oleh Ulama Syarif Ali bin Muhammad Al-
Jurjani yaitu seorang laki-laki yang diberikan wahyu oleh Allah melalui malaikat, atau
melalui ilham dalam kalbunya, atau melalui mimpi yang baik, akan tetapi tidak diwajibkan
untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada umatnya.

Sementara rasul berasal dari kata dalam bahasa Arab yaitu rasala - yarsalu artinya utusan atau
orang yang memperoleh perintah dari orang (Dzat) yang mengutus untuk menyampaikan
risalah.

Menurut istilah, rasul adalah seorang laki-laki yang memperoleh wahyu dari Allah melalui
malaikat Jibril dan diperintahkan untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada umat manusia.

Melansir buku Ibrahim oleh Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi, asal kata nabi adalah
nabaa artinya 'kabar atau berita', dan nabi berarti orang yang menyampaikan kabar dari Allah.
Secara istilah, nabi adalah orang yang diutus untuk meneguhkan syariat Nabi sebelumnya.

Sedangkan rasul dari kata risl artinya 'bangkit'. Ada kata istilah muncul dari kata tersebut,
yakni ar-rasul al-munba'its berarti utusan yang bangkit. Rasul juga merupakan orang yang
memikul, atau orang yang memikul perkataan dan risalah atau misi. Secara istilah, rasul
berarti orang yang diutus dengan membawa syariat yang baru.

2. Perbedaan dalam proses penerimaan wahyu dari Alah SWT

Dikatakan bahwa nabi menerima wahyu dari Allah melalui penyampaian dari malaikat, atau
bisa berasal dari ilham dalam hati, dan juga lewat mimpi yang baik. Sementara rasul
menerima wahyu dari Allah hanya melalui malaikat Jibril. (Nurfajrina, Perbedaan dalam
proses penerimaan wahyu dari Alah SWT, 2022)

3. Perbedaan dalam penyampaian wahyu kepada umat

Dari pengertian nabi bisa dilihat bahwa nabi tidak memiliki kewajiban untuk menyampaikan
wahyu yang ia terima dari Allah kepada umat manusia.

Sementara rasul diperintahkan Allah untuk menyampaikan wahyu yang diterima kepada umat
manusia pada zaman ia diutus.

Dalam Islam ada empat orang rasul sekaligus nabi yang diamanahkan kepadanya kitab yang
berisi firman-firman Allah, yakni: Taurat kepada Nabi Musa AS, Zabur kepada Nabi Daud
AS, Injil kepada Nabi Isa AS, dan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW. (Nurfajrina,
Perbedaan dalam penyampaian wahyu kepada umat, 2022)
4. Perbedaan pada jumlah nabi dan rasul

Dijelaskan dalam Tafsir Qashashi Jilid II oleh Syofyan Hadi, jumlah nabi ada 120.000 orang,
dan rasul sebanyak 313 orang. Dari 313 rasul, hanya 25 orang saja yang disebutkan dalam
Alquran.

Artinya: 'Aku bertanya: 'Ya Rasulullah! Berapa jumlah Nabi?' Beliau bersabda, "Jumlah
mereka 120.000 orang." Aku bertanya lagi, 'Berapa jumlah rasul Ya Rasulullah?' Beliau
menjawab, "Mereka 313 orang." Kemudian Beliau bersabda, "Wahai Abu Dzar! 4 orang dari
mereka dari bangsa Suryaniyah; yaitu Adam, Sits, Idris dan Nuh. Sementara 4 dari bangsa
Arab, yaitu Hud, Syu'aib, Saleh dan Nabimu Muhammad SAW." (HR Ibnu Hibban).
(Nurfajrina, Perbedaan pada jumlah nabi dan rasul, 2022)

SIFAT WAJIB BAGI RASUL

Sifat wajib bagi Rasul ialah sifat yang pasti dimiliki oleh setiap kalangan Rasul yang mereka
tunjukkan dalam keseharian mereka. Lantas, apa saja diantaranya?

a. Shiddiq

‫ق َعلِيًّا‬ ِ َ‫َو َوهَ ْبنَا لَهُ ْم ِم ْن َرحْ َمتِنَا َو َج َع ْلنَا لَهُ ْم لِ َسان‬
ٍ ‫ص ْد‬

Artinya: “Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan
Kami jadikan mereka buah tutur yang baik dan mulia.” (Q.S maryam:50). (Khadafie,
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN SOSIAL GURU PAI
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMK AL-KAHFI
SUMBAWA TAHUN PELAJARAN 2018/2019, 2019)

b. Amanah

َ ‫ ِه ۗ ِإ َّن هَّللا‬r ِ‫اس َأ ْن تَحْ ُك ُموا بِ ْال َع ْد ِل ۚ ِإ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم ب‬ ِ ‫ِإ َّن هَّللا َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأ ْن تَُؤ ُّدوا اَأْل َمانَا‬
ِ َّ‫ت ِإلَ ٰى َأ ْهلِهَا َوِإ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن‬
ِ َ‫َكانَ َس ِميعًا ب‬
‫صيرًا‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S Annisa:58).

c. Tabligh

‫اس ۗ ِإ َّن هَّللا َ اَل يَ ْه ِدي‬ َ ِّ‫يَا َأيُّهَا ال َّرسُو ُل بَلِّ ْغ َما ُأ ْن ِز َل ِإلَ ْيكَ ِم ْن َرب‬
ِ ‫ك ۖ َوِإ ْن لَ ْم تَ ْف َعلْ فَ َما بَلَّ ْغتَ ِر َسالَتَهُ ۚ َوهَّللا ُ يَع‬
ِ َّ‫ْص ُمكَ ِمنَ الن‬
َ‫ْالقَوْ َم ْال َكافِ ِرين‬

Artinya: Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika
tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak
menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia.
Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (Q.S Al
maidah:67).

d. Fatanah

َ ‫َوتِ ْل‬
ٍ ‫ك ُح َّجتُنَا آتَ ْينَاهَا ِإ ْب َرا ِهي َم َعلَ ٰى قَوْ ِم ِه ۚ نَرْ فَ ُع د ََر َجا‬
‫ت َم ْن نَ َشا ُء ۗ ِإ َّن َربَّكَ َح ِكي ٌم َعلِي ٌم‬

Artinya: “Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk
menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki.
Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana, Maha Mengetahui.” (Q.S al an’am:83).
(Syahrani, 2023)

SIFAT – SIFAT ALLAH

Sifat-sifat allah dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Sifat Jaiz
Sifat jaiz Allah ini hanya ada satu yakni fi'lu kulli mumkinin autarkuhu atau Allah itu
mungkin berbuat segala sesuatu atau mungkin meninggalkannya (tidak berbuat).
b. Sifat Wajib
Sifat wajib adalah sifat yang dimiliki oleh Allah, yang wajib kita percayai.
Sifat wajib itu ada 20.
c. Sifat Mustahil
Sifat mustahil adalah sifat yang mustahil dimiliki allah yang dimana sifat mustahil
adalah kebalikan dari sifat wajib bagi allah, sifat wajib pun ada 20. (Maulana, 2022)

PENUTUP

Melalui pembahasan di atas kiranya telah jelas bahwa konsep Tauhid yang lebih relevan dan
komprehensif adalah yang menggabungkan dua makna konseptual, yaitu rubūbiyyah dan
ulūhiyyah, bukan sekedar salah satu dari keduanya. Sebab kedua makna inilah yang
ditunjukkan oleh kata “Tauhid” berdasarkan dalil-dalil dari al-Qur’an, Sunnah dan perkataan
para ulama Generasi Salaf yang mengambil langsung ajaran Agama ini dari sumbernya yang
jernih, demikian juga makna secara semantik dan kebahasaan. Konsep Tauhid dalam Islam
bukan hanya aspek rubūbiyyah semata, karena pengakuan akan rubūbiyyah Allah semata
tidak cukup untuk menjadikan seorang menjadi Muslim. Sebab kaum Musyrik Mekah pada
zaman Nabi SAW juga mengimani bahwa Allah adalah Rabb Yang Mahakuasa, Maha
Mencipta dan Maha memberi rezeki, tetapi mereka dicap sebagai kafir dan musyrik lantaran
menyembah kepada selain Allah. Bahkan Iblis dalam beberapa ayat di dalam al-Qur’an,
mengakui bahwa Allah adalah Rabb-nya, seperti firman Allah (yang artinya): “Iblis berkata:
‘Wahai Rabb-ku, beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan... Ia berkata:
‘Wahai Rabb-ku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan
menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi...”.83 Tetapi, meski
demikian tetaplah ia sebagai makhluk yang paling kafir karena menolak untuk taat dan patuh
terhadap perintah Allah untuk bersujud menghormati Adam. Penolakan kepatuhan ini tentu
saja merupakan pengingkarannya terhadap Tauhid Ulūhiyyah.(Afrizal, 2018)

Kerasulan Muhammad Saw dalam perspektif al-Quran adalah Nabi Muhammad ia menjadi
nabi dan rasul pada usia 40 tahun dengan menyampaikan risalah kenabiannya kepada
kaumnya, Muhammad dilahirkan di Makkah anak dari Abdullah dan Aminah, dari kecil
Muhammad sudah terlihat tanda kerasulannya yang dilihat oleh seorang pendeta Bahira di
wilayah Syam, dia melihat tanda kerasulan dalam diri Muhammad, bahkan dalam al-Quran
pemberitaan dari Nabi Isa as yang disebutkan dalam surat ahs-Shaff: 6 tentang kedatangan
seorang nabi terakhir. Menjelang usia 40 tahun Muhammad Saw sering menyendiri di Gua
Hira dan disinilah penerimaan wahyu pertama dari Malaikat Jibril. Muhammad Saw
berdakwah pertama kali secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun, kedua secara
terangterangan yang dilakukan nabi setelah menerima wahyu dari Allah, dan dalam
dakwahnya banyak yang menentangnya yaitu dari kaum kafir Quraisy, dan pada tahun
kesepuluh kenabian terjadilah peristiwa Isra’ dan Mi’raj yaitu dalam kehidupannya, selama
dua belas tahun berdakwah dari kaum Quraisy tetap belum bisa menerima risalah nabi
sehingga Rasulullah pindan ke Yatsrib yang dikenal dengan Madinah.(NURASIAH - .Pdf,
n.d.)

DAFTAR PUSTAKA

Khadafie, M. (2019, 10 31). PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN SOSIAL GURU PAI TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMK AL-KAHFI SUMBAWA TAHUN PELAJARAN

2018/2019. Diambil kembali dari


http://journal.ummat.ac.id/index.php/ibtidaiy/article/view/1311:

http://journal.ummat.ac.id/index.php/ibtidaiy/article/view/1311

Khadafie, M. (2022). Peran Lembaga Pendidikan dalam Pencegahan dan Penanggulangan Tindakan

Kekerasan Pada Siswa. Peran Lembaga Pendidikan dalam Pencegahan dan Penanggulangan

Tindakan Kekerasan Pada Siswa., 4.

Maulana. (2022, september 4). Sifat Wajib, Mustahil dan Jaiz Allah beserta artinya lengkap dengan

Dalilnya. Diambil kembali dari https://www.zonasantri.com/2021/09/sifat-wajib-mustahil-

dan-jaiz-allah.html: https://www.zonasantri.com/2021/09/sifat-wajib-mustahil-dan-jaiz-

allah.html

Nurfajrina, A. (2020, november minggu). Apa Perbedaan Antara Nabi dan Rasul Dalam Islam?

Diambil kembali dari https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6416407/apa-perbedaan-

antara-nabi-dan-rasul-dalam-islam-ini-penjelasannya:

https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6416407/apa-perbedaan-antara-nabi-dan-

rasul-dalam-islam-ini-penjelasannya

Nurfajrina, A. (2022, november minggu). Perbedaan dalam penyampaian wahyu kepada umat.

Diambil kembali dari https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6416407/apa-perbedaan-

antara-nabi-dan-rasul-dalam-islam-ini-penjelasannya:

https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6416407/apa-perbedaan-antara-nabi-dan-

rasul-dalam-islam-ini-penjelasannya

Nurfajrina, A. (2022, november minggu). Perbedaan dalam proses penerimaan wahyu dari Alah SWT.

Diambil kembali dari https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6416407/apa-perbedaan-

antara-nabi-dan-rasul-dalam-islam-ini-penjelasannya:

https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6416407/apa-perbedaan-antara-nabi-dan-

rasul-dalam-islam-ini-penjelasannya

Nurfajrina, A. (2022, november minggu). Perbedaan pada jumlah nabi dan rasul. Diambil kembali

dari https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6416407/apa-perbedaan-antara-nabi-dan-
rasul-dalam-islam-ini-penjelasannya: https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-

6416407/apa-perbedaan-antara-nabi-dan-rasul-dalam-islam-ini-penjelasannya

PUTRA, F. G. (2018, 8 3). https://dokumen.tips/uname/fakhrul-gamal-putra.html. Diambil kembali

dari Bukti Kerasulan Muhammad SAW: https://dokumen.tips/uname/fakhrul-gamal-

putra.html

Syahrani, M. F. (2023, januari 10). 4 Sifat Wajib Rasul yang Wajib Kita Ketahui dan Teladani. Diambil

kembali dari https://senyummandiri.org/4-sifat-wajib-rasul-yang-wajib-kita-ketahui/:

https://senyummandiri.org/4-sifat-wajib-rasul-yang-wajib-kita-ketahui/

Afrizal, L. H. (2018). Rubūbiyah dan Ulūhiyyah Sebagai Konsep Tauhid (Tinjauan Tafsir,

Hadits dan Bahasa). Tasfiyah, 2(1), 41. https://doi.org/10.21111/tasfiyah.v2i1.2482

Hadi, A. (2013). METODE PENGAJARAN ILMU TAUHID.

Irwan Arfin et al. - 2021—Pengertian Dan Pembagian Tauhid.pdf. (n.d.).

Irwan Arfin, Muh., Alingka, & Mutmainnah. (2021). Pengertian Dan Pembagian Tauhid

[Preprint]. Open Science Framework. https://doi.org/10.31219/osf.io/msx5v

NURASIAH—KERASULAN MUHAMMAD DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN .pdf.

(n.d.).

Anda mungkin juga menyukai