Anda di halaman 1dari 24

KERTAS KERJA UJIAN

Semester : Genap Tahun Akademik : 2022/2023

1. 1
1. 44222010002
2. 2
Nomor Induk Mahasiswa 2. 44222010012 Nomor Ujian : Paraf Mahasiswa
3. 1
3. 44222010088
7

1. Rosmadita
Nama 2. Qori Kaysa Pratitis
3. Nazma Nur Alifah

Fakultas / Program
Ilmu Komunikasi / Public Relations Paraf Pengawas
Studi
Mata Kuliah Teori Komunikasi
Dosen Ponco Budi Sulistyo, M.Comn., Ph.D Nilai Ujian (00-100)
Waktu Hari Tanggal Jam Ruang
Pelaksanaan Ujian Kamis 13 Juli 2023 13:15 B-303

Page | 1
UAS - TEORI KOMUNIKASI

Disusun Oleh :
Rosmadita (44222010002)
Qori Kaysa Pratitis (44222010012)
Nazma Nur Alifah (44222010088)
Dosen Pengampu : Ponco Budi Sulistyo, M.Comn., Ph.D
Program Studi Public Relations
Fakultas Ilmu Komunikasi
Tahun Akademik 2022/2023
Universitas Mercu Buana

Page | 2
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT, yang maha pengasih lagi maha penyayang, segala
puji bagi Allah tuhan semesta alam. Atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan
makalah UAS Teori Komunikasi dengan lancar.

Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Ponco Budi
Sulistyo, M.Comn., Ph.D selaku dosen mata kuliah Teori Komunikasi yang telah membimbing
kami dalam mengerjakan makalah UAS ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman kami yang telah berkenan memberi support dalam mengerjakan makalah UAS ini.

Terlepas dari itu semua kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah yang
kami buat. Mungkin dari segi bahasa, susunan kalimat atau hal lain yang tidak saya sadari. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman maupun dosen sebagai
sarana perbaikan makalah yang lebih baik.

Semoga makalah UAS Teori Komunikasi ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas perhatian yang sebesar-besarnya.

Jakarta, 2023

Page | 3
1. Teori-teori kontekstual komunikasi antarbudaya

a. Pilihlah satu teori yang termasuk ke dalam jenis teori-teori kontekstual komunikasi
antarbudaya. Sebutkan nama teori, nama penemu/pengembang teori dan tahun teori
tersebut ditemukan/dikembangkan.

Salah satu teori yang termasuk ke dalam jenis teori kontekstual komunikasi antarbudaya yang
kami pilih adalah Teori Anxiety / Uncertainty Management (AUM). Teori Anxiety / Uncertainty
Management (AUM) dikembangkan oleh William B. Gudykunst pertama kali pada tahun 1985
dengan perhatian awal tertuju pada proses komunikasi efektif dalam kelompok. Secara resmi
teori ini diperkenalkan dengan label AUM pada tahun 1993. Pada perkembangannya teori ini
berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks
komunikasi antarbudaya.

b. Jelaskan fokus/pokok pikiran dari teori tersebut.

Teori Anxiety / Uncertainty Management (AUM) memfokuskan pada perbedaan budaya antar
kelompok dan orang asing. Ia menjelaskan bahwa teorinya ini dapat digunakan dalam segala
situasi dan kondisi berkaitan dengan terdapatnya perbedaan di antara keraguan dan ketakutan.
Gudykunts berpendapat bahwa kecemasan dan ketidakpastian lah yang menjadi penyebab
kegagalan komunikasi antar kelompok.

c. Uraikan kritik terhadap teori tersebut.

Teori Anxiety / Uncertainty Management (AUM) membahas tentang ketakutan atau keraguan
yang dialami oleh seseorang ketika berada dalam lingkungan yang memiliki latar belakang
budaya yang berbeda dengan dirinya. karena fokus teori tersebut, kelebihan dari teori ini sendiri
yaitu membahas tentang bagaimana cara agar bisa melakukan komunikasi interpersonal untuk
bisa “survive” dalam kondisi budaya yang berbeda.

d. Analisis satu fenomena komunikasi yang relevan dengan menggunakan teori tersebut
sebagai landasan teoretisnya, dengan sistematika penulisan:

Page | 4
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang masalah, berisikan ruang lingkup permasalahan, menentukan konteks
permasalahan, menjelaskan mengapa topik penulisan tersebut penting dan esensial.

Teori Anxiety atau Uncertainty Management (AUM) yang dikembangkan oleh William
B. Gudykunst pada tahun 1985 yang memiliki fokus tujuan terhadap cara berkomunikasi
individu dengan kelompok atau lingkungan yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda.
sebagai peserta komunikasi, memiliki lawan bicara dengan latar belakang yang berbeda adalah
hal yang wajar karena setiap individu memiliki sudut pandang yang berbeda. komunikasi
memiliki fungsi untuk menyeimbangkan perbedaan tersebut sehingga pengirim dan penerima
pesan dapat saling memahami objek komunikasi.

Dalam kehidupan sosial, masyarakat datang dari berbagai latar belakang yang ada. latar
belakang masing - masing individu dipengaruhi oleh budaya yang diwariskan dari generasi
sebelumnya, sehingga individu tersebut mengadaptasi budaya yang ada untuk dijadikan pedoman
hidup, cara berpikir dan lain - lain. terdapat sekelompok individu yang memiliki latar belakang
yang tidak terlalu beda dengan kita sehingga kita merasa lebih nyaman untuk berkomunikasi
dengan golongan kelompok tersebut. tidak jarang kita bertemu dengan orang yang memiliki latar
belakang yang sangat berbeda dengan kita, mulai dari sudut pandang, cara berbicara sehingga
terdapat ketidakseimbangan dalam proses komunikasi.

Teori ini memiliki fokus tujuan untuk melakukan penyesuaian diri melalui komunikasi
dalam konteks komunikasi antarbudaya. sebagai individu yang berada di lingkungan dengan latar
budaya yang berbeda, maka akan muncul rasa cemas dan keraguan untuk memulai interaksi.
kecemasan dan keraguan terjadi karena adanya rasa takut melakukan kesalahan dalam
bersosialisasi yang berakibat pada terjadinya pengasingan oleh kelompok mayoritas dalam
lingkungan. Rasa cemas dan ragu yang dominan akan membuat seseorang memiliki peluang
lebih besar untuk melakukan kesalahan karena terfokus pada hal - hal buruk yang belum pasti
terjadi. dalam mengatasi kecemasan dan keraguan yang terjadi akibat seseorang berada dalam
lingkungan budaya yang berbeda, Teori Anxiety ini diteliti dan dirumuskan oleh William B.
Gudykunst.

Page | 5
Dalam penerapannya dalam kehidupan sosial, teori anxiety diteliti melalui orang - orang
yang berasal dari latar belakang sosial yang berbeda dengan lingkungan saat ini. contoh kasus
dalam kehidupan sehari - hari berasal dari sekolah Islamic Boarding School yang menerima
murid dari berbagai negara. salah satu Islamic Boarding School yang berada di kota Subang,
yaitu SMAIT As-Syifa Boarding School menerima murid dari berbagai daerah hingga negara
yang berbeda. hal ini menjadikan sekolah SMAIT As-Syifa Boarding School memprakitkan teori
Anxiety. beberapa murid SMAIT As-Syifa Boarding School berasal dari Dubai, Uni Emirates
Arab yang memiliki kehidupan sosial dan pendidikan yang berbeda. Menurut Maryam Thahirah,
salah satu murid kewarganegaraan Indonesia yang lahir dan besar di Dubai menjelaskan bahwa
awalnya sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. selain karena adanya kendala bahasa,
sistem pendidikan di Indonesia dan Dubai juga berbeda.

Maryam menuturkan bahwa ia merasa takut untuk melakukan interaksi karena kendala
bahasa. setelah beberapa waktu, Maryam mulai beradaptasi di lingkungan sekolah. Maryam
melakukan pengelolaan dalam rasa takut melalui 3 cara, yaitu pengamatan, menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru dan melakukan praktek menggunakan bahasa Indonesia secara
langsung. Dengan adanya pengelolaan rasa takut yang dilakukan oleh Maryam, proses
komunikasi interpersonal Maryam menjadi lebih baik sehingga murid yang berasal dari
Indonesia dapat bertukar kebudayaan dengan Maryam melalui bahasa.

1.2 Rumusan masalah, adalah/dapat berupa pertanyaan atau sesuatu yang ingin diketahui
terkait topik yang dipilih.

William B. Gudykunst mengemukakan teori Anxiety/Uncertainty Management (AUM)


yang membahas tentang bagaimana seseorang memiliki rasa takut dan cemas ketika melakukan
komunikasi di lingkungan budaya yang berbeda, dan bagaimana cara beradaptasi serta mengelola
rasa takut dan cemas tersebut. berdasarkan penjelasan yang dibuat dalam latar belakang serta
studi kasus di SMAIT As-Syifa Boarding School Subang terhadap interaksi antara murid
internasional dan murid Indonesia, maka rumusan masalah dari tulisan ini adalah :

Apa hubungan antara Teori Anxiety dengan contoh studi kasus murid Internasional dan murid
Indonesia di SMAIT As-Syifa Boarding School ?

Page | 6
Bab II

Landasan Teori

2.1 Teori Anxiety/Uncertainty Management (AUM)

William B. Gudykunst dalam teori Anxiety / Uncertainty Management (AUM)


menjelaskan tentang bagaimana seseorang berada dalam lingkungan budaya baru dan mencoba
untuk beradaptasi dengan melakukan komunikasi. Teori ini merupakan salah satu konteks
komunikasi antarbudaya karena menjelaskan tentang proses adaptasi melalui komunikasi dengan
orang - orang yang memiliki latar kebudayaan yang berbeda.

Komunikasi antarbudaya merupakan proses komunikasi interpersonal yang dilakukan


oleh sekelompok orang dengan kebudayaan yang berbeda. komunikasi ini dilakukan untuk
bertukar informasi, mempengaruhi dan lain - lain. Orang dengan latar budaya berbeda cenderung
memiliki perbedaan karakter yang dapat memicu adanya ketidakseimbangan hingga perbedaan
makna akan suatu pesan dalam komunikasi.

Teori Anxiety memiliki fokus untuk mengatasi hal tersebut. menurut Gudykunst, cara
seseorang dalam melakukan adaptasi di lingkungan budaya baru dapat melalui beberapa cara
seperti :

 Konsep diri
Individu memiliki kemauan dari diri sendiri untuk melakukan interaksi dengan orang -
orang yang memiliki budaya yang berbeda. dalam memandang dirinya sendiri, individu
tersebut melihat bahwa dirinya bukan orang yang akan menyebabkan kekacauan sehingga
individu tersebut dapat mengelola rasa takut dan rasa cemasnya.
 Motivasi untuk berinteraksi dengan orang asing
Terdapat keinginan kuat dari individu tersebut untuk memulai interaksi terhadap orang
baru dan asing dengan melakukan pengamatan mengenai kebiasaan, perilaku orang asing
supaya individu tersebut dapat menyesuaikan diri.
 Reaksi kepada orang asing
Kemampuan dalam memperoleh informasi mengenai orang asing membuat kita dapat
mengelola rasa takut dan cemas secara baik sehingga kita bisa memperkirakan perilaku

Page | 7
orang asing kepada kita yang kemudian kita dapat mengambil keputusan mengenai reaksi
yang akan kita berikan kepada orang asing tersebut.
 Kategori sosial atas orang asing
mengklasifikasikan orang asing dalam beberapa kategori akan mempermudah kita untuk
mengetahui bagaimana cara kita beradaptasi dengan orang asing tersebut.
 Proses situasional
Dalam melakukan interaksi dengan orang asing, kita perlu mengelola rasa takut dan
cemas dengan memperoleh informasi sebanyak mungkin mengenai kebiasaan yang biasa
dilakukan oleh orang asing tersebut.
 Berhubungan dan terkoneksi dengan orang asing
Konsep diri yang kuat akan membuat kita terlihat percaya diri. hal tersebut memiliki
makna bahwa kita mampu mengendalikan kecemasan dan keraguan dalam diri kita untuk
melakukan komunikasi antarbudaya, sehingga orang asing dapat terhubung dan
terkoneksi baik dengan kita.
 Interaksi etnis
Komunikasi antarbudaya menjunjung tinggi perbedaan yang terdapat antar individu,
sehingga ketika melakukan proses komunikasi kita harus menghargai, menghormati
perbedaan latar belakang budaya yang ada.

2.2 Teori Model Komunikasi Newcomb

Menurut teori model komunikasi Newcomb, ketidakseimbangan dalam komunikasi dapat


terjadi ketika salah satu peserta komunikasi tidak mengetahui objek komunikasi yang
dibicarakan. Dalam mengatasi hal tersebut, umumnya peserta komunikasi saling berusaha untuk
menyeimbangkan percakapan sehingga keadaan dapat menjadi lebih seimbang.

Ketidakseimbangan dalam konteks komunikasi antarbudaya dapat terjadi karena adanya


perbedaan makna dari masing - masing budaya setiap individu yang menyebabkan perbedaan
pendapat atau pengetahuan. hal tersebut membuat beberapa individu yang berada dalam
lingkungan budaya yang berbeda memiliki rasa takut dan cemas untuk melakukan interaksi
karena merasa bahwa dirinya adalah orang “asing”. Terdapat rasa takut dan cemas akan
pengasingan atau pengucilan oleh masyarakat lingkungan tersebut terhadap dirinya yang
dianggap sebagai orang asing.

Page | 8
Bab III

Analisis

3.1 Hubungan antara Teori Anxiety dengan contoh studi kasus murid Internasional dan
murid Indonesia di SMAIT As-Syifa Boarding School

Berada dalam sebuah lingkungan asing yang memiliki latar kebudayaan berbeda dengan
diri sendiri merupakan sesuatu hal yang dapat menimbulkan rasa cemas, takut dan ragu. Hal
tersebut dapat terjadi karena kita tidak mengetahui kebudayaan didalam sebuah lingkungan yang
baru sehingga muncul rasa takut akan perlakuan dikucilkan dari masyarakat. Teori Anxiety
memiliki topik utama yang diteliti oleh William B. Gudykunst untuk bisa beradaptasi sebagai
orang asing dalam lingkungan budaya yang berbeda melalui komunikasi.

Komunikasi menjadi kunci penting dalam kehidupan sosial karena individu akan
melakukan interaksi penyampaian pesan melalui makna sehingga peserta komunikasi dapat
saling mengerti maksud dan tujuan satu sama lain. Sebagai orang asing yang berada di
lingkungan baru umumnya memiliki rasa takut untuk memulai komunikasi terlebih dahulu.
Namun terdapat beberapa cara untuk mengatasi rasa takut tersebut menurut William B.
Gudykunst.

Maryam Thahirah merupakan salah satu murid SMAIT As-Syifa Boarding School yang
merupakan warga Indonesia yang lahir dan tinggal di Dubai, Uni Emirates Arab. Maryam adalah
orang Indonesia asli yang lahir dan besar di Dubai sampai ia menginjak Sekolah Menengah Atas.
Kebiasaan dan kebudayaan yang keluarga Maryam tanamkan sesuai dengan norma dan aturan
yang berlaku di Dubai sehingga Maryam tetap harus beradaptasi selama menjadi murid di
SMAIT As-Syifa Boarding School. Sejak kecil, Maryam merupakan murid International School
di Dubai yang mewajibkan ia untuk menggunakan bahasa Inggris. Maryam menuturkan bahwa
awalnya ia merasa kesulitan dalam berkomunikasi karena perbedaan bahasa, terutama dalam
bidang akademik. Kesulitan yang dialami oleh Maryam membuatnya sulit memahami pelajaran
sekolah dan harus berusaha lebih keras untuk mengejar ketertinggalannya.

Masalah yang dihadapi oleh Maryam menumbuhkan perasaan cemas dan takut untuk
meneruskan pendidikan di Indonesia. Maryam menjelaskan bahwa ia takut jika suatu saat ia
harus tertinggal kelas dengan teman - teman seusianya karena kendala bahasa yang dialami.

Page | 9
Lingkungan asing membuat Maryam merasa bahwa ia sendirian dan takut untuk melakukan hal
baru. Kendala yang Maryam alami lantas tidak membuat ia menyerah begitu saja. Lingkungan
sekolah khususnya teman - teman Maryam justru memberikan dukungan dalam berbagai bentuk
supaya Maryam dapat beradaptasi dengan mudah.

Maryam mengelola rasa takutnya dengan melakukan 3 cara, yaitu pengamatan,


menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan melakukan praktek menggunakan bahasa
Indonesia secara langsung. Secara tidak langsung, Maryam mengatasi rasa takutnya di
lingkungan asing menggunakan metode beradaptasi yang disebutkan oleh William B.
Gudykunst, yaitu motivasi untuk berinteraksi dengan orang asing melalui pengamatan, proses
situasional dengan menyesuaikan diri dengan orang asing dan interaksi etnis dengan melakukan
praktek komunikasi menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari - hari.

Page | 10
Bab IV

Kesimpulan

Teori Anxiety yang dikemukakan oleh William B. Gudykunst memiliki topik


pembahasan mengenai cara beradaptasi dengan berkomunikasi di lingkungan asing dengan latar
belakang budaya yang berbeda. Dalam penerapannya secara ntara, Maryam Thahirah yang
merupakan murid Internasional di SMAIT As-Syifa Boarding School memiliki rasa takut dan
cemas untuk melakukan interaksi karena Maryam merasa memiliki perbedaan bahasa dan
budaya sehingga ia takut akan dikucilkan oleh teman - temannya.

Maryam membuktikan bahwa Teori Anxiety dapat mengatasi untuk beradaptasi dengan
lingkungan baru melalui komunikasi. Beberapa metode dilakukan oleh Maryam untuk mengelola
rasa takutnya, yaitu pengamatan, menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan melakukan
praktek menggunakan bahasa Indonesia secara langsung. Secara tidak langsung, Maryam
mengatasi rasa takutnya di lingkungan asing menggunakan metode beradaptasi yang disebutkan
oleh William B. Gudykunst, yaitu motivasi untuk berinteraksi dengan orang asing melalui
pengamatan, proses situasional dengan menyesuaikan diri dengan orang asing dan interaksi etnis
dengan melakukan praktek komunikasi menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari -
hari.

Page | 11
Daftar Pustaka
azmi, l. f. (n.d.). academia.edu. Retrieved from academia.edu:
https://www.academia.edu/37791134/3_Teori_Komunikasi_Antar_Budaya_Menurut_Para_Ahli_
dan_Implementasinya

Bagaskara, A. F. (2017, August). Dictio Community. Retrieved from Dictio.id:


https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-teori-pengelolaan-kecemasan-ketidakpastian-
anxiety-uncertainty-management-theory/8925

Komunikasi, D. I. (n.d.). Materi PPT Pertemuan 2 Teori Komunikasi Pengertian Teori dan Model
Komunikasi. Jakarta: pbael.

Lukman, A. D. (2018). Pengelolaan Kecemasan dan Ketidakpastian dalam Komunikasi Antarbudaya


antara Auditor dan Auditee. JURNAL KOMUNIKASI INDONESIA, 100-101.

Sobara. (2018, August 29). SOBARA'S BLOG. Retrieved from sobara.wordpress.com:


https://sobara.wordpress.com/2018/08/29/mengenal-teori-anxiety-uncertainty-management-aum-
william-b-gudykunst/

Page | 12
2. Efek komunikasi terhadap individu, masyarakat dan budaya

a. Pilih salah satu sub-tema berikut :

Efek komunikasi massa terhadap masyarakat

b. Jelaskan secara komprehensif pengertian salah satu sub-tema yang Anda pilih tersebut.

Komunikasi massa adalah proses di mana komunikator menggunakan media untuk


menyebarkan pesan secara luas dan berulang-ulang sehingga menciptakan makna yang
diinginkan untuk mempengaruhi audiens yang besar dan beragam dengan cara yang berbeda.
Lavidge dan Steiner (dalam Saverin & Tankard, 2001) menyatakan bahwa proses komunikasi
menghasilkan efek yang sering disebut dengan efek komunikasi (Hasan, 2015). Efek komunikasi
adalah setiap perubahan yang terjadi secara internal medium (penerima pesan). Perubahan ini
termasuk pengetahuan, sikap dan perilaku aktual (Wiryanto, 2003). Efek yang ditimbulkan oleh
komunikasi massa bisa dalam berbagai aspek komunikasi. Entah itu komunikasi intrapersonal,
komunikasi interpersonal, komunikasi organisasi, dll. Selain itu, efek komunikasi bisa saja
berpengaruh dalam berbagai tingkatan, contohnya efek komunikasi massa terhadap masyarakat.

Efek komunikasi memiliki tiga dimensi massa yaitu : kognitif, afektif dan konatif. Efek
kemampuan kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar, dan informasi lebih lanjut. Efek
efektif berhubungan dengan perasaan, emosi dan sikap. Sedangkan efek konatif berhubungan
dengan perilaku dan niat untuyk melakukan sesuatu menurut cara tertentu (Amri, 1988).

c. Analisis satu fenomena komunikasi yang relevan dengan menggunakan penjelasan


konsep tersebut sebagai landasan konseptualnya.

Page | 13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan hal yang mendasar bagi manusia dan memegang peranan penting
dalam kehidupan manusia. Ini berasal dari besarnya manfaat komunikasi yang diperoleh orang.
Manfaat tersebut antara lain mendukung identitas diri untuk bersosialisasi dengan orang-orang di
sekitar kita, baik di rumah, sekolah, kampus maupun tempat kerja. Proses komunikasi dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi langsung, seperti komunikasi
tatap muka antara dua orang atau lebih, dan komunikasi tidak langsung melalui media massa,
baik cetak maupun elektronik. Proses komunikasi melalui komunikasi massa disebut komunikasi
massa.

Peran media massa dalam menciptakan budaya di masyarakat tidak dapat dihindari saat
ini. Perkembangan alat komunikasi kontemporer telah memberikan dampak besar pada pola pikir
dan gaya hidup masyarakat. Kehadiran media online diharapkan dapat memberikan model baru
dalam berinteraksi dengan orang lain. Jika dulu banyak orang yang peduli dengan persahabatan,
kini kegiatan tersebut tergantikan oleh media. Fenomena media online seperti social media atau
media sosial kini telah mendukung interaksi sosial yang masif dan terorganisir. Peran media
sosial, dengan menggunakan teknologi berbasis web, telah mengubah komunikasi menjadi dialog
interaktif. Media sosial paling populer sekarang termasuk Instagram, Facebook, Twitter,
YouTube, dan vlog. Media sosial merupakan bagian dari media massa. Jadi jika diperhatikan
tanpa menafikan fungsi dan manfaat media dalam kehidupan masyarakat, Anda akan
menemukan bahwa media memiliki banyak dampak sosial yang negatif. Oleh karena itu, media
massa dipandang ikut bertanggung jawab atas perubahan nilai dan perilaku masyarakat,
khususnya di kalangan anak muda, seperti merosotnya cita rasa budaya, meningkatnya
kriminalitas, merosotnya moral, dan hilangnya kualitas kreativitas

Media sosial sendiri merupakan media dimana penggunanya dapat dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan membuat postingan, seperti di Instagram, Facebook, Twitter, dll.
Tren penggunaan media sosial setiap hari Hampir 12 orang menggunakan media sosial, termasuk
remaja. Trend remaja menggunakan media sosial akhir-akhir ini menjadi sorotan publik. Apapun

Page | 14
kasusnya, berbagai kejahatan mulai dari asusila hingga bullying sering dibicarakan di kalangan
remaja. Bahkan, banyak dari mereka yang merekam kejadian tersebut secara publik dan
mempostingnya di halaman media sosial mereka. Adanya kegiatan ini jelas turut andil dalam
blacklist remaja saat ini. Istilah “kids zaman now” kini mulai mencerminkan arah kesehatan fisik
dan mental remaja masa kini. Peran kognitif remaja pengguna media sosial jelas merupakan
salah satu faktor penentu perilaku remaja. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji bagaimana
dampak komunikasi massa terhadap khalayak pengguna media sosial mempengaruhi perilaku
anak muda.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : bagaimana
dampak yang terjadi pada masyarakat terhadap efek komunikasi massa yang terjadi di media
social?

Page | 15
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa yaitu salah satu bentuk teknologi informasi yang memiliki banyak
manfaat, baik secara elektronik maupun cetak. Komunikasi masa menggunakan media massa
dalam penyampaiannya. Menurut Alexis S. Tan, peran dari komunikator dalam komunikasi
massa yaitu mampu menghasilkan pesan dan mengirimkannya secara bersamaan ke semua orang
yang terpisah. Adapun lingkupan dalam komunikasi massa ialah media massa (majalah, surat
kabar, penerbit buku, stasiun atau jaringan TV) (Nuruddin, 2007:11).

Komunikasi massa adalah pengaruh komunikasi massa (cetak, elektronik, online)


terhadap sikap dan perilaku sekelompok orang yang sikap dan perilakunya dipengaruhi oleh
media massa. Komunikasi dengan demikian mengacu pada konsep audiens, penonton, pembaca,
penonton, pendengar. Kerumunan mengacu pada sekelompok individu dengan sikap dan perilaku
yang masih dipengaruhi oleh media massa. Pengaruh media massa dalam hal komunikasi massa
adalah publik, penonton atau pembaca. Istilah-istilah ini berarti bahwa massa antara media itu
sendiri adalah saling menguntungkan. Berdasarkan definisi komunikasi massa, makna
komunikasi massa itu sendiri adalah penciptaan makna dengan media dan khalayaknya.
Komunikasi massa memiliki kemampuan mengimplementasikan media seperti audio-visual atau
media cetak.

2.2 Masyarakat Massa

Masyarakatnya besar dan terorganisir. Perubahan yang diakibatkan oleh pertumbuhan


dan perkembangan masyarakat terus meningkat secara cepat dan berkelanjutan. Kompleksitas ini
tercermin dari keragaman yang terjadi. Mengapa? Pertama, jumlah warga yang masih menderita.
Kedua, pendidikan berbagai orang membuat masyarakat mementingkan agama, status,
kemampuan, minat, dll. Ini memiliki efek dinamis pada kehidupan sosial. Berbagai perubahan
yang ada membutuhkan perubahan yang terus menerus. Lihatlah cara hidup orang-orang yang
dulunya memiliki hubungan erat, kini mulai berubah menjadi relasi yang hanya mementingkan
kepentingan sendiri. Perubahan kehidupan masyarakat menjadi semakin beragam dalam bentuk

Page | 16
beberapa unit yang mempersatukan anggota. Inilah awal munculnya masyarakat massa. Ciri-ciri
masyarakat massa, antara lain :

1. Masyarakat massa mencakup banyak orang, bahkan ratusan juta orang.


2. Anggota komunitas massa terpencar dan tidak terkonsentrasi pada kelompok-kelompok
lokal yang kohesif.
3. Struktur masyarakat massa secara teoritis bersifat egaliter.
4. Masyarakat massa bersifat heterogen atau dapat juga dipahami sebagai keberagaman
agama, suku, gaya hidup dan kekuasaan.
5. Birokrasi yang berkuasa memiliki pengaruh yang kuat terhadap masyarakat massa.
6. Anggota masyarakat merespon dan berpartisipasi dalam fenomena budaya massa.
7. Anggota masyarakat massa adalah seseorang tanpa nama yang mengenal orang lain
dalam suatu kelompok sosial, tetapi tidak hanya dengan orang lain yang tinggal jauh.

2.3 Media Massa

Media massa memiliki dampak yang luar biasa, mempengaruhi khalayak baik secara
sadar maupun tidak sadar, dan berubah sesuai dengan pesan yang disampaikan. Pesan yang akan
dikirim melayani tujuan yang berbeda. Media massa juga dapat mendorong massa keluar
lapangan dan masuk ke media. Hiburan ini menjadi bukti bahwa media bisa membuat
audiensnya mengikuti tren media arus utama. Itu berarti forum crowdfunding telah beralih ke
media. Salah satu tugas media massa adalah menyampaikan sosialisasi individu. Artinya, aktor
memiliki kewajiban untuk mengkomunikasikan pengetahuan, sikap, dan penilaian setiap
individu kepada publik.

Media massa memainkan banyak peran dalam masyarakat. George Gerbner menjelaskan
melalui analisis kultivasi. Hal-hal yang menjadi ide dasar dalam program televisi saluran
tersebut, dan sebagian besar di antaranya, memberikan koherensi yang nyata dalam penilaian
terhadap dunia nyata program televisi tersebut. Beberapa penelitian mengklaim bahwa menonton
televisi membangkitkan pemikiran yang bertentangan dengan realitas kehidupan. Hal ini terlihat,
misalnya, dalam penggambaran film atau telenovela tentang pembantu rumah tangga yang
bodoh, terbelakang dan mudah diperintah, serta dianggap sebagai warga negara kelas bawah.
Acara ini menyoroti stigma sosial menilai pembantu rumah tangga.

Page | 17
Page | 18
2.4 Karakteristik Media Massa

Jika khalayak tersebar tanpa diketahui di mana mereka berada, maka biasanya digunakan media
massa. Media massa juga mempunyai karaketeristik yaitu:

1) Bersifat lembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni
mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi.
2) Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya
dialog antara pengirim dan peberima. Kalau terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya
memerlukan waktu dan tertunda.
3) Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia
memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan 17 simultan, di mana informasi yang
disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.
4) Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, dan
sebagainya.
5) Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan di mana saja tanpa
mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu
Komunikasi, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2002) 134-135

2.5 Efek Media Massa

Efek media adalah efek perlakuan media terhadap kita. Ada tiga pendekatan dalam
media, yaitu efek komunikasi massa, perubahan khalayak komunikasi massa, dan tinjauan
persepsi yang terpapar efek komunikasi massa. Pengaruh kehadiran massa fisik menimbulkan
lima akibat, yakni dampak ekonomi, dampak sosial, dampak reorganisasi kegiatan sehari-hari,
dampak penyaluran/penghilangan emosi tertentu dan dampak perasaan masyarakat terhadap
media. Pesan media massa memiliki efek kognitif, afektif, dan perilaku pada khalayak penerima.
Selain efek negatif, media massa juga memiliki efek positif dengan menghasilkan efek prososial.
Tiga domain efek prososial, termasuk efek terapeutik, pengembangan pengendalian diri, berbagi,
dan kerja sama yang membantu.

Efek yang ditimbulkan oleh media massa sangat erat kaitannya dengan perubahan
pengetahuan, sikap dan perilaku yang ditimbulkan oleh media massa. Media massa sebenarnya
merupakan unsur penyebaran informasi dengan efek yang cukup kompleks. Bisa dikatakan

Page | 19
kompleks, karena media massa tidak hanya dapat mempengaruhi kejiwaan individu, tetapi juga
mengubah taraf hidup masyarakat.

Efek lain dari media adalah kekuatan media untuk mengubah dan membentuk gaya
hidup. Beberapa peneliti telah menemukan bahwa menonton televisi secara berlebihan dapat
menyebabkan gaya hidup pasif dan malas pada kaum muda. Hal ini menyebabkan gejala seperti
obesitas, kebiasaan makan yang buruk, kolesterol tinggi, gangguan pencernaan dan gangguan
mental. Meningkatnya urbanisasi di negara-negara berkembang juga menyebabkan munculnya
gaya hidup urban barat. Faktanya, setiap negara memiliki budaya dan kepercayaannya masing-
masing, yang terkadang bertentangan dengan nilai-nilai Barat. Oleh karena itu, media lokal harus
lebih memperhatikan nilai-nilai lokal dan budaya populer.

Dalam contoh kasus ini lebih fokus kepada imitasi dan identifikasi karena berhubungan
dengan pengaruh sinetron terhadap perubahan perilaku remaja. Maraknya sinetron dan film layar
lebar yang mengupas tentang kehidupan remaja turut pula memberikan andil yang besar terhadap
perkembangan remaja. Hal itu disebabkan karena keingintahuan mereka yang sangat tinggi
terhadap apa yang mereka lihat. Karena itulah mereka cenderung ingin mengikuti apa yang
mereka lihat di televisi. Misalnya sikap mereka yang tidak sopan pada orang tua, penampilan
yang tidak sopan, gaya hidup yang glamor. Meraka berusaha untuk meniru apa yang di lihat dan
melakukannya agar sama dengan artis idolanya.

Page | 20
BAB III

ANALISIS

Film merupakan salah satu alat komunikasi audiovisual untuk menyampaikan pesan
kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. Selain itu, film juga
dianggap sebagai sarana komunikasi massa yang efektif bagi kelompok sasaran. Karena karakter
audiovisualnya, sebuah film bisa menceritakan banyak hal dalam waktu singkat. Saat menonton
film, penonton seolah berada di film yang bisa menceritakan kisah hidup bahkan menyentuh
penonton.

Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat karena kandungan pesan di


baliknya. Film mengambil realita yang terus tumbuh dan berkembang di masyarakat kemudian
memproyeksikannya ke layar lebar. Kekuatan dan kemampuan film untuk menjangkau banyak
segmen sosial membuat para ahli percaya bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi
penontonnya. Film memengaruhi setiap penonton, baik secara positif maupun negatif. Melalui
pesan-pesan yang dikandungnya, film dapat mempengaruhi bahkan mengubah dan membentuk
karakter penontonnya.

Salah satu Mahasiswa menceritakan pengalamannya setelah menonton film drama


romantis "I Love You From 38,000 Ft". Film ini dibuat untuk mengenang seorang pramugari
AirAsia yang meninggal dalam kecelakaan pesawat pada 28 Desember 2014. Mahasiswa
tersebut mengatakan sikapnya berubah dari ekstrovert menjadi introvert setelah menonton film
tersebut. Introvert di sini berarti pendiam, cuek, dan cool. Yang sebelumnya, Mahasiswa ini
sangat interaktif terhadap segala sesuatu. Ia terpengaruh dengan karakter yang diperankan oleh
salah satu pemeran utama film tersebut, yakni Arga alias Rizki Nazar. Dia suka mencoba
menerapkan karakter ini dalam kehidupan sehari-hari, bersikap acuh tak acuh, dingin dan hanya
mengatakan apa yang perlu kepada orang asing yang dia temui secara kebetulan. Selain itu ia
dapat merasakan perasaan kesal, sedih dan senang saat menonton film tersebut. Dan dari film
tersebut dia mengetahui bahwa semakin dingin dan acuh tak acuh sikap pria, semakin banyak
wanita yang mengejarnya.

Dari studi kasus di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa tersebut mengalami dampak
efek komunikasi massa, yaitu kognitif, afektif, dan behavioral.

Page | 21
 Efek kognitif, yaitu dampak yang menghasilkan dan meningkatkan pengetahuan dari
komunikan. Misalnya, khalayak mengetahui bahwa film ini dibuat untuk mengenang
seorang pramugari AirAsia yang meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat pada 28
Desember 2014. Contoh lain, khalayak mengetahui tempat wisata di hutan Bali, Baluran,
Banyuwangi dan Lumajang di Jawa Timur. Juga, ada adegan yang difilmkan di Infinite
Studios di Batam, Kepulauan Riau.
 Efek Afektif, yaitu khalayak dapat merasakan perasaan, kemarahan, kesedihan dan
bahkan tawa yang keras saat menonton film tersebut. Misalnya di film "I love you from
38.000 Ft", saat Arga dan Aletta akhirnya menikah. Mahasiswa tersebut juga ikut
merasakan senang dan sedih karena mengingat perjuangan Aletta di awal ketika
mendekati Arga yang acuh tak acuh dan dingin, serta konflik lain yang memperumit
hubungan, dan di akhir film ada akhir yang bahagia yaitu pernikahan.
 Efek Behavioral yaitu yang ditimbulkan pada khalayak berupa tingkah laku, tindakan
atau kegiatan. Misalnya, mahasiswa ini terpengaruh oleh sifat Rizki Nazar yang cuek dan
dingin, berbicara hanya bila perlu kepada orang asing yang baru dikenalnya.

Page | 22
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis kami tentang efek komunikasi massa dalam film di Indonesia membentuk
perilaku remaja dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Komunikasi massa berperan penting dalam penyebaran informasi kepada masyarakat


secara luas. Melalui media massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan platform online,
informasi tentang berita, acara hiburan, isu sosial, politik, dan ekonomi dapat diakses
oleh banyak orang.
2. Komunikasi massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini dan sikap masyarakat.
Berita, editorial, ulasan, dan opini yang disampaikan melalui media massa dapat
membentuk persepsi masyarakat tentang berbagai isu. Media massa juga dapat
mempengaruhi pembentukan sikap dan preferensi masyarakat terhadap politik, budaya,
gaya hidup, dan masalah sosial tertentu.
3. Efek komunikasi massa dapat memengaruhi sisi kognitif, afekftif, serta konatif khalayak.
Efek ini terjadi ketika khalayak secara aktif dan terus-menerus terpapar media massa.

Page | 23
DAFTAR PUSTAKA

admin. (2023, Januari 12). Kompasiana. Retrieved from Kompasiana.com:


https://www.kompasiana.com/amandaafrina3813/63c430e2040c870aa75823f2/studi-
kasus-efek-komunikasi-massa-dalam-film-i-love-you-from-38-000-ft

admin. (n.d.). journal. Retrieved from e-journal.com: https://www.e-jurnal.com/2014/02/efek-


komunikasi-massa.html

Alfaridzi, K. (2022, Januari 22). indonesiana. Retrieved from indonesiana.id:


https://www.indonesiana.id/read/152753/7-efek-komunikasi-massa-pada-masyarakat

Fitriansyah, F. (2018, September 2). Retrieved from ejournal.bsi.ac.id.

Marlina. (2018). Al-Hadi. Retrieved from Jurnal.pancabudi.ac.id:


https://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/alhadi/article/view/355

Mulia, V. K. (2022, Maret 4). Kompas. Retrieved from Kompas.com:


https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/04/090000169/bagaimana-efek-
komunikasi-massa-?page=all

Page | 24

Anda mungkin juga menyukai