Anda di halaman 1dari 21

PENDEKATAN LINGKUNGAN STM (SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT) &

PENDEKATAN INTERDISIPLINER DAN MULTIDISIPLINER

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan


Hidup

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dosen Pengampu: Feni Kurnia

Kelompok: 8

Oleh:

Dwi Tiara Amanda (200141812)

Fakhri Oktapian (200141821)

Hafif Aanda Rizqia (200141829)

Herdandi (200141834)

Icha Purnama (200141837)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMAMDIYAH BANGKA BELITUNG

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT.Atas Rahmat dan Ridho- Nya.
Shalawat dan salam dihaturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta para
sahabat yang telah memperjuangkan Islam, sehingga kita bisa merasakan
indahnya iman.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Lingkungan


Hidup. Penulis menyadari bahwa penyelesaian makalah ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Fadillah Sabri, S. T., M. Eng selaku Rektor Universitas Muhammadiyah


Bangka Belitung.

2. Romadon, S.T., M. Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru


Sekolah Dasar.

Penulis menyadari berbagai kelemahan dan kekurangan dalam penulisan


makalah ini.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas, dan
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan, khususnya di Universitas
Muhammadiyah Bangka Belitung. Akhir kata, saran dan kritik yang membangun,
penulis harapkan demi perbaikan danpengembangan makalah ini.

Pangkalpinang, 2 Oktober 2022

Kelompok 8

iii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR...................................................................................................iii
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................4
2.1 Pengertian Pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat)...........................4
2.2 Karakteristik Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM).......................5
2.3 Tujuan Pendekatan Pembelajaran STM (Sains Teknologi Masyarakat).........9
2.4 Komponen-Komponen Pendekatan STM (Sains Teknologi Dan Masyarakat)
..........................................................................................................................10
2.5 Alasan pentingnya Pendekatan STM (Sains Teknologi dan Masyarakat)....11
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan STM (Sains Teknologi dan
Masyarakat)....................................................................................................11
2.7 Pengertian pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner.............................13
2.7 Tujuan Interdisipliner dan Multidisipliner.......................................................14
2.8 Kelebihan dan Kekurangan Interdisipliner dan Multidisipliner.....................15
BAB III PENUTUP.......................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................16
3.2 Saran.....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................17

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kualitas Sumber Daya Manusia salah satunya dapat ditingkatkan melalui
pendidikan. Melalui pendidikan, nilai, sikap, dan keterampilan dapat
dikembangkan. Sebagaimana diatur dalam UU No. 20 tahun 2003, pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya.
Potensi-potensi tersebut antara lain kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan. Dengan demikian,
kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai oleh peserta didik adalah
seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Depdiknas, 2013: 3).
Proses pembelajaran pada pendidikan modern tidak lagi berpusat pada
guru (teacher center), melainkan berpusat pada peserta didik (student center),
sehingga peserta didik dituntut untuk lebih kreatif dan mandiri dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat terhadap peserta didik berarti peserta
didik tidak pasif, tetapi justru aktivitasnya yang diharapkan tampak. Oleh karena
itu peserta didik dituntut lebih mandiri dalam proses pembelajaran dan tidak
ketergantungan terhadap bimbingan guru.
Keberhasilan pembelajaran selain dipengaruhi oleh bahan ajar dan media
pembelajaran juga dipengaruhi oleh faktor lain, salah satunya adalah pendekatan
yang digunakan guru dalam proses pembelajaran . Sains Teknologi Masyarakat
(STM) merupakan gabungan dari tiga konsep yang berkembang dalam kehidupan
manusia dewasa saat ini. Dengan alasan berbagai hal, ketiga konsep ini dijadikan
sebuah model dalam proses pembelajaran. Secara logika, keterkaitan antara ketiga
konsep tersebut adalah sebagai berikut: “Sains” dipelajari didorong oleh
keingintahuan manusia terhadap suatu fenomena alam atau kehidupan melalui
proses kelimuan menghasilakan alat yang disebut dengan teknologi. Teknologi
diciptakan manusia untuk mefasilitasi kebutuhan manusia. Teknologi sebagai

1
produk keilmuan yang berbentuk alat, digunakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan dalam kehidupan masyarakat. Namun ketika teknologi itu sendiri ada,
maka muncul persoalan baru yang menuntut masyarakat sebagai pengguna untuk
mengetahui pengetahuan.
Hakekat perkembangan anak usia SD adalah bersifat holistik, yakni aspek
perkembangan yang satu terkait erat dengan aspek perkembangan yang lain. Hal
ini menjadikan pribadi anak dalam menghayati pengalaman secara totalitas dan
masih sulit menghayati pengalaman terpisah-pisah, terutama anak SD kelas awal.
Salah satu upaya adalah melalui pendekatan dalam pembelajaran dengan harapan
dapat membantu anak dalam belajar sesuai sifat anak yang masih mengalami
kesulitan terhadap pemisahan pengalaman-pengalaman belajar. Menurut Nasution
(1999 : 196 ) diperlukan kebulatan bahan pelajaran karena dengan kebulatan dapat
membentuk anak-anak menjadi pribadi yang "integrated", yakni manusia yang
sesuai atau selaras hidupnya dengan sekitarnya. Apa yang diajarkan di sekolah
sesuai dengan kehidupan nyata anak di luar sekolah. Masalah-masalah yang
dihadapi dunia saat ini merupakan masalah yang bersifat multi sektoral dan
memiliki kaitan satu sama lain. Masalah yang kompleks tersebut tidak lagi dapat
diatasi hanya dengan menggunakan satu disiplin atau pendekatan saja, tapi
penggabungan berbagai disiplin ilmu.
Selain itu perkembangan teknologi dan peradaban dunia yang pesat berbanding
lurus dengan kerumitan masalah yang ditimbulkannya. Masalah yang dihadapi
dunia saat ini adalah masalah global yang dicirikan dengan ketidak menentuan,
multiperspektif dan proses saling keterkaitan antara satu sama lain.
Faktanya, semua permasalahan dan teknologi sebagai penerapan ilmu untuk
kebutuhan praktis manusia merupakan sinergi antar berbagai disiplin. Pendekatan
multidisipline dan Interdisipline merupakan upaya mengintegrasikan berbagai
sudut pandang untuk memecahkan masalah tertentu.

2
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1) Apa pengertian pendekatan pembelajaran STM?
2) Apa karakteristik pendekatan STM?
3) Tujuan Pendekatan STM?
4) Apa saja komponen-komponen pendekatan STM?
5) Apa kelebihan dan kekurangan pendekatan STM dan Kelebihan?
6) Apa pengertian pendekatan interdisipliner dan multidisipliner?
7) Tujuan Pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner?
8) Apa kelebihan dan kekurangan interdisipliner dan multidisipliner?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1) Untuk mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran STM,
Pendekatan Interdisipliner dan multidisipliner.
2) Untuk mengetahui karakteristik pendekatan STM.
3) Untuk mengetahui komponen-komponen pendekat STM.
4) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan STM,
interdisipliner dan multidisipliner.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat)


Sains Teknologi Masyarakt (STM) merupakan gabungan dari tiga konsep
yang berkembang dalam kehidupan manusia dewasa saat ini. Dengan alasan
berbagai hal, ketiga konsep ini dijadikan sebuah model dalam proses
pembelajaran. Secara logika, keterkaitan antara ketiga konsep tersebut adalah
sebagai berikut: “Sains” dipelajari didorong oleh keingintahuan manusia terhadap
suatu fenomena alam atau kehidupan melalui proses kelimuan menghasilakan alat
yang disebut dengan teknologi. Teknologi diciptakan manusia untuk mefasilitasi
kebutuhan manusia. Teknologi sebagai produk keilmuan yang berbentuk alat,
digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan masyarakat.
Namun ketika teknologi itu sendiri ada, maka muncul persoalan baru yang
menuntut masyarakat sebagai pengguna untuk mengetahui pengetahuan. Sains
atau ilmu dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari kata science dalam
bahasa inggris, atau scire dalam bahasa latin yang artinya mengetahui.
Poedjiadi (2010:99) mengatakan bahwa: “Istilah Sains Teknologi
Masyarakat diterjemahkan dari bahasa Inggris “Science Techology Society
(STS)”, yaitu pada awalnya dikemukakan oleh John Ziman dalam bukunya
Teaching and Lerning about Science and Society. Pembelajaran Science
Technology Society berarti menggunakan teknologi sebagai penghubung antara
sains dan masyarakat. jadi, dalam pembelajaran menggunakan sains teknologi
masyarakat bahwa teknologi dapat digunakan sebagai penghubung/penerapan
antara sains dan masyarakat sehingga siswa dapat memahami apa yang telah
dipelajari”.
Pendekatan pembelajaran sains teknologi masyarakat menurut Poedjiadi
(2010:123) yaitu: “Model pembelajaran sains teknologi masyarakat yang
mengaitkan antara sains dan teknologi serta manfaat bagi masyarakat. Tujuan
pembelajaran ini ialah untuk membentuk individu yang memiliki literasi sains dan

4
teknologi serta memiliki kepedulian terhadap masalah masyarakat dan
lingkungan”.
Glen (2005:385) menyatakan bahwa STM dipandang sebagai proses
pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan konteks pengalaman manusia. Dalam
model ini siswa diajak untuk meningkatkan kreatifitas, sikap ilmiah,
menggunakan konsep, dan proses sains dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Poedjiadi (dalam Sadia, 1998:2), pendidikan Sains (IPA) di
sekolah perlu direformasi dan diarahkan menuju penciptaan masyarakat yang
memiliki literasi sains dan teknologi. Tujuan pendidikan sains di sekolah tidak
semata-mata menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan studi ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, tetapi lebih daripada itu membentuk individu siswa
yang memiliki literasi sains dan teknologi. Siswa yang memiliki literasi sains dan
teknologi adalah siswa yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang fakta,
konsep, prinsip, dan teori sains serta kemampuan mengaplikasikannya, mampu
mengambil keputusan berdasarkan konsep, prinsip, dan teori-teori ilmiah; mampu
memilah dan memilih teknologi serta mengantisipasi dampak negatifnya, dan
mampu mengembangkan karyanya di masa depan.
Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran STM adalah suatu pembelajaran yang dimaksudkan untuk
mengetahui, dimana ilmu (sains) dapat menghasilkan teknologi untuk perbaikan
lingkungan sehingga bermanfaat bagi masyarakat, dan bagaimana situasi sosial
atau isu yang berkembang di masyarakat mengenai lingkungan dan teknologi
mempengaruhi perkembangan sains dan teknologi yang memberikan sumbangan
terbaru bagi ilmu pengetahuan.

2.2 Karakteristik Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)


Dari seorang Ilmuan Yager (1992), mendefinisikan STM yaitu mencakup
tujuan kurikulum, assesmen dan kususnya mengenai pengajaran. Tujuan-tujuan
tersebut dikarakteristikan sebagai domain yang meliputi domain konsep, proses,
aplikasi, kreativitas dan sikap.
Penjelasan dari berapa karakteristik tersebut adalah,

5
a. Domain konsep
Dalam paham Domain konsep ini lebih memefokuskan pada muatan
sains, tujuan-tujuan sains untu mengelompokan alam yang teramati ke
dalam unit-unit yang teratur untuk studi dan penjelasan hubungan-
hubungan fisika dan biologi dari pengajaran sains yang melibatkan
siswa belajar konsep-konsep utama dari sains.
b. Domain proses
Dalam Domain proses ini proses-proses sains berhubungan dengan
bagaimana sains berfikir dan bekerja, yaitu mengambarkan dimensi
sains. Dalam pengembangan proses ini ada 15 keterampilan proses,
yaitu:
1) Mengobservasi,
2) Menggunakan ruang/waktu,
3) Mengklasifikasi,
4) Mengelompokkan dan mengorganisasi,
5) Menggunakan bilangan
6) Mengkuantifikasi,
7) Mengukur,
8) Mengkomunikasikan,
9) Menginferensi,
10) Memprediksikan,
11) Mengendalikan dan mengidentifikasi variabel,
12) Menginterpretasikan data,
13) Merumuskan hipotesis,
14) Memberikan definisi secara operasional,
15) Melaksanakan eksperimen.
c. Domain aplikasi
Domain ini meliputi mengaplikasian konsep-konsep dan keterampilan
dalam memecahkan masalah sehari-hari, memahami prinsip-prinsip
ilmiah dan prinsip-prinsip teknologi yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari atau sains.

6
d. Domain Kreativitas
Dalam domain kreativitas meliputi visualisasi, menghasilkan
gambaran mental, menggabungkan objek-objek dan ide dalam cara-
cara baru, memecahkan masalah dan teka-teki, memprediksi
konsekwensi-konsekwensi yang mungkin, menyarankan alasan-alasan
yang mungin, mendesain alat atau mesin dan menghasilkan ide-ide
yang tak biasa.
e. Domain Sikap
Dalam domain sikap meliputi sikap-sikap terhadap sains pada
umumnya, seperti kelas sains, kegunaan belajar sains, dan untuk guru
terbentuknya pengembangan sikap-sikap positif terhadap diri sendiri
yaitu sikap yang dapat mengerjakan sesuatu, ekplorasi emosi manusia,
dan lain sebagainya yang berhubungan dengan sikap.

Poedjiadi (1994 dalam Fajar 2004) menjelaskan tentang hasil penelitian


National Science Teacher Association (NSTA) tahun 1985-1986 di Iowa Amerika
terhadap pelaksanaan program-program STS ditemukan adanya perbedaan antara
peserta didik yang mengikuti program STS dan yang tidak, antara lain di bawah
ini:
Tabel Hasil penelitian National Science Teacher Association (NSTA)
tahun 1985-1986 di Iowa Amerika

7
CARA BIASA STS
Kaitan dan Aplikasi Bahan  Peserta didik dapat
Pelajaran menghubungkan yang mereka
 Peserta didik tidak melihat pelajari dengan kehidupan
nilai dan/atau manfaat yang seharihari.
mereka pelajari.  Peserta didik memperhatikan
 Peserta didik tidak dapat perkembangan teknologi dan
menghubungkan sains yang melalui fakta tersebut malihat
dipelajari dengan teknologi manfaat dan relevansi konsep
masa kini. sains dengan teknologi.
Kreativitas  Peserta didik lebih banyak
 Peserta didik kurang memiliki bertanya, dan seringkali
kemampuan bertanya. memberikan pertanyaan yang
 Peserta didik tidak efektif di luar dugaan guru.
dalam mengidentifikasi sebab-  Peserta didik terampil dalam
akibat dari situasi tertentu. mengidentifikasi kemungkinan
penyebab dan efek hasil
observasi dan kegiatan
tertentu.
Sikap  Peserta didik terus menerus
 Peserta didik hanya memiliki memiliki ideide.
sedikit ide-ide.  Minat peserta didik bertambah
 Minat peserta didik terhadap dari tingkat ke tingkat.
sains menurun dengan  Peserta didik ingin tahu
menaiknya tingkat. tentang dunia fisik.
 Sains menurunkan rasa ingin  Guru dianggap sebagai
tahu. fasilitator.
 Guru dianggap sebagai  Peserta didik melihat sains
pemberi informasi. sebagai alat untuk
 Peserta didik melihat sains menyelesaikan masalah.

8
CARA BIASA STS
untuk dipelajari.
Proses  Peserta didik melihat proses
 Peserta didik melihat proses sains sebagai ketrampilan yang
sains sebagai keterampilan dapat mereka gunakan.
yang dimiliki ilmuwan.  Peserta didik melihat proses
 Peserta didik melihat proses sains sebagai keterampilan
sains sebagai sesuatu untuk yang perlu dikembangkan
dipraktekkan karena untuk kebutuhan mereka
merupakan syarat. sendiri.
Pengetahuan/konsep d. Peserta didik melihat
a. Pengetahuan diperlukan untuk pengetahuan sains sebagai
melaksanakan test. sesuatu yang diperlukan.
b. Pengetahuan hanya dipandang e. Pengetahuan dipandang
sebagai hasil belajar. sebagai bekal untuk
c. Retensi berlangsung singkat. menyelesaikan masalah.
f. Peserta didik lebih lama
melupakan informasi yang
diperoleh, dan dapat
melaksanakan trsansfer belajar
dengan baik.

2.3 Tujuan Pendekatan Pembelajaran STM (Sains Teknologi Masyarakat)


Tujuan pendekatan STM adalah untuk membentuk individu yang memiliki
literasi sains dan teknologi serta memiliki kepedulian terhadap masalah
masyarakat dan lingkungannya. Pendekatan STM dilandasi oleh tiga hal penting
yaitu:
1. Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi dan masyarakat.
2. Proses belajar-mengajar menganut pandangan konstruktivisme, yang pada
pokoknya menggambarkan bahwa anak membentuk atau membangun
pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan.

9
3. Dalam pengajarannya terkandung lima ranah, yang terdiri atas ranah
pengetahuan, ranah sikap, ranah proses sains, ranah kreativitas, dan ranah
hubungan dan aplikasi.
Purwanto, (2008:6) Berdasarkan pengertian STM sebagaimana diungkapkan
di bagian sebelumnya, maka dapat diungkapkan bahwa yang menjadi tujuan
model STM adalah untuk menghasilkan lulusan yang cukup mempunyai bekal
pengetahuan sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-
masalah dalam masyarakat dan sekaligus dapat mengambil tindakan sehubungan
dengan keputusan yang diambilnya (NSTA, 1991).
Menurut Poedjiadi (2005:123) bahwa: “Tujuan dari pendekatan STM adalah
untuk membentuk individu yang memiliki literasi sains dan teknologi serta
memiliki kepedulian terhadap masalah masyarakat dan lingkungannya. seseorang
yang memiliki literasi sains dan teknologi, adalah yang memiliki kemampuan
menyelesaikan masalah menggunakan konsep-konsep sains yang diperoleh dalam
pendidikan sesuai jenjangnya, mengenal produk teknologi yang ada di sekitarnya
beserta dampaknya, mampu menggunakan produk teknologi dan memeliharanya,
kreatif membuat hasil teknologi yang disederhanakan dan mampu mengambil
keputusan berdasarkan nilai”.
Lebih lanjut, Rusmansyah (2006:3) menyatakan: “Tujuan pendekatan STM
ini secara umum adalah agar para peserta didik mempunyai bekal pengetahuan
yang cukup sehingga ia mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-
masalah dalam masyarakat dan sekaligus dapat mengambil tindakan sehubungan
dengan keputusan yang diambilnya”.
Berdasarkan pendapat Poedjiadi dan Rusmansyah di atas dapat disimpulkan
tujuan pendekatan STM adalah:
1. Peserta didik mampu menghubungkan realitas sosial dengan topic
pembelajaran di dalam kelas;
2. Peserta didik mampu menggunakan berbagai jalan/perspektif untuk
mensikapi berbagai isu/situasi yang berkembang di masyarakat
berdasarkan pandangan ilmiah;

10
3. Peserta didik mampu menjadikan dirinya sebagai warga masyarakat yang
memiliki tanggung jawab sosial.

2.4 Komponen-Komponen Pendekatan STM (Sains Teknologi Dan


Masyarakat)
Adapun komponen-komponen yang terdapat pada pendekatan STM (Sains,
Teknologi, Masyarakat) sebagai berikut:
1) Strategi-strategi yang berada untuk memberikan pemahaman yang nyata
mengenai pola-pola penalaran dan berfikir dari teman sebayanya, orang
dewasa, dan para ahli.
2) Keterampilan-keterampilan dalam menguji validitas argumen dan contoh-
contoh yang tampaknya terdengar seperti penalaran ilmiah yang membawa
pada kesimpulan yang keliru.
3) Memotivasi siswa untuk mengeksplorasi emosi dan nilai-nilai dalam
hubungan data dengan bukti-bukti khusus.
4) Penggunaan studi lapangan, pembicaraan tamu, media imformasi, film dan
kegiatan-kegiatan siswa, debat, bermain peran dan simulasi.

2.5 Alasan pentingnya Pendekatan STM (Sains Teknologi dan Masyarakat)


Alasan pentingnya STM Digunakan Sebagai Salah Satu Pendekatan dalam
Pengajaran IPA di Sekolah adalah:
a. Untuk dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, sehingga
siswa akan dapat terlibat secara aktif mengidentifikasi isu – isu sosial
dan teknologi yang terdapat di sekitar lingkungan dan masyarakat.
b. Untuk memecahkan isu-isu sosial.
c. Untuk membuat sains dapat dipahami oleh semua siswa.
d. Pengajaran sains dengan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat
akan mendekatkan siswa kepada obyek yang dibahas.
e. Dapat memberikan pengetahuan dan pengertian kepada generasi muda
yang mereka butuhkan dan memahami masalah-masalah sosial yang
muncul sebagai akibat sains dan teknologi.

11
f. Pengajaran sains dengan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat
merupakan suatu konteks pengembangan pribadi dan sosial.
g. Dapat memberikan kepercayaan diri kepada generasi muda dan untuk
berperan serta dalam teknologi.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan STM (Sains Teknologi dan


Masyarakat)
Pendekatan STM (Sain Teknologi dan Masyarakat) memiliki kelebihan dan
kekurangan diantaranya:
1) Kelebihan
a. Pendekatan STM efektif untuk penguasaan konsep dalam diri
murid.
b. Dalam ranah penerapan/aplikasi murid-murid yang diberikan
pendekatan STM menunjukan kemampuan menerapkan konsep-
konsep sains (IPA) dalam kehidupan sehari-hari.
c. Dalam ranah sikap, hasil penelitian menunjukan bahwa murid-
murid yang diberikan pendekatan STM mempunyai sikap yang
lebih positif terhadap pelajaran sains.
d. Dan siswa dapat menjadi pelajar yang bisa bersikap dan tau
teknologi.
e. Serta untuk meningkatkan kemampuan menggunakan pengetahuan
didalam membuat keputusan. Dengan demikian individu tersebut
dapat menghargai sains dan teknologi dalam masyarakat, dan
mengerti keterbatasan-keterbatasannya.
f. Siswa menjadi lebih kreatif, hal ini akan terlihat dari banyaknya
pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan karena besarnya rasa
ingin tahu mereka. Mereka juga menjadi lebih mudah dan terampil
mengidentifikasi penyebab atau dampak penggunaan suatu
teknologi
2) Kekurangan

12
Dari manfaat yang telah kita ketahui, ternyata dalam pendekatan
STM ada juga sebuah kekurangannya, kekurangan tersebut adalah:
a. Dilihat pada guru yang belum menguasai sains teknologi sehingga
guru susah untuk mentransfer materi pembelajaran dengan sains
teknologi masyarakat.
b. Selain itu peserta didik khusunya siswa yang berada di kelas
rendah, belum mampu mengoperasikan sains teknologi yang sudah
ada.
c. Fasililitas pendukung pada beberapa sekolah kurang atau hampir
tidak ada itu yang menjadi kendala STM.

2.7 Pengertian pendekatan Interdisipliner dan Multidisipliner


a. Pengertian Pendekatan Interdisipliner
Pendekatan Interdisipliner disebut juga pendekatan terpadu atau integrated
approach atau istilah yang digunakan Wesley dan Wronski adalah “correlation”
untuk pendekatan anta rilmu, sedangkan integration untuk pendekatan terpadu.
Dalam pendekatan antar ilmu dikenal adanya ini (core) untuk pengembangan
yang berdasarkan pada pendekatan terpadu (integration approach) yang
merupakan tipe ideal konsep-konsep dari berbagai ilmu-ilmu sosial atau bidang
studi telah terpadu sebagai satu kesatuan sehingga bahannya di integrasikan
menurut kepentingan dan tidak lagi menurut urutan konsep masing-masing ilmu
atau bidang studi. Interdisipliner (interdisciplinary) adalah interaksi intensif antar
satu atau lebihdisiplin, baik yang langsung behubungan maupun yang tidak,
melalui program- program penelitian, dengan tujuan melakukan integrasi
konsep, metode, dan analisis. Pengertian lain dari pendekatan interdisipliner ialah
pendekatan dalam pemecahansuatu masalah dengan menggunakan tinjauan
berbagai sudut pandang ilmu serumpunyang relevan secara terpadu, yang
dimaksud dengan ilmu serumpun ialah ilmu-ilmuyang berada dalam rumpun ilmu
tertentu, yaitu rumpun ilmu ilmu kealaman (IIK), rumpun ilmu ilmu sosial (IIS),

13
atau rumpun ilmu ilmu budaya (IIB) sebagai alternatif. Ilmu relevan maksudnya
ilmu-ilmu yang cocok digunakan dalam pemecahan suatumasalah. Adapun istilah
terpadu yang dimaksud yaitu ilmu-ilmu yang digunakandalam pemecahan suatu
masalah melalui pendekatan ini terjalin satu sama lain secaratersirat merupakan
suatu masalah melalui pendekatan kesatuan ppembahasan atauuraian termasuk
dalam setiap sub-sub uraiannya kalau pembahasan atau uraian ituterdiri atas sub-
sub uraian.

b. Pengertian Pendekatan Multidisipliner


Multidisipliner (multidisciplinay) adalah penggabungan beberapa disiplin
untuk bersama-sama mengatasi masalah tertentu. Transdisipliner
(transdisciplinarity) adalah upaya mengembangkan sebuah teori atau aksioma
baru dengan membangun kaitan dan keterhubungan antarberbagai disiplin
(Prentice, 1990).

Multidisipliner (multidisciplinay) adalah penggabungan beberapa


disiplinuntuk bersama-sama mengatasi masalah tertentu. Pendekatan
multidisipliner (multidisciplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan
suatu masalahdengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang banyak ilmu
yang relevan. Ilmu ilmu yang relevan digunakan bisa dalam rumpun Ilmu Ilmu
Kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu
Humaniora (IIH) secara alternatif. Penggunaan ilmu-ilmu dalam pemecahan suatu
masalah melalui pendekatan ini dengan tegas tersurat dikemukakan dalam suatu
pembahasan atau uraian termasuk dalam setiap urain sub-sub uraiannya bila
pembahasan atau uraian itu terdiri atas sub-sub uraian, disertai kontribusinya
masing masing secara tegas bagi pencarian jalankeluar dari masalah yang
dihadapi. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan multidisipliner ini adalah
multi (banyak ilmu dalam rumpun ilmu yang sama). Karakter yang melekat dalam
studi-studi multidisipliner adalah holistik, menyeluruh, dan sangat terbuka
terhadap sumbangan perkembangan terakhir dari teoridan metodologi dari ilmu-
ilmu lain dan besar kemungkinan melahirkan hibrida ilmu baru yang bersifat
lintas disiplin

14
2.7 Tujuan Interdisipliner dan Multidisipliner
Adapun dalam praktiknya pengkajian interdisipliner tentunya memiliki
beberapa tujuan sebagai acuan keberhasilan penelitian yang dilakukan antar
disiplin, yaitu Meningkatkan mutu, dan produk penelitian. Meningkatkan kualitas
dan kuantitas penelitian, yaitu:
a. Relevansi penelitian dengan masalah yang dibahas diharapkan akan lebih
baik dan lebih mendalami ilmu
b. Tercapainya saling tukar informasi antar disiplin ilmu sehingga
menghasilkan penelitian yang lengkap dan maksimal
c. Lebih berkembangnya hard skill, dan soft skill para mahasiswa serta
terbinanya kerjasama antar disiplin ilmu.
d. Mutu penelitian berkaitan dengan lingkup materi, ketajaman analisis untuk
menentukan akar masalah atau gagasan inovatif yang dikembangkan
dalam penelitian, uraian latar belakang teori yang menjadi landasan
kerangka konseptual penelitian, serta metode yang menentukan keandalan
rancangan, validitas proses, perolehan data dan ketepatan model analisis
yang dipilih diharapkan akan lebih terarah.
e. Interaksi kegiatan meneliti akan lebih terjamin dengan adanya benang
merah atau hubungan material antar mahasiswa. Pada kegiatan penelitian
tersebut diharapkan terjadi interaksi secara kolaboratif antara mahasiswa.
Adapun indikator munculnya interaksi yang baik adalah terciptanya hasil
penelitian yang berdasarkan kerjasama antara mahasiswa ditandakan
dengan adanya andil dari tiap tiap individu dalam karya tersebut.

2.8 Kelebihan dan Kekurangan Interdisipliner dan Multidisipliner


Adapun kelebihan dari penelitian interdisipliner, adalah pendekatan ini
membantu mengembangkan pengalaman nyata yang komprehensif bagi
mahasiswa. Hal ini merangsang dan memotivasi bagi para mahasiswa untuk
berpikir secara kreatif dan inovatif akan permasalahan yang diangkat. Selain itu,
pendekatan secara interdisipliner juga menjadi sarana bagi para mahasiswa untuk

15
berbagi pengalaman serta ilmu yang mereka dapatkan di bangku perkuliahan.
Tidak hanya itu, itu pengkajian interdisipliner diharapkan nantinya akan
menghasilkan inovasi-inovasi yang lebih spesifik dan memiliki lebih dari satu
manfaat bagi masyarakat karena dikaji oleh berbagai mahasiswa dari disiplin ilmu
yang lain. 
Sedangkan kelemahan interdisipliner Pendekatan dengan memanfaatkan
disiplin tunggal tidak dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap upaya-
upaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang bersifat global dan menjadi
semakin rumit.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran STM adalah suatu pembelajaran yang
dimaksudkan untuk mengetahui, dimana ilmu (sains) dapat menghasilkan
teknologi untuk perbaikan lingkungan sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
Yager (1992), mendefinisikan STM yaitu mencakup tujuan kurikulum,
assesmen dan kususnya mengenai pengajaran. Tujuan-tujuan tersebut
dikarakteristikan sebagai domain yang meliputi domain konsep, proses, aplikasi,
kreativitas dan sikap.
Komponen-komponen dari pendekatan STM antara lain strategi,
keterampilan dalam menguji, motivasi siswa dan penggunaan dalam lapangan.
Pendekatan STM memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu
kelebihannya adalah lebih efektif untuk penguasaan konsep dalam diri murid.
Sedangkan salah satu kekurangannya adalah fasililitas pendukung pada beberapa
sekolah kurang atau hampir tidak ada itu yang menjadi kendala STM.
Pendekatan adalah cara pandang atau paradigm yang terdapat dalam suatu
bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dan
pendekatan interdisipliner adalah sebuah kajian dengan menggunakan sejumlah
pendekatan atau pandang secara bersamaan sehingga akan mendapat hasil yang
lebih baik dibandingkan hanya menggunakan satu pendekatan saja.

3.2 Saran
Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai pendekatan lingkungan STM dan pendekatan interdisiplin dan
multidisiplin. Namun, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan,
karena melihat masih banyak hal-hal yang belum bisa dikaji lebih mendalam
dalam makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Djojo Suradisastra. (1991). Pendidikan IPS III. Jakarta : Depdikbud.

Fajar, Arnie. (2004). Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Rosda Karya. Bandung:
Penerbit Rosda Karya.

Nurdin, S. (2005). Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam


Meningkatkan Hasil Belajar IPS SD. Jurnal.
http://ppsupi.org/abstrakips2005.html.

Prayekti. (2001). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat tentang Konsep


Pesawat Sederhana dalam Pembelajaran IPA di Kelas 5 Sekolah Dasar.
Jurnal. http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/29/editorial.htm - 35k -
Rusmansyah, Irhasyuarna, Y. (2001). Implementasi Pendekatan Sains-Teknologi
Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran Kimia di SMU N Banjarmasin.
Jurnal. http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/40/editorial40.htm - 34k -
Sudikan, Yuwana Setya. 2015. Pendekatan Interdisipliner, multidisipliner,
dan transdisiplinerdalam studi sastra.
Ida Rochani Adi, 1998. “Pendekatan Interdisipliner dalam Studi Amerika,”
 Humaniora, No.7.
 Hermawan, Yulius P. 2007. Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional.
Yogyakarta. Graha Ilmu.

Kartodirjo dan Kasiyan. 1999. the fullness of life

18

Anda mungkin juga menyukai